Disusun oleh :
JURUSAN FISIKA
Pembuatan Perangkat ini ditujukan untuk melengkapi tugas akhir mata kuliah
Pengembangan Perangkat Pembelajaran (PPP) yaitu pada enam model pembelajaran
inovatif, yaitu Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction), Diskusi Kelas,
Konsep, Kooperatif (Cooperative Learning), Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery),Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction).
Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran guna untuk memperbaiki
perangkat ini agar menjadi lebih baik. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat.
Choirul Fatmawati
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION
MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION
PENGERTIAN DAN DESKRIPSI
Suatu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan
mengajar agar membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh pengetahuan langkah demi langkah oleh Arrends yaitu
menggunakan model direct instruction (Rudy, 2011). Muhammad Faiq
(2013) menyatakan direct instruction secara bahasa (arti kata) berarti model
pengajaran langsung. Namun lebih sering kata pengajaran diganti dengan
pembelajaran, sehingga lebih lazim disebut model pembelajaran langsung.
Penggunaan kata pembelajaran lebih disukai karena terkesan bahwa
dalam kegiatan belajar, siswa aktif terlibat. Beberapa orang menganggap
kata pengajaran lebih berkesan hanya guru yang aktif dalam kegiatan
belajar, sementara siswa pasif.
Robert E. Slavin dalam bukunya Educational Psychology dari
Johns Hopkins University yang diterbitkan oleh Needham Height Allyn and
Bacon, Boston mendefinisikan direct instruction sebagai sebuah pendekatan
mengajar di mana pembelajaran berorientasi pada tujuan (pembelajaran)
dan distrukturisasi oleh guru (Faiq, 2013). Menurut Akhmad Sudrajat(2011)
model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang
menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku
dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Sedangkan Dadang(2014)
menyatakan bahwa proses pembelajaran langsung adalah proses
pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP
berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung
merupakan sebuah pendekatan dalam pengajaran dengan cara deduktif di
mana pembelajaran ditekankan pada tujuan pembelajaran, yaitu
penguasaan konsep dan/ atau perubahan perilaku dengan strukturisasi
dan interaksi langsung melalui sumber belajar.
2. Kelemahan Model DI
B. Kompetensi Dasar :
3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan
dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
C. Indikator :
Mendeskripsikan konsep pembiasan dan lensa
Mengidentifikasi karakteristik berbagai jenis lensa
Mengidentifikasi jalannya sinar dan pembentukan bayangan pada
lensa cembung dan lensa cekung
Menentukan jarak bayangan, titik fokus, dan perbesaran bayangan
pada lensa.
E. Materi ajar :
Definisi pembiasan : pembelokan/ pematahan jalannya cahaya pada
bidang batas dua medium bening berbeda kerapatan jika cahaya
merambat melalui kedua medium itu.
Hukum pembiasan Snellius : sin = sin
Definisi Lensa : benda bening tembus cahaya yang dibatasi oleh dua
permukaan dan minimal salah satu permukaannya itu merupakan
bidang lengkung sehingga dapat membiaskan atau meneruskan
hampir semua cahaya yang melaluinya.
Terdapat dua jenis lensa yaitu lensa cembung dan cekung.
Penggabungan kedua lensa ini membentuk lensa kombinasi.
Lensa cembung bersifat konvergen(mengumpulkan cahaya),
sedangkan lensa cekung bersifat divergen(menyebarkan cahaya).
Pembentukan bayangan pada lensa dapat ditentukan berdasarkan
tiga sifat sinar istimewa masing-masing lensa.
Persamaan yang berlaku pada lensa tipis :
- Persamaan umum : + = ; =
- Kuat lensa(P) : = =
G. MODEL PEMBELAJARAN
Model / strategi : Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
Metode : Demonstrasi, diskusi, presentasi
H. Pelaksanaan Pembelajaran :
Kegiatan Pendahuluan (5 menit) Waktu
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
a. Guru memotivasi siswa dengan menunjukkan berbagai alat
optik(kacamata, kamera, lup, teropong) dan menayakan apa
yang menyebabkan alat optik tersebut dapat bekerja. Siswa
yang lain diminta untuk mencoba menjawab kemungkinan-
kemungkinan jawaban dengan mengarahkan jawaban-
jawaban tersebut dengan topik pembelajaran yaitu tentang 5 menit
pembiasan cahaya pada lensa.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan
mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan
baru yang berhubungan dengan konsep pembiasan cahaya
oleh lensa.
b. Pengetahuan Prosedural
Fase 3
Memberi latihan terbimbing
a. Guru membagikan LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik)
mengenai pembentukan bayangan pada lensa beserta sifat
bayangannya untuk dikerjakan secara berkelompok. 7 menit
b. Guru memberikan arahan dan bimbingan pada pengerjaan
persoalan dalam LKPD
Fase 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
a. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi pengerjaan LKPD.
b. Guru mengecek pemahaman siswa dengan meminta
kelompok lain untuk bertanya dan atau memberikan 8 menit
tanggapan kepada kelompok yang sedang presentasi.
c. Guru memberikan umpan balik kepada siswa dengan
memberikan penegasan jawaban yang tepat pada LKPD.
Pembiasan Cahaya
pada Lensa
SU : sumbu utama
O : titik pusat optik lensa
f1 dan f2 : titik api (fokus) lensa.
O - f1 dan O - f2 : f = jarak titik api lensa.
R1 dan R2 : jari-jari kelengkungan lensa.
I, II, III : nomor ruang untuk meletakkan benda
(I), (II), (III), (IV) : nomor ruang untuk bayangan benda
Tiga berkas cahaya/sinar istimewa pada lensa cembung
1) Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan melalui
titik api (fokus/f);
HANDOUT
PEMBIASAN CAHAYA
2) Sinar datang melalui titik api (f) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
(SU);
3) Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan
melainkan diteruskan
Sebenarnya, dua dari tiga berkas cahaya ini sudah cukup untuk mencari
lokasi titik bayangannya, yang merupakan titik perpotongannya.
Penggambaran yang ketiga dapat digunakan untuk memeriksa. Lensa
cembung mempunyai sifat seperti cermin cekung. Oleh karena itu
bayangan yang dibentukpun hampir sama, yaitu :
- Bayangan nyata, terjadi dari perpotongan sinar-sinar bias yang
mengumpul. Bayangan nyata pada lensa cembung terjadi jika benda
teletak di ruang II dan III.
- Bayangan maya, terjadi dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar
bias yang divergen (menyebar).Bayangan maya pada lensa cembung
terjadi jika benda terletak di ruang I.
SU : sumbu utama
O : titik pusat optik lensa
f1 dan f2 : titik api (fokus) lensa.
O - f1 dan O - f2 : f = jarak titik api lensa.
R1 dan R2 : jari-jari kelengkungan lensa
b. Sinar datang seolah-olah menuju titik api (f2) akan dibiaskan sejajar
sumbu utama (SU)
c. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan
melainkan diteruskan.
HANDOUT
PEMBIASAN CAHAYA
a.
b.
a.
b.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Nilai Keterangan
0-30 E
31-50 D
51-70 C
71-90 B
91-100 A
Rubrik Penilaian Observasi
Aspek yang Penilaian
No
Dinilai
3. Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan sesuai
kemampuan
2. Mengerjakan tugas yang diberikan secara subyektif namun
1. Jujur sesuai kemampuan
1. Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan sesuai
kemampuan
3. Menghadiri kelas dan mengerjakan tugas tepat waktu.
2. Menghadiri kelas terlambat namun mengerjakan tugas tepat
2. Disiplin waktu.
1. Menghadiri kelas dan mengerjakan tugas terlambat.
=
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF
PENILAIAN SEJAWAT
Nama Siswa : _________________________________
No. Absen : _______
Kelas : _______
Selamat Mengerjakan
Rubrik Penilaian Kognitif-Lembar Evaluasi Peserta Didik
Jawaban Soal Skor
1. Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya 10
jika cahaya melalui kedua medium tersebut.
2. Lensa adalah benda bening tembus cahaya yang dibatasi oleh dua
permukaan dan minimal salah satu permukaannya itu merupakan
bidang lengkung sehingga dapat membiaskan atau meneruskan hampir 10
semua cahaya yang melaluinya.
10
Sifat bayangan :
- nyata (dibelakang lensa)
- terbalik
- di ruang (III)
- diperbesar (dari II ke (III)
7. Diketahui : ho = 5 cm So = 9 cm f = 6 cm
15
Ditanyakan : a. Si = ... . b. M = ... . c. hi = ... .
Jawaban :
8. Diketahui : ho = 12 cm So = 10 cm f = - 15 cm
Ditanyakan : a. Si = ... . b. M = ... . c. hi = ... .
Jawaban :
15
9. Diketahui : f = - 200 cm = - 2 m
Ditanyakan : P = ... . jenis lensa = ... .
Jawaban :
10
Karena titik fokus bernilai negatif maka yang lensa tersebut merupakan
lensa negatif/ lensa cekung.
10. Diketahui : P = + dioptri = + 0,75 dioptri
Ditanyakan : f= ... .
Jawaban :
Nilai Keterangan
0-30 E
31-50 D
51-70 C
71-90 B
91-100 A
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
DISKUSI KELAS
MODEL PEMBELAJARAN
DISKUSI KELAS
PENGERTIAN DAN DESKRIPSI
Diskusi adalah tukar pendapat untuk memecahkan suatu
masalah atau mencari kebenaran, atau pertemuan ilmiah yang di dalamnya
dilakukan Tanya jawab guna membahas suatu masalah. Diskusi, dalam
konteks pembelajaran di kelas, merupakan sebuah proses tukar pikiran
antara guru dan siswa atau antara siswa dan siswa lainnya. Diskusi dapat
terjadi dalam kelompok kecil maupun kelompok besar dan hasil akhir tidak
harus berupa keputusan, tapi dapat pula untuk memperjelas
permasalahan.
Diskusi kelas (classroom discussion) berarti diskusi yang
diselenggarakan dalam kelas dan melibatkan guru serta para siswa yang
menjadi peserta diskusi. Dalam diskusi kelas pada umumnya gurulah yang
menentukan tujuan diskusi. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
atau merumuskan informasi di akhir diskusi. Diskusi merupakan kegiatan
tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara
teratur.
Model pembelajaran diskusi merupakan model pembelajaran
yang bertujuan untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan
lebih teliti tentang sesuatu serta untuk mempersiapkan dan menyelesaikan
keputusan bersama.
4. Mengakhiri diskusi
Ada beberapa cara untuk mengakhiri diskusi, diantaranya :
Menyimpulkan apa yang telah dibahas dengan kalimat yang
pendek atau menghubungkannya dengan topik yang lebih luas
yang sedang dipelajari
Presentasi pendek mengenai ide-ide pokok atau informasi belajar
sebelumnya
Guru meminta siswa untuk menyimpulkan diskusi dengan
memberikan pertanyaan akhir. Salah satu cara untuk menutup
diskusi yaitu menyimpulkan ide pokok dan menghubungkannya
dengan topik yang ada.
5. Evaluasi Diskusi
Evaluasi berfokus pada jalannya diskusi bukan pada isinya. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui proses diskusi yang telah
dilakukan apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak. Selain itu
juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat
diskusi berlangsung dan mencari solusinya sehingga diskusi yang akan
datang bisa lebih baik. Evaluasi dapat berupa tanya jawab apakah
diskusi sudah berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai.
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan Suhu, Kalor dan Mengamati Tugas 12 JP Sumber
yang menciptakan dan Perpindahan Kalor (4 x 3 JP)
Asosiasi
Mengolah data
percobaan pemanasan
air dan es
menggunakan
termometer dalam
bentuk penyajian data
perubahan suhu,
analisis, dan menyusun
kesimpulan.
Komunikasi
Membuat laporan hasil
eksperimen
Mengomunikasikan
hasil percobaan
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
1.1.1 Menunjukkan rasa syukur atas nikmat Tuhan yang dikorelasikan
dengan materi pengaruh kalor terhadap wujud zat
2.1.1 Menunjukkan keterampilan berpikir kritis selama pembelajaran
3.7.1 Menganalisis pengaruh kalor dalam mengubah wujud zat
3.7.2 Menunjukkan pengaruh kalor dalam mengubah wujud zat dalam
kehidupan sehari-hari
4.1.1 Mempresentasikan hasil analisis tentang pengaruh kalor dalam
mengubah wujud zat
D. Tujuan Pembelajaran
1.1.1.1 Setiap menjalankan kegiatan baik di luar maupun di dalam
pembelajaran, siswa dapat menunjukkan rasa syukur atas nikmat
Tuhan yang dikorelasikan dengan materi pengaruh kalor terhadap
wujud zat.
2.1.1.1 Dengan melakukan diskusi mengenai pengaruh kalor dalam
mengubah wujud zat, siswa menunjukkan keterampilan berpikir
kritis yang baik.
3.7.1.1 Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menganalisis pengaruh
kalor dalam mengubah wujud zat dengan tepat.
3.7.1.2 Diberikan materi tentang pengaruh kalor dalam mengubah wujud
zat dari handout dan berdiskusi, siswa dapat menunjukkan pengaruh
kalor dalam mengubah wujud zat dalam kehidupan sehari-hari
4.1.1.1 Dengan melakukan percobaan tentang pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat, siswa dapat mempresentasikan hasil analisis
tentang pengaruh kalor dalam mengubah wujud zat dengan baik.
F. Metode Pembelajaran:
1. Model Pembelajaran : Diskusi Kelas
2. Metode : Diskusi, eksperimen, presentasi
3. Tipe : Kelompok Aktif (Buzz Group)
H. Sumber Belajar
1. Handout
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik
3. Sumber belajar lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet).
TINJAUAN UMUM
Api dari kompor, dapat membuat panci aluminium dingin yang berada
di atasnya menjadi terasa panas. Benda yang bersuhu tinggi disentuhkan ke
benda yang bersuhu rendah maka kita tahu bahwa kedua benda tersebut akan
memiliki suhu campuran akhir yang sama. Jadi, adanya kalor dapat mengubah
suhu benda. Alat penanak nasi elektronik memanfaatkan kalor untuk mengubah
beras menjadi nasi serta menjaga nasi tetap hangat. Alat tersebut memiliki
elemen pemanas yang mengubah energi listrik menjadi kalor dan
mempertahankan suhu. Bahan yang semula berupa beras dan air, dengan kalor
dapat diubah menjadi nasi dan uap. Hal ini menunjukkan kalor dapat
mengubah wujud zat. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Mari simak ulasan
berikut
A. PERUBAHAN WUJUD ZAT AKIBAT KALOR
Jika dua benda dengan salah satu benda mula-mula lebih panas dari
pada benda yang lain saling bersentuhan, maka suhu kedua benda tersebut
akan sama setelah waktu yang cukup lama. Benda bersuhu lebih tinggi akan
memberikan energi pada benda bersuhu lebih rendah. Energi yang diberikan
karena perbedaan suhu antara dua buah benda disebut kalor.
Kalor adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kedua benda ini saat suhunya sama
disebut berada dalam keadaan setimbang termal. Hal ini dijelaskan dalam
hukum ke nol termodinamika. Hukum ke nol Termodinamika : Jika benda
A dan benda B masing-masing berada dalam keadaan setimbang termal
dengan benda C, maka benda A dan benda B berada dalam keadaan
setimbang termal antara satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar informasi tentang
suhu udara 30oC. Apakah yang dimaksud dengan suhu? Suhu adalah tingkat
atau derajat panas (atau dingin) suatu benda atau sistem. Alat untuk
mengukur suhu atau temperatur suatu benda disebut termometer. Jenis
termometer yang biasa digunakan adalah termometer Celsius, Fahrenheit,
dan Reamur. Satuan suhu dalam sistem SI adalah derajat kelvin (K). Skala
suhu untuk termometer Celsius adalah oC, skala suhu untuk termometer
Fahrenheit adalah oF, dan skala suhu untuk termometer Reamur adalah oR.
Jika kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan, maka
biasanya suhu zat akan naik. Namun, pada kondisi tertentu suatu zat dapat
menyerap kalor dalam jumlah yang besar tanpa mengalami perubahan pada
suhunya.
1. PERUBAHAN FASA
Ini terjadi selama perubahan fasa, artinya ketika kondisi fisis zat itu
berubah dari suatu bentuk ke bentuk lain. Jenis perubahan fasa
diantaranya yaitu : (1) Pembekuan, yaitu perubahan fasa dari cairan
menjadi padatan, contoh : pembekuan air menjadi es; (2) Penguapan,
yaitu perubahan fasa dari cairan menjadi gas, contoh: penguapan air
menjadi uap. (3) Sublimasi, yaitu perubahan fasa dari padatan menjadi
gas, contoh : penguapan bola-bola kamper menjadi gas.
Diagram fase untuk air yang
ditunjukkan pada Gambar1
merupakan grafik tekanan sebagai
fungsi suhu pada volume konstan.
Bagian diagram dari titik O dan C
menunjukkan tekanan uap terhadap
suhu. Jika pemanasan dilanjut maka
Gambar 1. Diagram fase untuk air. Skala
tekanandan suhu tidak linier (Tipler, 1991)
kerapatan cairan berkurang dan
kerapatan uap bertambah. Di titik
C pada diagram tersebut nilai kedua kerapatan ini sama. Titik C ini disebut
titik kritis atau suhu kritis. Jika air didinginkan,sebagian dari uap mulai
mengembun menjadi cairan (kurve OC) sampai titik O. Di titik ini cairan
mulai membeku. Titik O disebut titik tripel, yaitu suatu titik di mana fasa
uap, cair dan padat suatu zat berada bersama-sama dalam keadaan
kesetimbangan.
2. PERUBAHAN WUJUD
Sejumlah energi kalor tertentu diperlukan untuk mengubah wujud
sejumlah zat tertentu. Kalor yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat
tersebut. Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat
tersebut. Perubahan wujud yang terjadi ditunjukkan oleh Gambar di
bawah ini:
Gambar 2.
Diagram perubahan wujud zat
Tabel 1. Titik cair (TC), titik didih (TD), kalor laten peleburan dan
kalor laten penguapan untuk berbagai zat pada tekanan 1 atm
(Tipler, 1991)
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
A. Tujuan Percobaan : Mengamati Serta Mempelajari Perubahan Wujud Zat
B. Alat dan bahan
1. Sendok 6. Minyak Spiritus / Bensin
2. Cangkir 7. Es batu
3. Korek api 8. Piring Plastik
4. Garam 9. Gelas ukur
5. Lilin 10. Termometer
C. Cara kerja
1. Percobaan pertama:
a. Perlakuan pertama :
- Hancurkan es batu hingga menjadi serpihan kecil-kecil
- Isikan separuh cangkir dengan serpihan es batu
- Tuangkan ke dalam cangkir es batu garam sebanyak seperempat cangkir
- Aduk campuran itu dan dibiarkan tanpa gangguan selama 20 menit
- Amati apa yang terjadi!
b. Perlakuan kedua :
Nyalakan lilin dengan korek api, amati perubahannya!
c. Perlakuan ketiga :
Matikan api pada lilin, diamkan sebentar dan amati perubahan yang terjadi pada
lilin!
d. Perlakuan keempat :
Tuangkan minyak spiritus ke dalam baki dan amati apa yang terjadi ketika spiritus
bersentuhan langsung dengan udara
e. Perlakuan kelima :
Letakkan es batu ke dalam wadah. Diamkan beberapa saat dan amati
perubahannya!
2. Percobaan kedua:
a. Letakkan bongkahan es yang telah dihancurkan es batu ke dalam gelas ukur,
ukur suhu awalnya
b. Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan mengaduknya pelan-pelan
secara terus menerus sampai mencapai suhu 100C.
c. Memperhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga
perubahan suhu yang tertera pada termometer.
d. Mencatat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja
3. Diskusikan hal berikut untuk membantu dalam analismu!
1
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
a. Apakah semua zat pada percobaan di atas bisa mengalami perubahan wujud?
