Anda di halaman 1dari 20

Model Pembelajaran CORE,

REACT dan SETS


KELOMPOK III
Nabila Rifka Aprilia A 251 20 019
Risnawati A 251 20 032
1. Model Pembelajaran CORE

Model pembelajaran CORE adalah model pembelajaran


alternatif yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa
dalam membangun pengetahuannya sendiri.
CORE sebagai model pembelajaran merupakan singkatan
dari empat kata yang memiliki kesatuan fungsi dalam proses
pembelajaran, yaitu connecting, organizing, reflecting, dan
extending.
a. Connecting “Connect secara bahasa berarti menyambungkan,
menghubungkan, dan bersambung”.

b. Organizing secara bahasa berarti arrange in a system that works well


yaitu disusun kedalam suatu sistem sehingga dapat bekerja dengan
baik.

c. Reflecting secara bahasa berarti thing deeply about something and


express. Disini siswa memikirkan secara mendalam terhadap konsep
yang dipelajarinya.

d. Extending secara bahasa berarti make longer and large yakni membuat
panjang dan lebih luas.
2. Model Pembelajaran REACT
REACT merupakan akronim dari Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating dan
Transferring. Strategi REACT ini terfokus pada
pengajaran dan pembelajaran konteks yang
merupakan inti dari prinsip konstruktivisme.
• Relating adalah bentuk belajar dalam konteks kehidupan
nyata atau pengalaman nyata.

• Experiencing adalah belajar dalam konteks eksplorasi,


penemuan, dan penciptaan.

• Applying adalah belajar dalam bentuk penerapan hasil belajar


ke dalam penggunaan dan kebutuhan praktis.

• Cooperating adalah belajar dalam bentuk berbagi informasi


dan pengalaman, saling merespon, dan saling berkomunikasi.

• Transferring adalah kegiatan belajar dalam bentuk


memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman.
3. Model Pembelajaran SETS

Model pembelajaran SETS merupakan suatu model


pembelajaran yang menghubungkan sains dengan unsur lain,
yaitu teknologi, lingkungan, maupun masyarakat.

Pengembangan konsep Green Chemistry dalam proses


pembelajaran IPA, penelitian tentang sikap peduli lingkungan
siswa, serta pengemasan SETS dalam pembelajaran
edutainment merupakan contoh penelitian dan pengembangan
model pembelajaran SETS.
Perbedaan Model Pembelajaran CORE, REACT dan SETS

• CORE (Connecting, Organizing, Reflecting dan Extending)


• REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating dan
Transferring)
• SETS (Science Environment Technology and Society)
Kelebihan Model Pembelajaran CORE

 Mengembangkan keaktifan siswa dalam


pembelajaran.
 Mengembangkan dan melatih daya ingat siswa
tentang suatu konsep dalam materi pembelajaran.
 Mengembangkan daya berpikir kritis sekaligus
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.
 Memberikan pengalaman belajar kepada siswa
karena mereka banyak berperan aktif sehingga
pembelajaran menjadi bermakna.
Kekurangan Model Pembelajaran CORE
 Membutuhkan persiapan yang matang dari guru untuk
menggunakan model ini.
 Jika siswa tidak kritis, proses pembelajaran tidak bisa
berjalan dengan lancar.
 Memerlukan banyak waktu.
 Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan
model pembelajaran CORE.
Kelebihan Model Pembelajaran REACT

 Images revMemperdalam pemahaman siswa Dalam pembelajaran siswa bukan


hanya menerima informasi yang disampaikan oleh guru, melainkan melakukan
aktivitas mengerjakan LAS sehingga bisa mengaitkan dan mengalami sendiri
prosesnya.
 Mengembangkan sikap menghargai diri siswa dan orang lain.
 Mengembangkan sikap kebersamaan dan rasa saling memiliki.
 Mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
 Membentuk sikap mencintai lingkungan.
 Membuat belajar secara inklusif Pembelajaran yang dilaksanakan secara
menyeluruh, sempurna dan menyenangkan.
Kekurangan Model Pembelajaran REACT
 Membutuhkan waktu yang lama. Pembelajaran dengan strategi REACT
membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dan guru dalam melakukan
aktivitas belajar.

 Membutuhkan kemampuan khusus guru. Kemampuan guru paling dibutuhkan


adalah adanya keinginan untuk melakukan kreatif, inovatif dan komunikasi
dalam 23 pembelajaran sehingga tidak semua guru dapat melakukan atau
menggunakan strategi ini.
Kelebihan Model Pembelajaran SETS
 Siswa memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegrasi
dengan memperhatikan keempat unsur SETS, sehingga dapat
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan
yang telah dimiliki.
 Melatih siswa peka terhadap masalah yang sedang berkembang di
lingkungan mereka.
 Siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau
sistem kehidupan dengan mengetahui sains, perkembangannya dan
bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan,
teknologi dan masyarakat secara timbal balik.
Kelemahan Model Pembelajaran SETS

 Siswa mengalami kesulitan dalam manghubungkaitkan antar unsur-


unsur dalam pembelajaran.

 Membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran.

 Pendekatan SETS hanya dapat diterapkan dikelas atas.


Karakteristik Materi, Peserta Didik, dan Lingkungan yang Cocok
untuk Menerapkan Model Pembelajaran CORE
Model pembelajaran yang menekankan kemampuan
berpikir siswa untuk menghubungkan,
mengorganisasikan, mendalami, mengelola, dan
mengembangkan informasi yang didapat. Dalam model
ini aktivitas berpikir sangat ditekankan kepada siswa.
Siswa dituntut untuk dapat berpikir kritis terhadap
informasi yang didapatnya
Karakteristik Materi, Peserta Didik, dan Lingkungan yang
Cocok untuk Menerapkan Model Pembelajaran REACT

Model REACT ini merupakan model pembelajaran dengan


pendekatan kontekstual. Model pembelajaran yang berbasis
kontekstual ini, dikembangkan mengacu pada faham
konstruktivisme, karena pembelajaran yang menggunakan model ini
menuntut siswa untuk terlibat dalam berbagai aktivitas yang terus
menerus, berpikir dan menjelaskan penalaran mereka, mengetahui
hubungan antara tema-tema dan konsep-konsep, bukan hanya
sekedar menghafal dan membaca fakta secara berulang-ulang serta
mendengar ceramah dari guru.
Karakteristik Materi, Peserta Didik, dan Lingkungan yang
Cocok untuk Menerapkan Model Pembelajaran SETS
a. Berawal dari identifikasi masalah local
b. Penggunaan sumber daya setempat
c. Keikutsertaan siswa aktif dalam mencari informasi yang dapat
diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari
d. Penekanan pada keterampilan proses yang dapatdigunakan siswa
dalam pemecahan masalah.
e. Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman
memecahkan masalah yang telah diidentifikasi.
Contoh Skenario Penerapan Model Pembelajaran CORE
 Proses connecting dimulai dengan guru mempertanyakan tentang konsep– konsep
pembelajaran yang telah lalu.
 Organizing dilakukan dengan cara guru menanyakan pendapat atau ide–ide yang
dimiliki siswa terhadap konsep yang akan dipelajari.
 Setelah pemberian materi pelajaran telah dilaksanakan, langkah selanjutnya guru
membagi siswa menjadi kelompok kecil. Kelompok kecil tadi selanjutnya diskusi
membahas dengan kritis tentang apa yang tadi dipelajari.
 Pada tahap inilah reflecting dimulai. Siswa dalam kelompoknya memikirkan kembali,
mendalami, menggali informasi lebih dalam lagi melalui belajar kelompok.
 Sedangkan pada tahapan extending, siswa diberikan tugas secara individu untuk
memperluas, mengembangkan dan mempergunakan pemahaman tentang materi yang
telah dipelajari.
Contoh Skenario Penerapan Model Pembelajaran REACT

 Relating (mengaitkan), Guru menghubungkan konsep yang dipelajari dengan


materi pengetahuan yang dimiliki siswa.
 Experiencing (mengalami) Siswa melakukan kegiatan eksperimen dan guru
memberikan penjelasan untuk mengarahkan siswa menemukan pengetahuan
baru.
 Applying (menerapkan) Siswa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
 Cooperating (bekerjasama) Siswa melakukan diskusi kelompok untuk
memecahkan permasalahan dan mengembangkan kemampuan berkolaborasi
dengan teman.
 Transferring (mentransfer) Siswa menunjukkan kemampuan terhadap
pengetahuan yang dipelajarinya dan menerapkannya dalam situasi dan konteks
baru.
Contoh Skenario Penerapan Model Pembelajaran SETS
 Menghindari materi oriented dalam pendidikan tanpat tahu masalah-masalah di masyarakat secara lokal,
nasional, maupun internasional.

 Mempunyai bekal yang cukup bagi peserta didik untuk menyongsong era globalisasi.

 Membekali peserta didik dengan kemampuan memecahkan masalah-masalah dengan penalaran sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat secara integral baik di dalam ataupun di luar kelas.

 Pengajaran sain lebih bermakna karena langsung berkaitan dengan permasalahan yang muncul di
kehidupan keseharian siswa tentang pernanan sains dalam kehidupan nyata.

 Meningkatkan kemampuan siswa untuk mengaplikasikan konsep, ketrampilan, proses, kreativitas, dan
sikap meghargai produk teknologi serta bertanggung jawab atas masalah yang muncul di lingkungan.

 Kegiatan kelompok dapat memupuk kerjasama antar siswa dan sikap toleransi dan saling menghargai
pendapat teman.

 Mengaplikasikan suatu gagasan atau penciptaan suatu karya yang dapat bermanfaat bagi masyarakat
maupun bagi perkembangan sains dan teknologi.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai