Anda di halaman 1dari 15

MODEL PEMBELAJARAN

DISCOVERY

OLEH :
NURBAYA RAJAGUKGUK
SEPDIAN ANGGREANI
SHOFIA UMMI

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN


DISCOVERY

Model discovery learningadalah memahami konsep,


arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan
(Budiningsih, 2005:43).
Model discovery learning
diartikan
sebagai
prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran,
perseorangan, manipulasi obyek dan percobaan,
sebelum sampai kepada generalisasi. Sehingga
metode penemuan merupakan komponen dari
praktik pendidikan yang meliputi metode mengajar
yang memajukan cara belajar aktif, berorientasi
pada proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri,
dan reflektif. (Suryosubroto, 2009:178)

LANJUTAN

Menurut Sund dalam (Suryosubroto, 2009:179) model


discovery learning adalah proses mental dimana siswa
mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau
prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental
tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna,
mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan
sebagainya dari suatu konsep misalnya: hukum
Newton, Asas Black dan sebagainya, sedang yang
dimaksud dengan prinsip antara lain ialah: logam
apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik
ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya
membimbing dan memberikan instruksi.

LANJUTAN

Model discovery learning adalah suatu model di


mana dalam proses belajar mengajar guru
memperkenankan siswanya untuk menemukan
sendiri, mengarahkan sendiri, mencari sendiri,
menyelidiki sendiri konsep dan prinsip dari
pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga
menimbulkan perubahan tingkah laku siswa.

TEORI YANG MENDUKUNG MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY

Model pembelajaran discovery sesuai dengan


teori konstruktivis. Menurut teori konstruktivis,
satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya
sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.
Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di
dalam benaknya.
Teori yang mendukung teori konstrukvis dalam
model pembelajaran ini adalah teori penemuan
Jerome Bruner. Teori Bruner merupakan salah
satu model instruksional kognitif yang sangat
berpengaruh yang dikenal dengan belajar
penemuan (discovery learning).

TUJUAN MODEL PEMBELAJARAN


DISCOVERY
Model discovery learning dalam proses belajar
mengajar mempunyai beberapa tujuan dalam
(Dimyati dan Mudjiono, 2009:88) antara lain:
1. Meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam
memperoleh dan memproses perolehan belajar.
2. Mengarahkan para siswa sebagai pelajar seumur
hidup.
3. Mengurangi ketergantungan kepada guru sebagai
satu satunya sumber informasi yang diperlukan
oleh para siswa.
4. Melatih para siswa mengeksplorasi atau
memanfaatkan lingkungannya sebagai informasi
yang tidak akan pernah tuntas di gali.

LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

LangkahPersiapan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menentukan tujuan pembelajaran.


Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan
awal, minat, gaya belajar, dan sebagainya).
Menentukan materi pelajaran.
Menentukan topik yang harus dipelajari siswa secara
induktif (dari contoh-contoh generalisasi).
Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa
contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan sebagainya untuk
dipelajari siswa.
Mengatur topik pelajaran dari yang sederhana ke
kompleks, dari yang konkret ke abstrak, atau dari tahap
enaktif, ikonik sampai ke simbolik.


1.

Langkah Pelaksanaan
Stimulasi/pemberian rangsangan

Tahap ini diawali dengan menghadapakan siswa pada


sesuatu
yang
menimbulkan
kebingungannya,
kemudian dilanjutkan untuk tidak memberikan
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki
sendiri.
Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk menyediakan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan
dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
2. Identifikasi masalah
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis .

3. Pengumpulan Data
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan
informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah,
2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab
pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis.
4. Pengolahan Data
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah
diperoleh para siswa baik melalui wawancara,
observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.

5. Pembuktian
Tahap verifikasi siswa melakukan pemeriksaan
secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
temuan, dihubungkan dengan hasil pengolahan
data(Syah, 2004 : 244).
6. Menarik kesimpulan/generalisasi
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah
proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk
semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah,
2004:244).

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY
Kelebihan Model Pembelajaran Discovery
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan
proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang
tergantung bagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
Model
ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannyasendiri.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan
motivasi sendiri.
Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama
dengan yang lainnya.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan.
Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah padakebenaran
yang final dan tertentu atau pasti.
Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru.
Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Kekurangan Model Pembelajaran Discovery


Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau
berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang
tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan
frustasi.
Tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka
menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya.
Harapan-harapan yang terkandung dalam model ini dapat buyar
berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan caracara belajar yang lama.
Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman,
sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi
secara keseluruhan kurang mendapat perhatian.
Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berpikir yang
akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh
guru.

LINGKUNGAN BELAJAR DALAM MODEL


PEMBELAJARAN DISCOVERY
Model pembelajaran discovery didukung oleh teori
yang dikemukakan Bruner, menurut (Kemendikbud,
2014) di dalam proses belajar, Bruner mementingkan
partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal
dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Untuk
menunjang proses belajar perlu lingkungan
memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap
eksplorasi.
Lingkungan
ini dinamakan Discovery Learning
Environment , yaitu lingkungan dimana siswa dapat
melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru
yang belum dikenal atau pengertian yang mirip
dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini
bertujuan agar siswa dalam proses belajar dapat
berjalan dengan baik dan lebih kreatif.

MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY DALAM


PROSES PEMBELAJARAN FISIKA

Kelebihan yang diperoleh dari menerapkan


model pembelajaran discovery ini mejadi alasan
kuat bagi seorang guru untuk menggunakannya
dalam proses pembelajaran. Model ini juga
sangat perlu diterapkan dalam pembelajaran
fisika karena disetiap materi pelajaran fisika
perlu pemecahan masalah dari konsep yang ada
dan setiap konsep dalam materi tersebut dapat
ditemukan siswa melalui gejala alam dan
praktikum.

SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai