Anda di halaman 1dari 9

Penerapan Metode Pembelajaran Discovery Learning pada Analisis Teks

Fiksi dan Nonfiksi


Oleh:
Diah Saputri
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Tanjungpura
Saputrydiah257@gmail.com

ABSTRAC

The Learning Model is one of the results of educational innovation in the


form of a learning scenario framework that is made to achieve certain learning goals
or outcomes. Discovery learning learning methods are designed to develop active
student learning by finding their own, investigating themselves, finding results that
will last long in the students' memories. The application of discovery learning
learning methods can help increase student activity in the learning process with
students finding their own information so that it shows an increase in student
learning outcomes. Keywords: method, discovery learning, thinking

ABSTRAK

Model Pembelajaran merupakan salah satu hasil dari inovasi pendidikan


berupa kerangka skenario pembelajaran yang dibuat untuk mencapai tujuan atau hasil
belajar tertentu. Metode pembelajaran discovery learning dirancang untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri, menemukan hasil yang akan tahan lama diingatan peserta didik. Penerapan
metode pembelajaran discovery learning mampu membantu meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran dengan siswa menemukan informasi sendiri
sehingga menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta didik.

Kata Kunci: metode, discovery learning, berpikir

1
PENDAHULUAN

Pembelajaran pada dasarnya adalah merupakan upaya untuk mengarahkan


peserta didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan
belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam pembelajaran hendaknya
memperhatikan kondisi dan perbedaan-perbedaan individu anak karena mereka
mempunyai keunikan masing-masing yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Dengan memperhatikan perbedaan-perbedaan tersebut maka pembelajaran benar-
benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak terampil menjadi terampil, dari
yang tidak paham menjadi paham dan dari yang berperilaku kurang baik menjadi
baik.

Berbagai inovasi dilakukan dalam bidang pendidikan untuk menigkatkan


kualitas sumber daya manusia Indonesia, salah satunya adalah dengan menggunakan
model pembelajaran. Pendidikan saat ini, guru dituntut bekerja lebih keras dalam
meningkatkan hasil belajar siswa ini berhubungan dengan bagaimana guru
menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Untuk itulah, diciptakan berbagai macam
metode pembelajaran guna menunjang hasil belajar peserta didik yang baik, salah
satu metode pembelajaran itu adalah metode discovery learning.

Model pembelajaran discovery learning merupakan model pembelajaran yang


berorientasi Higher Order of Thinking Skill (HOTS)atau kemampuan berpikir kritis
yang disarankan dalam implementasi kurikulum 2013. Discovery learning sebagai
salah satu variasi pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dengan bimbingan
guru, meningkatkan kesuksesan peserta didik dalam hasil belajar dan meningkatkan
keterampilan peserta didik dalam menemukan konsep dibandingkan pembelajaran
tradisional.

PEMBAHASAN

Strategi pembelajaran discovery sering dinamakan heuristic, yang berasal dari


bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Pembelajaran

2
discovery menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran
tidak diberikan secara langsung. Peran peserta didik dalam strategi pembelajaran ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator atau pembimbing peserta didik untuk belajar. Metode pembelajaran
discovery, ini menitikberatkan pada pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik
(scientific approach) adalah model pembelajaran yang menggunakan kaidah-kaidah
keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi,
menanya, eksperimen, mengolah informasi atau data, kemudian mengkomunikasikan
Untuk itu, peserta didik dalam proses mencari dan menemukan materi dengan
pemahaman yang kritis mereka melalui tahap-tahap meneliti dan mengamati
lingkungan atau suatu permasalahan hingga menemukan pembahasan atas meteri
yang dituju.

Pengertian Menurut para Ahli

Menurut Jerome Bruner, discovery learning adalah metode belajar yang


mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari
prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman. Wilcolx juga berpendapat bahwa
pembelajaran discovery (penemuan) peserta didik didorong untuk belajar aktif
melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
dan guru mendorong peserta didik untuk memiliki pengalaman dan melakukan
percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri
mereka sendiri. Kemudian Hanafiah berpendapat bahwa discovery learning adalah
suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan
keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran discovery learning merupakan


suatu model pembelajaran untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan

3
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama
dan setia dalam ingatan serta tidak akan mudah dilupakan oleh peserta didik.

Konsep Belajar

Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan
pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkatan perkembangan kognitif
peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran memiliki tujuan untuk memfasilitasi
kemampuan peserta didik dalam berpikir sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu enactive, iconic dan symbolic. Pada
tahap enactive, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk
memahami lingkungan sekitarnya, artinya dalam memahami dunia sekitarnya, anak
menggunakan pengetahuan motorik seperti melalui gigitan, sentuhan, pegangan dan
sebagainya. Kemudian pada tahap iconic, seseorang memahami objek-objek atau
dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal, artinya dalam memahami
dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan dan perbandingan. Dan
pada tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan
abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika.

Pada akhirnya Bruner menjelaskan yang menjadi tujuan dalam strategi


discovery learning adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya
untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin dan ahli matematic.
Melalui kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan, serta
menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

Tujuan Pembelajaran Discovery Learning

Bell (1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran


discovery (penemuan) yaitu: a) dalam kegiatan penyelidikan dan penemuan peserta
didik memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran; b) elalui
pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi

4
konkret maupun abstrak, peserta didik juga banyak meramalkan informasi tambahan
yang diberikan; c) eserta didik belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak
rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat
dalam menemukan; d) pembelajaran dengan penemuan dapat membantu siswa
membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta
mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain; e) ada beberapa fakta yang
menunjukkan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsipprinsip
yang dipelajari melalui belajar penemuan lebih bermakna, dan; f) Keterampilan yang
dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah
ditransfer untuk aktivitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.

Langkah-langkah Strategi Discovery Learning

Adapun langkah-langkah dalam proses penerapan pembelajaran melalui


strategi discovery learning adalah: a) orentasi, langkah orientasi adalah langkah untuk
membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru
mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran; b) merumuskan
masalah, Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung tekateki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang
menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki
karena masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam discovery; c)
mengajukan hipotesis, Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus
dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara, atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dan
suatu permasalahan yang dikaji; d) mengumpulkan data, potensi untuk
mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina. Salah satu

5
cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan gjawaban sementara, atau dapat
merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dan suatu permasalahan yang
dikaji. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan; e)
menguji hipotesis, Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat
keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu menguji hipotesis juga
berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya kebenaran jawaban
yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, tetapi harus didukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan, dan; f) merumuskan
kesimpulan, merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan
langkah penting dalam proses pembelajaran. Sering terjadi oleh banyaknya data yang
diperoleh menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah
yang hendak dipecahkan. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru
mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan.

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Discover Learning

Strategi pembelajaran discovery learning adalah merupakan strategi


pembelajaran yang banyak dianjurkan karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu: a)
mengembangkan potensi intelektual. Melalui strategi ini siswa yang lambat dalam
belajar akan mengetahui bagaimana menyusun dan melakukan penyelidikan. Salah
satu keuntungan pembelajaran dengan strategi discovery learning adalah materi yang
dipelajari lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses
menemukannya; b) mengubah siswa dari memiliki motivasi dari luar menjadi
motivasi dari dalam diri sendiri. Strategi discovery learning membantu siswa untuk
lebih mandiri, bisa mengarahkan diri sendiri, dan bertanggung jawab atas

6
pembelajarannya sendiri; c) siswa akan belajar bagaimana belajar (learning how to
learn). Siswa dapat dilibatkan secara aktif dengan mendengarkan, berbicara,
membaca, melihat dan berpikir. Jika otak anak selalu dalam keadaan aktif, maka pada
saat itulah seorang siswa sedang dalam keadaan belajar; d) mempertahankan memori.
Otak manusia seperti komputer. Para ahli berpendapat bahwa cara yang mudah
mendapatkan data adalah pengaturan (organization). Penelitian membuktikan, dengan
pengaturan, informasi yang disimpan dalam otak akan berkurang kerumitannya,
apalagi jika informasi tersebut dibangun sendiri yang salah satunya dengan strategi
discovery learning.

