Anda di halaman 1dari 220

TUGAS AKHIR MATA KULIAH

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMEBELAJARAN (PPP)

Disusun oleh :

CHOIRUL FATMAWATI (12030184047)

Pendidikan Fisika B 2012

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Hermin Budiningarti, M.Pd.

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Tugas
Pengembangan Perangkat Pembelajaran ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pembuatan Perangkat ini ditujukan untuk melengkapi tugas akhir mata kuliah
Pengembangan Perangkat Pembelajaran (PPP) yaitu pada enam model pembelajaran
inovatif, yaitu Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction), Diskusi Kelas,
Konsep, Kooperatif (Cooperative Learning), Penemuan Terbimbing (Guided
Discovery),Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction).

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu
menyelesaikan perangkat ini, khususnya kepada ibu Dra. Hj. Hermin Budiningarti
selaku pembimbing dan kelompok III PPP kelas Pendidikan Fisika B-2012. Semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala bantuan yang telah
diberikan.

Akhir kata penulis mengharapkan kritik dan saran guna untuk memperbaiki
perangkat ini agar menjadi lebih baik. Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat.

Surabaya, 15 Juni 2015

Choirul Fatmawati
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION
MODEL PEMBELAJARAN
DIRECT INSTRUCTION
PENGERTIAN DAN DESKRIPSI
Suatu model pembelajaran yang menggunakan pendekatan
mengajar agar membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan
memperoleh pengetahuan langkah demi langkah oleh Arrends yaitu
menggunakan model direct instruction (Rudy, 2011). Muhammad Faiq
(2013) menyatakan direct instruction secara bahasa (arti kata) berarti model
pengajaran langsung. Namun lebih sering kata pengajaran diganti dengan
pembelajaran, sehingga lebih lazim disebut model pembelajaran langsung.
Penggunaan kata pembelajaran lebih disukai karena terkesan bahwa
dalam kegiatan belajar, siswa aktif terlibat. Beberapa orang menganggap
kata pengajaran lebih berkesan hanya guru yang aktif dalam kegiatan
belajar, sementara siswa pasif.
Robert E. Slavin dalam bukunya Educational Psychology dari
Johns Hopkins University yang diterbitkan oleh Needham Height Allyn and
Bacon, Boston mendefinisikan direct instruction sebagai sebuah pendekatan
mengajar di mana pembelajaran berorientasi pada tujuan (pembelajaran)
dan distrukturisasi oleh guru (Faiq, 2013). Menurut Akhmad Sudrajat(2011)
model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang
menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku
dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Sedangkan Dadang(2014)
menyatakan bahwa proses pembelajaran langsung adalah proses
pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan,
kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi
langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP
berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran langsung
merupakan sebuah pendekatan dalam pengajaran dengan cara deduktif di
mana pembelajaran ditekankan pada tujuan pembelajaran, yaitu
penguasaan konsep dan/ atau perubahan perilaku dengan strukturisasi
dan interaksi langsung melalui sumber belajar.

KARAKTERISTIK DIRECT INSTRUCTION


Pembelajaran langsung memiliki karakteristik tersendiri yang
membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Muhammad Faiq(2013)
menyebutkan ciri tersebut antara lain yaitu :
Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa
termasuk prosedur penilaian hasil belajar.
Adanya sintaks atau pola keseluruhan kegiatan pembelajaran.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION


1
Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang
diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung
dengan baik.

Sedangkan ciri dari pembelajaran langsung menurut Akhmad


Sudrajat(2011) yaitu : (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2)
pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran
yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5)
distruktur oleh guru.
Para ahli teori pembelajaran pada umumnya membedakan
pengetahuan ke dalam dua (2) jenis, yaitu pengetahuan prosedural dan
pengetahuan deklaratif. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan
tentang bagaimana melakukan sesuatu sedangkan pengetahuan deklaratif
adalah pengetahuan mengenai sesuatu dan dapat diungkapkan dengan
kata-kata. Maka tujuan-tujuan pembelajaran yang dapat dicapai bila
mengimplementasikan model pembelajaran langsung (direct instruction)
adalah untuk mengembangkan pembelajaran siswa baik yang berkaitan
dengan pengetahuan prosedural maupun pengetahuan deklaratif yang
tersusun dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Faiq,
2013).

SINTAKS DIRECT INSTRUCTION

Pembelajaran menggunakan model D.I memiliki sintaks seperti


ditunjukkan pada tabel berikut:
Fase Indikator Peran Guru
1 Menyampaikan tujuan dan Menjelaskan tujuan , materi
mempersiapkan siswa prasyarat, memotivasi dan
mempersiapkan siswa
2 Mendemonstrasikan pengetahuan Mendemonstrasikan
dan ketrampilan ketrampilan atau menyajika
informasi tahap demi tahap
3 Membimbing pelatihan Memberikan latihan terbimbing
4 Mengecek pemahaman dan Mengecek kamampuan siswa
memberikan umpan balik dan memberi kan umpan balik
5 Memberikan latihan dan penerapan Mempersiapkan latihan untuk
konsep siswa dengan menerapkan
konsep yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari
Sumber : Dadang,2011

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

Umumnya setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan-


kelebihan yang membuat model pembelajaran tersebut lebih baik

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION


2
digunakan dibanding dengan model pembelajaran yang lain, setiap model
pula memiliki keterbatasan masing-masing. Hal tersebut patut disajikan
sebagai pertimbangan dalam kesesuaian penyampaian materi terhadap
model pengajaran yang digunakan. Berikut akan diuraikan beberapa
kelebihan dan kelemahan model pengajaran langsung menurut
Rudy(2011).
1. Kelebihan Model DI
Dalam model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi
dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh
siswa.
Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan
keterampilan-keterampilan kepada siswa yang berprestasi rendah
sekalipun.
Model ini dapat digunakan untuk membangun model pembelajaran
dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan bagaimana
suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi dianalisis,
bagaimana suatu pengetahuan dihasilkan.
Model pengajaran langsung menekankan kegiatan mendengarkan
(melalui ceramah) dan kegiatan mengamati (melalui demonstrasi),
sehingga membantu siswa yang cocok belajar dengan cara-cara ini.
Model pengajaran langsung dapat memberikan tantangan untuk
mempertimbangkan kesenjangan antara teori dan fakta.
Model pengajaran langsung dapat diterapkan secara efektif dalam
kelas besar maupun kelas yang kecil.
Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.
Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol
dengan ketat.
Dalam model ini terdapat penekanan pada pencapaian akademik.
Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat.
Umpan balik bagi siswa berorientasi akademik.
Model pengajaran langsung dapat digunakan untuk menekankan
butir-butir penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi
siswa.
Model pengajaran langsung dapat menjadi cara yang efektif untuk
mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual dan terstruktur.

2. Kelemahan Model DI

Karena dalam model ini berpusat pada guru, maka kesuksesan


pembelajaran bergantung pada guru. Jika guru kurang dalam
persiapan, pengetahuan, kepercayaan diri, antusiasme maka siswa
dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran
akan terhambat.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION


3
Model pengajaran langsung sangat bergantung pada cara
komunikasi guru. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik
maka akan menjadikan pembelajaran menjadi kurang baik pula.
Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,
model pembelajaran langsung tidak dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk cukup memproses dan memahami informasi yang
disampaikan.
Jika terlalu sering menggunakan modelpengajaran langsung akan
membuat beranggapan bahwa guru akan memberitahu siswa semua
informasi yang perlu diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa
tanggung jawab mengenai pembelajan siswa itu sendiri.
Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan
siswa. Kenyataannya, banyak siswa bukanlah pengamat yang baik
sehingga sering melewatkan hal-hal penting yang seharusnya
diketahui.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION


4
P P
E
E M
R B
E
A
L
N A
G J
A
K R
A A
T N
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMA-IPA
Kelas /Semester : X/II
Kompetensi Inti :
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION |


6
SILABUS
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menyadari kebesaran Alat-alat optik Mengamati Tugas 1 x 45 Sumber
Tuhan yang menciptakan dan Mata dan Melakukan studi pustaka Membuat menit PHYSICS
mengatur alam jagad raya kaca mata. untuk mencari informasi resume hasil :
melalui pengamatan fenomena Kaca mengenai alat-alat optic eksplorasi Principle
alam fisis dan pengukurannya pembesar dalam kehidupan sehari- untuk bahan s with
. (lup). hari diskusi kelas. Aplicatio
Mikroskop Portofolio n/
Teleskop Bahan Douglas
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah Mengeksplorasi
(memiliki rasa ingin tahu; Kamera. siswa mengeksplorasi dari presentasi C.
objektif; jujur; teliti; cermat; rancangan Giancoli
sumber belajar yang
tekun; hati-hati; bertanggung untuk 6th ed.
relevan tentang prinsip
jawab; terbuka; kritis; kreatif; Pearson
pembentukan -bayangan membuat
inovatif dan peduli Prentice
lingkungan) dalam aktivitas dan perbesaran pada teropong
sederhana Hall
sehari-hari sebagai wujud kacamata,lup, mikroskop,
implementasi sikap dalam FISIKA
teropong dan kamera . Observasi
melakukan percobaan , SMA Jilid
Mepertatanyakan: Cecklist
melaporkan, dan berdiskusi 1, Pusat
Mempertanyakan tentang lembar
3.9 Menganalisis cara kerja alat Perbuku
prinsip pembentukan pengamatan
optik menggunakan sifat an
bayangan dan perbesaran kegiatan
pencerminan dan pembiasan
cahaya oleh cermin dan lensa pada kaca mata, lup,

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION |


7
SILABUS
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
4.9 Menyajikan ide/rancangan mikroskop ,teleskop dan diskusi e-
sebuah alat optik dengan kamera kelompok dukasi.n
menerapkan prinsip Eksplorasi Hasil karya et
pemantulan dan pembiasan Melakukan eksplorasi
pada cermin dan lensa Teropong
tentang pembentukan sederhana
bayangan dan perbesaran
Tes
pada kaca mata, lup,
Uraian dan
mikroskop ,teleskop dan
atau pilihan
kamera

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION |


8
SILABUS
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
Melalui diskusi kelompok ganda
dapat membedakan tentang
pengamatan tanpa prinsip
akomodasi dengan pembentuka
berakomodasi maksimum n dan
pada alat optik lup, perbesaran
mikroskop dan teleskop. bayangan
Merancang dan membuat pada kaca
teropong sederhana secara mata, lup,
berkelompok mikroskop ,
Mengomunikasikan teropong dan
kamera
Presentasi kelompok
tentang hasil merancang
dan membuat teropong
sederhana

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION |


9
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : X/II
Materi Pokok : ALAT OPTIK
Topik : Pembiasan Cahaya oleh Lensa
Alokasi Waktu : 1x45 Menit
A. Kompetensi Inti :

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya


KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

B. Kompetensi Dasar :
3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan
dan pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

C. Indikator :
Mendeskripsikan konsep pembiasan dan lensa
Mengidentifikasi karakteristik berbagai jenis lensa
Mengidentifikasi jalannya sinar dan pembentukan bayangan pada
lensa cembung dan lensa cekung
Menentukan jarak bayangan, titik fokus, dan perbesaran bayangan
pada lensa.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION |


RPP 10
D. Tujuan Pembelajaran :
Siswa dapat mendeskripsikan konsep pembiasan dan lensa melalui
handout maupun sumber materi lain.
Siswa dapat mengidentifikasi karakteristik berbagai jenis lensa
berdasarkan sajian media presentasi.
Siswa dapat mengidentifikasi jalannya sinar dan pembentukan
bayangan pada lensa cembung dan lensa cekung berdasarkan
demonstrasi.
Siswa dapat menentukan jarak bayangan, titik fokus, dan
perbesaran bayangan menggunakan perumusan umum pada lensa.

E. Materi ajar :
Definisi pembiasan : pembelokan/ pematahan jalannya cahaya pada
bidang batas dua medium bening berbeda kerapatan jika cahaya
merambat melalui kedua medium itu.
Hukum pembiasan Snellius : sin = sin
Definisi Lensa : benda bening tembus cahaya yang dibatasi oleh dua
permukaan dan minimal salah satu permukaannya itu merupakan
bidang lengkung sehingga dapat membiaskan atau meneruskan
hampir semua cahaya yang melaluinya.
Terdapat dua jenis lensa yaitu lensa cembung dan cekung.
Penggabungan kedua lensa ini membentuk lensa kombinasi.
Lensa cembung bersifat konvergen(mengumpulkan cahaya),
sedangkan lensa cekung bersifat divergen(menyebarkan cahaya).
Pembentukan bayangan pada lensa dapat ditentukan berdasarkan
tiga sifat sinar istimewa masing-masing lensa.
Persamaan yang berlaku pada lensa tipis :

- Persamaan umum : + = ; =


- Jika lensa di udara (n=1) : + = =


- Kuat lensa(P) : = =

- Lensa Gabungan : = + + ; Pgab = P1 + P2 + ...


PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION |


RPP 11
F. Sumber dan bahan Pembelajaran:
Media Presentasi Flash Lensa dan Pembiasan pada Lensa
Handout (modul)
LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik)
LEPD (Lembar Evaluasi Peserta Didik)

G. MODEL PEMBELAJARAN
Model / strategi : Pengajaran Langsung (Direct Instruction)
Metode : Demonstrasi, diskusi, presentasi

H. Pelaksanaan Pembelajaran :
Kegiatan Pendahuluan (5 menit) Waktu
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
a. Guru memotivasi siswa dengan menunjukkan berbagai alat
optik(kacamata, kamera, lup, teropong) dan menayakan apa
yang menyebabkan alat optik tersebut dapat bekerja. Siswa
yang lain diminta untuk mencoba menjawab kemungkinan-
kemungkinan jawaban dengan mengarahkan jawaban-
jawaban tersebut dengan topik pembelajaran yaitu tentang 5 menit
pembiasan cahaya pada lensa.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan
mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan
baru yang berhubungan dengan konsep pembiasan cahaya
oleh lensa.

Kegiatan Inti (30 Menit) Waktu


Fase 2
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan
a.Pemahaman Deklaratif
a. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil oleh guru,
setiap kelompok beranggotakan 3 siswa secara heterogen.
b. Guru membagikan lembar handout dan meminta siswa
untuk menggaris bawahi hal-hal yang penting pada pokok 15 menit
bahasan pembiasan cahaya.
c. Guru mendiskusikan konsep yang sudah ditemukan oleh
siswa melalui handout serta materi yang disajikan oleh

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION |


RPP 12
guru pada media presentasi pot melalui layar LCD
proyektor, topik yang dibahas meliputi:
Pengertian Pembiasan
Pengertian lensa dan jenis-jenis lensa
Sifat dan karakteristik lensa tipis (Lensa cembung dan
cekung)
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung dan cekung
Jarak bayangan, titik fokus, dan perbesaran bayangan.
Pembentukan bayangan pada lensa cekung dan
cembung

b. Pengetahuan Prosedural

a. Guru mendemonstrasikan bagaimana cara menentukan


bayangan pada lensa cembung dan cekung kepada siswa,
berdasarkan sifat sinar-sinar istimewa pada lensa.
b. Guru bersama siswa melakukan identifikasi mengenai
pembentukan bayangan dan sifatnya pada lensa.
c. Guru menunjukkan cara menyelesaikan beberapa soal
penentuan bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung
maupun cekung.

Fase 3
Memberi latihan terbimbing
a. Guru membagikan LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik)
mengenai pembentukan bayangan pada lensa beserta sifat
bayangannya untuk dikerjakan secara berkelompok. 7 menit
b. Guru memberikan arahan dan bimbingan pada pengerjaan
persoalan dalam LKPD

Fase 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
a. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi pengerjaan LKPD.
b. Guru mengecek pemahaman siswa dengan meminta
kelompok lain untuk bertanya dan atau memberikan 8 menit
tanggapan kepada kelompok yang sedang presentasi.
c. Guru memberikan umpan balik kepada siswa dengan
memberikan penegasan jawaban yang tepat pada LKPD.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION |


RPP 13
Kegiatan Penutup (10 Menit) Waktu
Fase 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
Refleksi
Guru membantu siswa mengingat kembali (refleksi) dan 5 menit
menyimpulkan hasil pengerjaan soal latihan yang telah
dilakukan.
Pemberian Tugas
Guru memberikan tugas pemantapan kepada siswa berupa:
a. Guru memberikan tugas mengerjakan soal-soal yang
berhubungan dengan materi pembiasan cahaya oleh lensa 5 menit
dan tugas lanjutan mengenai penentuan bayangan pada dua
lensa gabungan.
b. Mencari tahu pemanfaatan pembiasan lensa pada teknologi
masa kini.

I. Penilaian Hasil Belajar (terlampir)


Teknik dan Bentuk Instrumen
Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen
Sikap Pengamatan Sikap Lembar pengamatan sikap
Penilaian diri Lembar penilaian diri
Penilaian antar peserta
Lembar penilaian teman sejawat
didik
Pengetahuan Penilaian kognitif Lembar Evaluasi Peserta Didik
Lembar penilaian hasil
Keterampilan Pengamatan hasil kinerja
pengamatan kinerja Peserta Didik

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION |


RPP 14
DAFTAR PUSTAKA

Dadang, JSN. 2011. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction). Diakses


pada: www.dadangjsn.blogspot.com [6 Juni 2015]
e-dukasi.net
Faiq, Muhammad. 2013. Mengenal Direct Instruction (Model Pembelajaran
Langsung/Model Pengajaran Langsung). Diakses pada:
www.penelitiantindakankelas.blogspot.com [6 Juni 2015]
Giancolli, Douglas C. 2002. Physics Fifth Edition (Terjemahan). Erlangga :
Jakarta.
Kanginan, M. 2004. Fisika SMU. Erlangga : Jakarta.
Rudi. 2011. Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction). Diakses pada:
www.rudy-unesa.blogspot.com [6 Juni 2015]
Sudrajat, Akhmad. 2011. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction).
Diakses pada: www.akhmadsudrajat.wordpress.com [6 Juni 2015]
Tim MGMP Fisika. 2010. Buku Penuntun Belajar FISIKA. Sagufindo Kinarya

PERANGKAT PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION


15
L
A
M
P
I
R
A
n
HANDOUT
PEMBIASAN CAHAYA

Pembiasan Cahaya
pada Lensa

A. Pembiasan Cahaya (Refraksi)


REVIEW-
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya jika
cahaya melalui kedua medium tersebut. Arah pembiasan cahaya
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Mendekati garis normal
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya
merambat dari medium optik kurang rapat ke
medium optik lebih rapat, contohnya cahaya
merambat dari udara ke dalam air.
2. Menjauhi garis normal
Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika
cahaya merambat dari medium optik lebih rapat
ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya
merambat dari dalam air ke udara.
Syarat-syarat terjadinya pembiasan :
1. Cahaya melalui dua medium yang berbeda
kerapatan optiknya;
2. Cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut
datang lebih kecil dari 90O

Beberapa contoh gejala pembiasan yang sering dijumpai dalam


kehidupan sehari-hari diantaranya :
Dasar kolam terlihat lebih dangkal bila dilihat dari atas.
Kacamata minus (negatif) atau kacamata plus (positif) dapat
membuat jelas pandangan bagi penderita rabun jauh atau rabun
dekat karena adanya pembiasan.
Terjadinya pelangi setelah turun hujan.
Pada pembiasan berlaku
sin = sin Dengan:
=indeks bias medium pertama
=indeks bias permukaan kedua
i = sudut sinar datang
r=sudut sinar bias
HANDOUT
PEMBIASAN CAHAYA

B. Pembiasan Cahaya pada Lensa


Lensa adalah benda bening tembus cahaya yang dibatasi oleh dua
permukaan dan minimal salah satu permukaannya itu merupakan bidang
lengkung sehingga dapat membiaskan atau meneruskan hampir semua
cahaya yang melaluinya. Ada dua jenis lensa yaitu lensa cembung atau
lensa positif dan lensa cekung atau lensa negatif.
1. Bentuk dan Sifat Lensa Cembung (Positif)
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
dari bagian tepinya. Lensa cembung bersifat konvergen atau
mengumpulkan cahaya. Titik di mana cahaya mengumpul disebut
titik fokus. Lensa cembung terdiri dari 3 macam yaitu :
a. Lensa bikonveks (cembung ganda) yaitu lensa kedua
permukaannya cembung.
b. Lensa plankonveks (cembung datar) yaitu lensa yang
permukaannya satu cembung dan yang lain datar.
c. Lensa konkaf konveks (meniskus cembung/cembung cekung) yaitu
lensa yang permukaannya satu cembung yang lainnya cekung.

Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung


Setiap lensa mempunyai dua buah titik fokus di sebelah kiri dan
kanannya, tetapi ke dua jarak fokus ke lensanya sama. Agar lebih mudah
memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan
bagian-bagian lensa cembung di bawah ini:

SU : sumbu utama
O : titik pusat optik lensa
f1 dan f2 : titik api (fokus) lensa.
O - f1 dan O - f2 : f = jarak titik api lensa.
R1 dan R2 : jari-jari kelengkungan lensa.
I, II, III : nomor ruang untuk meletakkan benda
(I), (II), (III), (IV) : nomor ruang untuk bayangan benda
Tiga berkas cahaya/sinar istimewa pada lensa cembung
1) Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan melalui
titik api (fokus/f);
HANDOUT
PEMBIASAN CAHAYA

2) Sinar datang melalui titik api (f) akan dibiaskan sejajar sumbu utama
(SU);

3) Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan
melainkan diteruskan

Sebenarnya, dua dari tiga berkas cahaya ini sudah cukup untuk mencari
lokasi titik bayangannya, yang merupakan titik perpotongannya.
Penggambaran yang ketiga dapat digunakan untuk memeriksa. Lensa
cembung mempunyai sifat seperti cermin cekung. Oleh karena itu
bayangan yang dibentukpun hampir sama, yaitu :
- Bayangan nyata, terjadi dari perpotongan sinar-sinar bias yang
mengumpul. Bayangan nyata pada lensa cembung terjadi jika benda
teletak di ruang II dan III.
- Bayangan maya, terjadi dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar
bias yang divergen (menyebar).Bayangan maya pada lensa cembung
terjadi jika benda terletak di ruang I.

2. Bentuk dan Sifat Lensa Cekung


Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dari
bagian tepinya. Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan cahaya.
Lensa cekung terdiri dari 3 macam yaitu :
a. Lensa bikonkaf (cekung ganda) yaitu lensa kedua permukaannya
cekung.
b. Lensa plankonkaf (cekung datar) yaitu lensa yang permukaannya
satu cekung dan yang lain datar.
c. Lensa konveks konkaf (meniskus cekung/cekung cembung) yaitu
lensa yang permukaannya satu cekung yang lainnya cembung.
HANDOUT
PEMBIASAN CAHAYA

Pembentukan Bayangan pada Lensa Cekung


Lensa cekung bersifat seperti cermin cembung. Oleh karena itu, lensa
cekung
mempunyai titik api (fokus) yang dinyatakan dengan negatif. Agar
lebih mudah memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka
perhatikan bagian-bagian lensa cekung di bawah ini:

SU : sumbu utama
O : titik pusat optik lensa
f1 dan f2 : titik api (fokus) lensa.
O - f1 dan O - f2 : f = jarak titik api lensa.
R1 dan R2 : jari-jari kelengkungan lensa

Tiga berkas cahaya/sinar istimewa pada lensa cembung


a. Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan seolah-olah dari
titik api (f1)

b. Sinar datang seolah-olah menuju titik api (f2) akan dibiaskan sejajar
sumbu utama (SU)

c. Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan
melainkan diteruskan.
HANDOUT
PEMBIASAN CAHAYA

Lensa cekung hanya dapat membentuk satu macam bayangan,


yaitu bayangan maya dari benda yang terletak di depan lensa dengan
sembarang penempatan.

C. Hubungan antara Jarak Benda, Jarak Bayangan, dan Jarak Titik


Fokus

So = jarak benda ke lensa


Si = jarak bayangan ke lensa (bernilai negatif bila
bayangan yang dihasilkan bersifat maya)
f = jarak titik api lensa (berharga positif)
R = jari-jari kelengkungan lensa
M = perbesaran bayangan
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan

untuk lensa cembung, penggunaan persamaan tersebut dengan


memperhatikan tanda sebagai berikut :
- f bernilai positif (+) menunjukkan jarak fokus lensa cembung.
- So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
- Si bernilai positif (+) menunjukkan bayangannya nyata (berada dibelakang
lensa)
- Si bernilai negatif (-) menunjukkan bayangannya maya (berada di depan
lensa)
Sedangkan untuk lensa cekung :
- f bernilai negatif (-) menunjukkan jarak fokus lensa cekung.
- So bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
- Si bernilai negatif (-) menunjukkan bayangannya maya (berada di depan
lensa).
Lensa cekung selalu membentuk bayangan maya walaupun letak benda
diubah-ubah di depan lensa cekung.
LKPD
PEMBIASAN CAHAYA
Pembentukan Bayangan Pada Lensa
Nama Kelompok :
1. ______________________________
2. ______________________________
3. ______________________________

Petunjuk : Lengkapilah pembentukan bayangan dan sertakan sifat bayangan yang


terbentuk !
1. Pembentukan bayangan pada lensa cembung dan sifat bayangannya
a. Benda terletak lebih jauh dari dua jarak fokus (di ruang III)
Sifat bayangan yang
terjadi :
- nyata (dibelakang
lensa)
- terbalik
- di ruang (II)
- diperkecil (dari III ke
(II)
b. Benda terletak antara jarak fokus dengan dua kali jarak fokus (di ruang II)

Sifat bayangan yang terjadi :


-
-
-
c. Benda terletak antara lensa dengan titik fokus (di ruang I)

Sifat bayangan yang terjadi :


-
-
-
d. Benda terletak di dua kali jarak fokus (di titik M1)
LKPD
PEMBIASAN CAHAYA
Sifat bayangan yang terjadi :
-
-
-
e. Benda terletak di titik fokus (f2)

Sifat bayangan yang terjadi :


-
-
-
2. Pembentukan bayangan pada lensa cekung dan sifat bayangannya

Sifat bayangan yang


terjadi :
- maya (di depan lensa)
- tegak
- diperkecil

a.

Sifat bayangan yang terjadi :


-
-
-

b.

Sifat bayangan yang terjadi : Kesimpulan:


-
-
-
KUNCI LKPD
PEMBIASAN CAHAYA
Pembentukan Bayangan Pada Lensa

1. Pembentukan bayangan pada lensa cembung dan sifat bayangannya


a. Benda terletak lebih jauh dari dua jarak fokus (di ruang III)
Sifat bayangan yang
terjadi :
- nyata (dibelakang
lensa)
- terbalik
- di ruang II
- diperkecil (dari III ke
II)
b. Benda terletak antara jarak fokus dengan dua kali jarak fokus (di ruang II)

Sifat bayangan yang terjadi :


- Nyata - Di ruang III
- Terbalik
- Diperbesar (dari II ke III)
c. Benda terletak antara lensa dengan titik fokus (di ruang I)

Sifat bayangan yang terjadi :


- Maya(bayangan di depan lensa)
- Tegak
- Diperbesar(dari I ke IV)
d. Benda terletak di dua kali jarak fokus (di titik M1)

Sifat bayangan yang terjadi :


- Nyata
- Terbalik
- Sama besar
e. Benda terletak di titik fokus (f2)
KUNCI LKPD
PEMBIASAN CAHAYA

Sifat bayangan yang terjadi :


- Tidak terbentuk bayangan (bayangan di )

2. Pembentukan bayangan pada lensa cekung dan sifat bayangannya

Sifat bayangan yang


terjadi :
- maya (di depan lensa)
- tegak
- diperkecil

a.

Sifat bayangan yang terjadi :


- Maya
- Tegak
- Diperkecil

b.

Sifat bayangan yang terjadi :


- Maya
- Tegak
- Diperkecil
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF
OBSERVASI
Sikap Pribadi Sikap Ilmiah
Jum
Tang Peduli Rasa
No Nama tolera lah Nilai Ket
Jujur Disiplin gung lingkung Kritis ingin
nsi skor
jawab an tahu
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Penilaian masing-masing aspek diisi dengan angka berupa poin pemerolehan


dari 1 - 3. Kolom Nilai diisi dengan menggunakan perumusan :

Ketentuan pengisian keterangan berdasarkan tabel berikut :

Nilai Keterangan
0-30 E
31-50 D
51-70 C
71-90 B
91-100 A
Rubrik Penilaian Observasi
Aspek yang Penilaian
No
Dinilai
3. Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan sesuai
kemampuan
2. Mengerjakan tugas yang diberikan secara subyektif namun
1. Jujur sesuai kemampuan
1. Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan sesuai
kemampuan
3. Menghadiri kelas dan mengerjakan tugas tepat waktu.
2. Menghadiri kelas terlambat namun mengerjakan tugas tepat
2. Disiplin waktu.
1. Menghadiri kelas dan mengerjakan tugas terlambat.

3. Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik


yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu dan
menampilkan hasil tugas yang apa adanya secara tepat.
3. Tanggungjawab 2. Menampilkan tugas apa adanya namun kurang berupaya
tepat waktu dalam menyelesaikan tugas dengan baik.
1. Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas, dan tugas tidak disajikan dengan baik.
3. Mau membantu teman yang kesulitan dalam aktivitas
pembelajaran.
Peduli 2. Kurang memperhetikan teman lain yang kurang mengerti
4. materi pmbelajaran.
Lingkungan
1. tidak memperhatikan teman lain dan mementingkan diri
sendiri
3. Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan gagasan atau
ide,
2. Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan
5. Kritis
atau ide,
1. Tidak aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan
gagasan atau ide,
3. Mau bekerjasama dan menerima pendapat siswa lain
2. Mau bekerjasa, kurang menghargai pendapat siswa lain
6. Toleransi 1. Kurang dapat bekerjasama dan kurang menghargai pendapat
siswa lain.

3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif


dalam dalam kegiatan kelompok
2. Menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias,
7. Rasa ingin tahu dan baru terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika
disuruh
1. Tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit
terlibat aktif dalam kegiatan kelompok walaupun telah
didorong untuk terlibat
LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF
PENILAIAN DIRI SENDIRI

Nama Siswa : _________________________________


No. Absen : _______
Kelas : _______

Kadang- Tidak Jumlah


Aspek penilaian Selalu Sering Nilai
kadang pernah skor
Saat guru menjelaskan
saya memperhatikan
Saat guru menjelaskan
saya mencatat
Saat guru memberikan
latihan soal, saya
mengerjakannya
Saat guru memberikan
tugas kelompok, saya aktif
bekerja dalam kelompok
Saat presentasi tugas
kelompok saya aktif
menjawab

Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang () pada masing-masing


aspek, dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :
Penilaian Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-
2
kadang
Tidak
1
Pernah
Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :


=

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF
PENILAIAN SEJAWAT
Nama Siswa : _________________________________
No. Absen : _______
Kelas : _______

Kadang- Tidak Jumlah


Aspek penilaian Selalu Sering Nilai Ket
kadang pernah skor
Apakah temanmu
mendengarkan
penjelasan guru saat
di jelaskan?
Apakah temanmu
mencatat saat
diterangkan?
Apakah temanmu
mengerjakan latihan
soal yang diberikan
oleh guru?
Apakah temanmu
aktif bekerja dalam
kelompok?
Apakah temanmu
aktif menjawab dalam
presentasi hasil
diskusi yang telah
kalian lakukan?

Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang () pada masing-masing


aspek, dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :
Penilaian Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang-
2
kadang
Tidak
1
Pernah
Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :

=

LEMBAR PENILAIAN
KOGNITIF
LEPD
PEMBIASAN CAHAYA
LEMBAR EVALUASI PESERTA
DIDIK (LEPD)

Kerjakan Soal di bawah dengan tepat dan jelas!


1. Jelaskanlah pengertian pembiasan!
2. Apakah yang disebut dengan lensa?
3. Apakah ciri khusus dari lensa?
4. Sebutkanlah macam-macam lensa?
5. Sebutkanlah masing-masing karakteristik dari lensa cekung dan
cembung?
6. Benda setinggi 5 cm berdiri tegak di depan lensa cembung sejauh 10
cm. Jika jarak fokus lensa 6 cm, tentukan sifat bayangan yang terjadi
dan lukiskan perjalanan sinar pembentukan bayangannya
7. Sebuah benda yang tingginya 5 cm terletak 9 cm di depan lensa
cembung. Jika jarak fokus lensa 6 cm, tentukanlah :
a. jarak bayangannya
b. perbesarannya
c. tinggi bayangannya
8. Sebatang lilin yang tingginya 12 cm diletakan di depan lensa cekung
sejauh 10 cm. Jika jarak fokusnya 15 cm, tentukan :
a. jarak bayangannya
b. perbesarannya
c. tinggi bayangannya
9. Suatu lensa yang mempunyai titik api 200 cm, hitung daya lensa
kacamata tersebut dan tentukan jenis lensanya!
10. Hitung titik api lensa + dioptri!

Selamat Mengerjakan
Rubrik Penilaian Kognitif-Lembar Evaluasi Peserta Didik
Jawaban Soal Skor
1. Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya 10
jika cahaya melalui kedua medium tersebut.

2. Lensa adalah benda bening tembus cahaya yang dibatasi oleh dua
permukaan dan minimal salah satu permukaannya itu merupakan
bidang lengkung sehingga dapat membiaskan atau meneruskan hampir 10
semua cahaya yang melaluinya.

3. Ciri khusus lensa :


- Benda bening dengan satu atau dua permukaannya merupakan
bidang lengkung 10
- Membiaskan hampir semua cahaya yang melaluinya.

4. Lensa terdiri dari :


- Lensa cekung
- Lensa cembung 5
- Lensa gabungan

5. - Lensa cembung : bagian tengahnya lebih tebal dari bagian tepinya,


bersifat konvergen atau mengumpulkan cahaya, sifat menyerupai
cermin cekung.
- Lensa cekung : bagian tengahnya lebih tipis dari bagian tepinya, 10
bersifat divergen atau menyebarkan cahaya, sifat menyerupai cermin
cembung.

6. Diketahui : h= 5 cm s=10 cm f=6 cm


Ditanyakan : sifat bayangan yang terjadi dan pembentukan
bayangannya=... .
Jawaban :

10

Sifat bayangan :
- nyata (dibelakang lensa)
- terbalik
- di ruang (III)
- diperbesar (dari II ke (III)

7. Diketahui : ho = 5 cm So = 9 cm f = 6 cm
15
Ditanyakan : a. Si = ... . b. M = ... . c. hi = ... .
Jawaban :

8. Diketahui : ho = 12 cm So = 10 cm f = - 15 cm
Ditanyakan : a. Si = ... . b. M = ... . c. hi = ... .
Jawaban :

15

9. Diketahui : f = - 200 cm = - 2 m
Ditanyakan : P = ... . jenis lensa = ... .
Jawaban :

10

Karena titik fokus bernilai negatif maka yang lensa tersebut merupakan
lensa negatif/ lensa cekung.
10. Diketahui : P = + dioptri = + 0,75 dioptri
Ditanyakan : f= ... .
Jawaban :

Jadi, titik api dari lensa tersebut besarnya 1,33 meter.


LEMBAR PENILAIAN HASIL
PENGAMATAN KINERJA
PESERTA DIDIK
Nama Siswa : _________________________________
No. Absen : _______
Kelas : _______

Berikan Tanda cek () jika sesuai!


SKOR
No Indikator Penilaian
3 2 1
Menggambar proses pembentukan
1 bayangan pada lensa secara runtut dan
sistematis
Menghasilkan gambar proses
pembentukan bayangan pada lensa
2
dengan baik, benar, dan lengkap serta
rapi.
Menentukan sifat bayangan yang
3 dihasilkan dari masing-masing proses
dengan baik dan benar
Menyimpulkan hasil kegiatan LKPD
4
dengan baik dan benar
Mempresentasikan hasil kegiatan dalam
5
LKPD dengan baik dan benar
Jumlah Skor

Kolom Nilai diisi dengan menggunakan perumusan :

Ketentuan pengisian keterangan berdasarkan tabel berikut :

Nilai Keterangan
0-30 E
31-50 D
51-70 C
71-90 B
91-100 A
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
DISKUSI KELAS
MODEL PEMBELAJARAN
DISKUSI KELAS
PENGERTIAN DAN DESKRIPSI
Diskusi adalah tukar pendapat untuk memecahkan suatu
masalah atau mencari kebenaran, atau pertemuan ilmiah yang di dalamnya
dilakukan Tanya jawab guna membahas suatu masalah. Diskusi, dalam
konteks pembelajaran di kelas, merupakan sebuah proses tukar pikiran
antara guru dan siswa atau antara siswa dan siswa lainnya. Diskusi dapat
terjadi dalam kelompok kecil maupun kelompok besar dan hasil akhir tidak
harus berupa keputusan, tapi dapat pula untuk memperjelas
permasalahan.
Diskusi kelas (classroom discussion) berarti diskusi yang
diselenggarakan dalam kelas dan melibatkan guru serta para siswa yang
menjadi peserta diskusi. Dalam diskusi kelas pada umumnya gurulah yang
menentukan tujuan diskusi. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
atau merumuskan informasi di akhir diskusi. Diskusi merupakan kegiatan
tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara
teratur.
Model pembelajaran diskusi merupakan model pembelajaran
yang bertujuan untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan
lebih teliti tentang sesuatu serta untuk mempersiapkan dan menyelesaikan
keputusan bersama.

KARAKTERISTIK TUJUAN PEMBELAJARAN DISKUSI


Tujuan diskusi kelas tidak hanya mengasah kemampuan kognitif
tingkat dasar melainkan juga kemampuan kognitif tingkat lebih tinggi,
diantaranya :
Membahas materi, permasalahan, atau ide-ide agar siswa
mengetahui atau memahami pokok masalah ;
Mencari jalan keluar atau alternatif penyelesaian atas masalah
agar siswa mempertimbangkan, mengevaluasi, merancang, menyimpulkan
atau merumuskan pokok pikiran atau tindakan
Metode diskusi pada dasarnya menekankan partisipasi dan
interaksi semua anggota kelompok dalam kegiatan diskusi. Morgan
menegaskan bahwa diskusi yang ideal adalah berpartisipasinya
sekelompok individu dalam diskusi terhadap suatu masalah yang
memerlukan informasi atau tindakan lebih lanjut.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS


1
JENIS-JENIS DISKUSI
1. Whole group (lecture discussion)
Adalah diskusi kelompok utuh dimana kelas di modifikasi
menjadi satu kelompok dengan posisi guru berada di hadapan suatu
kelas dan memberi informasi serta pertanyaan kepada para siswa dan
siswa juga mengambil bagian dengan menjawab pertanyaan. Kelas
whole group lebih ideal apabila jumlah anggotanya tidak lebih dari 15
orang.
2. Buzz group
Suatu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil,
terdiri atas 4-5 siswa. Tempat di atur agar siswa dapat berhadapan
muka dan bertukar pikiran dengan mudah. Diskusi dilakukan di
tengah atau di akhir pelajaran dengan maksud menajamkan bahan
pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
3. Panel (round table discussion)
Suatu kelompok kecil, biasanya 3-6 siswa. Mendiskusikan satu
objek tertentu, duduk dalam susunan semi melingkar, dipimpin oleh
satu moderator.
4. Syndicate group
Suatu kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 siswa. Masing-masing
kelompok kecil melakukan tugas-tugas tertentu. Guru menjelaskan
garis besar suatu masalah. Kemudian tiap-tiap kelompok diberi tugas
untuk mempelajari suatu aspek tertentu.guru menyegiakan referensi
dan informasi.
5. Brainstorming group
Merupakan diskusi uraian pendapat, dimana setiap kelompok
menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera.
6. Symposium
Merupakan diskusi dimana beberapa siswa membahas tentang
berbagai aspek dari sebuah objek tertentu, dan membacakan di depan
kelas secara singkat (5-20 menit), kemudian di ikuti dengan
sanggahan dan pertanyaan dari para pemdengar.
7. Colloquium
Merupakan diskusi dimana seseorang atau sumber menjawab
pertanyaan dari siswa, dan siswa melakukan wawancara terhadap
orang atau sumber tersebut.
8. Informal debate
Yaitu diskusi yang di lakukan dimana siswa derhadapan satu
sama lain dan membahas perdebatan yang bersifat problematika
bukan yang bersifat actual.
9. Fish bowl
Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok, yang disebut sebagai
(kelompok dalam) mendiskusikan suatu masalah tertentu, dan
kelompok lainnya (kelompok luar) sebagai pendengar.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS


2
SINTAKS MODEL DISKUSI
1. Menyampaikan Tujuan Dan Mengatur Setting
Diskusi kelas yang efektif harus berfokus pada poin yang sedang
didiskusikan. Pada permulaan diskusi guru harus menjelaskan tujuan
diskusi dan meminta siswa untuk berpartisipasi. Dengan mengetahui
tujuan diskusi, maka diharapkan siswa akan berpartisipasi dengan baik
serta topik yang dibahas tidak akan melebar.
Agar siswa dapat berpartisipasi secara maksimal guru harus
mengatur kondisi kelas misalnya posisi tempat duduk siswa,
memusatkan perhatian siswa, dll. Ada dua jenis posisi duduk yang
dapat memaksimalkan keberlangsungan diskusi, yaitu bentuk U dan
bentuk lingkaran.
Pola tempat duduk lingkaran, di sisi lain, meminimalkan jarak
emosional dan fisik antara peserta dan memaksimalkan kesempatan
bagi siswa untuk berbicara dengan bebas satu sama lain.
Kelemahannya adalah guru tidak dapat bergerak bebas ke papan tulis
atau di antara siswa.
2. Mengarahkan diskusi
Permulaan diskusi yang baik adalah dengan memberikan
pertanyaan yang bisa memfokuskan siswa. Guru harus memberikan
pertanyaan yang spesifik, mengangkat isu yang tepat atau memberikan
situasi yang menimbulkan teka-teki yang sesuai dengan topik. Aktifitas
ini harus mempertimbangkan pengetahuan siswa agar siswa dapat
merespon dengan baik.
3. Menyelenggarakan Diskusi
Mencacat diskusi
Diskusi kelas akan berlangsung jika ada interaksi antara
guru dan murid serta interaksi antar sesama murid. Jika guru
sudah memberikan isu diskusi, guru harus memonitoring interaksi
yang terjadi serta mengarahkan diskusi agar diskusi dapat berjalan
dengan baik. Penting juga bagi guru untuk mencatat jalannya
diskusi, khususnya mencatat ide-ide siswa dan menemukan
persamaannya.
Mendengarkan ide-ide siswa
Guru harus mendengarkan dengan seksama ide-ide siswa,
tidak mengahkimi, serta berorientasi pada pemenemuan. Dengan
demikian, siswa dapat mengasah kemampuan berpikirnya.
Menggunakan waktu tunggu
Saat diskusi berlangsung, penting bagi guru untuk
memberikan waktu tunggu agar siswa dapat berpikir dan
merespon pertanyaan guru yang berkaitan dengan bahan diskusi.
Pedomannya adalah sebagai berikut :
1) Hargai respon siswa yang tidak benar atau tunjukka dengan
memberikan pertanyaan yang mengandung jawaban benar
2) Memberikan bantuan atau jawaban yang tepat kepada siswa

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS


3
3) Pegang tanggung jawab siswa
Meskipun seni bertanya penting untuk keefektifran diskusi,

4. Mengakhiri diskusi
Ada beberapa cara untuk mengakhiri diskusi, diantaranya :
Menyimpulkan apa yang telah dibahas dengan kalimat yang
pendek atau menghubungkannya dengan topik yang lebih luas
yang sedang dipelajari
Presentasi pendek mengenai ide-ide pokok atau informasi belajar
sebelumnya
Guru meminta siswa untuk menyimpulkan diskusi dengan
memberikan pertanyaan akhir. Salah satu cara untuk menutup
diskusi yaitu menyimpulkan ide pokok dan menghubungkannya
dengan topik yang ada.

5. Evaluasi Diskusi
Evaluasi berfokus pada jalannya diskusi bukan pada isinya. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui proses diskusi yang telah
dilakukan apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak. Selain itu
juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada saat
diskusi berlangsung dan mencari solusinya sehingga diskusi yang akan
datang bisa lebih baik. Evaluasi dapat berupa tanya jawab apakah
diskusi sudah berjalan dengan baik dan tujuan dapat tercapai.

Tahapan Tahapan Diskusi Kelas dapat disimpulkan sebagai berikut :


Tahap Kegiatan Guru
Tahap 1 : Guru menyampaikan tujuan diskusi dan
Menyampaikan tujuan mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi.
dan mengatur
setting
Tahap 2 : MengarahkanGuru mengarahkan fokus diskusi dengan
diskusi menguraikan aturan-aturan dasar,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal,
menyajikan situasi yang menimbulkan teka-
teki atau mendeskripsikan isu diskusi
Tahap 3: Guru memantau interaksi siswa, mengajukan
Menyelenggarakan pertanyaan, mendengarkan gagasan,
Diskusi merespons ide atau gagasan, melaksanakan
aturan dasar, membuat catatan diskusi,
menyampaikan gagasan sendiri.
Tahap 4 : Mengakhiri Guru menutup diskusi dengan merangkum
Diskusi atau mengungkapkan makna diskusi yang
telah diselenggarakan oleh siswa.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS


4
Tahap 5 : Evaluasi Guru meminta siswa untuk memeriksa proses
Diskusi diskusi dan berpikir siswa.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

1. Keuntungan diskusi kelas


o Suatu diskusi memerlukan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya
yang berkaitan. Sehingga siswa dapat mengembangkan
pengetahuan yang sudah dimiikinya.
o terwujudnya sikap demokratis, semua siswa mempunyai hak secara
langsung untuk menyampaikan ide/gagasannya dalam diskusi
selama KBM.
o Diskusi dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam KBM, karena
semua siswa dituntut untuk menyampaikan gagasan/ide nya.
o Diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir
siswa, karena di dalam diskusi kelas, siswa dituntut berpikir cepat
dan tepat untuk menanggapi suatu pendapat/pertanyaan dalam
diskusi.
o Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam
diskusi, siswa akan dapat memperoleh rasa percaya diri akan
kemampuan diri sendiri.
o Dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut.
o meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi.

2. Kelemahan diskusi kelas


o Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa
yang menonjol.
o Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-
hal yang bersifat problematik saja yang dapat didiskusikan.
o Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak.
o Apabila suasana diskusi hangat, dan siswa sudah berani
mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk
membatasi pokok masalah, materi diskusi dapat melebar.
o Jumlah siswa yang terlalu besar di dalam kelas akan mempengaruhi
kesempatan setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS


5
DAFTAR PUSTAKA
Adisti, Priska. Agustus 2013. Diskusi Kelas. Diakses pada:
www.squashlemmon.blogspot.com [16 Mei 2015]

Aprilianti, Eka. Desember 2012. Model Pembelajaran Diskusi Kelas. Diakses


pada: www.ekaapriliyanti.blogspot.com/2011/12/model-
pembelajaran-diskusi-kelas.html [16 Mei 2015]

Rohman, Faitur. September 2014. Model-Model Pembelajaran. Diakses pada :


www.muhfathurrohman.wordpress.com [16 Mei 2015]

Ruhyat, Hayat. November 2013. Pembelajaran Diskusi Kelas,. Diakses pada :


www.hayatruhyat.blogspot.com [16 Mei 2015]

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS


6
P P
E
E M
R B
E
A
L
N A
G J
A
K R
A A
T N
SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas / Semester : X / II
Kompetensi Inti :
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan Suhu, Kalor dan Mengamati Tugas 12 JP Sumber
yang menciptakan dan Perpindahan Kalor (4 x 3 JP)

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


8
SILABUS
mengatur alam jagat raya Suhu dan Menyimak peragaan Memecahkan PHYSICS:
melalui pengamatan fenomena pemuaian tentang: masalah Principles
alam fisis dan pengukurannya Hubungan kalor - Simulasi pemuaian rel sehari-hari with
dengan suhu kereta api berkaitan Aplication /
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
benda dan dengan suhu Douglas C.
(memiliki rasa ingin tahu; - Pemanasan es menjadi
wujudnya dan Giancoli
objektif; jujur; teliti; cermat; air
perpindahan 6th ed.
tekun; hati-hati; bertanggung Asas Black - Konduktivitas logam kalor Pearson
jawab; terbuka; kritis; kreatif; Perpindahan (alumunium, besi, Prentice
kalor secara tembaga, dan timah) Observasi Hall
inovatif dan peduli lingkungan)
konduksi, Melakukan studi
dalam aktivitas sehari-hari Checklist FISIKA
konveksi, dan pustaka untuk mencari lembar
sebagai wujud implementasi SMA Jilid 1,
radiasi informasi mengenai pengamatan Pusat
sikap dalam melakukan kegiatan
pengaruh kalor Perbukuan
percobaan , melaporkan, dan terhadap perubahan eksperimen
Panduan
berdiskusi suhu benda, pengaruh Praktikum
3.7 Menganalisis pengaruh kalor perubahan suhu benda Portofolio Fisika SMA,
serta sifat-sifat zat akibat terhadap ukuran benda Laporan Erlangga
(pemuaian), dan tertulis
perpindahan kalor pada e-dukasi.net
perpindahan kalor kelompok
fenomena di kehidupan sehari-
secara konduksi, Alat
hari konveksi, dan radiasi Tes
Tes tertulis Es batu
4.1 Menyajikan hasil pengukuran
besaran fisis dengan Mempertanyakan bentuk uraian Air
menggunakan peralatan dan Mempertanyakan dan/ pilihan Termometer
tentang pengaruh kalor ganda tentang Stopwatch
teknik yang tepat untuk
terhadap suhu, wujud, pemuaian, dan
penyelidikan ilmiah hubungan Pemanas air
dan ukuran benda

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


9
SILABUS
4.8 Merencanakan dan Mempertanyakan kalor terhadap Korek api
melaksanakan percobaan untuk tentang asas Black dan wujud zat
menyelidiki karakteristik perpindahan kalor
termal suatu bahan, terutama
Eksperimen/eksplorasi
kapasitas dan konduktivitas
Melakukan percobaan
kalor untuk menentukan
perubahan suhu benda
akibat pemanasan

Asosiasi
Mengolah data
percobaan pemanasan
air dan es
menggunakan
termometer dalam
bentuk penyajian data
perubahan suhu,
analisis, dan menyusun
kesimpulan.

Komunikasi
Membuat laporan hasil
eksperimen
Mengomunikasikan
hasil percobaan

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


10
SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / II (dua)
Pokok Bahasan : Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor
Topik : Hubungan Kalor terhadap Wujud Zat
Alokasi waktu : 1 X 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek


fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan
berdiskusi.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


RPP 11
3.7 Menganalisis pengaruh kalor serta sifat-sifat zat akibat perpindahan kalor
pada fenomena di kehidupan sehari-hari
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah
4.8 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menyelidiki
karakteristik termal suatu bahan, terutama kapasitas dan konduktivitas
kalor

C. Indikator
1.1.1 Menunjukkan rasa syukur atas nikmat Tuhan yang dikorelasikan
dengan materi pengaruh kalor terhadap wujud zat
2.1.1 Menunjukkan keterampilan berpikir kritis selama pembelajaran
3.7.1 Menganalisis pengaruh kalor dalam mengubah wujud zat
3.7.2 Menunjukkan pengaruh kalor dalam mengubah wujud zat dalam
kehidupan sehari-hari
4.1.1 Mempresentasikan hasil analisis tentang pengaruh kalor dalam
mengubah wujud zat

D. Tujuan Pembelajaran
1.1.1.1 Setiap menjalankan kegiatan baik di luar maupun di dalam
pembelajaran, siswa dapat menunjukkan rasa syukur atas nikmat
Tuhan yang dikorelasikan dengan materi pengaruh kalor terhadap
wujud zat.
2.1.1.1 Dengan melakukan diskusi mengenai pengaruh kalor dalam
mengubah wujud zat, siswa menunjukkan keterampilan berpikir
kritis yang baik.
3.7.1.1 Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menganalisis pengaruh
kalor dalam mengubah wujud zat dengan tepat.
3.7.1.2 Diberikan materi tentang pengaruh kalor dalam mengubah wujud
zat dari handout dan berdiskusi, siswa dapat menunjukkan pengaruh
kalor dalam mengubah wujud zat dalam kehidupan sehari-hari
4.1.1.1 Dengan melakukan percobaan tentang pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat, siswa dapat mempresentasikan hasil analisis
tentang pengaruh kalor dalam mengubah wujud zat dengan baik.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


RPP 12
E. Materi Pembelajaran
Pada kondisi tertentu suatu zat dapat menyerap kalor dalam jumlah
yang besar tanpa mengalami perubahan pada suhunya, kalor ini digunakan
untuk mengubah fase atau wujud dari zat tersebut. Kalor untuk mengubah
zat padat yang massanya m menjadi cairan tanpa perubahan suhunya
adalah Kalor lebur (L) suatu zat, merupakan banyaknya kalor yang
diperlukan setiap kilogram zat itu untuk melebur pada titik leburnya.
Sedangkan Kalor uap (U) suatu zat adalah banyaknya kalor yang
diperlukan setiap kilogram zat itu untuk menguap pada titik didihnya.
Q = m. L Ket :
Q = kalor yang dibutuhkan saat penguapan atau
Q = m. U yang dilepaskan saat pengembunan, atau
kalor yang dibutuhkan saat peleburan atau
yang dilepaskan saat pembekuan,
m = massa zat, dan
U = kalor laten penguapan atau pengembunan.
L = kalor laten peleburan atau pembekuan

F. Metode Pembelajaran:
1. Model Pembelajaran : Diskusi Kelas
2. Metode : Diskusi, eksperimen, presentasi
3. Tipe : Kelompok Aktif (Buzz Group)

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Kegiatan Pendahuluan (5 menit)
a. Guru menunjukkan video mengenai fenomena meleburnya/
mencairnya es di kutub utara. (mengamati)
b. Siswa diminta menanyakan seputar fenomena dalam video yang
dihubungkan dengan materi pengaruh kalor dalam mengubah wujud
zat yang arahnya adalah pada permasalahan inti : Mengapa es di
kutub utara dapat mencair? Apa yang mempengaruhi es berubah
wujud menjadi cair? Peristiwa apakah yang terjadi? (Menanya)
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu mengenai perubahan
wujud zat.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


RPP 13
2. Kegiatan Inti
Tahap I : menyampaikan tujuan dan mengatur setting (5 menit)
a. Menyampaikan tujuan diskusi yaitu mengasah keterampilan
komunikasi dan keterampilan berpikir kritis untuk menyelesaikan
masalah yang terkait dengan konsep perubahan wujud zat.
b. Mengatur setting diskusi, antara lain :
1) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok kecil dan tiap kelompok terdiri
dari 4-5 orang siswa secara heterogen. Siswa akan duduk
melingkar secara berkelompok.
2) Guru bertindak sebagai fasilitator yang membagi memimpin
diskusi besar dan mengatur ketertiban serta efisiensi waktu.
3) Seorang siswa pada masing-masing kelompok sebagai moderator
atau juru bicara, yaitu sebagai ketua diskusi kelompok kecil.
Moderator bertugas melaporkan hasil diskusi kelompok kecil.
4) Peralatan diskusi meliputi : alat percobaan dan lembar kegiatan
siswa (LKS).

Tahap II : mengarahkan diskusi (5 menit)


a. Mengarahkan fokus diskusi dengan menjelaskan aturan-aturan
dasar dan fokus materi dalam pembelajaran, antara lain :
1) Aturan-aturan dasar :
a) Memberi informasi bahwa tipe pembelajaran yang digunakan
adalah buzz group. Dalam tipe ini terdapat diskusi kelompok
kecil, yakni diskusi antar anggota dalam kelompok dan
dipimpin oleh moderator; dan diskusi besar, yakni diskusi
antar kelompok yang dipimpin oleh guru.
b) Diskusi dimulai setelah guru membagi handout dan LKS
kepada tiap-tiap kelompok.
c) Setelah ditentukan moderator dalam kelompok kecil, siswa
diminta berdiskusi dan melakukan percobaan serta
menyajikan hasilnya dalam kelompok kecil tersebut, yang
dipandu oleh moderator.
d) Selanjutnya diskusi kelompok besar dipimpin oleh guru
dengan moderator bertugas menyampaikan hasil diskusi
kelompok kecilnya. Salah satu kelompok menyajikan hasil di
depan kelas dan kelompok lain menanggapinya.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


RPP 14
e) Sebelum menyampaikan gagasan, terlebih dahulu siswa
mengacungkan tangan, dan setelah ditunjuk, siswa baru
berbicara.
2) Fokus materi :
Materi yang disampaikan adalah pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat
Fokus materi meliputi : faktor yang mempengaruhi
perubahan wujud, ciri dalam perubahan wujud, serta macam-
macam perubahan wujud zat beserta contohnya dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Guru membagikan handout dan LKS kepada masing-masing
kelompok.
Tahap III : menyelenggarakan diskusi(55 menit)
a. Siswa diberikan LKS dan handout untuk memulai diskusi kelompok
kecil.
b. Siswa melakukan percobaan tentang perubahan wujud zat yang
ada pada LKS.(mencoba)
c. Siswa menganalisis data hasil percobaan dan mendiskusikan
dengan menghubungkan pada pertanyaan serta topik diskusi yang
telah ditentukan. Hal ini dilakukan dengan meninjau kebenaran
konsep terkait dari sumber handout atau sumber referensi lain yang
terkait.(mengasosiasi)
d. Guru mengamati jalannya diskusi tiap-tiap kelompok.
e. Guru mengajukan pertanyaan untuk membangkitkan diskusi
kelompok.
f. Meminta tiap-tiap kelompok untuk melakukan diskusi perubahan
wujud dalam diskusi kelompok besar, salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain
menanggapinya untuk membandingkan hasil diskusi yang telah
dilakukan masing-masing kelompok. (mengomunikasikan)
g. Guru turut mendengarkan dan menanggapi gagasan dari siswa.
h. Tiap kelompok diminta membuat catatan diskusi.

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


RPP 15
3. Kegiatan Penutup ( 20 menit)
Tahap IV : mengakhiri diskusi
a. Menutup diskusi dan bersama siswa menyimpulkan materi diskusi
dengan cara me-review pemahaman siswa.
b. Menyamakan persepsi dari perbedaan pendapat antar siswa, serta
menjawab permasalahan awal : Es di kutub utara dapat mencair
akibat peningkatan suhu di bumi. Yang dapat mempengaruhi es
berubah wujud menjadi cair adalah banyaknya kalor untuk
mengubah wujud yang meningkat seiring adanya global warming
yang menyebabkan suhu bumi meningkat. Peristiwa yang terjadi
pada pencairan es di kutub utara adalah melebur/mencair, yaitu
perubahan wujud dari padat menjadi cair.
Tahap V : melakukan tanya jawab singkat tentang proses diskusi
a. Meminta siswa memeriksa proses diskusi yang telah dilakukan,
apakah diskusi berjalan dengan baik atau kurang baik serta
menanyakan hambatan-hambatan yang dialami selama diskusi.
b. Menanyakan siswa ke arah penerapan materi perubahan wujud zat
dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memahami bahwa tidak semua perubahan wujud
memiliki dampak yang positif, hendaknya kita lebih berhati-hati
dalam melakukan segala sesuatu. Segala yang kita perbuat akan
menimbulkan dampak, entah itu pada diri kita sendiri maupun
orang lain.
c. Memberi evaluasi berupa lembar tes tertulis sebagai indikator
pemantapan materi.

H. Sumber Belajar
1. Handout
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik
3. Sumber belajar lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet).

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


RPP 16
I. Penilaian Hasil Belajar (terlampir)

Teknik dan Bentuk Instrumen


Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen
Observasi/Pengamatan
Lembar observasi sikap
Sikap
Lembar penilaian diri dan lembar
Penilaian diri
Sikap kuisioner.
Lembar penilaian antar peserta
Penilaian sejawat
didik
Jurnal Jurnal Kelas

Pengetahuan Tes tertulis Soal Uraian


Lembar penilaian keterampilan
Keterampilan Pengamatan kinerja
kinerja melakukan percobaan

PERANGKAT PEMBELAJARAN DISKUSI KELAS |


RPP 17
L
A
M
P
I
R
A
n
HANDOUT
KALOR
PERUBAHAN WUJUD ZAT

Untuk SMA Kelas X / Semester II


PETA KONSEP

TINJAUAN UMUM

Api dari kompor, dapat membuat panci aluminium dingin yang berada
di atasnya menjadi terasa panas. Benda yang bersuhu tinggi disentuhkan ke
benda yang bersuhu rendah maka kita tahu bahwa kedua benda tersebut akan
memiliki suhu campuran akhir yang sama. Jadi, adanya kalor dapat mengubah
suhu benda. Alat penanak nasi elektronik memanfaatkan kalor untuk mengubah
beras menjadi nasi serta menjaga nasi tetap hangat. Alat tersebut memiliki
elemen pemanas yang mengubah energi listrik menjadi kalor dan
mempertahankan suhu. Bahan yang semula berupa beras dan air, dengan kalor
dapat diubah menjadi nasi dan uap. Hal ini menunjukkan kalor dapat
mengubah wujud zat. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Mari simak ulasan
berikut
A. PERUBAHAN WUJUD ZAT AKIBAT KALOR
Jika dua benda dengan salah satu benda mula-mula lebih panas dari
pada benda yang lain saling bersentuhan, maka suhu kedua benda tersebut
akan sama setelah waktu yang cukup lama. Benda bersuhu lebih tinggi akan
memberikan energi pada benda bersuhu lebih rendah. Energi yang diberikan
karena perbedaan suhu antara dua buah benda disebut kalor.
Kalor adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kedua benda ini saat suhunya sama
disebut berada dalam keadaan setimbang termal. Hal ini dijelaskan dalam
hukum ke nol termodinamika. Hukum ke nol Termodinamika : Jika benda
A dan benda B masing-masing berada dalam keadaan setimbang termal
dengan benda C, maka benda A dan benda B berada dalam keadaan
setimbang termal antara satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar informasi tentang
suhu udara 30oC. Apakah yang dimaksud dengan suhu? Suhu adalah tingkat
atau derajat panas (atau dingin) suatu benda atau sistem. Alat untuk
mengukur suhu atau temperatur suatu benda disebut termometer. Jenis
termometer yang biasa digunakan adalah termometer Celsius, Fahrenheit,
dan Reamur. Satuan suhu dalam sistem SI adalah derajat kelvin (K). Skala
suhu untuk termometer Celsius adalah oC, skala suhu untuk termometer
Fahrenheit adalah oF, dan skala suhu untuk termometer Reamur adalah oR.
Jika kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan, maka
biasanya suhu zat akan naik. Namun, pada kondisi tertentu suatu zat dapat
menyerap kalor dalam jumlah yang besar tanpa mengalami perubahan pada
suhunya.

1. PERUBAHAN FASA
Ini terjadi selama perubahan fasa, artinya ketika kondisi fisis zat itu
berubah dari suatu bentuk ke bentuk lain. Jenis perubahan fasa
diantaranya yaitu : (1) Pembekuan, yaitu perubahan fasa dari cairan
menjadi padatan, contoh : pembekuan air menjadi es; (2) Penguapan,
yaitu perubahan fasa dari cairan menjadi gas, contoh: penguapan air
menjadi uap. (3) Sublimasi, yaitu perubahan fasa dari padatan menjadi
gas, contoh : penguapan bola-bola kamper menjadi gas.
Diagram fase untuk air yang
ditunjukkan pada Gambar1
merupakan grafik tekanan sebagai
fungsi suhu pada volume konstan.
Bagian diagram dari titik O dan C
menunjukkan tekanan uap terhadap
suhu. Jika pemanasan dilanjut maka
Gambar 1. Diagram fase untuk air. Skala
tekanandan suhu tidak linier (Tipler, 1991)
kerapatan cairan berkurang dan
kerapatan uap bertambah. Di titik
C pada diagram tersebut nilai kedua kerapatan ini sama. Titik C ini disebut
titik kritis atau suhu kritis. Jika air didinginkan,sebagian dari uap mulai
mengembun menjadi cairan (kurve OC) sampai titik O. Di titik ini cairan
mulai membeku. Titik O disebut titik tripel, yaitu suatu titik di mana fasa
uap, cair dan padat suatu zat berada bersama-sama dalam keadaan
kesetimbangan.

2. PERUBAHAN WUJUD
Sejumlah energi kalor tertentu diperlukan untuk mengubah wujud
sejumlah zat tertentu. Kalor yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat
tersebut. Kalor yang diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat
tersebut. Perubahan wujud yang terjadi ditunjukkan oleh Gambar di
bawah ini:

Gambar 2.
Diagram perubahan wujud zat

Keterangan pada gambar :


a. Mencair, perubahan wujud zat dari padat menjadi cair
Contoh: es batu menjadi air dan lilin meleleh
b. Membeku, perubahan wujud zat dari cair menjadi padat
Contoh: air menjadi es dan logam cair yang membeku
c. Menguap, perubahan wujud zat dari cair menjadi gas
Contoh: air yang dipanaskan lambat laun akan menguap
d. Mengembun, perubahan wujud zat dari gas menjadi cair
Contoh: uap air yang menjadi titik air, terjadinya embun pada pagi hari
e. Menyublim, perubahan wujud zat dari padat menjadi gas
Contoh: kapur barus diletakkan pada tempat terbuka lama-kelamaan
menjadi habis
f. Mengkristal, perubahan wujud zat dari gas menjadi padat
Contoh: gas dari kapur barus dapat dipadatkan lagi melalui metode
kristalisasi
Kalor yang dibutuhkan untuk mengubah zat padat yang massanya m
menjadi cairan tanpa perubahan suhunya adalah Kalor lebur suatu zat,
merupakan banyaknya kalor yang diperlukan setiap kilogram zat itu untuk
melebur pada titik leburnya. Sedangkan Kalor uap suatu zat adalah
banyaknya kalor yang diperlukan setiap kilogram zat itu untuk menguap
pada titik didihnya.
1. Kalor Penguapan dan Pengembunan
Kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat
untuk menguapkan zat tersebut. Jadi, setiap zat yang akan menguap
membutuhkan kalor. Adapun kalor pengembunan adalah kalor yang
dilepaskan oleh uap air yang berubah wujud menjadi air. Jadi, pada
setiap pengembunan akan terjadi pelepasan kalor. Besarnya kalor yang
dibutuhkan pada saat penguapan dan kalor yang dilepaskan pada saat
pengembunan adalah sama. Secara matematis, kalor penguapan dan
pengembunan dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = m. U
dengan:
Q = kalor yang dibutuhkan saat penguapan atau kalor yang dilepaskan
saat pengembunan,
m = massa zat, dan
U = kalor laten penguapan atau pengembunan.
2.
3. Kalor Peleburan dan Pembekuan
Jika benda mengalami peleburan, perubahan wujud yang terjadi
adalah dari wujud zat padat menjadi zat cair. Dalam hal ini, akan terjadi
penyerapan kalor pada benda. Adapun perubahan wujud zat dari cair
ke padat disebut sebagai proses pembekuan. Dalam hal ini, akan terjadi
proses pelepasan kalor. Besarnya kalor yang dibutuhkan pada saat
peleburan dan besarnya kalor yang dilepaskan dalam proses pembekuan
adalah sama. Perumusan untuk kalor peleburan dan pembekuan sama
dengan perumusan pada kalor penguapan dan pengembunan, yakni :
Q=mL
dengan:
Q = kalor yang dibutuhkan saat peleburan atau kalor yang dilepaskan
saat pembekuan,
m = massa zat, dan
L = kalor laten peleburan atau pembekuan.

Tabel 1. Titik cair (TC), titik didih (TD), kalor laten peleburan dan
kalor laten penguapan untuk berbagai zat pada tekanan 1 atm
(Tipler, 1991)
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
A. Tujuan Percobaan : Mengamati Serta Mempelajari Perubahan Wujud Zat
B. Alat dan bahan
1. Sendok 6. Minyak Spiritus / Bensin
2. Cangkir 7. Es batu
3. Korek api 8. Piring Plastik
4. Garam 9. Gelas ukur
5. Lilin 10. Termometer
C. Cara kerja
1. Percobaan pertama:
a. Perlakuan pertama :
- Hancurkan es batu hingga menjadi serpihan kecil-kecil
- Isikan separuh cangkir dengan serpihan es batu
- Tuangkan ke dalam cangkir es batu garam sebanyak seperempat cangkir
- Aduk campuran itu dan dibiarkan tanpa gangguan selama 20 menit
- Amati apa yang terjadi!
b. Perlakuan kedua :
Nyalakan lilin dengan korek api, amati perubahannya!
c. Perlakuan ketiga :
Matikan api pada lilin, diamkan sebentar dan amati perubahan yang terjadi pada
lilin!
d. Perlakuan keempat :
Tuangkan minyak spiritus ke dalam baki dan amati apa yang terjadi ketika spiritus
bersentuhan langsung dengan udara
e. Perlakuan kelima :
Letakkan es batu ke dalam wadah. Diamkan beberapa saat dan amati
perubahannya!

2. Percobaan kedua:
a. Letakkan bongkahan es yang telah dihancurkan es batu ke dalam gelas ukur,
ukur suhu awalnya
b. Panaskan bejana dengan nyala api yang kecil dan mengaduknya pelan-pelan
secara terus menerus sampai mencapai suhu 100C.
c. Memperhatikan perubahan bongkahan es dalam bejana dan perhatikan juga
perubahan suhu yang tertera pada termometer.
d. Mencatat setiap ada perubahan suhu dan perubahan wujud pada kertas kerja
3. Diskusikan hal berikut untuk membantu dalam analismu!

1
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
a. Apakah semua zat pada percobaan di atas bisa mengalami perubahan wujud?
Mengapa?
b. Zat apa sajakah pada percobaan di atas yang menerima kalor?
c. Zat apa sajakah pada percobaan di atas yang melepaskan kalor?
d. Selama perubahan wujud, apakah suhu benda juga selalu berubah-ubah?
e. Berikan kesimpulanmu dari kegiatan ini!

D. Data Pengamatan
1. Percobaan Pertama

Nama Perubahan
No Perlakuan Perubahan Wujud Zat
Wujud

2. Percobaan Kedua
Waktu Keterangan
No Suhu (oC) Kenaikan Suhu (oC)
(menit)

E. Pengolahan Data
1. Percobaan pertama:
a. Perlakuan pertama :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......
b. Perlakuan kedua :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......

2
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
c. Perlakuan ketiga :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......
d. Perlakuan keempat :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......

e. Perlakuan kelima :
.....................................................................................................................
................................................................................................................................
................................................................................................................................
......
2. Percobaan Kedua
.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
................................

F. Kesimpulan

.........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.................

3
Jawaban Lembar Kegiatan Siswa

A. Tujuan Percobaan : Mengamati Serta Mempelajari Perubahan Wujud


Zat
B. Alat dan bahan
1. Sendok 6. Minyak Spiritus / Bensin
2. Cangkir 7. Es batu
3. Korek api 8. Piring Plastik
4. Garam 9. Gelas ukur
5. Lilin 10. Termometer

C. Data Pengamatan
1. Percobaan Pertama

Nama Perubahan
No Perlakuan Perubahan Wujud Zat
Wujud
Waktu hancuran es batu dan
garam di larutkan di dalam
Campuran serpihan es cangkir, 20 menit kemudian
1 Membeku
batu dan garam gas di sekeliling cangkir akan
membeku membentuk
pengkristalan
Lilin lama kelamaan akan
2 Lilin dinyalakan Melebur
meleleh membentuk cair
Lelehan lilin lama kelamaan
Lelehan lilin
3 akan memadat kembali dan Membeku
didinginkan
menjadi keras
Waktu minyak spiritus
dituangkan ke dalam piring
Spiritus dalam udara plastik tidak lama kemudian
4 menguap
terbuka spiritus di dalam piring plastik
akan menghilang berbentuk
gas
Es batu yang didiamkan
5 Es batu didiamkan setelah beberapa lama mencair
kemudian menjadi cair

2. Percobaan Kedua
Waktu Suhu Kenaikan Suhu Keterangan
No
(menit) (oC) (oC)
Keadaan
1 0 -7 0 awal,wujud es :
padat
Es melebur (dari
2 2 0 7
padat ke cair)

1
Jawaban Lembar Kegiatan Siswa
Proses pencairan
3 4 35 35 kemudian mulai
memanas
Suhu air meningkat,
4 6 77 42
keluar gelembung air
Timbul suara air
5 8 94 17
mendidih
Titik didih air
6 10 100 6
maksimum

D. Pengolahan Data
2. Percobaan pertama:
a. Perlakuan pertama :
Pada percobaan ini gas di sekeliling cangkir akan membentuk
pengkristalan disebabkan karena temperatur es menjadi lebih rendah
ketika garam ditambahkan. Campuran di dalam cangkir membuat
bagian luar cangkir menjadi sangat dingin. Udara di sekitar kita
merupakan campuran gas yang mengandung uap air yang larut di
dalamnya. Ketika uap air yang tidak terlihat ini menyentuh bagian
luar cangkir, maka uap air mengembun, artinya berubah bentuk
menjadi air. Air segera membeku menjadi es. Ketika kita mengambil
sedikit es dengan sendok, maka es akan mencair kembali menjadi
bentuk air.
b. Perlakuan kedua :
Pada percobaan ini lilin yang dibakar mencair karena api memberikan
suhu yang panas kepada lilin dan di saat suhunya mencapai titik cair
lilin, lilin akan mencair.
c. Perlakuan ketiga :
Di saat suhunya kembali turun lilin tersebut akan membeku kembali,
karena lelehan lilin akan melepaskan kalor yang ada padanya.
d. Perlakuan keempat :
Pada percobaan ini spiritus yang dituangkan menjadi kering karena di
saat spiritus bertumbukan langsung dengan udara, spiritus ikut
terangkat bersama udara. Hal ini disebabkan karena ikatan ion antara
spiritus sangat mudah terpisah-pisah.
e. Perlakuan kelima :
Es batu yang dibiarkan dalam udara terbuka maka akan mencair
setelah beberapa saat pada suhu tertentu karena melepas kalor
yang ada padanya.

3. Percobaan Kedua
Gelas ukur diisi bongkahan es yang telah dihancurkan kemudian
dipanaskan dengan nyala api dari Bunsen. Setelah itu diamati setiap
perubahan suhu pada bongkahan es tiap 2 menit sekali. Dan hasil
pengamatan tertuang pada tabel pengamatan

2
Jawaban Lembar Kegiatan Siswa
Dari hasil ini diperoleh Titik lebur es pada suhu -2oC ;Titik didih
air maksimum 100o C, namun kadang sebelum 100 oC sudah mendidih.
Hal ini karena pengaruh suhu udara lingkungan luar serta tekanan udara
ketika melakukan percobaan yang tidak pada 1 atm. Bila semakin
tinggi/panas cuacanya maka akan lebih cepat mendidih.
Pada satu waktu mulai perubahan wujud, suhu zat tidak berubah.
Ini menunjukkan bahwa ketika melakukan perubahan wujud, kalor
hanya dipakai untuk merubah fase/wujudnya, bukan bersamaan untuk
menaikkan suhunya.

G. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam percobaan ini yaitu :
Kalor dapat merubah wujud benda; Selama perubahan wujudnya, kalor
tidak mengalami kenaikan suhu; dan Perubahan wujud dapat terjadi baik
karena melepas maupun menerima kalor

3
LEMBAR EVALUASI
PESERTA DIDIK

Kerjakan Soal-soal di bawah ini dengan tepat dan jelas!


1. Benarkah perubahan wujud es menjadi cair dikarenakan
adanya pemanasan? Jelaskan dengan singkat!

2. Saat termometer menunjukkan skala 0oC, pemanasan masih terus


berlangsung. Apakah yang terjadi pada peristiwa tersebut?

3. Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0oC walau terjadi


pemanasan terus menerus?

4. Es sebanyak 3 kg pada suhu 0oC dibiarkan pada suhu ruang hingga


seluruhnya mencair. Berapakah kalor yang diperlukan untuk

mencairkan es tersebut? (kalor lebur air = 3,33 10-5 J/kg)

5. 20 gr es bersuhu - 5o C dan tekanan 1 atm diberi kalor hingga

menjadi air bersuhu 8oC. Kalor jenis air 1 kal/groC, kalor jenis es 0,5

kal/groC dan kalor lebur es 80 kal/gr. Berapakah kalor yang


diberikan pada es tersebut?

Selamat Mengerjakan
LEMBAR PENILAIAN HASIL
BELAJAR
PENILAIAN KOGNITIF
Teknik Penilaian : Tes Tertulis

Bentuk Instrumen : Soal Uraian

Kompetensi dasar : 3.7 Menganalisis pengaruh kalor serta sifat-


sifat zat akibat perpindahan kalor pada
fenomena di kehidupan sehari-hari

1. Benarkah perubahan wujud es menjadi cair dikarenakan


adanya pemanasan? Jelaskan dengan singkat!

2. Saat termometer menunjukkan skala 0oC, pemanasan masih terus


berlangsung. Apakah yang terjadi pada peristiwa tersebut?

3. Mengapa bongkahan es dan air suhunya tetap 0oC walau terjadi


pemanasan terus menerus?

4. Es sebanyak 3 kg pada suhu 0oC dibiarkan pada suhu ruang hingga


seluruhnya mencair. Berapakah kalor yang diperlukan untuk
mencairkan es tersebut?

(kalor lebur air = 3,33 10-5 J/kg)

5. 20 gr es bersuhu - 5o C dan tekanan 1 atm diberi kalor hingga

menjadi air bersuhu 8oC. Kalor jenis air 1 kal/groC, kalor jenis es 0,5

kal/groC dan kalor lebur es 80 kal/gr. Berapakah kalor yang


diberikan pada es tersebut?
Rubrik Penilaian Kognitif
Ranah
Skor*
Indikator Kogniti Butir Soal Kunci Jawaban
)
f
3.7.1.Menganalisis Benarkah perubahan wujud es
pengaruh kalor menjadi cair dikarenakan Benar, ini terjadi karena es menyerap panas maka suhunya
C4 5
dalam mengubah adanya pemanasan? Jelaskan naik hingga terjadi proses peleburan dari padat ke cair.
wujud zat dengan singkat!

3.7.1.Menganalisis Saat termometer menunjukkan


Pada saat termometer menunjukkan skala 0oC, pemanasan
pengaruh kalor skala 0oC, pemanasan masih
C4 masih terus berlangsung, pada saat inilah terjadi proses 5
dalam mengubah berlangsung terus ! apakah yang
peleburan dengan energi laten (tersembunyi).
wujud zat terjadi pada peristiwa itu?

3.7.1.Menganalisis Bongkahan es dan air suhunya


Mengapa bongkahan es dan air
pengaruh kalor tetap 0o C walau terjadi pemanasan terus menerus. Hal ini
C4 o
suhunya tetap 0 C walau terjadi 5
dalam mengubah terjadi karena masih ada
pemanasan terus menerus?
wujud zat bongkahan es yang belum mencair.

3.7.1.Menganalisis Es sebanyak 3 kg pada suhu 0oC Diketahui:


pengaruh kalor dibiarkan pada suhu ruang
C3 m =3 kg
dalam mengubah hingga seluruhnya mencair. 2
wujud zat L = 3,33x10-5 J/Kg
Berapakah kalor yang
diperlukan untuk mencairkan es Ditanya: Q = ... ?
tersebut? (kalor lebur air = 3,33 Jawab: 1
10-5 J/kg) Q = m.L = (3 kg)(3,33x 10-5 J/kg)
7
= 9,99 x 10-5 J 10-4 J

Pada tekanan 1 atm air mencair


pada suhu 0 oC dan menguap
pada suhu 100 oC. Berarti untuk
menghitung kalornya dapat
20 gr es bersuhu - 5o C dan
dibuatkan grak Q - t seperti
tekanan 1 atm diberi kalor
pada Gambar di atas 10
3.7.1.Menganalisis hingga menjadi air bersuhu 8oC.
pengaruh kalor Kalor jenis air 1 kal/groC, kalor
dalam mengubah C3
jenis es 0,5 kal/groC dan kalor Diket : ms = 20g T1 = -5oC T2 = 8 o C
wujud zat
lebur es 80 kal/gr. Berapakah Ls = 80 kal/gr 5
kalor yang diberikan pada es Cs = 0,5 kal/groC
tersebut?
Ca = 1 kal/groC
Dit : Q=...?
Jawab :Kalor yang dibutuhkan sebesar: 7
Q = Q1 + Q2 + Q3
= ms. cs. Ts + ms. Ls + ma. Ca. Ta
= 50+1600+1600 3
Q= 3250 kal
Total Skor 50

Petunjuk Penskoran :

Perhitungan skor akhir dengan rumus :

4 =
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor = 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor = 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor = 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor = 1,33
PENILAIAN KOMPETENSI SIKAP
a. Observasi
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SYUKUR
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap syukur peserta didik
dengan memberikan tanda cek () pada kolom aspek sikap dengan diisi
angka sesuai kriteria berikut:
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

Nama Peserta Didik : .


Kelas : .
Tanggal Pengamatan : ..
Materi Pokok : ..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Mengucapkan rasa syukur atas karunia
Tuhan
2 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
berpendapat/bertanya
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap kebesaran Tuhan
5 Mengorelasikan materi yang ada terhadap
kebesaran Tuhan
Jumlah Skor

Keterangan :

Perhitungan skor akhir dengan rumus :

4 =
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
LEMBAR OBSERVASI SIKAP KRITIS
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap kritis peserta didik dengan
memberikan tanda cek () pada kolom aspek sikap dengan diisi angka sesuai
kriteria berikut:
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang
tidak melakukan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

Nama Peserta Didik : .


Kelas : .
Tanggal Pengamatan : ..
Materi Pokok : ..
Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
Menganalisis jawaban permasalahan secara
1
teliti
2 Menanyakan apa yang tidak diketahuinya
Menguraikan dan menghubungkan konsep
3
yang telah dibahas secara rinci
Membuat kesimpulan jawaban
4
pertanyaannya sendiri
5 Mengajukan pendapat selama diskusi
Jumlah Skor

Keterangan :

Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
b. Penilaian diri sendiri

LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SYUKUR


Nama Peserta Didik : .
Kelas : .
Tanggal Pengamatan : ..
Materi Pokok : ..
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri dengan memberi tanda cek ()
pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta didik :

N Selal Kadang Tidak


Aspek Sering Skor
o u -kadang pernah
1 Saya mengucapkan rasa
syukur atas karunia Tuhan
2 Saya berdoa sebelum dan
sesudah melakukan sesuatu
3 Saya memberikan salam
sebelum dan sesudah
berpendapat/bertanya
4 Saya Mengungkapkan
kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap
kebesaran Tuhan
5 Saya mengorelasikan materi
yang saya terima terhadap
kebesaran Tuhan
Total

Keterangan :

Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
QUISIONER PERSONALITY TEST
LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP KRITIS
Cermati daftar pernyataan di bawah ini! Isikan tanggapan anda pada kotak yang
tidak diwarna dengan mengisikan angka berketentuan sebagai berikut :
1 : Jika pernyataan tidak sesuai dengan diri anda
2 : Jika pernyataan sedikit menggambarkan diri anda
3 : Jika anda tidak dapat menilai apakah pernyataan menggambarkan diri anda atau
tidak
4 : Jika pernyataan hampir menggambarkan diri anda
5 : Jika pernyataan sesuai dengan diri anda

No Pernyataan A B C D E
Saya akan menguraikan dari apa yang telah dipelajari
1
satu persatu
2 Saya selalu merinci konsep-konsep yang masih global
Saya dengan mudah menuliskan pokok pikiran apa yang
3
saya baca
4 Saya tidak suka menilai apa yang dipikirkan orang lain
Saya dapat dengan mudah mengetahui hubungan dari
5
konsep-konsep kecil yang saya terima
Saya selalu menggambarkan dahulu pengetahuan baru
6
yang saya peroleh ke dalam bentuk yang saya pahami
7 Penguraian materi akan saya pahami dalam tiap tahap
Saya menyatukan setiap informasi bacaan yang saya
8
dapat
Permasalahan materi selalu saya pola ke dalam konsep
9
kecil
Mengkritik pemikiran orang lain tentang konsepnya
10
sering saya lakukan
Mudah untuk saya memadukan informasi yang saya
11
pahami dari bacaan
Saya selalu menyatakan pendapat apa yang saya
12
pikirkan
Saya akan selalu mempertimbangkan dan
13 mendengarkan apapun pendapat orang di sekitar saya
menjadi satu pernyataan baru yang dapat
Adanya tiap konsep yang diterima akan selalu saya
14
hubungkan satu sama lain
Saya dengan mudah mengetahui konsep dan materi
15
yang saya terima dalam kehidupan sehari-hari
Jumlah Skor
RUBRIK PENILAIAN HASIL KUISIONER

Tujuan Kuisioner : Mengetahui Tingkat Berpikir Kritis Siswa.

Adapun dalam kuisioner ini, masing-masing kolom menunjukkan perilaku


sistematis dalam berpikir kritis. Dapat diukur untuk masing-masing tingkat
perlaku sistematis keterampilan berpikir kritis maupun keseluruhan tingkat
keterampilan berpikir kritis.

Pemerolehan Skor :
Skor maksimum masing-masing kolom adalah 15(3 indikator x skor maks)
Ketentuan :
Kolom A menunjukkan tingkat keterampilan menganalisis
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan dalam menganalisis sangat kurang
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan dalam menganalisis cukup baik.
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan dalam menganalisis sangat baik
Kolom B menunjukkan tingkat keterampilan menyintesis
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan dalam menyintesis masih kurang
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan dalam menyintesis cukup baik
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan dalam menyintesis sangat baik
Kolom C menunjukkan tingkat keterampilan mengenal dan menyelesaikan
masalah
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan dalam mengenal dan
menyelesaikan masalah sangat baik
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan dalam mengenal dan
menyelesaikan masalah cukup baik
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan dalam mengenal dan
menyelesaikan masalah sangat kurang
Kolom D menunjukkan tingkat keterampilan menyimpulkan
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan menyimpulkan kurang baik
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan menyimpulkan cukup baik
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan menyimpulkan sangat baik
Kolom E menunjukkan tingkat keterampilan mengevaluasi atau menilai
- Jika jumlah skor <6, maka kemampuan mengevaluasi sangat baik
- Jika jumlah skor 6-9, maka kemampuan mengevaluasi cukup baik
- Jika Jumlah skor >9 , maka kemampuan mengevaluasi kurang baik
Total dari semua kolom menunjukkan tingkat berpikir kritis secara umum
siswa
- Jika total skor <30 maka ia memiliki tingkat berpikir kritis yang kurang
baik
- Jika total skor 30-60 maka ia memiliki tingkat berpikir kritis yang cukup
baik

Jika total skor >60 maka kecerdasan emosional yang dimiliki sudah sangat baik
c. Penilaian sejawat (sesama teman)

LEMBAR PENILAIAN ANTARPESERTA DIDIK


SIKAP SYUKUR
Nama Peserta Didik : .
Nama Peserta Didik yang Dinilai :
.
Kelas : .
Tanggal Pengamatan :
..
Petunjuk :
: ..
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap spiritual peserta didik
lain. Berilah tanda cek ) pada kolom skor sesuai sikap spiritual rasa syukur
yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Mengucapkan rasa syukur atas karunia
Tuhan
2 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
berpendapat/bertanya
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap kebesaran Tuhan
5 Mengorelasikan materi yang ada terhadap
kebesaran Tuhan
Jumlah Skor

Keterangan :

Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
LEMBAR PENILAIAN ANTARPESERTA DIDIK
SIKAP KRITIS
Nama Peserta Didik :
.
Nama Peserta Didik yang Dinilai :
.
Kelas :
.
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap kritis peserta didik
..
lain. Berilah tanda cek () pada kolom skor sesuai sikap kritis yang
: ..
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

N Selal Kadang Tidak


Aspek Sering Skor
o u -kadang pernah
Menganalisis jawaban
1
permasalahan secara teliti
Menanyakan apa yang tidak
2
diketahuinya
Menguraikan dan
menghubungkan konsep
3
yang telah dibahas secara
rinci
Membuat kesimpulan
4 jawaban pertanyaannya
sendiri
Mengajukan pendapat
5
selama diskusi
Total

Petunjuk Penskoran :

Perhitungan skor akhir dengan rumus :

4=

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai
adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
d. Jurnal

Jurnal
Nama Peserta Didik : .
Nomor peserta Didik : .
Tanggal : .
Aspek yang diamati : .
Kejadian : .

Guru:
.
.
.
PENILAIAN KOMPETENSI
KETERAMPILAN
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN
KINERJA MELAKUKAN PERCOBAAN

Materi : Perubahan Wujud Zat


Kelas/Semester : X/II(dua)
Hari/Tanggal :
Nama :
Nomor Absen :

Penilaian
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3 4
1. Merangkai alat percobaan

2. Melakukan pengamatan

3. Menulis data hasil percobaan

4. Menganalisis data

5. Membuat kesimpulan

Total Skor

Kriteria pemberian skor :


1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
Rubrik Penilaian Kinerja Melakukan Percobaan
ASPEK YANG
No PENILAIAN
DINILAI
1. Siswa tidak dapat merangkai alat percobaan
Merangkai alat 2. Siswa dapat cukup merangkai alat percobaan
1.
percobaan 3. Siswa dapat cukup tepat merangkai alat percobaan
4. Siswa dapat merangkai alat secara tepat
1. Siswa tidak dapat melakukan pengamatan
2. Siswa dapat melakukan pengamatan tetapi tidak
cermat dan prosedur kerja yang salah
2. Pengamatan 3. Siswa dapat melakukan pengamatan dengan cermat
tetapi terdapat prosedur kerja yang salah
4. Siswa dapat melakukan pengamatan dengan cermat
dan prosedur kerja yang benar
1. Siswa tidak dapat mengambil data
2. Siswa dapat mengambil data tetapi kurang dari 5
dan hasilnya tidak sesuai dengan perhitungan
Menulis data hasil
3. 3. Siswa dapat mengambil data tetapi antara 3 sampai
percobaan
5 data dan sesuai dengan perhitungan
4. Siswa dapat mengambil data sebanyak 5 dan sesuai
dengan perhitungan
1. Siswa tidak dapat menganalisis hasil yang di
peroleh
2. Siswa dapat menganalisis hasil yang di peroleh
tetapi tidak sesuai dengan teori
4. Menganalisis data
3. Siswa dapat menganalisis hasil yang diperoleh
tetapi sedikit mengarah pada teori
4. Siswa dapat menganalisis hasil yang diperoleh dan
sesuai dengan teori
1. Siswa tidak dapat membuat kesimpulan tentang apa
yang di lakukan
2. Siswa dapat membuat kesimpulan tetapi sesuai
dengan tujuan
5. Membuat kesimpulan 3. Siswa dapat membuat kesimpulan tetapi tidak
sesuai dengan tujuan terkait hasil analisis yang
kurang tepat
4. Siswa dapat membuat kesimpulan dan sesuai
dengan tujuan
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
GUIDED DISCOVERY
MODEL PEMBELAJARAN
GUIDED DISCOVERY
PENGERTIAN DAN DESKRIPSI
Robin van Murdock(2014) dalam blognya mengatakan bahwa
sejarah strategi pembelajaran dengan Guided Discovery Learning
(pembelajaran penemuan terbimbing) pertama dikenalkan oleh Plato
dalam suatu dialog antara Socrates dan seorang anak sehingga sering
disebut juga dengan metode Socartic (Davis Cooney, 975:136). Metode ini
melibatkan suatu dialog/interaksi antara peserta didik dengan guru di
mana peserta didik mencari kesimpulan yang diinginkan melalui suatu
urutan pertanyaan yang diatur oleh guru. Salah satu buku yang pertama
menggunakan teknik penemuan terbimbing adalah tentang aritmatika oleh
Warren Colburn yang pelajaran pertamanya berjudul: Intellectual Arithmetic
upon the Inductive Method of Instruction, diterbitkan pada tahun 1821, yang
isinya menekankan penggunaan suatu urutan pertanyaan dalam
mengembangkan konsep dan prinsip matematika. Ini menirukan metode
Socratic di mana Socrates dengan pertolongan pertanyaan yang ia tanyakan
dimungkinkan peserta didik untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Strategi pembelajaran Guided Discovery Learning merupakan
strategi pembelajaran untuk menemukan sesuatu secara terarah
(terbimbing) yang ditandai dengan berpikir konvergen. Disini guru
merencanakan serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang memandu
pelajar, langkah demi langkah logis, membuat serangkaian penemuan yang
mengarah ke tujuan yang telah ditentukan (Robin, 2014).
Prasetya (2009) menuliskan bahwa Carin menyatakan dalam buku
yang dituliskan oleh Moh. Amien, yaitu Mengajarkan Ilmu Pengetahuan
Alam Menggunakan Metode Discovery dan Inquiry, bahwa discovery
adalah suatu proses mental dimana anak atau individu mengasimilasi
konsep dan prinsip, discovery dinyatakan terjadi jika siswa terlibat dalam
menggunakan proses mental untuk menemukan beberapa konsep atau
prinsip. Proses mental tersebut ialah mengamati, menggolong golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan
sebagainya.

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY


1
Prasetya (2009) juga menuliskan bahwa dalam bukunya, Nur
menuliskan bahwa Wilcolx mengatakan dalam pembelajaran penemuan
siswa terdorong untuk belajar aktif melalui keterlibatan mereka sendiri
dengan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk
memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan
mereka menemukan prinsip-prinsip untuk mereka sendiri.
Nur juga menuliskan bahwa menurut Burner pembelajaran
penemuan menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif, pengalaman-
pengalaman belajar memusat pada siswa, dimana siswa menemukan ide-
ide mereka sendiri dan merumuskan sendiri makna belajar untuk mereka
sendiri.
Moh Amien juga menyatakan bahwa inquiry dibentuk dan meliputi
discovery, karena siswa harus menggunakan kemampuan discovery dan
lebih banyak lagi. Dengan kata lain, inquiry adalah suatu perluasan proses
proses discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai
tambahan pada proses proses discovery, inquiry mengandung proses
mental yang lebih tinggi tingkatannnya, misalnya : merumuskan problema
sendiri, merancang eksperimen sendiri, melakukan eksperiman,
mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan, mempunyai
sikap sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
Jadi, model pembelajaran Guided Discovery merupakan model
pembelajaran dimana siswa terlibat aktif dalam serangkaian proses mental
untuk menemukan konsep atau prinsip

CIRI DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

Ciri utama perencanaan pembelajaran penemuan terbimbing (Guided


Discovery) menurut Howe yang dituliskan oleh Prasetya (2009) dalam
blognya yaitu sebagai berikut :

1. Tujuan-tujuan kinerja (performance objectives).


Pernyataan hasil sasaran atau pernyataan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dalam pembelajaran. Ini adalah suatu hal yang terpenting
dalam rencana pembelajaran apapun.
2. Bahan-bahan yang digunakan (materials).
Daftar alat dan bahan yang diperlukan selama kegiatan pembelajaran
yang akan menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Kegiatan-kegiatan pembelajaran (learning activities).
a. Motivasi (motivation).

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY


2
Bagian dari proses kegiatan pembelajaran yang selalu memperhatikan
apakah motivasi spesial dibutuhkan. Hal ini diperlukan untuk
menarik minat dan keingintahuan siswa untuk belajar.
b. Pengumpulan Data (data collection).
Kegiatan pembelajaran dimana guru harus yakin bahwa semua siswa
melakukan kegiatan eksperimen dan pengamatan terlibat. Pada tahap
ini, data yang dikumpulkan harus lebih dari satu data, karena
digunakan untuk merangsang pemikiran siswa tentang satu
rangkaian pengamatan.
c. Pemprosesan data (data processing).
Bagian kegiatan pembelajaran dimana data yang didapatkan di
analisis atau di olah sehingga didapatkan suatu kesimpulan atau
prinsip yang ingin ditemukan. Kegiatan ini adalah bagian yang
penting dari pembelajaran Discovery atau penemuan. Kegiatan ini
diperlukan suatu diskusi untuk mendiskusikan sesuatu yang berbeda
dari data yang didapatkan dalam pengamatan. Idealnya, pengolahan
data berlangsung seketika setelah pengumpulan data, selagi
pengalaman masih segar dalam memori siswa.
d. Kegiatan penutup (closure).
Bagian dari proses kegiatan pembelajaran yang meminta siswa untuk
menarik kesimpulan yang mereka dapatkan. Untuk pengembangan
berfikir lebih lanjut, maka guru dapat melanjutkan menutup pelajaran
dengan suatu pertanyaan / soal.
4. Penilaian.
Meliputi suatu pernyatan bagaimana cara penilaian apakah tujuan
pembelajaran telah tercapai.

KELEBIHAN PEMBELAJARAN GD

Menurut Bruner dalam Paul Suparno (2007) serta dalam Nana dan
Sukmadiana (2004) menyatakan beberapa kelebihan dari pembelajaran
guided discovery adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran guided discovery dianggap membantu siswa
mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan
ketrampilan dan proses kognitif siswa. Kekuatan dari proses penemuan
datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana
belajar itu.
2. Dengan pembelajaran guided discovery, pengetahuan diperoleh dari
strategi ini sangat pribadi. Sifatnya dan mungkin merupakan suatu

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY


3
pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari
pengertian retensi dan transfer.
3. Pembelajaran guided discovery menyebabkan siswa mengarahkan sendiri
cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri
untuk belajar.
4. Mengembangkan potensi intelektual. Siswa hanya akan dapat
mengembangkan pikirannya dengan berfikir, dengan menggunakan
pikiran itu sendiri. Dengan model guided discovery pikiran siswa
digunakan, dilatih untuk memecahkan persoalan.
5. Belajar menemukan sesuatu. Untuk terampil dalam menemukan
sesuatu, siswa hanya dapat lewat praktik menemukan sesuatu. Guided
discovery ini adalah praktik menemukan sesuatu yang dapat
memperkaya siswa dalam penemuan hal-hal yang lain dikemudian hari.
6. Pembelajaran guided discovery, akan membuat ingatan lebih lama.
Dengan menemukan sendiri, siswa lebih ingat akan yang dipelajari dan
sesuatu yang ditemukan sendiri besarnya tahan lama, tidak mudah
dilepaskan.

KELEMAHAN PEMBELAJARAN GD

Dalam Paul Suparno (2007) serta dalam Nana dan Sukmadiana (2004) juga
menyatakan beberapa kekurangan Pembelajaran menggunakan Guided
Discovery diantaranya yaitu :

1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar


ini. Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya
mengembangkan pikirannya, jika berhadapan dengan hal-hal yang
abstrak, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam
bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli
penemuan dan akan menimbulkan frustasi.
2. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk
mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
3. Harapan yang ditumpahkan pada pembelajaran guided discovery ini
mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan
perencanaan dan pengajaran secara tradisional.

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY


4
P P
E
E M
R B
E
A
L
N A
G J
A
K R
A A
T N
SILABUS

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas/Semester : X/2(dua)
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY |


SILABUS 6
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menyadari kebesaran Fluida statik Mengamati Tugas 12 JP Sumber
Tuhan yang Hukum Peragaan: Memecahkan masalah (4 x 3 PHYSICS:
menciptakan dan utama - simulasi kapal selam sehari-sehari berkaitan JP) Principles
mengatur alam jagat hidrostatis dalam botol minuman dengan fluida statik with
raya melalui Hukum - keadaan air dalam Observasi Aplication /
pengamatan fenomena Pascall sedotan minuman dalam Ceklist lembar pengamatan Douglas C.
alam fisis dan Hukum berbagai keadaan kegiatan eksperimen Giancoli 6th
pengukurannya Archimedes - Membaca artikel tentang Portofolio ed. Pearson
2.1 Menunjukkan perilaku Gejala penggunaan sistem Laporan tertulis kelompok Prentice Hall
ilmiah (memiliki rasa kapilaritas hidrolik dan sistem kerja Tes FISIKA SMA
ingin tahu; objektif; Viskositas kapal selam Tes tertulis bentuk uraian Jilid 1, Pusat
jujur; teliti; cermat; dan dan/atau pilihan ganda Perbukuan
tekun; hati-hati; Hukum hukum Archimedes, hukum Panduan
bertanggung jawab; Stokes Menanya Pascal, kapilaritas dan Praktikum
terbuka; kritis; kreatif; Mempertanyakan tentang hukum Stokes Fisika SMA,
inovatif dan peduli hukum-hukum fluida statik Erlangga
lingkungan) dalam dan penerapannya e-dukasi.net
aktivitas sehari-hari Eksperimen/explore Alat
sebagai wujud Membuat alat peraga tangki air
implementasi sikap sistem hidrolik secara atau ember
dalam melakukan berkelompok dan
percobaan , Asosiasi hidrometer

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY |


SILABUS 7
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
melaporkan, dan Menerapkan konsep bejana
berdiskusi tekanan hidrostatis, prinsip berhubungan
3.7 Menerapkan hukum- hukum Archimedes dan balon karet
hukum pada fluida hukum Pascall melalui dalam botol
statik dalam percobaan minuman
kehidupan sehari-hari Komunikasi (simulasi
4.1 Menyajikan hasil Mempresentasikan kapal selam)
pengukuran besaran penerapan hukum-hukum
fisis dengan fluida statik
menggunakan Membuat laporan hasil
peralatan dan teknik percobaan
yang tepat untuk Memberikan contoh
penyelidikan ilmiah penerapan sifat-sifat fluida
4.6 Merencanakan dan statik dalam kehidupan
melaksanakan sehari-hari
percobaan yang
memanfaatkan sifat-
sifat fluida untuk
mempermudah suatu
pekerjaan.

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY |


SILABUS 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / II (dua)
Pokok Bahasan : Fluida Statik
Sub Pokok Bahasan : Hukum Pascal
Alokasi waktu : 1 X 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik
dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang
dianutnya.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY |


RPP 9
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi.

3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan


dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah

4.6 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat


fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.

C. Indikator
Peserta didik mampu :
1. menunjukkan rasa syukur atas dalam kehidupan sehari-hari,
2. menunjukkan rasa ingin tahu mengenai materi hukum Pascal,
3. menunjukkan sikap ilmiah mengenai materi hukum Pascal,
4. mengidentifikasi hukum Pascal,
5. mendeskripsikan hukum Pascal,
6. memformulasikan hukum Pascal,
7. menerapkan hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari.

D. Tujuan Pembelajaran
1.1. Setelah mempelajari submateri ini, siswa dapat mengagumi adanya
hukum Pascal sebagai karya Tuhan.
1.2. Setelah mempelajari submateri ini, siswa dapat menunjukkan rasa syukur
atas adanya hukum Pascal yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
manusia.
2.1 Selama mempelajari submateri ini, siswa dapat menunjukkan rasa ingin
tahu dengan aktif ketika berpendapat dalam diskusi.
2.2 Selama mempelajari submateri ini, siswa menunjukkan sikap kejujuran,
tanggungjawab dan aktif dalam kerja berkelompok.
3.1 Dengan diberikan suatu fenomena, siswa mampu mengidentifikasi
terjadinya gejala-gejala berkaitan dengan hukum Pascal dengan baik.

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY |


RPP 10
3.2 Setelah melakukan percobaan siswa mampu mendeskripsikan hukum
Pascal dengan baik.
3.3 Dengan diberikan handout dan mengikuti percobaan, siswa mampu
memformulasikan hukum Pascal secara tepat dan benar.
3.5. Dengan diberikan lembar penugasan, siswa dapat menerapkan hukum
Pascal dan formulasinya dalam menyelesaikan satu permasalahan.
4.1 Setelah melakukan percobaan, siswa dapat mengetahui hubungan antar
besaran fisis dalam hukum Pascal dengan baik.
4..2 Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menyajikan hasil pengukuran
besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk
penyelidikan ilmiah

E. Materi Pembelajaran
Bunyi Hukum Pascal : Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah
Perumusan hukum Pascal untuk bejana berhubungan :

atau

Peralatan yang prinsip kerjanya didasarkan pada hukum pascal yaitu :

a. Mesin pengangkat mobil


b. Dongkrak hidrolik
c. Rem hidrolik,dll

F. Model Pembelajaran:
1. Model Pembelajaran : Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)
2. Metode : Diskusi, eksperimen, presentasi

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY |


RPP 11
G. Kegiatan Belajar Mengajar

1. Kegiatan Pendahuluan (Prakonsepsi)


Guru menunjukkan Dua buah tabung suntik yang salah satu tabung dalam
keadaan terangkat penuh dan yang satunya lagi tertutup penuh.
Kemudian kedua tabung dihubungkan dengan selang kecil dengan
menutupnya menggunakan isolasi atau lilin mainan agar tidak ada udara
yang dapat keluar masuk pada tabung. Kemudian, tekanlah katup yang
terangkat penuh secara perlahan. Katup tabung yang lainnya akan
perlahan-lahan terangkat. Berdasarkan demonstrasi tersebut, disampaikan
tujuan pembelajaran materi kali ini yaitu tentang fluida statik.

2. Kegiatan Inti
a. Motivation
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru memperagakan dimana
lubang dibuat dalam plastik berisi air akan memancarkan air yang berbeda
ketika plastik ditekan-tekan.

b. Data Collection
1) Berdasarkan demonstrasi, siswa mengajukan pertanyaan dari apa yang
telah diamati dimana semua pertanyaan yang diajukan dituliskan pada
papan tulis. Pertanyaan yang diajukan dapat dijadikan suatu rumusan
masalah. Bagaimana pengaruh tekanan yang diberikan kepada fluida
dalam suatu wadah atau ruang tertutup terhadap kekuatan pancaran
air?
2) Siswa dibimbing untuk membuat hipotesis. Dari review informasi
pengetahuan awal siswa ketika di SMP, siswa diharapkan dapat
membuat hipotesis bahwa Semakin besar tekanan yang diberikan,
semakin kuat pula pancaran air.
3) Siswa melakukan percobaan sesuai dengan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) yang diberikan untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat
di bawah bimbingan guru.

c. Data Processing

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY |


RPP 12
1) Siswa menganalisis dan menemukan konsep sesama kelompoknya
berdasarkan data hasil percobaan yang diperoleh.
2) Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan berdiskusi
dengan kelompok lain, guru mengarahkan dan membimbing sehingga
diperoleh jawaban dari rumusan masalah yang telah diperoleh pada awal
pebelajaran dan membuktikan hipotesis.
3) Siswa diberikan handout dan membandingkan hasil penemuannya
dengan materi hukum Pascal yang ada pada hand out kemudian
menyimpulkan apa yang telah dilakukan di awal pembelajaran sampai
akhir pembelajaran di bawah bimbingan guru.
Terbukti sesuai hukum Pascal bahwa air menekan ke segala arah secara
sama rata jika berada dalam ruang tertutup. Gaya tekan semakin besar
menyebabkan daya pancar semakin kuat pada setiap lubang
berdiameter sama.

3. Kegiatan Penutup (Closure)


Mengevaluasi langkah-langkah kegiatan yang telah dilakukan,
yaitu dengan menjawab konsep yang berlaku pada motivasi awal yang
diberikan, dua tabung hisap(suntikan) tersebut berperan sebagai satu
sistem, sehingga udara yang berasal dari tabung yang kita tekan katupnya
akan mengisi tabung yang lainnya dan menekan katup yang tadinya
tertutup.
Siswa menjelaskan contoh penerapan hukum Pascal lain dalam
kehidupan sehari-hari, dan menunjukkan adanya hubungan peristiwa
mengenai hukum Pascal dengan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Allah maha adil, bahwasanya dengan memahami sifat fluida
memberikan manfaat yang begitu banyak dalam kehidupan manusia.
Dengan mengetahui hukum Pascal, dapat diterapkan untuk kemudahan
hajat hidup manusia. Sebaiknya kita senantiasa bersyukur atas segala
Nikmat yang diberikan oleh-Nya, karena apapun yang diciptakan-Nya
tentu memilki nilai guna pula bagi kepentingan manusia itu sendiri.