Mengapa?
b. Zat apa sajakah pada percobaan di atas yang menerima kalor?
c. Zat apa sajakah pada percobaan di atas yang melepaskan kalor?
d. Selama perubahan wujud, apakah suhu benda juga selalu berubah-ubah?
e. Berikan kesimpulanmu dari kegiatan ini!
D. Data Pengamatan
1. Percobaan Pertama
Nama Perubahan
No Perlakuan Perubahan Wujud Zat
Wujud
2. Percobaan Kedua
Waktu Keterangan
No Suhu (oC) Kenaikan Suhu (oC)
(menit)
E. Pengolahan Data
1. Percobaan pertama:
a. Perlakuan pertama :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......
b. Perlakuan kedua :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......
2
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
c. Perlakuan ketiga :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......
d. Perlakuan keempat :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......
e. Perlakuan kelima :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......
2. Percobaan Kedua
.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................
F. Kesimpulan
.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.................
3
Jawaban Lembar Kegiatan Siswa
C. Data Pengamatan
1. Percobaan Pertama
Nama Perubahan
No Perlakuan Perubahan Wujud Zat
Wujud
Waktu hancuran es batu dan
garam di larutkan di dalam
Campuran serpihan es cangkir, 20 menit kemudian
1 Membeku
batu dan garam gas di sekeliling cangkir akan
membeku membentuk
pengkristalan
Lilin lama kelamaan akan
2 Lilin dinyalakan Melebur
meleleh membentuk cair
Lelehan lilin lama kelamaan
Lelehan lilin
3 akan memadat kembali dan Membeku
didinginkan
menjadi keras
Waktu minyak spiritus
dituangkan ke dalam piring
Spiritus dalam udara plastik tidak lama kemudian
4 menguap
terbuka spiritus di dalam piring plastik
akan menghilang berbentuk
gas
Es batu yang didiamkan
5 Es batu didiamkan setelah beberapa lama mencair
kemudian menjadi cair
2. Percobaan Kedua
Waktu Suhu Kenaikan Suhu Keterangan
No
(menit) (oC) (oC)
Keadaan
1 0 -7 0 awal,wujud es :
padat
Es melebur (dari
2 2 0 7
padat ke cair)
1
Jawaban Lembar Kegiatan Siswa
Proses pencairan
3 4 35 35 kemudian mulai
memanas
Suhu air meningkat,
4 6 77 42
keluar gelembung air
Timbul suara air
5 8 94 17
mendidih
Titik didih air
6 10 100 6
maksimum
D. Pengolahan Data
2. Percobaan pertama:
a. Perlakuan pertama :
Pada percobaan ini gas di sekeliling cangkir akan membentuk
pengkristalan disebabkan karena temperatur es menjadi lebih rendah
ketika garam ditambahkan. Campuran di dalam cangkir membuat
bagian luar cangkir menjadi sangat dingin. Udara di sekitar kita
merupakan campuran gas yang mengandung uap air yang larut di
dalamnya. Ketika uap air yang tidak terlihat ini menyentuh bagian
luar cangkir, maka uap air mengembun, artinya berubah bentuk
menjadi air. Air segera membeku menjadi es. Ketika kita mengambil
sedikit es dengan sendok, maka es akan mencair kembali menjadi
bentuk air.
b. Perlakuan kedua :
Pada percobaan ini lilin yang dibakar mencair karena api memberikan
suhu yang panas kepada lilin dan di saat suhunya mencapai titik cair
lilin, lilin akan mencair.
c. Perlakuan ketiga :
Di saat suhunya kembali turun lilin tersebut akan membeku kembali,
karena lelehan lilin akan melepaskan kalor yang ada padanya.
d. Perlakuan keempat :
Pada percobaan ini spiritus yang dituangkan menjadi kering karena di
saat spiritus bertumbukan langsung dengan udara, spiritus ikut
terangkat bersama udara. Hal ini disebabkan karena ikatan ion antara
spiritus sangat mudah terpisah-pisah.
e. Perlakuan kelima :
Es batu yang dibiarkan dalam udara terbuka maka akan mencair
setelah beberapa saat pada suhu tertentu karena melepas kalor
yang ada padanya.
3. Percobaan Kedua
Gelas ukur diisi bongkahan es yang telah dihancurkan kemudian
dipanaskan dengan nyala api dari Bunsen. Setelah itu diamati setiap
perubahan suhu pada bongkahan es tiap 2 menit sekali. Dan hasil
pengamatan tertuang pada tabel pengamatan
2
Jawaban Lembar Kegiatan Siswa
Dari hasil ini diperoleh Titik lebur es pada suhu -2oC ;Titik didih
air maksimum 100o C, namun kadang sebelum 100 oC sudah mendidih.
Hal ini karena pengaruh suhu udara lingkungan luar serta tekanan udara
ketika melakukan percobaan yang tidak pada 1 atm. Bila semakin
tinggi/panas cuacanya maka akan lebih cepat mendidih.
Pada satu waktu mulai perubahan wujud, suhu zat tidak berubah.
Ini menunjukkan bahwa ketika melakukan perubahan wujud, kalor
hanya dipakai untuk merubah fase/wujudnya, bukan bersamaan untuk
menaikkan suhunya.
G. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam percobaan ini yaitu :
Kalor dapat merubah wujud benda; Selama perubahan wujudnya, kalor
tidak mengalami kenaikan suhu; dan Perubahan wujud dapat terjadi baik
karena melepas maupun menerima kalor
3
LEMBAR EVALUASI
PESERTA DIDIK
menjadi air bersuhu 8oC. Kalor jenis air 1 kal/groC, kalor jenis es 0,5
Selamat Mengerjakan
LEMBAR PENILAIAN HASIL
BELAJAR
PENILAIAN KOGNITIF
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
menjadi air bersuhu 8oC. Kalor jenis air 1 kal/groC, kalor jenis es 0,5
Petunjuk Penskoran :
Perhitungan skor akhir dengan rumus :
4 =
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor = 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor = 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor = 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor = 1,33
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP
a. Observasi
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SYUKUR
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap syukur peserta didik
dengan memberikan tanda cek () pada kolom aspek sikap dengan diisi
angka sesuai kriteria berikut:
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
Keterangan :
Perhitungan skor akhir dengan rumus :
4 =
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
LEMBAR OBSERVASI SIKAP KRITIS
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap kritis peserta didik dengan
memberikan tanda cek () pada kolom aspek sikap dengan diisi angka sesuai
kriteria berikut:
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
Keterangan :
Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
b. Penilaian diri sendiri
Keterangan :
Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
QUISIONER PERSONALITY TEST
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP KRITIS
Cermati daftar pernyataan di bawah ini! Isikan tanggapan anda pada kotak yang
tidak diwarna dengan mengisikan angka berketentuan sebagai berikut :
1 : Jika pernyataan tidak sesuai dengan diri anda
2 : Jika pernyataan sedikit menggambarkan diri anda
3 : Jika anda tidak dapat menilai apakah pernyataan menggambarkan diri anda atau
tidak
4 : Jika pernyataan hampir menggambarkan diri anda
5 : Jika pernyataan sesuai dengan diri anda
No Pernyataan A B C D E
Saya akan menguraikan dari apa yang telah dipelajari
1
satu persatu
2 Saya selalu merinci konsep-konsep yang masih global
Saya dengan mudah menuliskan pokok pikiran apa yang
3
saya baca
4 Saya tidak suka menilai apa yang dipikirkan orang lain
Saya dapat dengan mudah mengetahui hubungan dari
5
konsep-konsep kecil yang saya terima
Saya selalu menggambarkan dahulu pengetahuan baru
6
yang saya peroleh ke dalam bentuk yang saya pahami
7 Penguraian materi akan saya pahami dalam tiap tahap
Saya menyatukan setiap informasi bacaan yang saya
8
dapat
Permasalahan materi selalu saya pola ke dalam konsep
9
kecil
Mengkritik pemikiran orang lain tentang konsepnya
10
sering saya lakukan
Mudah untuk saya memadukan informasi yang saya
11
pahami dari bacaan
Saya selalu menyatakan pendapat apa yang saya
12
pikirkan
Saya akan selalu mempertimbangkan dan
13 mendengarkan apapun pendapat orang di sekitar saya
menjadi satu pernyataan baru yang dapat
Adanya tiap konsep yang diterima akan selalu saya
14
hubungkan satu sama lain
Saya dengan mudah mengetahui konsep dan materi
15
yang saya terima dalam kehidupan sehari-hari
Jumlah Skor
RUBRIK PENILAIAN HASIL KUISIONER
Pemerolehan Skor :
Skor maksimum masing-masing kolom adalah 15(3 indikator x skor maks)
Ketentuan :
Kolom A menunjukkan tingkat keterampilan menganalisis
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan dalam menganalisis sangat kurang
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan dalam menganalisis cukup baik.
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan dalam menganalisis sangat baik
Kolom B menunjukkan tingkat keterampilan menyintesis
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan dalam menyintesis masih kurang
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan dalam menyintesis cukup baik
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan dalam menyintesis sangat baik
Kolom C menunjukkan tingkat keterampilan mengenal dan menyelesaikan
masalah
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan dalam mengenal dan
menyelesaikan masalah sangat baik
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan dalam mengenal dan
menyelesaikan masalah cukup baik
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan dalam mengenal dan
menyelesaikan masalah sangat kurang
Kolom D menunjukkan tingkat keterampilan menyimpulkan
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan menyimpulkan kurang baik
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan menyimpulkan cukup baik
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan menyimpulkan sangat baik
Kolom E menunjukkan tingkat keterampilan mengevaluasi atau menilai
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan mengevaluasi sangat baik
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan mengevaluasi cukup baik
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan mengevaluasi kurang baik
Total dari semua kolom menunjukkan tingkat berpikir kritis secara umum
siswa
- Jika total skor <30 maka ia memiliki tingkat berpikir kritis yang kurang
baik
- Jika total skor 30-60 maka ia memiliki tingkat berpikir kritis yang cukup
baik
Jika total skor >60 maka kecerdasan emosional yang dimiliki sudah sangat baik
c. Penilaian sejawat (sesama teman)
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Mengucapkan rasa syukur atas karunia
Tuhan
2 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
berpendapat/bertanya
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap kebesaran Tuhan
5 Mengorelasikan materi yang ada terhadap
kebesaran Tuhan
Jumlah Skor
Keterangan :
Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
LEMBAR PENILAIAN ANTARPESERTA DIDIK
SIKAP KRITIS
Nama Peserta Didik :
.
