Di susun oleh:
Universitas Tadulako
2021
1
KATA PENGATAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat karunia-Nya kita bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun judul makalah yang kami buat adalah “MODEL
PEMBELAJARAN REACT”.
Kami berterima kasih kepada orang tua dan kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan sumber-sumbernya yang berupa artikel dan
tulisan yang telah kami referensi guna menyusun makalah ini. Kami juga tak lupa
berterima kasih kepada dosen yang memberikan tugas ini kepada kami sehingga
wawasan kami bertambah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kritik dan saran dari para pembaca kami harapkan demi menyempurnakan makalah
ini.
Penyusun
2
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
I. BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
III. PENUTUP
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor yang paling besar peranannya bagi kehidupan
bangsa dan negara. Pendidikan dapat mendorong dan menentukan maju
mundurnya proses perkembangan bangsa dalam segala bidang. Oleh karena itu,
pemerintah selalu berusaha meningkatkan mutu pendidikan baik di tingkat
sekolah dasar, sekolah tinggkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas maupun
perguruan tinggi. Pendidikan selalu mengacu kepada upaya pembinaan manusia.
Maka keberhasilan pendidikan sangat tergantung kepada bagaimana
pelaksanaan pendidikan yang dilakukan oleh suatu instansi. Sebagai pelaksana
pendidikan yang paling menentukan keberhasilan adalah guru. Nana Sudjana
menyatakan bahwa guru ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung
mempengaruhi dalam membina dan mengembangkan kemampuan siswa sebagai
pemicu. Guru dituntut paling tidak dapat menguasai bahan yang diajarkannya,
terampil dalam mengerjakannya dan terampil dalam mengajarkannya, untuk
meningkatkan mutu pendidikan disekolah, guru memegang peranan penting
dalam mendidik para siswa sehingga dapat mengetahui pelajaran yang
ditekuninya. Tugas guru tidak terbatas dalam penyampaian materi saja, guru juga
berperan sebagai instruktur dan fasilisator yang sangat berpengaruh dalam
menciptakan kegiatan belajar mengajar.
Pembelajaran kimia merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
dengan bahan ajar materi kimia dan dilaksanakan dengan menarik sehingga siswa
memperoleh berbagai pengalaman dibidang kimia sesuai dengan standar isi
sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, serta
nilai sikap dalam diri siswa terhadap kimia.
Hal tersebut disebabkan kurangnya penerapan model atau metode
pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa rendah. Materi tentang redoks sering
dijumpai dalam kehidupan. Materi redoks termasuk materi yang sulit untuk
dipahami hanya dengan mempelajari teori saja, melainkan dibutuhkan banyak
4
pengerjaan latihan dan tugas. Maka dibutuhkan upaya tertentu agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan penerapan model pembelajaran inovatif yang tepat,
seperti model pembelajaran jigsaw, Small Group Work (SGW), Relating,
Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT), dan lain
sebagainya. Dalam strategi REACT ada lima strategi yang harus tampak yaitu:
Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring yang disusun
berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan
yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
5
BAB II
KAJIAN MASALAH
6
yang dimaksud disini adalah yang dialami siswa selama proses belajar.
Guru dapat memahami siswa menyusun pengetahuan baru dengan
berbagai pengalaman yang sudah tersusun rapi dan terus menerus yang
terjadi di dalam kelas. Experiencing ini disebut juga learning by doing,
melalui exploration (penggalian), discovery (penemuan), dan invention
(penciptaan). Relating dan experiencing merupakan dua strategi untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari berbagai konsep
baru. Tetapi guru harus tahu kapan dan bagaimana caranya
mengintegrasikan strategi-strategi dalam pembelajaran tidaklah
sederhana (Crawford, 2001).
Di sini guru memerlukan ketelitian, kolaborasi dan kecermatan dalam
menyajikan materi-materi pembelajaran. Guru dapat mengetahui kapan
saatnya mengaktifkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa
sebelumnya, sehingga dapat membantu menyusun pengetahuan baru bagi
siswa.
3) Applying (menerapkan)
Pada strategi Applying (menerapkan) ini siswa belajar untuk
menerapkan konsep-konsep ketika mereka melakukan aktivitas
pemecahan masalah. Guru harus mampu memotivasi siswa untuk
memahami konsep-konsep yang diberikan dengan latihan-latihan yang
lebih realistis dan relevan dengan kehidupan nyata.
Agar proses pembelajaran dapat menunjukkan motivasi siswa dalam
mempelajari konsep-konsep serta pemahaman siswa menjadi lebih
mendalam, (Crawford, 2001) merekomendasikan untuk memfokuskan
pada aspek-aspek aktivitas pembelajaran yang bermakna. Setelah itu
merancang tugas-tugas untuk sesuatu yang baru, bervariasi, beraneka
ragam dan menarik. Terakhir merancang tugastugas yang menantang
tetapi masuk akal dalam kaitannya dengan kemampuan siswa.
4) Cooperating
Siswa yang melakukan aktivitas belajar secara individual kadang -
kadang tidak mampu menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam
7
menyelesaikan masalah. Belajar dalam kelompok kecil, dapat membuat
siswa lebih mampu menghadapi latihan-latihan yang sulit. Mereka lebih
mampu menjelaskan apa yang mereka sudah pahami kepada teman-teman
satu kelompok. Untuk menghindari adanya siswa yang tidak
berpartisipasi dalam aktivitas kelompok, menolak atau menerima
tanggung jawab atas pekerjaan kelompok atau mungkin kelompok yang
terlalu tergantung pada bimbingan guru, atau kelompok yang terlibat
dalam konflik.
5) Transferring (mentransfer)
Dalam strategi Transferring (mentransfer) ini siswa diharapkan dapat
menggunakan pengetahuan ke dalam konteks yang baru atau situasi yang
baru. Pembelajaran diarahkan untuk menganalisis dan memecahkan suatu
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan
pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Disini guru dituntut untuk merancang tugas-tugas untuk mencapai
sesuatu yang baru dan beranekaragam sehingga tujuan-tujuan, minat,
motivasi, keterlibatan dan penguasaan siswa terhadap pelajaran
matematika dapat meningkat.
Tabel sintaks pelaksanaan Model React
Fase-fase Kegiatan
Relating Guru menghubungkan konsep yang dipelajari dengan pengetahuan
yang dimiliki siswa
Experiencing Siswa melakukan kegiatam eksperimen (hands-on activity) dan guru
memberikan penjelasan untuk mengarahkan siswa menemukan
pengetahun baru
Applying Siswa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dalam kehidupan
sehari-hari
Cooperating Siswa melakukan diskusi kelompok untuk memecahkan
permasalahan dan mengembangkan kemampuan berkolaborasi
dengan teman
Transferring Siswa menunjukkan kemampuan terhadap pengetahuan yang di
pelajarinya
8
2.2 Prinsip Penerapan Model Pembelajaran REACT
9
Berdasarkan hasil penelitian, model REACT efektif meningkatkan
kemampuan dan hasil belajar siswa. Hal didasarkan pada 5 kriteria yang menyatakan
efektivitas model REACT .Kriteria efektivitas model REACT
tersebut adalah:
1. Siswa dapat mentransfer pengetahuan yang diperoleh di sekolah dalam
kehidupansehari-hari dan dunia kerja
2. Siswa tidak takut pada mata pelajaran matematika dan IPA (fisika, kimia, dan
biologi)
3. Siswa lebih tertarik dan termotivasi serta memiliki pemahaman yang lebih
baik pada materi yang diajarkan disekolah karena pembelajaran dilaksanakan
dengan mengaktifkan siswa secara fisik dan mental.
4. Material ajar yang diajarkan sekolah memiliki koherensi dengan pendidik
yang lebih tinggi
5. Hasil belajar siswa yang diperoleh dengan REACT lebih lebih dari
pembelajaran tradisional
Kelebihan :
1. Memperdalam pemahaman siswa
2. Mengembangkan sikap menghargai diri siswa dan orang lain.
3. Mengembangkan sikap kebersamaan dan rasa saling memiliki.
4. Mengembangkan keterampilan untuk masa depan.
5. Memudahkan siswa mengetahui kegunaan materi dalam kehidupan sehari-
hari.
6. Melibatkan siswa dalam proses pemecahan masalah melalui aktivitas
mengalami.
Kekurangan:
1. Membutuhkan waktu yang lama untuk siswa.
2. Membutuhkan waktu yang lama untuk guru.
3. Menuntut sifat tertentu dari guru.
10
Contoh dalam penerapan dalam model ini yaitu materi Redoks. Materi redoks
termasuk materi yang sulit untuk dipahami hanya dengan mempelajari teori saja.
Melainkan dibutuhkan banyak pengerjaan latihan dan tugas.
Contoh penerapannya:
11
BAB III
PENUTUP
1.1Kesimpulan
1.2Saran
Dalam penyusunan makalah ini, peenulis meyadari bahwa dalam pembahasan
masih terdapat kekurangan baik substansi mataeri maupun cintoh dari setiap
materi yang dibahas . penulis menyarankan kepada guru maupun calon guru
untuk menarapkan model pembelajaran yang sesusai dengan materi yang akan
disampaikan dan sesuai dengan keadaan siswa .
Dalam penulisan makalah ini juga masih terdapat kekurangan lain, oleh
karena saran krittik sangat penulis butuhkan dalam memperbaiki makalah
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk penulis dan
umumnnya untuk pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://images.app.goo.gl/FPAXuqCJvnH3j5zR8
https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/2739/Theodora
%20Elisabeth%20Simatupang.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://www.researchgate.net/publication/
332958186_Penerapan_Model_Pembelajaran_REACT_dalam_Peningkatan_
Pemahaman_Konsep_Siswa
13