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY |


RPP 13
H. Sumber Belajar

1. Handout
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik
3. Sumber belajar lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet).

I. Penilaian Hasil Belajar

Teknik dan Bentuk Instrumen(terlampir)


Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen

Sikap Pengamatan Sikap Lembar pengamatan sikap


Penilaian diri Lembar penilaian diri
Penilaian antar peserta didik Lembar penilaian teman sejawat
Pengetahuan Penugasan Soal Uraian
Lembar penilaian keterampilan
Keterampilan Pengamatan hasil kinerja
kinerja hasil laporan percobaan

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY |


RPP 14
DAFTAR PUSTAKA
Arkadie, Aan S. 2013. Hukum Pascal. Diakses pada : www.fisika79.wordpress.com
[November 2014]

Azis, Ryan. 2013. FLUIDA STATIS (HUKUM PASCAL). Diakses pada :


www.azizsmansaka.blogspot.com [maret 2015]

Haryadi, Bambang. 2008. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung : PUSAT
PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.

Murdock, Robin Van. 2014. Strategi Pembelajaran Guided Discovery Learning.


Diakses pada : www.pendidikanmerahputih.blogspot.com [2 mei 2015]

Sukmana, Prasetya Budi. 2009. Model Pembelajaran Guided Discovery (Pennemuan


Terbimbing). Diakses pada : www.prasetyabudisukmana.wordpress.com
[2 mei 2015]

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan


Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Drama

Syaodih, Nana. Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung


: Remaja Rosdakarya.

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY


15
L
A
M
P
I
R
A
n
INSTRUMEN PENILAIAN
a. Lembar Pengamatan Sikap
LEMBAR PENILAIAN SIKAP

Nama Siswa : _________________________________

No. Absen : _______

Kelas : _______

Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari

No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan


1 Menunjukkan rasa syukuri dalam
kehidupan sehari-hari
2 Menunjukkan rasa ingin tahu
3 menunjukkan kejujuran dalam belajar
dan bekerja baik secara individu
maupun berkelompok
4 menunjukkan tanggungjawab dalam
belajar dan bekerja baik secara individu
maupun berkelompok
5 menunjukkan keaktifan dalam belajar
dan bekerja baik secara individu
maupun berkelompok
Jumlah Skor
Rubrik Penilaian Sikap:
No Aspek yang dinilai Rubrik
1 Menunjukkan rasa 3: menunjukkan ekspresi dan/atau ungkapan verbal yang
syukuri dalam menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan
kehidupan sehari-hari 2: belum secara eksplisit menunjukkan ekspresi kekaguman
atau ungkapan syukur, namun menaruh minat terhadap
adanya hukum Pascal yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari
1: belum menunjukkan ekspresi kekaguman, menaruh
minat terhadap adanya hukum Pascal yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari, mengungkapkan verbal
yang menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan
2 Menunjukkan rasa 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias,
ingin tahu terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu
antusias, dan baru terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok ketika disuruh
1: tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit
terlibat aktif dalam kegiatan kelompok walaupun telah
didorong untuk terlibat
3 Menunjukkan 3: Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan
kejujuran dalam sesuai kemampuan
belajar dan bekerja 2: Mengerjakan tugas yang diberikan secara subyektif
baik secara individu namun sesuai kemampuan
maupun 1: Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan
berkelompok sesuai kemampuan
4 Menunjukkan 3: Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik
tanggungjawab yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu dan
dalam belajar dan menampilkan hasil tugas yang apa adanya secara tepat.
bekerja baik secara 2: Menampilkan tugas apa adanya namun kurang berupaya
individu maupun tepat waktu dalam menyelesaikan tugas dengan baik.
berkelompok 1 : Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas, dan tugas tidak disajikan dengan baik.
5 menunjukkan 3: Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan gagasan
keaktifan dalam atau ide
belajar dan bekerja 2: Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan
baik secara individu gagasan atau ide,
maupun 1: Tidak aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan
berkelompok gagasan atau ide,

Nilai = x 100
b. Lembar Penilaian Diri

LEMBAR PENILAIAN DIRI

Nama Siswa : _________________________________

No. Absen : _______

Kelas : _______

Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari

Kadang- Tidak
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai
kadang pernah
Saat guru menjelaskan saya
memperhatikan
Saat guru menjelaskan saya
mencatat
Saat guru memberikan latihan
soal, saya mengerjakannya
Saat guru memberikan tugas
kelompok, saya aktif bekerja
dalam kelompok
Saat presentasi tugas
kelompok saya aktif
menjawab
Saya mengerjakan tugas
tanpa melihat jawaban teman
lain
Jumlah Skor

Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang pada masing-masing aspek,


dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :

Penilaian Skor
Selalu 4
Sering 3
Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Kadang-
2
kadang
=
Tidak Pernah 1
c. Lembar Penilaian Peserta Didik oleh teman sejawat

LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT

Nama Siswa : _________________________________

No. Absen : _______

Kelas : _______

Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-hari

Kadang- Tidak Jumlah


Aspek penilaian Selalu Sering Nilai Ket
kadang pernah skor
Apakah temanmu
mendengarkan penjelasan
guru saat di jelaskan?
Apakah temanmu
mencatat saat
diterangkan?
Apakah temanmu
mengerjakan latihan soal
yang diberikan oleh guru?
Apakah temanmu aktif
bekerja dalam kelompok?
Apakah temanmu aktif
menjawab dalam
presentasi hasil diskusi
yang telah kalian lakukan?
Apakah temanmu
mengerjakan tugas mereka
masing-masing secara
mandiri?

Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang pada masing-masing aspek,


dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :

Penilaian Skor
Selalu 4
Sering 3
Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Kadang-
2
kadang
=
Tidak Pernah 1
d. Tes Penugasan
Tugas Individu/ PR :

Nama : ________________

Kelas : ________________

NIS : ________________

1. Bagaimana cara kerja mesin pengangkat mobil ?

2. Bejana berhubungan memiliki luas penampang dan . Jika pada


penampang kecil ditekan dengan gaya 10 N, berapakah massa beban yang
dapat diangkat pada penampang besar?

3. Luas penampang dongkrak hidrolik masing-masing 0,04 dan 0,10 . Jika


gaya masukan adalah 5 Newton, berapa gaya keluaran maksimum ?

4. Jari-jari penampang kecil dongkrak hidrolik adalah 2 cm dan jari-jari penampang


besar adalah 25 cm. Berapa gaya yang diberikan pada penampang kecil untuk
mengangkat sebuah mobil bermassa 2000 kg ?
Rubrik Penilaian Tugas Individu/PR

Jawaban Soal Skor


1. Cara kerja mesin pengangkat mobil menggunakan prinsip
hukum pascal , jadi pada penampang yang dibuat untuk
mengangkat mobil dibuat lebih besar dari pada penampang 7
untuk mengangkat mobil hal ini untuk mempermudah dalam
mengangkat mobil

2. Diket : =
=
= 4
Dit :m =?
3
Penyelesaian :

=

4
=

4
=

=
=

=


= 10
/
=

3. Diketahui :
A = , 4m
A = , m
F = N
3
Ditanya : F ?
Jawaban
=

=
, 4 ,
=
, 7
= . , = ,
4. Diketahui :
r1 =2 cm=0,02 m
r2 =25 cm=0,25 m
3
Ditanya : F1

Jawaban :

- A1 = r2 =3,14.0,022 0,001256 m2
- A2 = r2 =3,14.0,252 =0,19625 m2
- F2 =W=m.g=2000.10=20000 N 10

=
, , 9 7
= , =
, 9


Nilai =

e. Pengamatan Keterampilan

Lembar Pengamatan Keterampilan Laporan Percobaan Hukum Pascal

Kelompok : ___________________________
Anggota Kelompok : 1. __________________________
(nama/no.absen) 2. __________________________
3. __________________________

No. Aspek Penilaian Skor Catatan


1. Kelengkapan hasil percobaan
2. Kelengkapan data percobaan
3. Kesesuaian analisis dengan data
percobaan
4. Kesesuaian penarikan kesimpulan
berdasarkan tujuan dan data yang
diperoleh
5. Ketepatan waktu mengumpulkan
Jumlah Skor

4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

Nilai = x 100
Lembar Kegiatan Peserta Didik

HUKUM PASCAL
Nama Kelompok :
1. ______________________________
2. ______________________________
3. ______________________________

A. Tujuan : Mengetahui pengaruh tekanan yang diberikan kepada fluida


dalam suatu wadah atau ruang tertutup terhadap kekuatan
pancaran air

B. Rumusan Masalah :
______________________________________________________
____

C. Hipotesis :
___________________________________________________
_______

D. Alat dan bahan


1. Kantong Plastik
2. Karet Gelang
3. Air
4. Jarum

E. Rancangan Percobaan

F. Langkah Percobaan
1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan!
2. Isilah kantong plastik dengan air secukupnya, kemudian ikat dengan tali pada
bagian atasnya!
Lembar Kegiatan Peserta Didik

3. Lubangi kantong plastik yang berisi air dengan jarum di segala arah!
4. Tekanlah air yang ada dalam kantong dari arah atas!
5. Perhatikan bagaimana arah pancaran airnya jika diberikan tekanan yang berbeda!

G. Variabel
- Variabel Manipulasi : ______________
- Variabel Kontrol : ______________
- Variabel Respon : ______________

H. Hasil Percobaan

Percobaan
Perlakuan tekanan Kekuatan pancaran air Keterangan
ke-

__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_______________

I. Analisis

__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_______________

J. Kesimpulan

__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
_______________
Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Peserta Didik

HUKUM PASCAL

A. Tujuan : Mengetahui pengaruh tekanan yang diberikan kepada fluida


dalam suatu wadah atau ruang tertutup terhadap kekuatan
pancaran air

B. Rumusan Masalah : Bagaimana pengaruh tekanan yang diberikan kepada fluida dalam
suatu wadah atau ruang tertutup terhadap kekuatan pancaran air?

C. Hipotesis : Semakin besar tekanan yang diberikan, semakin kuat pula


pancaran air.

D. Alat dan bahan


1. Kantong Plastik
2. Karet Gelang
3. Air
4. Jarum

E. Rancangan Percobaan

F. Langkah Percobaan
1. Sediakan alat dan bahan yang diperlukan!
2. Isilah kantong plastik dengan air secukupnya, kemudian ikat dengan tali pada bagian
atasnya!
3. Lubangi kantong plastik yang berisi air dengan jarum di segala arah!
4. Tekanlah air yang ada dalam kantong dari arah atas!
5. Perhatikan bagaimana arah pancaran airnya jika diberikan tekanan yang berbeda!

G. Variabel
- Variabel Manipulasi : tekanan
- Variabel Kontrol : lubang pancar
- Variabel Respon : kekuatan pancaran air
Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Peserta Didik

H. Hasil Percobaan
Percobaan
Perlakuan tekanan Kekuatan pancaran air Keterangan
ke-
Memancar lemah, sama Jarak pancarnya
1 Gaya tekan lemah
besar tiap lubang pendek
Memancar agak kuat, Jarak pancar agak
2 Gaya tekan agak kuat
sama besar tiap lubang jauh
Gaya tekan semakin Memancar semakin kuat, Jarak pancar
3
kuat sama besar tiap lubang semakin jauh
Memancar sangat kuat, Jarak pancar
4 Gaya tekan sangat kuat
sama besar tiap lubang sangat jauh

Dari percobaan tersebut diperoleh hasil bahwa saat plastik yang berisi air ditekan
pada gaya yang sama akan menyebabkan air memancar dari lubang yang telah dibuat
dengan kekuatan yang sama. Namun apabila tekanan yang diberikan kepada plastik
semakin besar akan membuat air memancar semakin kuat, namun sama besar pada setiap
lubang berdiameter sama.

I. Analisis
Saat botol yang berisi air ditekan akan menyebabkan seluruh permukaan bagian
dalam botol mendapat tekanan yang sama sehingga menyebabkan air yang terpancar dari
botol akan mendapat kekuatan tekanan yang sama pula untuk masing-masing diameter,
hal ini disebabkan karena tekanan pada air akan diteruskan ke semua arah jika berada
dalam ruang tertutup. Diperoleh bahwa dengan memberikan gaya tekan yang besar akan
dihasilkan gaya yang lebih besar pula yang ditunjukkan oleh kekuatan pancaran air yang
makin besar. Jadi apabila tekanan yang diberikan kepada plastik semakin besar akan
membuat air memancar semakin kuat pada setiap lubang berdiameter sama.

J. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan maka didapatkan yaitu : Tekanan yang diberikan
pada zat cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar.
Sehingga diperoleh persamaan :
=
=

Gaya tekan semakin besar menyebabkan daya pancar semakin kuat pada setiap lubang
berdiameter sama.
HANDOUT

HUKUM PASCAL

B
laise Pascal (1623 1662) seorang ilmuwan Prancis menyatakan
bahwa, tekanan yang diberikan kepada zat cair dalam ruang tertutup
diteruskan sama besar ke segala arah. Asumsi tersebut sering di kenal
sebagai hukum Pascal. Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan Pascal yaitu
dengan menggunakan penyemprot Pascal.

Caranya yaitu dengan mencelupkan tabung yang dilengkapi dengan piston


yang sudah di lubangi di beberapa titik ke dalam air, kemudian tarik piston ke atas
agar tabung tersebut penuh terisi dengan air, setelah itu, angkat tabung dari air dan
tekan kuat pistonnya untuk memberikan tekanan yang kuat pada air. Maka akan
kita amati bahwa air dari dalam tabung akan memancar keluar dari tabung melalui
lubang-lubang dengan gaya pancaran yang sama besar.

Apabila pengisap 1 ditekan


dengan gaya F1, maka zat cair menekan
ke atas dengan gaya p1 A1. Tekanan ini
akan diteruskan ke penghisap 2 yang
besarnya p2 .A2. Karena tekanannya
sama ke segala arah, maka didapatkan
persamaan sebagai berikut :

=
=

Prinsip-prinsip hukum Pascal dapat diterapkan pada alat-alat seperti pompa


hidrolik, alat pengangkat air, alat pengepres, alat pengukur tekanan darah
(tensimeter), rem hidrolik, dongkrak hidrolik, dan dump truck hidrolik. Adapun
dalam perkembangannya, cara kerja pada pengangkat mobil dengan menggunakan
fluida dirasa kurang efisien. Biasanya cuci mobil menerapkan sistem
hyropneumatic. yaitu tenaga angin yang diubah menjadi tenaga dorongan pada
piston hydrolic.
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
KONSEP
MODEL PEMBELAJARAN
KONSEP
PENGERTIAN DAN DESKRIPSI
Model pembelajaran konsep merupakan strategi pengajaran
induktif dengan tujuan untuk membantu siswa segala tingkatan umur
dalam mempelajari konsep-konsep dan keterampilan berfikir yang analisis
dan praktis.
Konsep sendiri merupakan suatu abstraksi yang dapat
didiskripsikan melalui (berupa) definisi, contoh, dan bukan contoh, sifat-
sifat atau superordinat, subordinat, dan koordinat yang dihubungkan
dengan konsep-konsep lain.
Hasil kajian model pembelajaran sistem konseptual yang
dikembangkan oleh David Hunt dan rekan-rekan, sebagai hasil review dari
buku karya Joyce, B & Weil, M edisi ke 2 dan 5 berjudul Models of Teaching
oleh Abdul Wahid (2013) menyatakan teori sistem konseptual memiliki
fungsi interaktif dari : 1) tingkat perkembangan kepribadian seseorang
(atau tahap) dan 2) kondisi lingkungan yang ditemuinya. Perkembangan
optimal terjadi ketika lingkungan memfasilitasi kerja konseptual yang
diperlukan untuk pertumbuhan konseptual orang tersebut. Ketika kondisi
lingkungan tidak optimal, maka beberapa bentuk perubahan yang tidak
diinginkan dapat terjadi.
Model pembelajaran dikelompokkan ke dalam empat kategori oleh
Joyce dan Weil. Dalam hal ini, model pembelajaran konsep, atau lebih
tepatnya model pencapaian konsep, termasuk dalam model pembelajaran
pemrosesan informasi yaitu model yang menjelaskan bagaimana cara
individu memberi respons dari lingkungan dengan cara
mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP


1
dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbal
dan nonverbal (Faturrohman, 2012).
Pengajaran konsep (concept teaching) menurut Adrianus Nasar (2011)
adalah cara di mana guru dapat membantu siswa untuk memperoleh dan
mengembangkan konsep-konsep dasar yang dibutuhkan untuk
pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tingkat tinggi. Model ini tidak
dirancang untuk mengajarkan sejumlah besar informasi kepada siswa.
Tetapi dengan mempelajari dan menerapkan konsep-konsep kunci dalam
subjek tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai pembelajaran
spesifik ke bidang-bidang yang lebih umum. Faktanya, tanpa pemahaman
yang sama tentang konsep-konsep kunci, pembelajaran tentang isi dalam
bidang-bidang studi tertentu nyaris mustahil terjadi (Nasar, 2011).

TUJUAN PEMBELAJARAN KONSEP

Adapun pembelajaran dengan menggunakan model konsep


antara lain yaitu : 1) memahami suatu konsep, 2) belajar
mengemukakan/mempertahankan pendapat, 3) belajar menerima
pendapat orang lain, 4) belajar bersikap toleran, dan 5) belajar bersikap
lebih hati-hati dan kritis terhadap pendiriannya sendiri.

CIRI-CIRI PEMBELAJARAN KONSEP

Karakteristik pembelajaran konsep di antaranya yaitu:


1) Pengajaran konsep secara induktif.
2) Memperlihatkan contoh-contoh dari konsep.
3) Dimulai dengan contoh-contoh.
4) Analisis hipotesis.
5) Pengembangan konsep.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP


2
SINTAKS MODEL PEMBELAJARAN KONSEP

FASE PERAN GURU


1. Menampilkan Guru menunjukkan contoh dan non
contoh dan non contoh pada siswa.
contoh
2. Menganalisis Dari penampilan contohdan non contoh,
hipotesis siswa dan guru membuat hipotesis dan
menganalisis hasil hipotesis dengan
percobaan.
3. Penutup Guru membimbing siswa untuk
merangkum seluruh pelajaran yang telah
disampaikan hari itu.
4. Penerapan Guru meminta siswa untuk menyebutkan
contoh-contoh dalam kehidupan sehari-
hari.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL KONSEP:

Beberapa uraian kelebihan dan kekurangan model pencapaian


konsep menurut Tri Mawarningsih(2013) dinyatakan sebagai berikut:

1) Kelebihan model pembelajaran konsep yaitu untuk meningkatkan


kemampuan untuk belajar dengan cara yang lebih mudah dan
efektif di masa depan serta lebih mengaktifkan keterlibatan mental,
sehingga konsep yang diperoleh siswa lebih lama dapat diingat dan
akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Kekurangan model pembelajaran konsep yaitu dibutuhkan biaya


yang besar dan waktu yang lama untuk pembuatan dan
pengembangan perangkat pembelajaran. Kemudian bila jumlah
siswa dalam satu kelas sangat besar, maka pengajar akan kesulitan
dalam membimbing siswa yang membutuhkan bimbingan.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP


3
P P
E E
M
R B
A E
L
N A
G J
K A
R
A A
T N
SILABUS

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas : XI
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan Suhu, Kalor dan Mengamati Tugas 12 JP Sumber
yang menciptakan dan Perpindahan Kalor
mengatur alam jagat raya Menyimak peragaan Memecahkan (4 x 3 JP) PHYSICS:
melalui pengamatan fenomena Suhu dan tentang: masalah Principles
pemuaian - Simulasi pemuaian rel sehari-hari with
alam fisis dan pengukurannya Aplication /
kereta api berkaitan
Douglas C.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP | 5


SILABUS
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah Hubungan kalor - Pemanasan es menjadi dengan suhu Giancoli
(memiliki rasa ingin tahu; dengan suhu air dan 6th ed.
benda dan perpindahan Pearson
objektif; jujur; teliti; cermat; - Konduktivitas logam
wujudnya Prentice
tekun; hati-hati; bertanggung (alumunium, besi, kalor
Hall
jawab; terbuka; kritis; kreatif; Asas Black tembaga, dan timah)
Observasi FISIKA
inovatif dan peduli lingkungan) Perpindahan Melakukan studi SMA Jilid 1,
dalam aktivitas sehari-hari kalor secara pustaka untuk mencari Checklist Pusat
konduksi, informasi mengenai
sebagai wujud implementasi lembar Perbukuan
konveksi, dan pengaruh kalor
sikap dalam melakukan radiasi terhadap perubahan pengamatan Panduan
percobaan , melaporkan, dan kegiatan Praktikum
suhu benda, pengaruh
berdiskusi Fisika SMA,
perubahan suhu benda eksperimen
Erlangga
terhadap ukuran benda
3.7 Menganalisis pengaruh kalor (pemuaian), dan Portofolio e-dukasi.net
serta sifat-sifat zat akibat perpindahan kalor
perpindahan kalor pada secara konduksi, Laporan Alat
fenomena di kehidupan sehari- konveksi, dan radiasi tertulis
Es batu
hari kelompok
Mempertanyakan Air
4.1 Menyajikan hasil pengukuran Tes Termometer
Mempertanyakan
besaran fisis dengan Stopwatch
tentang pengaruh kalor Tes tertulis
menggunakan peralatan dan terhadap suhu, wujud, Pemanas air
bentuk uraian
teknik yang tepat untuk dan ukuran benda Korek api
dan/ pilihan
penyelidikan ilmiah Mempertanyakan
ganda tentang
4.8 Merencanakan dan tentang asas Black dan
perpindahan kalor pemuaian, dan
melaksanakan percobaan untuk
hubungan

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP | 6


SILABUS
menyelidiki karakteristik kalor terhadap
termal suatu bahan, terutama Eksperimen/eksplorasi wujud zat
kapasitas dan konduktivitas
Melakukan percobaan
kalor untuk menentukan
perubahan suhu benda
akibat pemanasan

Asosiasi

Mengolah data
percobaan pemanasan
air dan es
menggunakan
termometer dalam
bentuk penyajian data
perubahan suhu,
analisis, dan menyusun
kesimpulan.