Nama Peserta Didik yang Dinilai :
.
Kelas :
.
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap kritis peserta didik
..
lain. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap kritis yang
: ..
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
Petunjuk Penskoran :
Perhitungan skor akhir dengan rumus :
4=
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai
adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
d. Jurnal
Jurnal
Nama Peserta Didik : .
Nomor peserta Didik : .
Tanggal : .
Aspek yang diamati : .
Kejadian : .
Guru:
.
.
.
PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
KINERJA MELAKUKAN PERCOBAAN
Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
1. Merangkai alat percobaan
2. Melakukan pengamatan
4. Menganalisis data
5. Membuat kesimpulan
Total Skor
KELEBIHAN PEMBELAJARAN GD
Menurut Bruner dalam Paul Suparno (2007) serta dalam Nana dan
Sukmadiana (2004) menyatakan beberapa kelebihan dari pembelajaran
guided discovery adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran guided discovery dianggap membantu siswa
mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan
ketrampilan dan proses kognitif siswa. Kekuatan dari proses penemuan
datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana
belajar itu.
2. Dengan pembelajaran guided discovery, pengetahuan diperoleh dari
strategi ini sangat pribadi. Sifatnya dan mungkin merupakan suatu
KELEMAHAN PEMBELAJARAN GD
Dalam Paul Suparno (2007) serta dalam Nana dan Sukmadiana (2004) juga
menyatakan beberapa kekurangan Pembelajaran menggunakan Guided
Discovery diantaranya yaitu :
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik
dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;
C. Indikator
Peserta didik mampu :
1. menunjukkan rasa syukur atas dalam kehidupan sehari-hari,
2. menunjukkan rasa ingin tahu mengenai materi hukum Pascal,
3. menunjukkan sikap ilmiah mengenai materi hukum Pascal,
4. mengidentifikasi hukum Pascal,
5. mendeskripsikan hukum Pascal,
6. memformulasikan hukum Pascal,
7. menerapkan hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
1.1. Setelah mempelajari submateri ini, siswa dapat mengagumi adanya
hukum Pascal sebagai karya Tuhan.
1.2. Setelah mempelajari submateri ini, siswa dapat menunjukkan rasa syukur
atas adanya hukum Pascal yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
manusia.
2.1 Selama mempelajari submateri ini, siswa dapat menunjukkan rasa ingin
tahu dengan aktif ketika berpendapat dalam diskusi.
2.2 Selama mempelajari submateri ini, siswa menunjukkan sikap kejujuran,
tanggungjawab dan aktif dalam kerja berkelompok.
3.1 Dengan diberikan suatu fenomena, siswa mampu mengidentifikasi
terjadinya gejala-gejala berkaitan dengan hukum Pascal dengan baik.
E. Materi Pembelajaran
Bunyi Hukum Pascal : Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah
Perumusan hukum Pascal untuk bejana berhubungan :
atau
F. Model Pembelajaran:
1. Model Pembelajaran : Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
2. Metode : Diskusi, eksperimen, presentasi
2. Kegiatan Inti
a. Motivation
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru memperagakan dimana
lubang dibuat dalam plastik berisi air akan memancarkan air yang berbeda
ketika plastik ditekan-tekan.
b. Data Collection
1) Berdasarkan demonstrasi, siswa mengajukan pertanyaan dari apa yang
telah diamati dimana semua pertanyaan yang diajukan dituliskan pada
papan tulis. Pertanyaan yang diajukan dapat dijadikan suatu rumusan
masalah. Bagaimana pengaruh tekanan yang diberikan kepada fluida
dalam suatu wadah atau ruang tertutup terhadap kekuatan pancaran
air?
2) Siswa dibimbing untuk membuat hipotesis. Dari review informasi
pengetahuan awal siswa ketika di SMP, siswa diharapkan dapat
membuat hipotesis bahwa Semakin besar tekanan yang diberikan,
semakin kuat pula pancaran air.
3) Siswa melakukan percobaan sesuai dengan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) yang diberikan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat
di bawah bimbingan guru.
c. Data Processing
1. Handout
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik
3. Sumber belajar lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet).
Haryadi, Bambang. 2008. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung : PUSAT
PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional.
Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Kelas : _______
Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
Nilai = x 100
b. Lembar Penilaian Diri
Kelas : _______
Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
Kadang- Tidak
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai
kadang pernah
Saat guru menjelaskan saya
memperhatikan
Saat guru menjelaskan saya
mencatat
Saat guru memberikan latihan
soal, saya mengerjakannya
Saat guru memberikan tugas
kelompok, saya aktif bekerja
dalam kelompok
Saat presentasi tugas
kelompok saya aktif
menjawab
Saya mengerjakan tugas
tanpa melihat jawaban teman
lain
Jumlah Skor
Penilaian Skor
Selalu 4
Sering 3
Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Kadang-
2
kadang
=
Tidak Pernah 1
c. Lembar Penilaian Peserta Didik oleh teman sejawat
Kelas : _______
Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari
Penilaian Skor
Selalu 4
Sering 3
Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Kadang-
2
kadang
=
Tidak Pernah 1
d. Tes Penugasan
Tugas Individu/ PR :
Nama : ________________
Kelas : ________________
NIS : ________________
2. Diket : =
=
= 4
Dit :m =?
3
Penyelesaian :
=
4
=
4
=
=
=
=
= 10
/
=
3. Diketahui :
A = , 4m
A = , m
F = N
3
Ditanya : F ?
Jawaban
=
=
, 4 ,
=
, 7
= . , = ,
4. Diketahui :
r1 =2 cm=0,02 m
r2 =25 cm=0,25 m
3
Ditanya : F1
Jawaban :
- A1 = r2 =3,14.0,022 0,001256 m2
- A2 = r2 =3,14.0,252 =0,19625 m2
- F2 =W=m.g=2000.10=20000 N 10
=
, , 9 7
= , =
, 9
Nilai =
e. Pengamatan Keterampilan
Kelompok : ___________________________
Anggota Kelompok : 1. __________________________
(nama/no.absen) 2. __________________________
3. __________________________
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Nilai = x 100
Lembar Kegiatan Peserta Didik
HUKUM PASCAL
Nama Kelompok :
1. ______________________________
2. ______________________________
3. ______________________________
B. Rumusan Masalah :
______________________________________________________
____
C. Hipotesis :
___________________________________________________
_______
E. Rancangan Percobaan
F. Langkah Percobaan
1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan!
2. Isilah kantong plastik dengan air secukupnya, kemudian ikat dengan tali pada
bagian atasnya!
Lembar Kegiatan Peserta Didik
3. Lubangi kantong plastik yang berisi air dengan jarum di segala arah!
4. Tekanlah air yang ada dalam kantong dari arah atas!
5. Perhatikan bagaimana arah pancaran airnya jika diberikan tekanan yang berbeda!
G. Variabel
- Variabel Manipulasi : ______________
- Variabel Kontrol : ______________
- Variabel Respon : ______________
H. Hasil Percobaan
Percobaan
Perlakuan tekanan Kekuatan pancaran air Keterangan
ke-
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_______________
I. Analisis
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_______________
J. Kesimpulan
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_______________
Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Peserta Didik
HUKUM PASCAL
B. Rumusan Masalah : Bagaimana pengaruh tekanan yang diberikan kepada fluida dalam
suatu wadah atau ruang tertutup terhadap kekuatan pancaran air?
E. Rancangan Percobaan
F. Langkah Percobaan
1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan!
2. Isilah kantong plastik dengan air secukupnya, kemudian ikat dengan tali pada bagian
atasnya!
3. Lubangi kantong plastik yang berisi air dengan jarum di segala arah!
4. Tekanlah air yang ada dalam kantong dari arah atas!
5. Perhatikan bagaimana arah pancaran airnya jika diberikan tekanan yang berbeda!
G. Variabel
- Variabel Manipulasi : tekanan
- Variabel Kontrol : lubang pancar
- Variabel Respon : kekuatan pancaran air
Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Peserta Didik
H. Hasil Percobaan
Percobaan
Perlakuan tekanan Kekuatan pancaran air Keterangan
ke-
Memancar lemah, sama Jarak pancarnya
1 Gaya tekan lemah
besar tiap lubang pendek
Memancar agak kuat, Jarak pancar agak
2 Gaya tekan agak kuat
sama besar tiap lubang jauh
Gaya tekan semakin Memancar semakin kuat, Jarak pancar
3
kuat sama besar tiap lubang semakin jauh
Memancar sangat kuat, Jarak pancar
4 Gaya tekan sangat kuat
sama besar tiap lubang sangat jauh
Dari percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa saat plastik yang berisi air ditekan
pada gaya yang sama akan menyebabkan air memancar dari lubang yang telah dibuat
dengan kekuatan yang sama. Namun apabila tekanan yang diberikan kepada plastik
semakin besar akan membuat air memancar semakin kuat, namun sama besar pada setiap
lubang berdiameter sama.
I. Analisis
Saat botol yang berisi air ditekan akan menyebabkan seluruh permukaan bagian
dalam botol mendapat tekanan yang sama sehingga menyebabkan air yang terpancar dari
botol akan mendapat kekuatan tekanan yang sama pula untuk masing-masing diameter,
hal ini disebabkan karena tekanan pada air akan diteruskan ke semua arah jika berada
dalam ruang tertutup. Diperoleh bahwa dengan memberikan gaya tekan yang besar akan
dihasilkan gaya yang lebih besar pula yang ditunjukkan oleh kekuatan pancaran air yang
makin besar. Jadi apabila tekanan yang diberikan kepada plastik semakin besar akan
membuat air memancar semakin kuat pada setiap lubang berdiameter sama.
J. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan maka didapatkan yaitu : Tekanan yang diberikan
pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
Sehingga diperoleh persamaan :
=
=
Gaya tekan semakin besar menyebabkan daya pancar semakin kuat pada setiap lubang
berdiameter sama.
HANDOUT
HUKUM PASCAL
B
laise Pascal (1623 1662) seorang ilmuwan Prancis menyatakan
bahwa, tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah. Asumsi tersebut sering di kenal
sebagai hukum Pascal. Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan Pascal yaitu
dengan menggunakan penyemprot Pascal.
=
=
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan Suhu, Kalor dan Mengamati Tugas 12 JP Sumber
yang menciptakan dan Perpindahan Kalor
mengatur alam jagat raya Menyimak peragaan Memecahkan (4 x 3 JP) PHYSICS:
melalui pengamatan fenomena Suhu dan tentang: masalah Principles
pemuaian - Simulasi pemuaian rel sehari-hari with
alam fisis dan pengukurannya Aplication /
kereta api berkaitan
Douglas C.
Asosiasi
Mengolah data
percobaan pemanasan
air dan es
menggunakan
termometer dalam
bentuk penyajian data
perubahan suhu,
analisis, dan menyusun
kesimpulan.
Komunikasi
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
C. Indikator
Peserta didik mampu:
1) Menjelaskan fenomena pengaruh kalor terhadap perubahan wujud
zat sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
2) Menunjukkan rasa ingin tahu, teliti, jujur, dan bertanggung jawab
melalui diskusi, kerja kelompok, mengerjakan tugas dan melakukan
praktikum.
3) Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4) Mengidentifikasi karakteristik benda yang mengalami perubahan
wujud akibat kalor.
5) Menyebutkan contoh - noncontoh perubahan wujud zat.
6) Mempresentasikan hasil analisis tentang pengaruh kalor dalam
mengubah wujud zat.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menjelaskan fenomena pengaruh kalor terhadap perubahan
wujud zat, siswa dapat mengagumi dan menunjukkan rasa syukur
atas kebesaran Tuhan YME.
2. Dengan melakukan kegiatan praktikum dan diskusi, siswa dapat
menunjukkan rasa ingin tahu, teliti, jujur, dan bertanggung jawab.
3. Diberikan contoh fenomena dan handout, siswa dapat menganalisis
pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4. Diberikan handout, siswa dapat menyebutkan contoh dari pengaruh
kalor terhadap perubahan wujud zat
5. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat membedakan
karakteristik masing-masing perubahan wujud zat akibat pengaruh
kalor
Perubahan
Suhu Perubahan Wujud
Zat
Kalor Laten
3 wujud atau fase zat, yaitu padat, cair dan gas. Digambarkan sebagai
berikut
Kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk
mengubah wujudnya persatuan massa.
Jenis-jenis kalor
- Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diserap untuk
mengubah 1 gram zat dari wujud padat menjadi cair pada titik
leburnya.
- Kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk
mengubah 1 gram zat dari wujud cair menjadi padat pada titik
bekunya.
F. MODEL PEMBELAJARAN
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan (5 menit)
a. Motivasi
Guru meminta satu orang siswa untuk maju ke depan kelas.
Kemudian meminta siswa memasukkan sebongkah es batu ke
dalam gelas kaca. Siswa yang lain mengamati.(mengamati)
Dari kegiatan di atas, diharapkan akan muncul permasalahan :
Mengapa terdapat titik air di dinding gelas ? (menanya)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud zat.
Ice cream
yang - - - - -
dipanaskan
Air di
daun pada - - - - -
pagi hari
Baju
- - - - - -
dibakar
Kapur
barus di -
- - - - -
dalam
lemari
Air
diletakkan -
- - - -
dalam
Frezer
Perubahan
No Peristiwa contoh Non-contoh
wujud zat
1 Kayu dibakar - -
2 Pembuatan agar-agar membeku -
3 Plastisin dipanaskan mencair -
4 Pembentukan awan mengembun -
5 Gula dipanaskan mencair -
6 Saat hujan, kaca mengembun
bagian dalam tetap -
basah
7 Baju basah menguap
-
dikeringkan
8 Lahar panas yang membeku
mengalir dari letusan
gunung berapi akan
-
menjadi batu dan pasir
jika telah dingin.
9 Besi dipanaskan - -
10 Bensin diletakkan di menguap
-
tempat terbuka
Perubahan Non-
No Peristiwa contoh Alasan
wujud zat contoh
Q=m.L
b. Memberikan refleksi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang
sudah disampaikan.
c. Guru memberikan tugas untuk materi selanjutnya.
Hariyadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sarwono,dkk. 2009. Fisika 2 : Mudah dan Sederhana Untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Berita mengenai semakin banyaknya pulau-pulau kecil yang tenggelam akibat naiknya
ketinggian permukaan air laut memang bukan menjadi hal yang baru lagi mengingat
peristiwa pemanasan global yang menjadi permasalahan bagi dunia sejak beberapa tahun
lalu hingga kini juga semakin meningkatkan aktivitasnya. Maka tidak mengherankan jika
banyak sel di kutub semakin mencair dan makin mencairnya gletser-gletser bervolume besar
di dunia yang menyebabkan meningkatnya kapasitas air laut. Pemanasan global tentu erat
kaitannya dengan panas dan peningkatan suhu. Lalu mengapa hal tersebut menjadi pemicu
mencairnya es di kutub dan naiknya permukaan air? Dengan menyimak bab berikut, kamu
akan mengetahui jawabannya!!!
A. PERUBAHAN WUJUD ZAT AKIBAT KALOR
Jika dua benda dengan salah satu benda mula-mula lebih panas dari pada benda
yang lain saling bersentuhan, maka suhu kedua benda tersebut akan sama setelah waktu
yang cukup lama. Benda bersuhu lebih tinggi akan memberikan energi pada benda
bersuhu lebih rendah. Energi yang diberikan karena perbedaan suhu antara dua buah
benda disebut kalor.
Kalor adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Kedua benda ini saat suhunya sama disebut berada dalam keadaan
setimbang termal. Hal ini dijelaskan dalam hukum ke nol termodinamika. Hukum ke nol
Termodinamika : Jika benda A dan benda B masing-masing berada dalam keadaan
setimbang termal dengan benda C, maka benda A dan benda B berada dalam keadaan
setimbang termal antara satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar informasi tentang suhu udara
30oC. Apakah yang dimaksud dengan suhu? Suhu adalah tingkat atau derajat panas (atau
dingin) suatu benda atau sistem. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur suatu benda
disebut termometer. Jenis termometer yang biasa digunakan adalah termometer Celsius,
Fahrenheit, dan Reamur. Satuan suhu dalam sistem SI adalah derajat kelvin (K). Skala
suhu untuk termometer Celsius adalah oC, skala suhu untuk termometer Fahrenheit
adalah oF, dan skala suhu untuk termometer Reamur adalah oR.
Jika kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan, maka biasanya suhu zat
akan naik. Namun, pada kondisi tertentu suatu zat dapat menyerap kalor dalam jumlah
yang besar tanpa mengalami perubahan pada suhunya.
1. PERUBAHAN FASA
Ini terjadi selama perubahan fasa, artinya ketika kondisi fisis zat itu berubah dari
suatu bentuk ke bentuk lain. Jenis perubahan fasa diantaranya yaitu : (1) Pembekuan,
yaitu perubahan fasa dari cairan menjadi padatan, contoh : pembekuan air menjadi es;
(2) Penguapan, yaitu perubahan fasa dari cairan menjadi gas, contoh: penguapan air
menjadi uap. (3) Sublimasi, yaitu perubahan fasa dari padatan menjadi gas, contoh :
penguapan bola-bola kamper menjadi gas.
Diagram fase untuk air yang ditunjukkan pada Gambar1 merupakan grafik
tekanan sebagai fungsi suhu pada volume konstan. Bagian diagram dari titik O dan C
menunjukkan tekanan uap terhadap suhu. Jika pemanasan dilanjut maka kerapatan
cairan berkurang dan kerapatan uap bertambah. Di titik C pada diagram tersebut nilai
kedua kerapatan ini sama. Titik C ini disebut
titik kritis atau suhu kritis. Jika air
didinginkan,sebagian dari uap mulai
mengembun menjadi cairan (kurve OC)
sampai titik O. Di titik ini cairan mulai
membeku. Titik O disebut titik tripel, yaitu
suatu titik di mana fasa uap, cair dan padat
suatu zat berada bersama-sama dalam
Gambar 1. Diagram fase untuk air. Skala
tekanandan suhu tidak linier (Tipler, 1991) keadaan kesetimbangan.
2. PERUBAHAN WUJUD
Sejumlah energi kalor tertentu diperlukan untuk mengubah wujud sejumlah zat
tertentu. Kalor yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat tersebut. Kalor yang
diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Perubahan wujud yang terjadi
ditunjukkan oleh Gambar di bawah ini:
Gambar 2.
Diagram perubahan wujud zat
-
-
-
Menit
Suhu akhir (T2) Suhu awal (T1) Perubahan Suhu
ke
Analisis :
Simpulan :
Grafik :
TC
TC
Pada percobaan perubahan wujud zat untuk data pertama waktu es dicairkan
semakin tinggi perubahan suhu maka waktu yang diperlukan juga semakin lama.
Pada tabel pertama menggambarkan perubahan wujud zat padat berubah
menjadi cair.
Pada percobaan perubahan wujud zat untuk data kedua waktu air dipanaskan
semakin tinggi perubahan suhu maka waktu yang diperlukan juga semakin lama.
Pada tabel pertama menggambarkan perubahan wujud zat cair berubah menjadi
uap.
Simpulan :
Metode : Penugasan
Alasan
Perubahan
No Contoh Peristiwa (menyerap/melepa
wujud zat
s kalor)
1 Menguap
2 Mengembun
3 Melebur
4 Menyublim
5 Membeku
3. Pemanasan 10 gram zat padat yang menerima kalor 100 joule tiap detik
mengalami perubahan wujud menjadi gas. Dalam hal ini kalor uapnya
adalah.
a. Observasi
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SYUKUR
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap syukur peserta didik
dengan memberikan tanda cek () pada kolom aspek sikap dengan diisi
angka sesuai kriteria berikut:
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
2 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
berpendapat/bertanya
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap kebesaran Tuhan
5 Mengorelasikan materi yang ada terhadap
kebesaran Tuhan
Jumlah Skor
Keterangan :
Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri dengan memberi tanda cek ()
pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta didik :
Keterangan :
Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
2 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
berpendapat/bertanya
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap kebesaran Tuhan
5 Mengorelasikan materi yang ada terhadap
kebesaran Tuhan
Jumlah Skor
Keterangan :
Perhitungan skor akhir dengan rumus :
4 =
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
d. Jurnal
Jurnal
Tanggal : .
Kejadian : .
Guru:
.
C.KETERAMPILAN
Nama Siswa :
Kelas :
TINGKAT KUALITAS
NO KRITERIA Sempurna Baik Cukup Kurang SKOR
4 3 2 1
1 Tujuan
2 Alat dan
Bahan
3 Langkah
Kegiatan
4 Data dan
Analisis
5 Kesimpulan
Total
RUBRIK PENSKORAN
TINGKAT KUALITAS
KRITERIA Sempurna Baik Cukup Kurang SKOR
4 3 2 1
Tujuan Penulisan Penulisan Penulisan Penulisan
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan,
kalimat baku, kalimat baku, kalimat kalimat
berhubungan berhubungan tidak baku, tidak baku,
dengan topik dengan sebagian tidak
yang topik yang tidak terkait dengan
ditugaskan, ditugaskan, terkait topik yang
dan terperinci tapi tidak dengan ditugaskan.
terperinci topik yang
ditugaskan
Alat dan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Tidak
Bahan alat dan sebagian sebagian menyebutkan
bahan yang besar alat dan kecil alat dan alat dan bahan
diperlukan bahan yang bahan yang yang
dalam diperlukan diperlukan digunakan
percobaan. percobaan. percobaan. dalam
percobaan.
Langkah Menuliskan Menuliskan Menuliskan Tidak ada
Kegiatan langkah langkah langkah langkah
percobaan percobaan percobaan percobaan.
lengkap, urut, lengkap dan tidak secara
dan rinci. urut, tapi urut dan/atau
tidak tidak
terperinci. lengkap.
Data dan Data dihitung Data dihitung Data dihitung Data tidak
Analisis secara logis secara logis tidak secara dihitung
dan dianalisis dan dianalisis logis dan secara logis
dengan tepat dengan tepat. dianalisis dan tidak
dan rinci kurang tepat. dianalisis.
Kesimpulan Menulis Menulis Menulis Tidak ada
kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan.
berdasarkan berdasarkan tapi tidak
hasil analisis hasil analisis berdasarkan
dan akurat hasil analisis
Total
a. Penomoran
Guru membagi kelas menjadi kelompok kelompok kecil
b. Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap
tiap kelompok. Pada kesempatan ini tiap tiap kelompok
menyatukan kepalanya Heads Together berdiskusi memikirkan
jawaban.
c. Berpikir Bersama
Guru memanggil paserta didik yang memiliki nomor yang sama dari
tiap tiap kelompok dan memberi kesempatan untuk menjawab.
d. Menjawab
Guru mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta
didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai
pengetahuan yang utuh.
A. Kompetensi Inti
B. Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa
D. Tujuan Pembelajaran
1.1. Setelah mempelajari materi ini, siswa dapat mendeskripsikan
berbagai fenomena pemanfaatan alat optik dalam kehidupan sehari-
hari sebagai wujud bukti kebesaran Tuhan dengan baik.
2.2.Selama mempelajari materi ini, siswa menunjukkan sikap kejujuran,
tanggungjawab dan aktif dalam kerja berkelompok.
3.1.Dengan diberikan gambar suatu alat optik, siswa mampu
mendeskripsikan fungsi dan bagian alat optik mata dan kacamata,
lup, mikroskop, dan teleskop dengan baik.
3.2.Dengan diberikan handout dan disajikan dua gambar fenomena
yang berbeda, siswa mampu membedakan pengamatan tanpa
akomodasi dan akomodasi maksimum secara tepat dan benar.
3.3.Dengan diberikan handout dan sajian gambar fenomena, siswa
dapat menganalisis pembentukan bayangan pada kaca mata, lup,
mikroskop, dan teleskop.
3.4.Dengan diberikan handout dan lembar evaluasi, siswa dapat
menentukan perbesaran lup, mikroskop, dan teleskop dengan baik.
F. Model Pembelajaran:
1. Model Pembelajaran : Kooperatif
2. Tipe/Teknik : Numbered Head Together / NHT
(dengan melatihkan keterampilan kooperatif: mendengar dengan
aktif, berada dalam tugas, berada dalam kelompok)
3. Metode : Diskusi, eksperimen, presentasi
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
PENDAHULUAN 1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam 5 menit
Langkah 1 : kemudian dilanjutkan dengan doa.
Persiapan 2. Guru meminta dua orang siswa, dipilih yang
memakai kacamata dan yang tidak memakai
kacamata, untuk maju ke depan kelas. Siswa
yang menggunakan kacamata diminta
membaca tulisan yang ada pada papan tulis,
yang sebelumnya telah dituliskan oleh guru,
kemudian diminta melepaskan kacamatanya
dan membaca kembali tulisan pada papan
H. Sumber Belajar
1. Handout
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik
3. Sumber belajar lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet).
Mata Normal
Mata normal dapat melihat benda dengan jelas untuk setiap objek yang terletak di
antara jarak 25 cm di depan mata sampai jarak tak terhingga. Dalam keadaan bebas
(otot-otot mata tidak berkontraksi), mata normal membentuk bayangan nyata di retina
dari suatu objek di tempat tak terhingga. Sedangkan untuk melihat benda pada jarak
terhingga atau dekat, otot-otot pengatur lensa mata berkontraksi membentuk lensa
kristialin menjadi lensa cembung . Jarak fokus lensa mata menjadi lebih pendek sehingga
bayangan dapat terbentuk pada retina. Proses penyesuain lensa mata dengan jarak objek
yang diamati disebut akomodasi. Kemampuan mata untuk memperbesar kekuatan
lensanya sehingga sesuai dengan jarak objek yang diamati disebut daya akomodasi.
Gambar 1 (a) Ketika mata rileks (tak berakomodasi), lensa mata pipih sehingga jarak fokusnnya paling besar, dan benda sangat
jauh difokuskan pada retina. (b) Ketika otot seliar menegang, lensa menjadi lebih cembung sehingga jarak fokus lebih pendek, dan
benda dekat juga difokuskan pada retina. (Pemfokusan pada retina berarti bayangan dari benda dibentuk jelas pada retina.
Selama mata melihat jauh, mata tidak berakomodasi. Jarak tak terhingga suatu benda
yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata normal disebut titik jauh atau punctum
remotum (PR). Jarak terdekat suatu benda yag dapat dilihat dengan jelas oleh mata
normal disebut titik dekat atau punctum proximum (PP).
Jika mata melihat benda yang terletak di titik dekat, mata berakomodasi sekuat-kuatnya
atau berakomodasi maksimum.
Misal, mata mengamati benda yang berjarak s dari lensa matanya. Mata dapat melihat
benda tersebut saat bayangan benda jatuh di retina mata yang berada sejauh s
dibelakang lensa mata.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung jarak fokus lensa mata saat mengamati
benda jatuh di retina adalah sebagai berikut
= +
2. CACAT MATA
4) Astigmatisma
Penderita astigmatisma tidak mampu melihat garis-garis horizontal danvertikal secara
simultan (bersama-sama). Hal ini disebabkan oleh bentuk kornea mata yang tidak
berbentuk bola melainkan lebih melengkung pada satu bidang daripada bidang yang
lain.
Penderita astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan silindris atau kacamata
toris.
Selain kacamata, terdapat alat bantu cacat mata yang lain yaitu dikenal dengan lensa
kontak, yaitu berupa lembaran plastik tipis yang dirancang untuk dipasang pada
kornea.
t
t
s
Sn (25 cm)
Sn (25 cm)
(a) (b)
Gambar 2. sudut pandang mata (a) tanpa lup, (b) dengan lup
Perbandingan antara sudut pandang dengan lup dan sudut pandang tanpa lup disebut
perbesaran angular (Ma)
Karena benda yang diamati kecil maka sudut dan juga kecil.
Untuk sudut-sudut kecil perbandingan sudut dapat dianggap sama denagn perbandingan
tangen sudut.
Jadi
= = =
Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di titik jauh. Untuk
mata normal s = - ~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka benda harus diletakkan di
titik fokus. Jadi, untuk mata yang tak berakomodasi,
s = f dan s = - ~
perbesaran sudut (angular) lup untuk mata yang tak berakomodasi adalah
=
C. MIKROSKOP
Mikroskop sederhana terdiri dari dua lensa positif yang masing-masing disebut lensa
objektif, yaitu lensa yang dekat dengan benda yang diamati dan lensa okuler, yaitu lensa
yang dekat dengan mata. Lensa okuler pada mikrometer berfungsi sebagai lup. Jarak fokus
lensa objektif lebih kecil daripada jarak fokus lensa okuler.
okuler
objektif sok
h Fob
Fob Fok Fok
h
sob
Sob
h
Sok
a. Perbesaran linear
Perbesaran linear atau perbesaran panjang adalah perbandingan tinggi bayangan
akhir dengan tinggi benda.
