Anda di halaman 1dari 6

Nama : Wahyu Indra Irawan

NIM : P05170017042
Tingkat : 3A

A. Strategi Explository
1. Pengertian Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung
oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran
seakanakan sudah jadi. Karena strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses
bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”.
2. Karakteristik Pembelajaran Ekspositori Terdapat beberapa karakteristik strategi
ekspositori di antaranya:

 Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara


verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
 Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi,
seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak
menuntut siswa untuk berpikir ulang.
 Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya,
setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan
benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang


berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam
strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru
menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah
kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah
merupakan bentuk strategi ekspositori.
B. Strategi Discovery

Metode pembelajaran discovery (penemuan) adalah metode mengajar yang mengatur


pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya
belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan
sendiri. Dalam pembelajaran discovery (penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan
pengamatan, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan
sebagainya untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.

Metode discovery diartikan sebagai prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran


perseorang, memanipulasi objek sebelum sampai pada generalisasi. Sedangkan Bruner 
menyatakan bahwa anak harus berperan aktif didalam belajar. Lebih lanjut dinyatakan,
aktivitas itu perlu dilaksanakan melalui suatu cara yang disebut discovery. Discovery yang
dilaksanakan siswa dalam proses belajarnya, diarahkan untuk menemukan suatu konsep atau
prinsip.

Discovery ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau
prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan
dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami
proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dengan demikian
pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses
kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba
sendiri, agar anak dapat belajar sendiri.

Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah sebagai berikut:

1. identifikasi kebutuhan siswa;


2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan;
3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan
masing-masing siswa;
5. mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
7. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
8. membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
9. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi masalah;
10. merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
11. membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.

Salah satu metode belajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang
sudah maju adalah metode discovery. Hal ini disebabkan karena metode ini: (1) merupakan
suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; (2) dengan menemukan dan
menyelidiki sendiri konsep yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam
ingatan dan tidak mudah dilupakan siswa; (3) pengertian yang ditemukan sendiri merupakan
pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain;
(4) dengan menggunakan strategi discovery anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah
yang akan dapat dikembangkan sendiri; (5) siswa belajar berpikir analisis dan mencoba
memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan
nyata.

Beberapa keuntungan belajar discovery yaitu: (1) pengetahuan bertahan lama dan mudah
diingat; (2) hasil belajar discovery mempunyai efek transfer yang lebih baik dari pada hasil
lainnya; (3) secara menyeluruh belajar discovery meningkatkan penalaran siswa dan
kemampuan untuk berpikir bebas. Secara khusus belajar penemuan melatih keterampilan-
keterampilan kognitif siswa untuk menemukan dan memecahkan masalah tanpa pertolongan
orang lain.

C. strategi Group

1. Pengertian Metode Pembelajaran Group Investigation


Pembelajaran Group Investigation merupakan  salah satu bentuk model pembelajaran
kooperatif  yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang
tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. 
Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaranModel Group Investigation.
Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian
atau enquiri, pengetahuan atauknowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic
of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses
dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah
tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara
langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan
suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan
berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling
beragumentasi.
2. Kelebihan pembelajaran model group investigation

1. Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki dampak


positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation mempunyai
pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
4. Model pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasidan mengemukakan pendapatnya.
5. Memotivasi danmendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap
pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

3. Kelemahan pembelajaran dengan model group investigation:


Model pembelajaran group investigation merupakan model pembelajaran yang
kompleks dan sulit untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Kemudian
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran group investigation juga
membutuhkan waktu yang lama.
D. Strategi Individual Learning
1. Pembelajaran Individual
Pembelajaran Individual atau Pengajaran Perseorangan merupakan suatu strategi
untuk mengatur kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa
memperoleh perhatian lebih banyak dari pada yang dapat diberikan dalam rangka
pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menurut
duane (1973) pengajaran individual merupakan suatu cara pengaturan program
belajar dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu yang
disediakan bagi tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawa
bimbingan guru.

2. Model Pembelajaran
Pada dasarnya merupakan bentuk pembelanjaran yang tergambar dari awal sampai
akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran
merupakan bungkus atau binhkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan
teknik pembelajaran 4 kelompok model pembelajaran yaitu :
a. Model interaksi social
Pembelajaran yang berinteraksi langsung antara guru dan siswanya
b. Model pengolahan informasi
Mengolah informasi yang akan di sampaikan kepada siswanya dan
mengolah pelajaran yang akan disampaikan kepada siswanya, mana yang
baik ataupun yang kurang baik bagi siswa.
c. Model Personal
Pembelajaran yang langsung kepada siswanya secara perorangan.
d. Model modifikasi tingkah laku
Setiap melakukan pembelajaran sebaiknya selalu mengganti suasa agar
siswa tidak cepat bosan terhadap pelajaran yang akan diajarkan.

3. Teknik yang biasa digunakan dalam Pembelajaran Individual


Teknik yang digunakan dalam pembelajaran individual adalah teknik bertanya dan
memberi motivasi, menimbulkan rasa keinginan tahuan seorang siswa. Sedangkan
pendekatan yang tepat dalam pembelajaran individual adalah pendekatan
konstruksivisme, pendekatan masalah, dan realistik.
DAFTAR PUSTAKA

Rooijakkers, AD.1980. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana


Indonesia
Purwoto.2003. Srategi Pembelajaran Matematika. Surakarta : Sebelas Maret University Press

Anda mungkin juga menyukai