Penyusun :
A. Identitas Konseli
1. Nama : NV
2. Status : Mahasiswa
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
B. Kontrak Pelaksanaan Konseling
Waktu : 30 menit (1 Sesi)
Hari / Tanggal : Kamis, 4 Januari 2017
Tempat : Ruang Konseling
Masalah : memendam perasaan karena dibandingkan dengan orang lain
oleh orang tua
Tujuan yang Dinginkan : Bisa Mengungkapkan perasaannya pada orang tua
Teknik Konseling : Kursi Kosong
Pendekatan Konseling : Analisis Transaksional
C. Proses Konseling
1. Tahap Awal
a. Mengadakan Rapport: Menciptakan hubungan baik dengan konseli yaitu dengan
cara membangun kepercayaan konseli.
b. Memulai Konseling
1) Menciptakan suasana yang nyaman sehingga konseli tidak merasa tertekan dan
bersedia terbuka dengan praktikan.
2. Tahap Inti
a. Latar Belakang Masalah
informasi yang di dapat saat konseling :
Konseli merasa bahwa orangtuanya sering membanding-bandingkan dirinya
dengan orang lain terutama tetangganya yang dulu pernah satu SMP dengan
Konseli. Karena kondisi seperti it uterus berlangsung sampai sekarang membuat
konseli merasa ingin mengungkapkan perasaan yang selama ini dia rasakan karena
selama di banding-bandingkan konseling hanya sedikit merespon karena takut
kalau membantah akan dianggap sebagai anak yang durhaka.
b. Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah berdasarkan Informasi Latar Belakang Masalah yaitu konseli
mengalami kesulitan mengungkapkan perasaan yang dia rasakan kepada orang tua
saat dia disbanding-bandingkan dengan tetangganya.
c. Diagnosa
Menurut hasil identifikasi masalah dan analisis data diatas, maka penyebab konseli
mengalami masalah tersebut adalah
d. Prognosa
Dalam masalah seperti ini jika tidak diselesaikan maka dampak kedepannya adalah
konseli akan mengalami masalah dimana konseli merasa depresi akan masalahnya.
Konseli akan terus merasa tertekan dengan kondisinya saat ini serta akan
menghambat perkembangan konseli dan hubungan dalam keluargannya.
e. Treatment
Dalam Konseling ini konselor menggunakan teknik Kursi Kosong (Pendekatan
Analissi Transaksional)
Dalam Konseling inikonselor menyediakan 2 kursi dimana salah satunya
kosong dan salah satunya diduduki konseli, konseli diminta seperti bermain perasa
dimana ada dua posisi yaitu Top Dog (memerankan orang tua konseli) dan Under
Dog (memerankan dirinya sendiri), dimana saat memerankan orang tua dia harus
mempraktikan bagaimana sikap orang tuanya saat membandingkan dirinya dengan
tetangganya, dan di posisi under dog konseli harus berusah dan mencoba
mengungkapkan apa yang selama ini dia rasakan dan ingin dikatakan kepada orang
tuanya dengan mengganggap bahwa orang tuanya ada di kursi kosong didepannya.
Dengan teknik ini konseli belajar bagaimana cara mengungkapkan
perasaannya dan menumbuhkan keberanian untuk melaksanakan secara real
dengan orang tuanya.
f. Evaluasi
Setelah pelaksanaan konseling selesai dan ditentukan kesepakatan dengan konseli:
1. Laiseg : Konseli bersikap terbuka dan sudah mengerti hal apa yang
akan dilakukan setelah konseling.
2. Laijapen : Konselor memantau perkembangan dari sikap yang di ambil
konseli saat akhir sesi konseling.
3. Laijapang : Melihat apakah konseli sudah bisa mengungkapkan
perasaannya dengan orang tua sesuai yang direncanakan atau belum, dan terus
memantau perkembangannya.