= =
= =| | = =| |,
=
Keterangan:
Mtotal = perbesaran linear atau panjang
sob = jarak bayangan objektif
sob = jarak benda objektif
sok = jarak bayangan okuler
sok = jarak benda okuler
Mob = perbesaran oleh lensa objektif
Mok = perbesaran oleh lensa okuler
b. Perbesaran angular
=
Persamaan di atas merupakan rumus umum perbesaran angular mikroskop yang
berlaku untuk mata berakomodasi maupun tidak berakomodasi. Dari persamaan
tersebut dapat dipisahkan perbesaran sudut untuk mata berakomodasi maksimum
dan mata tidak berakomodasi.
sob
Sn
=
+
2) Mata tidak berakomodasi okuler
objektif Sob
h Fob
Fob Fok Fok
sob
Sn
s
Bayangan benda oleh objektif tepat di fokus okuler sehingga bayangan yang
dibentuk okuler di tempat tak terhingga. Untuk mata tidak berakomodasi
perbesaran angular (sudut) pada okuler yang berfungsi sebagai lup dinyatakan:
=
Sehingga diperoleh:
=
3. Panjang Mikroskop
Karena lensa objektif dan okuler berada pada ujung tabung mikroskop maka panjang
mikroskop dirumuskan:
d = sob + sok
keterangan:
d = panjang mikroskop
D. TEROPONG
Teropong adalah alat optik yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda yang
letaknya jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas.
Untuk mengamati benda angkasa, seperti planet, bintang, dan komet digunakan
teropong bintang. Sedangkan untuk mengamati benda-benda di bumi yang jauh
letaknya digunakan teropong bumi.
1. Teropong Bintang
a. Teropong Bias
Teropong bintang disebut juga teropong astronomi atau teleskop. Teropong bintang
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu teropong bias dan teropong pantul.
Teropong bias menggunakan dua lensa positif, yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
Jarak fokus lensa objektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler.
Keterangan:
Ma = perbesaran angular teropong bintang
fob = jarak fokus lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler
panjang teropong merupakan jarak antara lensa objektif dan lensa okuler
d = fob + fok
Keterangan:
Ma = perbesaran angular teropong bintang
fob = jarak fokus lensa objektif
sok = jarak benda lensa okuler
panjang teropong merupakan jarak antara lensa objektif dan lensa okuler
d = fob + sok
b. Teropong Pantul
Teropong pantul disebut juga teleskop refleksi. Pada teropong pantul, objektif
menggunakan cermin cekung, sedangkan okuler menggunakan lensa positif. Antara
objektif dan okuler terdapat cermin datar.
Perbesaran angular teropong untuk mata tidak berakomodasi maksimum,
dirumuskan:
=
Keterangan:
Ma = perbesaran angular teropong bintang
fob = jarak fokus lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler
2. Teropong Bumi
Teropong bumi disebut juga teropong yojana atau teropong medan. Teropong itu
dipaakai untuk mengamati benda-benda dibumi. Teropong bumi menggunakan tiga
lensa positif, yaitu lensa objektif, okuler, dan lensa pembalik yang diletakkan di
antara lensa objektif dan okuler.
keterangan: atau
d = panjang teropong bumi d = fob + 4fp + sok
fp = jarak fokus lensa pembalik
sob = jarak bayangan lensa objektif keterangan:
d = panjang teropong bumi
fp = jarak fokus lensa pembalik
sob = jarak bayangan lensa objektif
3. Teropong Panggung
Teropong panggung disebut juga teropong sandiwara atau teropong Belanda atau
teropong Galileo. Teropong itu menggunakan lensa positif sebagai lensa objektif dan
lensa negatif sebagai lensa okuler. Bayangan nyata dari lensa objektif merupakan
benda maya untuk lensa okuler.
4. Teropong Prisma
Teropong prisma menggunakan dua lensa positif sebagai objektif dan okuler serta
sepasang prisma segitiga sama kaki yang diletakkan di antara lensa objektif dan
okuler.
Pada proses pembalikan itu sinar dari benda mengalami dua kali pembalikan kiri
kanan dan atas bawah. Arah perambatannya juga mengalami dua kali pembalikan.
Hal itulah yang memperpendek panjang teropong.
Sebagai hasilnya,prisma membalikkan bayangan dari lensa objektif dan bayangan
akhir yang dibentuk lensa okuler terlihat tegak seperti keadaan benda yang
sebenarnya.
Teropong prisma dibuat binokuler, yaitu menggabungkan dua teropong secara
berdampingan dengan jarak okuler yang disesuaikan dengan jarak mata pengamat.
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
ALAT OPTIK-KAMERA
Judul : Kamera
Tujuan : Mengetahui prinsip kerja kamera
Variabel Percobaan
Langkah Kerja:
1. Meletakkan objek, lensa, serta layar pada bangku optik secara berurutan,
dengan s diusahakan tetap,
2. Geser jarak benda (s) hingga diperoleh bayangan yang diperkecil dan jelas,
3. Ukur s dan s.
4. Melakukan langkah diatas dengan kondisi berbeda baik s maupun s.
5. Selanjutnya ditentukan jarak fokus lensa tersebut
Petunjuk Analisis:
1. Berapakah panjang fokus lensa yang digunakan?
2. Jelaskan sifat bayangan yang terbentuk!
3. Jelaskan bagaimana prinsip kerja kamera!
4. Hubungkanlah percobaan yang telah kamu lakukan dengan prinsip kerja kamera
yang telah kamu kemukakan!
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
ALAT OPTIK
Langkah Kerja:
1. Tuangkan sedikit air ke dalam piring atau gelas kimia.
2. Apungkan sedikit minyak di atas permukaan untuk membentuk lapisan dengan
diameter kurang lebih 1 cm.
3. Letakkan piring di atas tulisan
4. Lihatlah tulisan melalui lapisan minyak.
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi
Petunjuk Analisis:
1. Adakah perubahan yang terjadi saat tulisan dilihat melalui lapisan minyak?
Jelaskan!
2. Jelaskan bagaimana prinsip kerja lup!
3. Jelaskan sifat bayangan yang terbentuk dari lup sederhana ini!
INSTRUMEN PENILAIAN
a. Lembar Pengamatan Sikap
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Kelas : _______
Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari
Nilai = x 100
b. Lembar Penilaian Diri
LEMBAR PENILAIAN DIRI
Kelas : _______
Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari
Kadang- Tidak
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai
kadang pernah
Saat guru menjelaskan
saya memperhatikan
Saat guru menjelaskan
saya mencatat
Saat guru memberikan
latihan soal, saya
mengerjakannya
Saat guru memberikan
tugas kelompok, saya aktif
bekerja dalam kelompok
Saat presentasi tugas
kelompok saya aktif
menjawab
Saya mengerjakan tugas
tanpa melihat jawaban
teman lain
Jumlah Skor
Penilaian Skor
Selalu 4 Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Sering 3
Kadang-
2 =
kadang
Tidak
1
Pernah
c. Lembar Penilaian Peserta Didik oleh teman sejawat
LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT
Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari
Kadang- Tidak Jumlah
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai Ket
kadang pernah skor
Apakah temanmu
mendengarkan
penjelasan guru saat di
jelaskan?
Apakah temanmu
mencatat saat
diterangkan?
Apakah temanmu
mengerjakan latihan soal
yang diberikan oleh
guru?
Apakah temanmu aktif
bekerja dalam
kelompok?
Apakah temanmu aktif
menjawab dalam
presentasi hasil diskusi
yang telah kalian
lakukan?
Apakah temanmu
mengerjakan tugas
mereka masing-masing
secara mandiri?
Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang () pada masing-
masing aspek, dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :
Penilaian Skor
Selalu 4 Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Sering 3
Kadang-
kadang
2 =
Tidak
1
Pernah
d. Tes Penugasan
LEMBAR QUIZ :
Nama : ________________
Kelas : ________________
NIS : ________________
1. Tentukan fokus lensa mata saat mata mengamati suatu objek yang
diletakkan pada:
a. Jarak tak hingga
b. Jarak bola 25 cm di depan mata jika jarak garis tengah lensa sampai
retina 2,5 cm!
2. Seorang tukang arloji memiliki mata normal, memakai lup yang jarak
titik apinya 12,5 cm. Tentukan perbesaran angularnya jika:
a. Mata berakomodasi maksimum;
b. Mata tidak berakomodasi;
c. Mata berakomodasi pada jarak 50 cm!
3. Jarak fokus lensa objektif dan okuler sebuah mikroskop masing-
masing 5/8 m dan 5 cm. Apabila mata mengamati preparat dengan
berakomodasi maksimum ternyata panjang mikroskop 4 cm. Jika
jarak titik dekat mata 25 cm, tentukan:
a. Perbesaran angular;
b. Panjang mikroskop jika mata tidak berakomodasi!
Rubrik Penilaian QUIZ
a. = +
= +
~ ,
= = ,
,
5
Jadi, fokus mata tak berakomodasi adalah 2,5 cm
b. = +
= +
,
= = ,
Jadi, fokus mata berakomodasi maksimum adalah 2,3 cm.
Sehingga terlihat bahwa mata berakomodasi jarak
fokusnya menjadi lebih pendek. 7
2. Diketahui: sn = 25 cm
f = 12,5 cm
Ditanyakan: Ma , jika:
3
a. Ma (berakomodasi maksimum)
b. Ma (tidak berakomodasi)
c. Ma (berakomodasi pada jarak 50 cm)
Jawab:
a. Mata berakomodasi maksimum
= + = + =
,
= = =
,
5
Jadi, perbesaran angularnya jika mata tidak
berakomodasi adalah 2 kali
c. Mata berakomodasi pada jarak 50 cm
s= - 50
= +
= +
,
+ =
,
= =
= = = ,
= +
5
+
= =4
Lensa objektif
= +
= +
= +
= +
5
= =
panjang mikroskop:
d = sob + fok = 10 + 5 = 15 cm
Nilai =
e. Pengamatan hasil presentasi
Lembar Pengamatan Hasil Presentasi
Kelompok : ___________________________
Anggota Kelompok : 1. __________________________
(nama/no.absen) 2. __________________________
3. __________________________
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Nilai = x 100
RANGKAIAN
ARUS SEARAH
PROBLEM BASED INSTRUCTION
MODEL PEMBELAJARAN
BERDASARKAN MASALAH
(PROBLEM BASED INSTRUCTION)
KARAKTERISTIK
SINTAKS PBI
Mengasosiasi
Mengolah data hasil
praktik, membuat grafik,
menuliskan persamaan
grafik dan gradiennya,
dan memprediksi nilai
output untuk nilai input
tertentu
Mengomunikasikan
Membuat laporan tertulis
hasil praktik, membuat
grafik, menuliskan
persamaan grafik dan
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
C. INDIKATOR
1. Menjelaskan hubungan besar hambatan terhadap arus dalam rangkaian
2. Menjelaskan pengaruh rangkaian seri dan paralel terhadap arus dan
tegangannya
3. Membuat lampu belajar serbaguna dengan menggunakan prinsip hukum
Ohm dan hukum Kirchoff.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
E. MATERI PEMBELAJARAN
F. MODEL PEMBELAJARAN
G. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Siswa atau Handout
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik ( LKPD )
3. Lembar Evaluasi Peserta Didik ( LEPD )
A. Pendahuluan ( 5 Menit )
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa
2. Guru menampilkan tayangan lampu senter yang di gunakan untuk
menerangi ruangan yang gelap. Kemudian menunjukkan animasi listrik
menggunakan sumber baterai. siswa diharapkan mengerti bahwa akan
mendapatkan materi pembelajaran konsep rangkaian arus searah (DC).
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
C. Penutup ( 5 Menit )
14. Guru membimbing siswa menjawab permasalahan yang timbul pada awal
kegiatan pembelajaran :
Semakin besar nilai hambatan potensio yang digunakan maka nyala
lampu semakin redup. Hal ini karena nilai hambatan berbanding terbalik
dengan nilai arusnya (V=I.R). Semakin besar nilai hamabatan yang
digunakan nilai arusnya semakin kecil. Karena lampu dipasang secara
paralel, maka terjadi pembagian arus pada percabangan tiap lampu. Jika
lampu yang digunakan memiliki hambatan yang sama, maka pembagian
arusnya akan sejumlah lampu yang digunakan. Hal ini berlaku hukum
Kirchoff.
15. Guru membagikan lembar evaluasi kepada setiap siswa untuk mengukur
pemahaman konsep setiap siswa.
16. Guru melakukan rekfleksi, dengan memberikan pertanyaan kepada siswa
yang dianggap kurang memperhatikan saat proses pembelajaran.
17. Guru memberikan tugas pemantapan kepada siswa (PR) dan memberi tugas
kepada siswa untuk belajar materi selanjutnya.
J. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif (terlampir)
2. Penilian Psikomotor(terlampir)
3. Penilaian Afektif(terlampir)
Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu arus dan
tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian DC meliputi:
baterai, hambatan dan kawat penghantar.
Baterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang akhirnya
menghasilkan aliran listrik. Sebutan rangkaian sangat cocok digunakan karena
dalam hal ini harus terjadi suatu lintasan elektron secara lengkap meninggalkan kutub
negatif dan kembali ke kutub positif. Hambatan kawat penghantar sedemikian
kecilnya sehingga dalam prakteknya harganya dapat diabaikan.
B. HUKUM OHM
Jika suatu kawat penghantar diberi beda tegangan pada ujung-ujungnya dan
diukur arus yang melewati penghantar tersebut, maka menurut Hukum Ohm akan
dipenuhi persamaan :
= (1)
Dengan :
= arus shunt
= tegangan pada voltmeter
= arus yang lewat ampermeter
Hukum Kirchoff salah satu hukum yang digunakan untuk menghitung kuantiti
elektrik. Arus dan tegangan dapat ditentukan daripada persamaan yang berlaku. Hukum
ini terbagi menjadi 2 yaitu: Hukum Arus Kirchoff dan Hukum Tegangan Kirchoff.
I2
nod A
I1
I3
Gambar 2.1
Gambar 2.1 menunjukkan arus I1 dan I2 masuk ke nod A, manakala arus I3 keluar dari
nod A. Maka dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
I1 + I2 = I3
b) Hukum Tegangan Kirchoff (HK. KIRCHOFF II)
Jumlah penurunan tegangan dalam satu rangkaian tertutup sama dengan
tegangan yang diberikan pada rangkaian itu.
Untuk menjelaskan lagi hukum ini, lihat
gambar 2.2 dan diperoleh persamaan sebagai R1 V1
berikut
+ = E
R2 V2
Gambar 2.2
Sebelumnya kita telah membahas mengenai lop yang mempunyai satu sumber
tegangan saja. Terdapat juga rangkaian yang mempunyai lebih daripada satu sumber
tegangan seperti gambar 2.3
Oleh itu, rangkaian tersebut boleh diselesaikan dengan menggunakan Hukum
Tegangan Kirchoff.
R1 R2
R3
E1 E2
Gelung 1 Gelung 2
Gambar 2.3
Rs = R1 + R2 + R3
MASALAH
Ketika terjadi pemadaman listrik oleh PLN pada malam hari, maka hal ini akan sangat
mengganggu terlebih ketika kita sedang belajar. Ketika belajar kita membutuhkan
pencahayaan yang cukup. Bahkan jika dibutuhkan kita juga membutuhkan lampu yang
serbaguna, lampu yang lebih redup untuk tidur dan yang lebih terang untuk beraktivitas.
untuk itu dibuatlah lampu belajar serbaguna. Selain digunakan untuk belajar, lampu ini
juga bisa diatur untuk memberikan cahaya yang lebih terang atau lebih redup.
RUMUSAN MASALAH
................................................................................................................................................................................
HIPOTESIS
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
VARIABEL
VARIABEL MANIPULASI :
VARIABEL RESPON :
VARIABEL KONTROL :
1. Lampu : 4 buah
2. Potensio : 1 buah
3. Saklar : 1 buah
4. Baterai : 2-3 buah
5. Multimeter : 1 buah
6. Kabel : secukupnya
RANCANGAN EKSPERIMEN
LANGKAH EKSPERIMEN
TABEL PENGAMATAN
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
KESIMPULAN
................................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................................
KUNCI LEMBAR KERJA SISWA(LKS)
LAMPU BELAJAR SERBAGUNA
MASALAH
Ketika terjadi pemadaman listrik oleh PLN pada malam hari, maka hal ini akan sangat
mengganggu terlebih ketika kita sedang belajar. Ketika belajar kita membutuhkan
pencahayaan yang cukup. Bahkan jika dibutuhkan kita juga membutuhkan lampu yang
serbaguna, lampu yang lebih redup untuk tidur dan yang lebih terang untuk beraktivitas. untuk
itu dibuatlah lampu belajar serbaguna. Selain digunakan untuk belajar, lampu ini juga bisa
diatur untuk memberikan cahaya yang lebih terang atau lebih redup.
RUMUSAN MASALAH
HIPOTESIS
Semakin besar nilai hambatan potensio maka nyala lampu semakin redup.
VARIABEL
1. Lampu : 4 buah
2. Potensio : 1 buah
3. Saklar : 1 buah
4. Baterai : 2-3 buah
5. Multimeter : 1 buah
6. Kabel : secukupnya
RANCANGAN EKSPERIMEN
LANGKAH EKSPERIMEN
TABEL PENGAMATAN
Semakin besar nilai hamabatan potensio yang digunakan maka nyala lampu semakin redup.
Hal ini karena nilai hambatan berbanding terbalik dengan nilai arusnya (V=I.R). Semakin besar
nilai hamabatan yang digunakan nilai arusnya semakin kecil. Karena lampu dipasang secara
paralel, maka terjadi pembagian arus pada percabangan tiap lampu. Jika lampu yang digunakan
memiliki hambatan yang sama, maka pembagian arusnya akan sejumlah lampu yang digunakan.
Hal ini berlaku hukum kirchoff.
KESIMPULAN
Semakin besar nilai hamabatan potensio yang digunakan maka nyala lampu semakin redup.
Hal ini disebabkan karena nilai hambatan berbanding terbalik dengan nilai arusnya.
INSTRUMEN PENILAIAN
a. Lembar Pengamatan Sikap
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Kelas : _______
Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-
hari
Nilai = x 100
b. Lembar Penilaian Diri
Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-
hari
Kadang- Tidak
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai
kadang pernah
Saat guru
menjelaskan saya
memperhatikan
Saat guru
menjelaskan saya
mencatat
Saat guru
memberikan latihan
soal, saya
mengerjakannya
Saat guru
memberikan tugas
kelompok, saya aktif
bekerja dalam
kelompok
Saat presentasi tugas
kelompok saya aktif
menjawab
Saya mengerjakan
tugas tanpa melihat
jawaban teman lain
Jumlah Skor
Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang () pada masing-
masing aspek, dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :
Penilaian Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang- Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
2
kadang
Tidak =
1
Pernah
c. Lembar Penilaian Peserta Didik oleh teman sejawat
Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-
hari
Kadang- Tidak Jumlah
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai Ket
kadang pernah skor
Apakah temanmu
mendengarkan
penjelasan guru saat
di jelaskan?
Apakah temanmu
mencatat saat
diterangkan?
Apakah temanmu
mengerjakan latihan
soal yang diberikan
oleh guru?
Apakah temanmu
aktif bekerja dalam
kelompok?
Apakah temanmu
aktif menjawab
dalam presentasi
hasil diskusi yang
telah kalian
lakukan?
Apakah temanmu
mengerjakan tugas
mereka masing-
masing secara
mandiri?
Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang () pada masing-
masing aspek, dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :
Penilaian Skor
Selalu 4 Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Sering 3
Kadang- =
kadang
2
Tidak
1
Pernah
PENILAIAN PSIKOMOTOR (KETERAMPILAN)
RUBRIK PENILAIAN
....................................
Sebagai penghargaan dengan prestasi :
GOOD TEAM
Dalam Rangka mengikuti kerja kelompok pada kegiatan
pembelajaran model kooperatif di SMA Negeri
....................................
Sebagai penghargaan dengan prestasi :
GREAT TEAM
Dalam Rangka mengikuti kerja kelompok pada kegiatan
pembelajaran model kooperatif di SMA Negeri
....................................
Sebagai penghargaan dengan prestasi :
SUPER TEAM
Dalam Rangka mengikuti kerja kelompok pada kegiatan
pembelajaran model kooperatif di SMA Negeri