Di samping memiliki kelebihan, strategi ini memiliki beberapa kelemahan,


yaitu: a) jika guru kurang spesifik merumuskan teka-teki atau pertanyaan kepada
siswa dengan baik untuk memecahkan permasalahan secara sistematis, maka siswa
akan bingung dan tidak terarah; b) Sering kali guru mengalami kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar;
c) dalam implementasinya strategi discovery learning memerlukan waktu yang lama,
sehingga guru sering kesulitan menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan; d)
pada sistem pembelajaran klasikal dengan jumlah siswa yang relatif banyak,
penggunaan strategi discovery learning sulit untuk dikembangkan dengan baik, dan;
e) selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa dalam
menguasai materi, maka pembelajaran discovery learning sulit diimplementasikan.

Penerapan Metode Pembelajaran Discovery Learning pada Analisis Teks Fiksi


dan Nonfiksi

Implementasi Discovery learning oleh guru pada proses pembelajaran yang


dilakukan melalui beberapa tahap, tahap-tahapnya yaitu tahap awal atau pendahuluan,
tahap inti dan tahap penutup.

Tahap awal atau pendahuluan ini berupa guru mengawali pembelajaran


dengan berdoa dan menanyakan keadaan peserta didik. Guru juga menanyakan

7
tentang kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran. Peserta didik juga memotivasi
siswa dalam memulai pembelajaran. Peserta didik menerima informasi tentang
kompetensi dasar yang akan dicapai dan langkah-langkah pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Setelah tahap awal atau tahap pendahuluan sudah selesai dilakukan
tahap inti.

Tahap inti ini berisi tentang peserta didik dibentuk kelompok oleh guru secara
acak. Peserta didik diberikan buku fiksi dan nonfiksi. Setelah peserta didik diberikan
buku fiksi dan nonfiksi peserta didik diberikan permasalahan atau soal pertanyaan
oleh guru. Peserta didik mengamati pengertian dan unsur-unsur yang ada dalam buku
fiksi dan nonfiksi. Peserta didik juga diarahkan untuk berdiskusi tantang apa saja
perbedaan yang terdapat pada buku fiksi dan nonfiksi. Peserta didik dalam tahap ini
diharapkan aktif dalam mencari tahu jawaban dari pertanyaan atau soal yang
diberikan guru. peserta didik juga mencari jawaban pada buku-buku yang sudah
menjadi pedoman pembelajaran peserta didik. Para siswa juga harus focus dalam
menentukan perbedaan buku fiksi dan nonfiksi. Setelah siswa sudah selesai dalam
mencari jawaban perwakilan kelompok maju untuk menjawab pertanyaan atau soal
yang sudah diberikan guru. setelah semua perwakilan selesai menjawab pertanyaan
maka guru dan siswa membahas semua yang sudah dilaksanakan pada pembelajaran
tadi dan membahas jawaban yang di jawab oleh siswa.

Setelah tahap awal dan inti dilaksanakan yaitu tahap akhir adalah tahap
penutup. Guru melakukan refleksi tentang kesulitan dan manfaat dari kegiatan yang
sudah berlangsung. Guru dan siswa bersepakat melanjutkan dalam pertemuan
selanjutnya. Setelah pembelajaran selesai guru menutup pembelajaran dengan doa
dan salam.

Kesimpulan

Pembelajaran discovery learning merupakan suatu model pembelajaran untuk


mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki

8
sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dan setia dalam ingatan serta
tidak akan mudah dilupakan oleh peserta didik. Tujuan dalam strategi discovery
learning adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk
menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin dan ahli matematic.
Melalui kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan, serta
menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

Dalam metode pembelajaran discovery learning terdapat beberapa langkah


penerapannya, yaitu: orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Sebaik-
baiknya suatu rancangan metode pembelajaran seperti discovery learning pastinya
memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pelaksaannya. Dalam pelaksanaannya
penerapan metode discovery learning dilakukan dalam beberapa langkah
pelaksanaan, mulai dari tahap awal, inti, dan penutup.

Sumber

https://www.kajianpustaka.com/2019/05/pengertian-prinsip-dan-langkah-
pendekatansaintifik.html (diakses pada 30 Agustus 2021)

Yuliana, Nabila. 2018. Penggunaan Model Pembelajaran Discovery learning dalam


peningkatan hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Universitas pendidikan
Ganesha.

Wulandari, Yun ismi, dkk. 2015. Implementasi Model Discovery Learning dengan
Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Kemampuan berfikir Kritis dan
hasil belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IIS SMA Negeri 6
Surakarta Tahun pelajaran 2014/2015. FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai