Anda di halaman 1dari 6

Nama: Devi Triana Purba

Nim: 2223132012

Kelas: A

Mata Kuliah: Perencanaan dan Strategi Belajar Mengajar

1.) Ambil contoh satu model pembelajaran yang sering digunakan atau ditemui saat ini.
Ceritakan mengapa model tersebut efektif dan apa pula kekurangannya. Bagaimana model
tersebut bekerja dalam konteks strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.

Jawab:

 Model pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengelompokkan


siswa kedalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah.
Kemampuan siswa dalam setiap kelompok adalah hiterogen. Model pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu metode pembelajaran yang melibatkan kerja sama antara siswa dalam
mencapai tujuan belajar.

Model pembelajaran kooperatif sangat efektif digunakan pada pembelajaran saat ini karena,
dalam pembelajaran Kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa
tetapi siswa dapat saling membelajarkan sesama siswa lainnya yaitu pembelajaran oleh rekan
sebaya (peerteaching) yang lebih efektif dari pada pembelajaran oleh guru. Pembelajaran
kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok
adalah tujuan bersama. Situasi Kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan
kelompok, siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, sehingga siswa
memiliki kebersamaan artinya tiap anggota kelompok bersifat kooperatif dengan semua
anggota kelompoknya sehingga suasana belajar siswa lebih aktif.

Kekurangan dari model pembelajaran kooperatif yakni: prinsip utama model pembelajaran ini
adalah pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi
dalam memahami satu konsep yang akan di diskusikan bersama dengan siswa lain. Dalam hal
ini pengawasan guru menjadi hal yang mutlak di perlukan agar tidak terjadi kesalahan, (2) Sulit
meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak
punya rasa percaya diri, (3) Awal penggunaan model pembelajaran ini sulit di kendalikan,
biasanya perlu waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum pembelajaran ini
berlangsung, dan (4) Aplikasi model pembelajaran ini bila dilaksnakan di kelas yang besar (lebih
dari 40 siswa) sangatlah sulit.

Dalam konteks strategi, model ini dapat membantu meningkatkan keterlibatan siswa dalam
proses belajar karena mereka terlibat secara aktif dan saling berinteraksi untuk memecahkan
masalah atau menyelesaikan tugas.

Dalam segi metode, model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa jenis seperti STAD
(Student Teams Achievement Division), Jigsaw, Think-Pair-Share, dll. Setiap jenisnya memiliki
keunikan masing-masing namun tetap mengedepankan prinsip kerja sama dan interaksi antar
siswa.

Teknik-teknik yang digunakan dalam model ini juga bervariasi seperti brainstorming, diskusi
kelompok kecil, presentasi kelompok, dll. Teknik-teknik tersebut bertujuan untuk memfasilitasi
komunikasi dan kolaborasi di antara anggota tim sehingga tercipta suasana belajar yang
menyenangkan serta efektif.

Taktik-taktik yang dilakukan oleh guru pada saat menjalankan pembelajaran kooperatif juga
sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Taktik-taktik tersebut bisa
berupa memberikan umpan balik positif kepada siswa ketika mereka berhasil bekerja sama
dengan baik atau memberikan penghargaan bagi kelompok dengan hasil terbaik.

Secara keseluruhan, model pembelajaran kooperatif bekerja dengan cara melibatkan semua
anggota tim dalam proses belajar sehingga meningkatkan partisipasi dan pemahaman materi
secara kolektif.

2.) Buatlah sebuah strategi pembelajaran untuk sebuah topik pelajaran tertentu. Jelaskan
bagaimana strategi ini mempertimbangkan berbagai hambatan dan kebutuhan siswa. Sertakan
pula beberapa metode dan teknik pembelajaran yang digunakan dalam strategi tersebut.

Jawab:

Strategi Pembelajaran Kolaboratif pada Pelajaran IPA

Topik: Sistem Tata Surya

Tujuan:

 Siswa dapat menjelaskan struktur dan komponen tata surya dengan benar.
 Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas.
 Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan kreativitas.
Langkah-langkah:

1. Persiapan:

 Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang.
 Guru menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar,
seperti:
o Alat tulis
o Kertas manila
o Spidol
o Gambar atau video tentang tata surya
o Bahan-bahan untuk membuat model tata surya (opsional)

2. Pendahuluan:

 Guru memulai dengan menanyakan kepada siswa tentang pengetahuan mereka tentang
tata surya.
 Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Kegiatan Inti:

Metode:

Jigsaw

 Guru membagi materi tata surya menjadi beberapa bagian.


 Setiap anggota kelompok mempelajari satu bagian materi yang berbeda.
 Setelah selesai, siswa bertukar tempat dengan anggota kelompok lain yang mempelajari
bagian materi yang berbeda.
 Setiap siswa kemudian menjelaskan bagian materinya kepada anggota kelompok
barunya.

Investigasi kelompok

 Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk membuat model tata surya (opsional).
 Kelompok bekerja sama untuk menyelesaikan tugas dan mendiskusikan hasil percobaan.
 Setiap kelompok kemudian mempresentasikan hasil karyanya kepada kelas.

Teknik:

 Diskusi
 Presentasi
 Tanya jawab

4. Penutup:

 Guru memberikan kesimpulan tentang materi tata surya.


 Guru memberikan umpan balik kepada siswa tentang kinerja mereka dalam kegiatan
belajar mengajar.

Strategi kolaboratif mendorong siswa untuk bekerja sama dan saling membantu. Hal ini dapat
membantu mereka untuk mengembangkan keterampilan sosial yang penting, seperti
komunikasi, negosiasi, dan menyelesaikan konflik. Strategi kolaboratif memungkinkan siswa
untuk belajar dari teman sebayanya. Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan
mereka dalam pembelajaran. Jadi strategi kolaboratif merupakan alat yang efektif untuk
membantu siswa belajar dan berkembang. Strategi ini dapat diadaptasi untuk
mempertimbangkan berbagai hambatan dan kebutuhan siswa, sehingga semua siswa dapat
mencapai potensinya.

