MODEL PEMBELAJARAN
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
PSIKOLOGI PENDIDIKAN guna memenuhi TUGAS RUTIN
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh sebab itu, kritik serta saran yang
membangun saya harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. saya mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan, yaitu Bapak
Husna Parluhutan Tambunan, S. Pd, M. Pd.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Model Pengajaran Langsung .......................................................................... 5
2.2 Pembelajaran kooperatif ................................................................................ 5
2.3 Pengajaran berdasarkan masalah ................................................................... 6
2.4 Pembelajaran kontekstual .............................................................................. 6
2.5 Pembelajaran Diskusi Kelas .......................................................................... 8
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir
yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil
(2009) terdiri atas empat kelompok yaitu: (1) model interaksi social, (2) model pengolahan informasi
(3) model personal humanistic (4) model modifikasi tingkah laku. Kendari demikian, seringkali
penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan denga strategi pembelajaran.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Model Pengajaran Langsung
A. Pengertian
Pengajaran langsung atau direct instruction adalah model pembelajaran yang berpusat
pada guru, dimana penyampaian materi disalurkan langsung dari guru kepada murid yang
diterapkan menyangkut pengetahuan yang bersifat deklaratif dan procedural sehingga dapat
dijarkan secara bertahap, selangkah demi selangkah, begitu ungkapan salah satu tokoh teosri
pengajaran langsung yaitu Arend.
Menurut Arends pengajaran langsung adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan
dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah”.
Pengetahuan deklaratif adalah informasi nyata atau factual yang diketahui oleh
seseorang. Pengetahuan ini dapat dipaparkan baik secara lisan maupun tulisan. Pengetahuan
prosedural adalah pengetahuan bagaimana seseorang melakukan sesuatu ataumengoperasikan
suatu benda
Ada beberapa sebutan lain dari direct instruction ini, yaitu active teaching, yang dipelopori oleh
Goog dan Grows. Disebut active teaching, karena dalam proses pengajarannya anak memiliki
peran aktif, ikut serta dalam pelaksanaan seperti praktik dan memahami posedural. Model
pembelajaran langsung ini sering disamakan dengan metode ceramah, karena bentuknya sama-
sama memberi informasi dan pengetahuan, pembelajaran berpusat pada guru (teacher
centered). ada pula yang menyebut explisit instruction pertama kali diperkenalkan pada tahun
1986 oeh Rosinshine dan Steven. Explisit instruction adalah model yang menekankan pada
teknik demondtrasi guru, praktek mandiri, latihan, serta penerapa strategi.
- Dengan model pembelajaran langsung, guru mengatur dan mengendalikan materi serta
urutan informasi yang akan diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus
mengenai apa yang harus dipelajari dan dicapai oleh siswa.
- Pembelajarn langsung dianggap cukup efektif baik diterapkan di dalam kelas yang besar
maupun kecil serta merupakan cara yang efisien untuk menyampaikan materi yang
banyak dalamwaktu relative singkat
- Menjadi cara yang efektif dalam menyampaikan informasi dan pengetahuan faktual yang
sangat terstruktur.
- Ceramah merupakan jalan pintas dan bermanfaat untuk menyampaikan informasi kepada
siswa yang kurang kurang tertarik untuk membaca atau tidak memiliki keterampilan
dalam menafsirkan informasi.
- Model pembelajaran langsung fokus pada kegiatan-kegiatan seperti mendengar misalnya
ceramah dan kegiatan mengamati mengamati misalnya demonstrasi, dapat menunjang
siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
- Model pembelajaran langsung berpusat pada guru sehingga guru dapat melakukan
evaluasi dan koreksi.
Kekurangan
- Model pembelajaran langsung bergantung pada kemampuan murid untuk memproses
informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak
semua siswa memiliki keterampilan tersebut, guru masih harus mengajarkannya.
- Model pembelajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi guru.
Komunikator yang buruk cenderung menghasilkan pembelajaran yang buruk pula dan
model pembelajaran langsung membatasi kesempatan guru untuk menampilkan banyak
perilaku komunikasi positif.
- Apabila guru sangat dominan menggunakan pengajaran lagnsung dalam mengajar murid-
muridnya, maka siswa akan selalu mengandalkan guru an percaya bahwa guru akan
menjelaskan semua yang perlu mereka ketahui.
- Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa. Sayangnya,
banyak siswa bukanlah merupakan pengamat yang baik sehingga dapat melewatkan hal-
hal yang dimaksudkan oleh guru.
6
D. Karakteristik
Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks/tahapan
pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan Direct
Instruction juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yatu fokus akademik,
arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak netral
dari pembelajaran. Fokus akademik diartikan prioritas pemilihan tugas-tugas yang harus
dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan. Pengarahan-
pengarahan control guru terjadi ketika guru memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan
pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran
dan meminimalisasikan kegiatan non akademik diantara siswa.
7
Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72) mengemukakan langkah-langkah dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu: Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan
menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai.
Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama
dalam kelompok-kelompok kecil. Guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara
individu maupun kelompok. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasekan
hasil kerjanya.
Keempat langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif di atas diuraikan sebagai
berikut:
2) Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama
dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam penyampaian materi pelajaran, pemahaman dan
pendalamannya akan dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok.
Pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa secara individual sangat menentukan
kebersamaan dari kelompok yang dibentuk oleh guru dalam proses pembelajaran.
3) Dalam melakukan kegiatan observasi terhadap siswa, guru mengarahkan dan membimbing
siswa, baik secara individual maupun kelompok, dalam pemahaman materi maupun
mengenai sikap dan perilaku siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.
2. Menyajikan informasi
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan
8
Langkah-langkah di atas menunjukkan bahwa pelajaran dimulai yaitu guru menyampaikan
tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. langkah ini diikuti oleh penyajian
informasi, seringkali dengan bahan bacaan daripada secara verbal. Selanjutnya siswa
dikelompokkan ke dalam tim-tim belajar. Tahap ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa
bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Langkah terakhir pembelajaran
kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok atau evaluasi tentang apa yang telah
mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap usaha-usaha kelompok maupun individu
agar siswa dapat termotivasi dalam mengikuti model pembelajaran kooperatif atau kerja
kelompok. Jadi pembelajaran kooperatif sangat positif dalam menumbuhkan kebersamaan
dalam belajar pada setiap siswa sekaligus menuntut kesadaran dari siswa untuk aktif dalam
kelompok, karena jika ada siswa yang pasif dalam kelompok maka hal itu dapat mempengaruhi
kualitas pelaksanaan pembelajaran kooperatif khususnya berkaitan dengan rendahnya
kerjasama dalam kelompok.
Johnson (2009) menuliskan lima elemen yang terkait dengan pemelajaran kooperatif,
antara lain: interdepedensi positif (positive interdependence), interaksi tatap muka promotif
(face to-face promotive interaction), akuntabilitas individual dan berkelompok (individual and
group accountability), kemampuan sosial (social skills), perkembangan dalam kelompok
(group processing).
Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi dalam pembelajaran berbasis masalah
• Menarik untuk dipecahkan.
• Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari.
10
Fase 1. Mengorientasikan siswa kepada masalah.
Guru memberikan masalah yang menarik untuk dipecahkan siswa. Masalah yang diberikan
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Menurut Prince dan Felder (2006) Masalah yang
diberikan sebaiknya masalah kompleks (complex), struktur tidak jelas (ill structured), terbuka
(open ended problem), otentik (authentic).
11
2.4 Pelajaran komstektual
Pengertian pembelajaran konstekual
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu
proses pendidikan yang bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran
yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu
permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada kaitan antara materi
yang dipelajari dengan kondisi di kehidupan nyata yang bisa dilihat dan dianalisis oleh peserta
didik.
Artinya, saat kegiatan pembelajaran berlangsung peserta didik seolah bisa merasakan dan
melihat langsung aplikasi nyata materi yang sedang dipelajari. Adapun contoh pembelajaran
kontekstual di kelas adalah sebagai berikut.
▪ Guru mempraktikkan renang gaya kupu-kupu di hadapan para peserta didik.
▪ Guru menampilkan gambar rangka manusia untuk menunjukkan bagian-bagian
rangka manusia.
▪ Guru membawa bahan ajar berupa perkecambahan untuk menunjukkan proses
pertumbuhan biji.
▪ Guru membawa contoh koran atau majalah sebagai bahan untuk membahas berita.
▪ Guru mengajak peserta didik di daerah yang rawan banjir maupun longsor untuk
menjelaskan struktur tanah.
12
Pembelajaran Kontekstual Menurut Para AhliAdapun pengertian pembelajaran kontekstual
menurut ahli adalah sebagai berikut.
1. Menurut Depdiknas
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
materi yang diajarkan dengan situasi di dunia nyata siswa. Menurut Depdiknas, metode
pembelajaran ini harus mampu mendorong siswa menciptakan hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menurut Elaine B. Johnson
Pembelajaran kontekstual merupakan sebuah proses pendidikan untuk menolong para
siswa/siswi melihat makna dalam pelajaran yang mereka pelajari. Caranya ialah dengan
menghubungkan subjek-subjek akademik yang sudah dipelajari dengan konteks kehidupan
sehari-hari.
3. Menurut Wina Sanjaya
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk
menerapkannya pada kehidupan mereka.
4. Menurut Suherman
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang diawali dengan mencontoh
kejadian di dunia nyata yang dialami siswa, lalu diangkat menjadi pembahasan konsep yang
sedang diajarkan. Siswa bisa mempraktikkan, menceritakan, berdialog, atau tanya jawab.
13
Strategi Pembelajaran Kontekstual
Agar implementasi model pembelajaran kontekstual berhasil, Bapak/Ibu harus memiliki
strategi yang sesuai dengan kondisi di kelas yang diampu. Lantas, bagaimana strateginya?
Melalui pemecahan masalah, artinya Bapak/Ibu memberikan studi kasus yang biasa mereka
temui di kehidupan sehari-hari. Lalu, peserta didik diminta untuk mencari solusi atas studi
kasus yang Bapak/Ibu berikan dari berbagai sumber yang bisa diakses.Mengajak peserta didik
di tempat yang dekat dengan pemahaman materi, misalnya lingkungan sekitar sekolah,
perpustakaan, museum, dan sebagainya. Hal itu karena suasana belajar baru bisa memunculkan
pengalaman baru yang menyenangkan dan mudah diingat.
Menjadikan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat dan mandiri, sehingga guru
hanya berperan untuk mengarahkan dan mengontrol jalannya pembelajaran.
Membangun komunikasi efektif yang bisa diterima oleh semua peserta didik di kelas dengan
berbagai karakter, sosial, budaya, suku, dan sebagainya. Komunikasi yang dijalin oleh guru
pada peserta didiknya akan memengaruhi tingkat ketertarikan pada materi yang diajarkan.
Memberikan penilaian yang otentik pada peserta didik. Penilaian tersebut bisa membantu guru
dalam memetakan tingkat kemampuan dan motivasi peserta didik selama pembelajaran.
1. Prinsip ketergantungan
Sebagai suatu sistem, pasti ada keterikatan dan keterkaitan di dalam sekolah. Artinya,
setiap elemen di sekolah saling tergantung satu sama lain. Misalnya, antara peserta didik dan
guru, guru dan kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan, dan seterusnya.
Adanya ketergantungan ini bisa meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal-hal yang tidak
bisa dipisahkan saat pembelajaran berlangsung adalah bahan ajar, media ajar, sarana dan
prasarana, sumber belajar, dan iklim sekolah.
14
2. Prinsip diferensiasi
Artinya segala sesuatu di Bumi ini selalu berubah, tak terkecuali di dunia pendidikan. Hal
itu memicu terbentuknya perbedaan, keseragaman, dan keunikan. Oleh karena itu, pendidik
selalu dituntut untuk dinamis dan harmonis dengan prinsip diferensiasi.
Itulah mengapa, pada pendekatan kontekstual guru harus mengarahkan peserta didik agar:
Artinya segala sesuatu di Bumi ini selalu berubah, tak terkecuali di dunia pendidikan. Hal
itu memicu terbentuknya perbedaan, keseragaman, dan keunikan. Oleh karena itu, pendidik
selalu dituntut untuk dinamis dan harmonis dengan prinsip diferensiasi.
15
4. Prinsip organisasi diri
Artinya guru harus mampu memberikan dorongan atau motivasi pada peserta didik agar
senantiasa menggali setiap potensi yang dimiliki secara optimal.
Itulah mengapa, pada pendekatan kontekstual guru harus mengarahkan peserta didik agar:
Pembelajaran diskusi kelas adalah suatu situasi dimana guru dengan siswa atau siswa
dengan siswa saling bertukar gagasan dan pendapat untuk mencari pemecahan masalah,
jawaban kebenaran dalam suatu masalah.
16
C. Keunggulan Model Pembelajaran Diskusi Kelas
Menurut suryosubroto (Trianto, 2007:127-128) keunggulan model pembelajaran diskusi
kelas adalah:
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model pembelajaran adalah bentuk pembeelajran yang tergambar dari awal sampai akhir
ynag disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran dapar dikelompokkan model
interaksi social, model pengolahan informasi, model personal humanistic dan model
modifikasi tingkah laku. Pembelajaran yang diimplementasikan pada kurikulum tingkat
satuan Pendidikan adalah model pengajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pengajaran
berbasus masalah, dan strategi-strategi pembelajaran. Semua model ini didasarkan pada teori-
teori be;ajar dan pembelajaran.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/rizkynurafni/5e8d3e7ad541df3cdd09a6e2/pengajaran-
langsung-pengertian-sintaks-kelebihan-dan-kekurangan?page=3&page_images=1
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemelajaran_kooperatif
https://www.padamu.net/model-pembelajaran-berbasis-masalah
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/pembelajaran-kontekstual/
http://repository.ump.ac.id
19
20