3.) Dalam konteks pendidikan modern dengan banyaknya teknologi pendidikan, bagaimana
Anda melihat relevansi dan penyesuaian dengan peran dan fungsi model-model pembelajaran.

Jawab: Teknologi pendidikan telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir,
menghadirkan berbagai alat dan platform baru untuk mendukung proses belajar mengajar.
Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan relevansi dan penyesuaian model-model
pembelajaran tradisional dengan dunia pendidikan modern. Model pembelajaran tradisional
seperti ceramah, diskusi, dan tanya jawab masih relevan dalam pendidikan modern. Model-
model ini dapat dikombinasikan dengan teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan
keterlibatan siswa. Contoh: Ceramah dapat diubah menjadi video yang dipersonalisasi, diskusi
dapat dilakukan secara online, dan tanya jawab dapat dilakukan melalui forum online. Pada
model pembelajaran baru perlu dikembangkan untuk memanfaatkan teknologi pendidikan yang
ada. Model-model ini harus berpusat pada siswa, fleksibel, dan adaptif. Contoh: Pembelajaran
campuran (blended learning), pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), dan
pembelajaran terbalik (flipped learning).

4.) Buatlah sebuah analisis mengenai hakikat strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
digunakan di kelas dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan individual siswa.
Jawab: Strategi, metode, dan teknik pembelajaran merupakan tiga komponen penting dalam
proses belajar mengajar. Ketiga komponen ini harus saling terkait dan koheren agar proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Guru perlu memilih strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan karakteristik dan
kebutuhan individual siswa. Dalam memilih strategi, metode, dan teknik pembelajaran, guru
perlu mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan individual siswa. Hal ini penting karena
setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, ada beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan oleh guru:

 Gaya belajar: Ada berbagai macam gaya belajar, seperti visual, auditori, dan kinestetik.
Guru perlu memilih strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan gaya
belajar siswa.
 Tingkat kemampuan: Guru perlu memilih strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
 Minat dan bakat: Guru perlu memilih strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
sesuai dengan minat dan bakat siswa.

5.) Pilih dan analisislah satu pendekatan pembelajaran yang dianggap kontroversial atau baru.
Buat perbandingan pro dan kontra dari pendekatan tersebut dan bagaimana menurut Anda
implementasi pendekatan tersebut dalam kelas.

Jawab: Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)

Definisi: Pendekatan pembelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan strategi pembelajaran


yang berpusat pada siswa, di mana mereka bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan
proyek yang kompleks dan otentik dalam jangka waktu tertentu.

Pro:

 Meningkatkan Motivasi dan Keterlibatan Siswa: PBL memungkinkan siswa untuk


memilih proyek yang menarik bagi mereka, sehingga meningkatkan motivasi dan
keterlibatan mereka dalam pembelajaran.
 Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kreatif: PBL mendorong siswa untuk
berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan proyek, termasuk merumuskan masalah,
menganalisis data, dan menghasilkan solusi inovatif.
 Meningkatkan Kemampuan Berkolaborasi dan Berkomunikasi: PBL melatih siswa untuk
bekerja sama dalam tim, berkomunikasi secara efektif, dan menyelesaikan konflik.
 Memperkuat Pemahaman Konseptual: PBL membantu siswa memahami konsep secara
lebih mendalam dengan menerapkannya dalam situasi dunia nyata.
 Mengembangkan Keterampilan Abad ke-21: PBL membantu siswa mengembangkan
keterampilan abad ke-21 seperti pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan
kreativitas yang dibutuhkan di dunia kerja.

Kontra:

 Membutuhkan Waktu dan Persiapan yang Signifikan: PBL membutuhkan waktu dan
persiapan yang lebih banyak dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional.
 Membutuhkan Guru yang Terlatih: Guru perlu memiliki pelatihan dan pemahaman yang
baik tentang PBL untuk dapat menerapkannya secara efektif.
 Sulit untuk Menilai Kemajuan Siswa: Penilaian dalam PBL dapat menjadi lebih kompleks
dibandingkan dengan metode tradisional.
 Berpotensi Meningkatkan Ketidakadilan: PBL dapat memperkuat ketidakadilan di kelas
jika siswa tidak memiliki akses yang sama ke sumber daya dan dukungan.

Implementasi dalam Kelas:

 Memilih Proyek: Guru perlu memilih proyek yang sesuai dengan tingkat kemampuan
siswa, menarik bagi mereka, dan relevan dengan tujuan pembelajaran.
 Merencanakan Proyek: Guru perlu merencanakan proyek dengan jelas, termasuk tujuan
pembelajaran, langkah-langkah pengerjaan, dan penilaian.
 Membimbing Siswa: Guru perlu membimbing siswa selama pengerjaan proyek,
memberikan dukungan dan umpan balik yang konstruktif.
 Menilai Kemajuan Siswa: Guru perlu menggunakan berbagai metode penilaian untuk
menilai kemajuan siswa, seperti penilaian portofolio, rubrik, dan refleksi diri.

Daftar Pustaka

AMALIA, Lola, et al. Model Pembelajaran Kooperatif. Cahya Ghani Recovery, 2023.

Sappaile, B. I., Ahmad, Z., Hita, I. P. A. D., Razali, G., Dewi, R. D. L. P., & Punggeti, R. N. (2023).
Model Pembelajaran Kooperatif: Apakah efektif untuk meningkatkan motivasi belajar peserta
didik?. Journal On Education, 6(1), 6261-6269.

Anda mungkin juga menyukai