Komunikasi

Membuat laporan hasil


eksperimen
Mengomunikasikan
hasil percobaan

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP | 7


SILABUS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : X / II (dua)

Pokok Bahasan : Suhu, Kalor, dan Perpindahan Kalor

Topik : Hubungan Kalor terhadap Wujud Zat

Alokasi waktu : 1 X 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek


fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia
dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan,

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 8
dan berdiskusi.
3.7 Menganalisis pengaruh kalor serta sifat-sifat zat akibat perpindahan
kalor pada fenomena di kehidupan sehari-hari.
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan
peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah.

C. Indikator
Peserta didik mampu:
1) Menjelaskan fenomena pengaruh kalor terhadap perubahan wujud
zat sebagai wujud kebesaran Tuhan YME.
2) Menunjukkan rasa ingin tahu, teliti, jujur, dan bertanggung jawab
melalui diskusi, kerja kelompok, mengerjakan tugas dan melakukan
praktikum.
3) Menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4) Mengidentifikasi karakteristik benda yang mengalami perubahan
wujud akibat kalor.
5) Menyebutkan contoh - noncontoh perubahan wujud zat.
6) Mempresentasikan hasil analisis tentang pengaruh kalor dalam
mengubah wujud zat.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menjelaskan fenomena pengaruh kalor terhadap perubahan
wujud zat, siswa dapat mengagumi dan menunjukkan rasa syukur
atas kebesaran Tuhan YME.
2. Dengan melakukan kegiatan praktikum dan diskusi, siswa dapat
menunjukkan rasa ingin tahu, teliti, jujur, dan bertanggung jawab.
3. Diberikan contoh fenomena dan handout, siswa dapat menganalisis
pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.
4. Diberikan handout, siswa dapat menyebutkan contoh dari pengaruh
kalor terhadap perubahan wujud zat
5. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa dapat membedakan
karakteristik masing-masing perubahan wujud zat akibat pengaruh
kalor

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 9
6. Dengan melakukan praktikum, siswa dapat mempresentasikan hasil
analisis tentang pengaruh kalor dalam mengubah wujud zat
E. Materi
Peta Konsep
Kalor

Perubahan
Suhu Perubahan Wujud
Zat
Kalor Laten

Menguap Mencair Membeku Menyublim Mengembun Mengkristal

Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat

3 wujud atau fase zat, yaitu padat, cair dan gas. Digambarkan sebagai

berikut

Kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk
mengubah wujudnya persatuan massa.

Jenis-jenis kalor
- Kalor lebur adalah banyaknya kalor yang diserap untuk
mengubah 1 gram zat dari wujud padat menjadi cair pada titik
leburnya.
- Kalor beku adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk
mengubah 1 gram zat dari wujud cair menjadi padat pada titik
bekunya.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 10
- Kalor didih adalah banyaknya kalor yang diserap untuk
mengubah 1 gram zat dari wujud cair menjadi uap pada titik
didihnya.
- Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk
mengubah 1 gram zat dari wujud uap menjadi cair pada titik
embunnya.
Grafik antara hubungan antara suhu dan kalor yang mempengaruhi
perubahan wujud zat adalah seperti grafik dibawah ini :

F. MODEL PEMBELAJARAN

1. Model : Pembelajaran Konsep


2. Metode : Diskusi, percobaan, dan presentasi

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pendahuluan (5 menit)
a. Motivasi
Guru meminta satu orang siswa untuk maju ke depan kelas.
Kemudian meminta siswa memasukkan sebongkah es batu ke
dalam gelas kaca. Siswa yang lain mengamati.(mengamati)
Dari kegiatan di atas, diharapkan akan muncul permasalahan :
Mengapa terdapat titik air di dinding gelas ? (menanya)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pengaruh kalor
terhadap perubahan wujud zat.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 11
Kegiatan Inti
a. Guru memperlihatkan contoh dan non contoh dari perubahan
wujud zat dengan menggunakan media kertas manila. (menalar)

Perubahan Wujud Zat kategori


Peristiwa Non
Mencair Membeku Mengembun Menguap Menyublim contoh
contoh
Air -
- - - -
dipanaskan

Ice cream
yang - - - - -
dipanaskan

Air di
daun pada - - - - -
pagi hari

Baju
- - - - - -
dibakar

Kapur
barus di -
- - - - -
dalam
lemari

Air
diletakkan -
- - - -
dalam
Frezer

b. Guru membimbing siswa menyimpulkan konsep pengaruh kalor


terhadap perubahan wujud zat.
c. Guru membagikan hand laut.
d. Siswa diminta untuk membuat hipotesis
Hipotesis I : Setiap zat memiliki kecenderungan untuk berubah wujud
jika zat tersebut dipanaskan atau didinginkan

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 12
e. Siswa diminta memberikan contoh dari pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat dan perpindahan kalor dalam kehidupan
sehari-hari.

Perubahan
No Peristiwa contoh Non-contoh
wujud zat

1 Kayu dibakar - -
2 Pembuatan agar-agar membeku -
3 Plastisin dipanaskan mencair -
4 Pembentukan awan mengembun -
5 Gula dipanaskan mencair -
6 Saat hujan, kaca mengembun
bagian dalam tetap -
basah
7 Baju basah menguap
-
dikeringkan
8 Lahar panas yang membeku
mengalir dari letusan
gunung berapi akan
-
menjadi batu dan pasir
jika telah dingin.

9 Besi dipanaskan - -
10 Bensin diletakkan di menguap
-
tempat terbuka

f. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Satu kelompok terdiri dari


3 siswa. Masing-masing kelompok menganalisis contoh perubahan
wujud zat yang diberikan oleh guru (guru memberikan lembar
contoh perubahan wujud zat kedapa siswa).

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 13
Tabel hasil Analisis

Perubahan Non-
No Peristiwa contoh Alasan
wujud zat contoh

1 Kayu dibakar - Bukan perubahan


-
wujud akibat kalor
2 Pembuatan membeku Benda
agar-agar didinginkan,Cair
- berubah menjadi
padat (melepaskan
kalor)
3 Plastisin mencair Benda
dipanaskan dipanaskan,Padat
- berubah menjadi
cair (menyerap
kalor)
4 Pembentukan mengembun gas berubah
awan - menjadi cair
(melepas kalor)
5 Gula mencair Benda
dipanaskan dipanaskan,Padat
- berubah menjadi
cair (menyerap
kalor)
6 Saat hujan, kaca mengembun gas berubah
bagian dalam - menjadi cair
tetap basah (melepas kalor)
7 Baju basah menguap Cair menjadi gas,
dikeringkan - benda dipanaskan
(menyerap kalor)
8 Lahar panas membeku Cair berubah
yang mengalir menjadi padat,
dari letusan benda didinginkan
-
gunung berapi (melepas kalor)
akan menjadi
batu dan pasir

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 14
jika telah
dingin.
9 Besi - Tidak terjadi
dipanaskan perubahan wujud
-
dengan korek
api
10 Bensin menguap Cair berubah
diletakkan di menjadi gas, benda
-
tempat terbuka dipanaskan
(menyerap kalor)

g. Guru bersama siswa menganalisis contoh-non contoh diatas


Diskusi :
Kalor mempengaruhi perubahan wujud benda. Perubahan wujud
benda dikarenakan diberikan suhu tinggi ataupun suhu rendah. Dalam
perubahan wujud zat ini terjadi beberapa peristiwa akibat dari
pengaruh kalor yaitu mengembun, mencair, membeku, menyublim
dan menguap. Peristiwa mencair, menguap adalah peristiwa
menyerap kalor. Sedangkan peristiwa membeku, mengembun dan
menyublim adalah melepaskan kalor.
Dari analisis dan diskusi yang dilakukan oleh siswa. Guru
meminta setiap anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil
yang dibuat di depan kelas dan kelompok lain memberikan pendapat
untuk mendapatkan kesimpulan.
Simpulan :
Benda padat jika dipanaskan akan menjadi cair disebut peristiwa
mencair
Benda cair jika dipanaskan akan menjadi gas disebut peristiwa
menguap
Benda cair jika didinginkan akan menjadi padat disebut peristiwa
membeku
Gas jika didinginkan akan menjadi cair disebut peristiwa
mengembun

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 15
Peristiwa mencair, menguap adalah peristiwa menyerap kalor.
Sedangkan peristiwa membeku, mengembun dan menyublim
adalah melepaskan kalor.
h. Diskusi materi Perubahan wujud zat
Perubahan wujud zat adalah berubahnya suatu zat kebentuk zat
yang lain akibat kalor yang diberikan ke zat tersebut.
Terdapat 3 wujud zat yaitu cair, padat dan gas.
Contoh pengaruh kalor wujud zat dapat berubah seperti sebagai
berikut :
Peristiwa mencair, contohnya es batu yang mencair. Peristiwa
menyublim contohnya kapur barus yang diletakkan di lemari baju
lama-kelamaan akan habis. Peristiwa menguap, contohnya saat
merebus air, maka sebagian air akan berubah menjadi uap. Peristiwa
membeku, contohnya air yang diletakan dalam frezzer. Peristiwa
mengembun, contohnya embun di pagi hari.
Kalor laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk
mengubah wujudnya per satuan massa.

Q=m.L

Perubahan suhu dan perubahan wujud zat pada saat dipanaskan,


apabila disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara suhu dan
kalor adalah seperti grafik di bawah ini.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 16
(mencoba)
i. Guru membagi LKS : Perubahan wujud zat sambil diberikan alat dan
bahan yang diperlukan.
j. Meminta siswa melakukan percobaan sesuai LKS dan membaca Buku
Siswa : Perubahan Wujud Zat halaman 44 - 50. Selama siswa bekerja,
dan diskusi dalam kelompok guru membimbing dan memfasilitasi
siswa yang mengalami kesulitan.
k. Guru meminta setiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan
mereka dan kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan
memberi umpan balik.
Penutup
Mengomunikasikan
a. Guru membimbing siswa menjawab pertanyaan pada motivasi awal
dan menyimpulkan materi tentang pengaruh kalor terhadap
perubahan wujud zat.
terdapat titik air di dinding gelas karena terjadinya peristiwa
pengembunan (peristiwa gas menjadi air) serta adanya kalor yang
dilepaskan
Simpulan :
Setiap zat memiliki kecenderungan untuk berubah wujud jika
zat tersebut dipanaskan atau didinginkan. Tidak semua benda
mengalami perubahan wujud yang sama. Terdapat peristiwa yang
menyerap kalor di antaranya mencair dan menguap. Adapun
peristiwa yang melepas kalor di antaranya membeku, mengembun
dan menyublim. Hal ini membuktikan adanya peristiwa pengaruh
perubahan kalor terhadap perubahan wujud zat.

b. Memberikan refleksi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang
sudah disampaikan.
c. Guru memberikan tugas untuk materi selanjutnya.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 17
PENILAIAN
Penilaian Evaluasi ( terlampir )
Penilaian Psikomotor ( terlampir )
Penilaian Sikap ( terlampir )

PERANGKAT PEMBELAJARAN KONSEP |


RPP 18
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Tri M. 2013. Model Pencapaian Konsep. Diakses pada:
www.nhingz-anwar.blogspot.com [2 Juni 2015]

Faturrahman, Muhammad. 2012. Model-Model Pembelajaran. Diakses pada :


www.muhfathurrohman.wordpress.com [2 Juni 2015].

Nasar, Adrianus, 2011. Pendekatan Konseptual. Diakses pada :


www.pojokfisikauniflor.blogspot.com [2 Juni 2015].

Wahid, Abdul. 2013. Sistem Konseptual. Diakses pada :


daun2001.blogspot.com [2 Juni 2015].

Hariyadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sarwono,dkk. 2009. Fisika 2 : Mudah dan Sederhana Untuk SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

PERANGKAT PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY


19
L
A
M
P
I
R
A
n
TINJAUAN UMUM

Berita mengenai semakin banyaknya pulau-pulau kecil yang tenggelam akibat naiknya
ketinggian permukaan air laut memang bukan menjadi hal yang baru lagi mengingat
peristiwa pemanasan global yang menjadi permasalahan bagi dunia sejak beberapa tahun
lalu hingga kini juga semakin meningkatkan aktivitasnya. Maka tidak mengherankan jika
banyak sel di kutub semakin mencair dan makin mencairnya gletser-gletser bervolume besar
di dunia yang menyebabkan meningkatnya kapasitas air laut. Pemanasan global tentu erat
kaitannya dengan panas dan peningkatan suhu. Lalu mengapa hal tersebut menjadi pemicu
mencairnya es di kutub dan naiknya permukaan air? Dengan menyimak bab berikut, kamu
akan mengetahui jawabannya!!!
A. PERUBAHAN WUJUD ZAT AKIBAT KALOR
Jika dua benda dengan salah satu benda mula-mula lebih panas dari pada benda
yang lain saling bersentuhan, maka suhu kedua benda tersebut akan sama setelah waktu
yang cukup lama. Benda bersuhu lebih tinggi akan memberikan energi pada benda
bersuhu lebih rendah. Energi yang diberikan karena perbedaan suhu antara dua buah
benda disebut kalor.
Kalor adalah bentuk energi yang mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda
yang bersuhu rendah. Kedua benda ini saat suhunya sama disebut berada dalam keadaan
setimbang termal. Hal ini dijelaskan dalam hukum ke nol termodinamika. Hukum ke nol
Termodinamika : Jika benda A dan benda B masing-masing berada dalam keadaan
setimbang termal dengan benda C, maka benda A dan benda B berada dalam keadaan
setimbang termal antara satu dengan yang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar informasi tentang suhu udara
30oC. Apakah yang dimaksud dengan suhu? Suhu adalah tingkat atau derajat panas (atau
dingin) suatu benda atau sistem. Alat untuk mengukur suhu atau temperatur suatu benda
disebut termometer. Jenis termometer yang biasa digunakan adalah termometer Celsius,
Fahrenheit, dan Reamur. Satuan suhu dalam sistem SI adalah derajat kelvin (K). Skala
suhu untuk termometer Celsius adalah oC, skala suhu untuk termometer Fahrenheit
adalah oF, dan skala suhu untuk termometer Reamur adalah oR.
Jika kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan, maka biasanya suhu zat
akan naik. Namun, pada kondisi tertentu suatu zat dapat menyerap kalor dalam jumlah
yang besar tanpa mengalami perubahan pada suhunya.

1. PERUBAHAN FASA
Ini terjadi selama perubahan fasa, artinya ketika kondisi fisis zat itu berubah dari
suatu bentuk ke bentuk lain. Jenis perubahan fasa diantaranya yaitu : (1) Pembekuan,
yaitu perubahan fasa dari cairan menjadi padatan, contoh : pembekuan air menjadi es;
(2) Penguapan, yaitu perubahan fasa dari cairan menjadi gas, contoh: penguapan air
menjadi uap. (3) Sublimasi, yaitu perubahan fasa dari padatan menjadi gas, contoh :
penguapan bola-bola kamper menjadi gas.
Diagram fase untuk air yang ditunjukkan pada Gambar1 merupakan grafik
tekanan sebagai fungsi suhu pada volume konstan. Bagian diagram dari titik O dan C
menunjukkan tekanan uap terhadap suhu. Jika pemanasan dilanjut maka kerapatan
cairan berkurang dan kerapatan uap bertambah. Di titik C pada diagram tersebut nilai
kedua kerapatan ini sama. Titik C ini disebut
titik kritis atau suhu kritis. Jika air
didinginkan,sebagian dari uap mulai
mengembun menjadi cairan (kurve OC)
sampai titik O. Di titik ini cairan mulai
membeku. Titik O disebut titik tripel, yaitu
suatu titik di mana fasa uap, cair dan padat
suatu zat berada bersama-sama dalam
Gambar 1. Diagram fase untuk air. Skala
tekanandan suhu tidak linier (Tipler, 1991) keadaan kesetimbangan.

2. PERUBAHAN WUJUD
Sejumlah energi kalor tertentu diperlukan untuk mengubah wujud sejumlah zat
tertentu. Kalor yang dibutuhkan sebanding dengan massa zat tersebut. Kalor yang
diberikan pada zat dapat mengubah wujud zat tersebut. Perubahan wujud yang terjadi
ditunjukkan oleh Gambar di bawah ini:

Gambar 2.
Diagram perubahan wujud zat

Keterangan pada gambar :


a. Mencair, perubahan wujud zat dari padat menjadi cair
Contoh: es batu menjadi air dan lilin meleleh
b. Membeku, perubahan wujud zat dari cair menjadi padat
Contoh: air menjadi es dan logam cair yang membeku
c. Menguap, perubahan wujud zat dari cair menjadi gas
Contoh: air yang dipanaskan lambat laun akan menguap
d. Mengembun, perubahan wujud zat dari gas menjadi cair
Contoh: uap air yang menjadi titik air, terjadinya embun pada pagi hari
e. Menyublim, perubahan wujud zat dari padat menjadi gas
Contoh: kapur barus diletakkan pada tempat terbuka lama-kelamaan akan habis
f. Mengkristal, perubahan wujud zat dari gas menjadi padat
Contoh: gas dari kapur barus dapat dipadatkan lagi melalui metode kristalisasi
Kalor yang dibutuhkan untuk mengubah zat padat yang massanya m menjadi
cairan tanpa perubahan suhunya adalah Kalor lebur suatu zat, merupakan banyaknya
kalor yang diperlukan setiap kilogram zat itu untuk melebur pada titik leburnya.
Sedangkan Kalor uap suatu zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan setiap
kilogram zat itu untuk menguap pada titik didihnya.

a. Kalor Penguapan dan Pengembunan


Kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk
menguapkan zat tersebut. Jadi, setiap zat yang akan menguap membutuhkan kalor.
Adapun kalor pengembunan adalah kalor yang dilepaskan oleh uap air yang berubah
wujud menjadi air. Jadi, pada setiap pengembunan akan terjadi pelepasan kalor.
Besarnya kalor yang dibutuhkan pada saat penguapan dan kalor yang dilepaskan
pada saat pengembunan adalah sama. Secara matematis, kalor penguapan dan
pengembunan dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = m. U
dengan:
Q = kalor yang dibutuhkan saat penguapan atau kalor yang dilepaskan saat
pengembunan,
m = massa zat, dan
U = kalor laten penguapan atau pengembunan.

b. Kalor Peleburan dan Pembekuan


Jika benda mengalami peleburan, perubahan wujud yang terjadi adalah dari
wujud zat padat menjadi zat cair. Dalam hal ini, akan terjadi penyerapan kalor pada
benda. Adapun perubahan wujud zat dari cair ke padat disebut sebagai proses
pembekuan. Dalam hal ini, akan terjadi proses pelepasan kalor. Besarnya kalor yang
dibutuhkan pada saat peleburan dan besarnya kalor yang dilepaskan dalam proses
pembekuan adalah sama. Perumusan untuk kalor peleburan dan pembekuan sama
dengan perumusan pada kalor penguapan dan pengembunan, yakni :
Q=mL
dengan:
Q = kalor yang dibutuhkan saat peleburan atau kalor yang dilepaskan saat
pembekuan,
m = massa zat, dan
L = kalor laten peleburan atau pembekuan.
Tabel 1. Titik cair (TC), titik didih (TD), kalor laten peleburan dan kalor
laten penguapan untuk berbagai zat pada tekanan 1 atm (Tipler,
1991)
Nama/ kel :

-
-
-

Judul : Perubahan Wujud Zat


Tujuan : Menganalisis perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-
hari.
Alat dan Bahan :

1. Kaki tiga 6. Gelas kimia


2. Pembakar spirtus 7. Statif
3. Termometer 8. Kawat kasa
4. Korek api 9. Es batu
5. Stopwatch 10. Tali
Langkah percobaan :

1. Rangkailah alat dan bahan !


2. Letakkan es dalam gelas kimia, kemudian ukur suhunya (T1) menggunakan
termometer!
3. Nyalakan stopwatch dan ukur suhu es setiap selang waktu 1 menit, sampai es
mencair!
4. Catatlah data percobaan pada tabel!
5. Setelah es mencait, panaskan gelas kimia diatas pembakar spirtus!
6. Catat suhu es yang dipanaskan, setiap selang 1 menit sampai mendidih!

Tabel Hasil Percobaan Es mencair


Menit
Suhu akhir (T2) Suhu awal (T1) Perubahan Suhu
ke
Tabel hasil percobaan Es dipanaskan

Menit
Suhu akhir (T2) Suhu awal (T1) Perubahan Suhu
ke

Analisis :

Simpulan :

Petunjuk Analisis: Jawab dan Diskusikan pertanyaan berikut ini bersama


kelompokmu!
1. Apa perubahan wujud yang terjadi dari kegiatan pengamatan ini?
2. Bagaimana pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat?
3. Berapa waktu yang dibutuhkan sebongkah es untuk mendidih menjadi uap
air dari pengamatan ini?
Judul : Perubahan Wujud Zat
Tujuan : Menganalisis perubahan wujud zat dalam kehidupan sehari-
hari.
Alat dan Bahan :

1. Kaki tiga 6. Gelas kimia


2. Pembakar spirtus 7. Statif
3. Termometer 8. Kawat kasa
4. Korek api 9. Es batu
5. Stopwatch 10. Tali
Langkah percobaan :

1. Rangkailah alat dan bahan !


2. Letakkan es dalam gelas kimia, kemudian ukur suhunya (T1) menggunakan
termometer!
3. Nyalakan stopwatch dan ukur suhu es setiap selang waktu 1 menit, sampai es
mencair!
4. Catatlah data percobaan pada tabel!
5. Setelah es mencait, panaskan gelas kimia diatas pembakar spirtus!
6. Catat suhu es yang dipanaskan, setiap selang 1 menit sampai mendidih!

Tabel Hasil Percobaan Es mencair


Menit
Suhu akhir (T2) Suhu awal (T1) Perubahan Suhu
ke
5 0 -4 4
10 4 -4 8
15 8 -4 12
20 12 -4 16
25 14 -4 20

Tabel hasil percobaan Es dipanaskan


Menit
Suhu akhir (T2) Suhu awal (T1) Perubahan Suhu
ke
5 17 12 5
10 22 12 10
15 27 12 15
20 32 12 20
25 45 20 25
Analisis :

Grafik :
TC

TC

Pada percobaan perubahan wujud zat untuk data pertama waktu es dicairkan
semakin tinggi perubahan suhu maka waktu yang diperlukan juga semakin lama.
Pada tabel pertama menggambarkan perubahan wujud zat padat berubah
menjadi cair.

Pada percobaan perubahan wujud zat untuk data kedua waktu air dipanaskan
semakin tinggi perubahan suhu maka waktu yang diperlukan juga semakin lama.
Pada tabel pertama menggambarkan perubahan wujud zat cair berubah menjadi
uap.

Simpulan :

Kalor mempengaruhi perubahan wujud zat


Semakin besar kalor yang diberikan pada suatu zat maka perubahan zat
semakin cepat
Pada percobaan diatas terjadi peristiwa mencair (es menjadi air) dan
menguap (air menjadi uap air)
LEMBAR PENILAIAN
A.KOGNITIF

Metode : Penugasan

Instrumen : Soal Uraian

1. Apa yang dimaksud dengan kalor laten?

2. Berikan contoh perubahan wujud zat dalam kehidupanmu ke dalam tabel


berikut!

Alasan
Perubahan
No Contoh Peristiwa (menyerap/melepa
wujud zat
s kalor)
1 Menguap
2 Mengembun
3 Melebur
4 Menyublim
5 Membeku

3. Pemanasan 10 gram zat padat yang menerima kalor 100 joule tiap detik
mengalami perubahan wujud menjadi gas. Dalam hal ini kalor uapnya
adalah.

4. Minyak asiri diperoleh dengan melalui proses penyulingan yakni dengan


mendinginkan uapnya. Dalam proses ini perubahan wujud apa yang
terjadi dan analisislah mengapa menggunakan metode penyulingan?

5. Hitunglah banyaknya kalor yang diperlukan untuk meleburkan 100 gram


es 15C menjadi 30 C, jika cair = 4200 J/kg, ces = 2100 J/kg dan Les =
336000 J/kg.(gunakan diagram suhu kalor untuk menjawab pertanyaan
ini)

6. Hasil percobaan perubahan wujud zat diberikan dalam tabel berikut :

Suhu (C) -4 0 0 15 45 100


Kalor (J) 3200 4675 4675 5850 6700 8225

Berdasarkan tabel di atas, buatlah grafik suhu terhadap kalor. Berikan


penjelasan fisis terhadap grafik yang telah kalian buat!
B.AFEKTIF

a. Observasi
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SYUKUR

Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap syukur peserta didik
dengan memberikan tanda cek () pada kolom aspek sikap dengan diisi
angka sesuai kriteria berikut:
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-
kadang tidak melakukan
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

Nama Peserta Didik : .


Kelas : .
Tanggal Pengamatan : ..
Materi Pokok : ..

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
2 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
berpendapat/bertanya
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap kebesaran Tuhan
5 Mengorelasikan materi yang ada terhadap
kebesaran Tuhan
Jumlah Skor

Keterangan :

Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00


Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
b. Penilaian diri sendiri

LEMBAR PENILAIAN DIRI SIKAP SYUKUR

Nama Peserta Didik : .


Kelas : .
Tanggal Pengamatan : ..
Materi Pokok : ..

Petunjuk :

Lembaran ini diisi oleh peserta didik sendiri dengan memberi tanda cek ()
pada kolom skor sesuai sikap yang ditampilkan oleh peserta didik :

Kadang- Tidak Skor


No Aspek Selalu Sering
kadang pernah
1 Saya mengucapkan rasa syukur
atas karunia Tuhan
2 Saya berdoa sebelum dan
sesudah melakukan sesuatu
3 Saya memberikan salam
sebelum dan sesudah
berpendapat/bertanya
4 Saya Mengungkapkan
kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap
kebesaran Tuhan
5 Saya mengorelasikan materi
yang saya terima terhadap
kebesaran Tuhan
Total

Keterangan :

Perhitungan skor akhir dengan rumus : 4 =

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00


Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
c. Penilaian sejawat (sesama teman)

LEMBAR PENILAIAN ANTARPESERTA DIDIK


SIKAP SYUKUR

Nama Peserta Didik : .


Nama Peserta Didik yang Dinilai : .
Kelas : .
Tanggal Pengamatan : ..
: ..
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap spiritual peserta
didik lain. Berilah tanda cek ) pada kolom skor sesuai sikap spiritual rasa
syukur yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan


3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang tidak
melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak
melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Skor
No Aspek Pengamatan
1 2 3 4
1 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan
2 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
3 Memberi salam sebelum dan sesudah
berpendapat/bertanya
4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap kebesaran Tuhan
5 Mengorelasikan materi yang ada terhadap
kebesaran Tuhan
Jumlah Skor

Keterangan :

Perhitungan skor akhir dengan rumus :

4 =
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 nilai peserta didik adalah :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor 1,33
d. Jurnal

Jurnal

Nama Peserta Didik : .

Nomor peserta Didik : .

Tanggal : .

Aspek yang diamati : .

Kejadian : .

Guru:

.
C.KETERAMPILAN

LEMBAR PENILAIAN KINERJA HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM

Nama Siswa :

Kelas :

TINGKAT KUALITAS
NO KRITERIA Sempurna Baik Cukup Kurang SKOR
4 3 2 1
1 Tujuan

2 Alat dan
Bahan
3 Langkah
Kegiatan
4 Data dan
Analisis
5 Kesimpulan

Total
RUBRIK PENSKORAN

TINGKAT KUALITAS
KRITERIA Sempurna Baik Cukup Kurang SKOR
4 3 2 1
Tujuan Penulisan Penulisan Penulisan Penulisan
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan,
kalimat baku, kalimat baku, kalimat kalimat
berhubungan berhubungan tidak baku, tidak baku,
dengan topik dengan sebagian tidak
yang topik yang tidak terkait dengan
ditugaskan, ditugaskan, terkait topik yang
dan terperinci tapi tidak dengan ditugaskan.
terperinci topik yang
ditugaskan
Alat dan Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan Tidak
Bahan alat dan sebagian sebagian menyebutkan
bahan yang besar alat dan kecil alat dan alat dan bahan
diperlukan bahan yang bahan yang yang
dalam diperlukan diperlukan digunakan
percobaan. percobaan. percobaan. dalam
percobaan.
Langkah Menuliskan Menuliskan Menuliskan Tidak ada
Kegiatan langkah langkah langkah langkah
percobaan percobaan percobaan percobaan.
lengkap, urut, lengkap dan tidak secara
dan rinci. urut, tapi urut dan/atau
tidak tidak
terperinci. lengkap.
Data dan Data dihitung Data dihitung Data dihitung Data tidak
Analisis secara logis secara logis tidak secara dihitung
dan dianalisis dan dianalisis logis dan secara logis
dengan tepat dengan tepat. dianalisis dan tidak
dan rinci kurang tepat. dianalisis.
Kesimpulan Menulis Menulis Menulis Tidak ada
kesimpulan kesimpulan kesimpulan kesimpulan.
berdasarkan berdasarkan tapi tidak
hasil analisis hasil analisis berdasarkan
dan akurat hasil analisis
Total

PROSENTASE PENILAIAN = (SKOR TOTAL / SKOR TOTAL MAKSIMAL) x 100%


PERANGKAT
PEMBELAJARAN
COOPERATIVE LEARNING
MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF
(COOPERATIVE LEARNING)

PENGERTIAN DAN DESKRIPSI


Model pembelajaran kooperatif menurut Muhammad Faiq(2013)
diartikan sebagai model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
mengedepankan pemanfaatan kelompok-kelompok siswa. Prinsip yang
harus dipegang teguh dalam kaitan dengan kelompok kooperatif adalah
setiap siswa yang ada dalam suatu kelompok harus mempunyai tingkat
kemampuan yang heterogen (tinggi, sedang dan rendah) dan bila perlu
mereka harus berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
mempertimbangkan kesetaraan gender (Faiq, 2013).
Isjoni mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah
satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis (Ichal,
2013). Muhammad Faisal Ichal(2013) juga menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda.
Sedangkan menurut Kurniawan Budi(2013) mendefinisikan model
pembelajaran kooperatif sebagai pendekatan pembelajaran yang berfokus
pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
memaksimalkan kondisi belajar demi mencapai tujuan belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran berdasar paham konstruktivis yang
menggunakan kelompok-kelompok kecil siswa yang heterogen yang
dikondisikan secara maksimal dalam mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran kooperatif bertumpu pada kooperasi
(kerjasama) saat menyelesaikan permasalahan belajar yaitu dengan
menerapkan pengetahuan dan keterampilan sehingga tujuan pembelajaran
dapat dicapai. Sebuah model pembelajaran dicirikan oleh adanya struktur
tugas belajar, struktur tujuan pembelajaran dan struktur penghargaan
(reward). Dalam kaitan dengan model pembelajaran kooperatif, maka tentu
saja struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model
pembelajaran ini tidak sama dengan struktur tugas, struktur tujuan serta
struktur penghargaan model pembelajaran yang lain (Faiq, 2013).

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF


1
KARAKTERISTIK
Beberapa ciri-ciri atau karakteristik dari pembelajaran kooperatif
menurut Muhammad Faisal Ichal(2013) yang didasarkan pada tujuh unsur
pembelajaran kooperatif menurut Lundgren adalah sebagai berikut :
1) kelompok dibentuk dari pebelajar yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah,
2) jika memungkinkan, setiap anggota kelompok berasal dari ras,
budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda,
3) pebelajar belajar dalam kelompok secara kooperatif untuk
menuntaskan materi,
4) penghargaan lebih berorientasi kelompok dari pada individu.

Kurniawan Budi(2013) memaparkan bahwa menurut Lie


pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa elemen, diantaranya
yaitu :
1. Saling ketergantungan positif
Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana
yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan atau yang
biasa disebut dengan saling ketergantungan positif yang dapat
dicapai melalui : saling ketergantungan mencapai tujuan, saling
ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan
atau sumber, saling ketergantungan peran, saling ketergantungan
hadiah.
2. Interaksi tatap muka
Dengan hal ini dapat memaksa siswa saling bertatap muka
sehingga mereka akan berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan
dengan guru tetapi dengan teman sebaya juga karena biasanya siswa
akan lebih luwes, lebih mudah belajarnya dengan teman sebaya.
3. Akuntabilitas individual
Maksud dari akuntabilitas individual adalah penilaian
kelompok yang didasarkan pada rata-rata penguasaan semua
anggota secara individual. Pembelajaran kooperatif menampilkan
wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditunjukkan untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara
individual yang selanjutnya disampaikan oleh guru kepada
kelompok agar semua kelompok mengetahui siapa kelompok yang
memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan,
nilai kelompok tersebut harus didasarkan pada rata-rata dan
anggota kelompok harus memberikan kontribusi kepada kelompok.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF


2
4. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Keterampilan sosial dalam menjalin hubungan antar siswa
harus diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar
pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga siswa lainnya.

FASE KEGIATAN PEMBELAJARAN

Terdapat enam fase atau langkah kegiatan pembelajaran model


kooperatif(Ichal, 2013, dan Budi, 2013), diantaranya yaitu sebagai berikut:

FASE FASE PERILAKU GURU


Fase 1 : present goals and set Menjelaskan tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan peserta didik
Menyampaikan tujuan dan siap belajar.
memper siapkan peserta didik
Fase 2 : present information Mempresentasikan informasi
kepada paserta didik secara verbal.
Menyajikan informasi
Fase 3 : organize students into Memberikan penjelasan kepada
learning teams peserta didik tentang tata cara
pembentukan tim belajar dan
Mengorganisir peserta didik ke membantu kelompok melakukan
dalam tim tim belajar transisi yang efisien.
Fase 4 : assist team work and study Membantu tim- tim belajar selama
peserta didik mengerjakan
Membantu kerja tim dan belajar tugasnya.
Fase 5 : test on the materials Menguji pengetahuan peserta didik
mengenai berbagai materi
Mengevaluasi pembelajaran atau kelompok-
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase 6 : provide recognition Mempersiapkan cara untuk
mengakui usaha dan prestasi
Memberikan pengakuan atau individu maupun kelompok.
penghargaan

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

Beberapa keunggulan dari penerapan model pembelajaran


kooperatif menurut Kurniawan Budi(2013) adalah sebagai berikut:
1. Dengan pembelajaran kooperatif maka setiap anggota dapat saling
melengkapi dan membantu dalam menyelesaikan setiap materi yang

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF


3
diterima sehingga setiap siswa tidak akan merasa terbebani sendiri
apabila tidak dapat mengerjakan suatu tugas tertentu.
2. Karena keberagaman anggota kelompok maka memiliki pemikiran
yang berbeda beda sehingga pemikirannya menjadi luas dan mampu
melihat dari sudut pandang lain untuk melengkapi jawaban yang lain.
3. Pembelajaran kooperatif cocok untuk menyelesaikan masalah
masalah yang membutuhkan pemikiran bersama.
4. Peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan
karena bekerja sama antar teman.
5. Dapat memupuk rasa pertemanan dan solidaritas sehingga di antara
anggotanya akan terjadi hubungan yang positif.

Penerapan model kooperatif dalam pembelajaran juga memiliki


kelemahan, yang dinyatakan oleh Kurniawan(2013) diantaranya yaitu :

1. Dalam pembelajaran kooperatif apabila kelompoknya tidak dapat


bekerja sama dengan baik dan kompak maka akan terjadi perselisihan
karena adanya berbagai perbedaan yang dapat menyebabkan
perselisihan.
2. Terkadang ada anggota yang lebih mendominasi kelompok dan ada
yang hanya diam, sehingga pembagian tugas tidak merata.
3. Dalam pembelajarannya memerlukan waktu yang cukup lama sebab
harus saling berdiskusi bersama teman teman lain untuk menyatukan
pendapat dan pandangan yang dianggap benar.
4. Karena sebagian pengetahuan didapat dari teman dan yang
menerangkan teman maka terkadang agak sulit dimengerti, sebab
pengetahuan terbatas.

TEKNIK PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD


TOGETHER (NHT)

Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif memiliki


banyak tipe atau teknik dalam pengajarannya. Salah satu di antaranya yaitu
tipe Numbered Head Together(NHT) atau dapat pula disebut dengan kepala
bernomor bersama.
Model Pembelajaran NHT merupakan model
pembelajarankooperatif yang melibatkan lebih banyak siswa dalam
menelaah materi dan mengecek pemahaman mereka dalam isi materi
pelajaran tersebut.
Pada tipe ini siswa diminta untuk menomori diri mereka masing
dalam kelompoknya mulai dari 1 hingga 4(atau sesuai jumlah anggota
dalam satu kelompok). Ajukan sebuah pertanyaan dan beri batasan waktu

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF


4
tertentu untuk menjawabnya. Siswa yang mengangkat tangan jika bisa
menjawa pertanyaan guru tersebut. Guru menyebut suatu angka (sesuai
dengan jumlah anggota tiap kelompok) dan meminta seluruh siswa dari
semua kelompok dengan nomor tersebut menjawab pertanyaan tadi. Guru
menandai siswa-siswa yang menjawab benar dan memperkaya
pemahaman siswa tentang jawaban pertanyaan itu melalui diskusi.

Adapun tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT


adalah untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi pada
mata pelajaran. Langkah dalam melakukan model pembelajaran
kooperatiif tipe NHT yakni sebagai berikut :

a. Penomoran
Guru membagi kelas menjadi kelompok kelompok kecil
b. Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap
tiap kelompok. Pada kesempatan ini tiap tiap kelompok
menyatukan kepalanya Heads Together berdiskusi memikirkan
jawaban.
c. Berpikir Bersama
Guru memanggil paserta didik yang memiliki nomor yang sama dari
tiap tiap kelompok dan memberi kesempatan untuk menjawab.
d. Menjawab
Guru mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta
didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai
pengetahuan yang utuh.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF


5
P P
E
E M
R B
E
A
L
N A
G J
A
K R
A A
T N
SILABUS

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas/Semester : X/2(dua)
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF |


SILABUS 5
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
1.1 Menyadari kebesaran Alat-alat Mengamati Tugas 12 JP Sumber
Tuhan yang optik Melakukan studi pustaka (4 x 3 PHYSICS:
Membuat resume hasil JP)
menciptakan dan Mata dan untuk mencari informasi Principles
mengatur alam jagat eksplorasi untuk bahan with
kaca mata. mengenai alat-alat optic
raya melalui diskusi kelas. Aplication
Kaca dalam kehidupan sehari-
pengamatan fenomena pembesar hari / Douglas
Portofolio
alam fisis dan (lup). C. Giancoli
Mengeksplorasi
pengukurannya Mikroskop Bahan presentasi rancangan 6th ed.
siswa mengeksplorasi dari
2.1 Menunjukkan perilaku Teleskop untuk membuat teropong Pearson
sumber belajar yang relevan
ilmiah (memiliki rasa Kamera. sederhana Prentice
tentang prinsip
ingin tahu; objektif; Hall
pembentukan -bayangan Observasi
jujur; teliti; cermat;
dan perbesaran pada FISIKA
tekun; hati-hati; Cecklist lembar pengamatan SMA Jilid 1,
kacamata,lup, mikroskop,
bertanggung jawab; kegiatan diskusi kelompok Pusat
teropong dan kamera .
terbuka; kritis; kreatif; Perbukuan
Mepertanyakan:
inovatif dan peduli
Mempertanyakan tentang
Hasil karya Panduan
lingkungan) dalam Praktikum
prinsip pembentukan Teropong sederhana
aktivitas sehari-hari Fisika SMA,
bayangan dan perbesaran
sebagai wujud Tes Erlangga
pada kaca mata, lup,
implementasi sikap
mikroskop ,teleskop dan e-
dalam melakukan Uraian dan atau pilihan dukasi.net
kamera
percobaan , ganda tentang prinsip
pembentukan dan

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF |


SILABUS 6
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Belajar
melaporkan, dan Eksplorasi perbesaran bayangan pada Alat
berdiskusi Melakukan eksplorasi kaca mata, lup, mikroskop , teropong
3.9 Menganalisis cara kerja tentang pembentukan teropong dan kamera bintang
alat optik bayangan dan perbesaran mikroskop
menggunakan sifat pada kaca mata, lup,
pencerminan dan mikroskop ,teleskop dan
pembiasan cahaya oleh kamera
cermin dan lensa Melalui diskusi kelompok
4.9 Menyajikan dapat membedakan
ide/rancangan sebuah pengamatan tanpa
alat optik dengan akomodasi dengan
menerapkan prinsip berakomodasi maksimum
pemantulan dan pada alat optik lup,
pembiasan pada cermin mikroskop dan teleskop.
dan lensa Merancang dan membuat
teropong sederhana secara
berkelompok
Mengkomunikasikan
Presentasi kelompok
tentang hasil merancang
dan membuat teropong
sederhana

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF |


SILABUS 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X / II (dua)
Pokok Bahasan : ALAT-ALAT OPTIK
Alokasi waktu : 2 X 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

3.9 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pencerminan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF |


8
RPP
C. Indikator
Peserta didik mampu :

1. Mendeskripsikan berbagai fenomena pemanfaatan alat optik dalam


kehidupan sehari-hari sebagai wujud bukti kebesaran Tuhan.
2. Menunjukkan sikap kejujuran, tanggungjawab dan aktif yang
diimplementasikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3. Mendeskripsikan fungsi dan bagian alat optik mata dan kacamata,
lup, mikroskop, dan teleskop.
4. Membedakan pengamatan tanpa akomodasi dan akomodasi
maksimum.
5. Menganalisis pembentukan bayangan pada kaca mata, lup,
mikroskop, dan teleskop.
6. Menentukan perbesaran lup, mikroskop, dan teleskop.

D. Tujuan Pembelajaran
1.1. Setelah mempelajari materi ini, siswa dapat mendeskripsikan
berbagai fenomena pemanfaatan alat optik dalam kehidupan sehari-
hari sebagai wujud bukti kebesaran Tuhan dengan baik.
2.2.Selama mempelajari materi ini, siswa menunjukkan sikap kejujuran,
tanggungjawab dan aktif dalam kerja berkelompok.
3.1.Dengan diberikan gambar suatu alat optik, siswa mampu
mendeskripsikan fungsi dan bagian alat optik mata dan kacamata,
lup, mikroskop, dan teleskop dengan baik.
3.2.Dengan diberikan handout dan disajikan dua gambar fenomena
yang berbeda, siswa mampu membedakan pengamatan tanpa
akomodasi dan akomodasi maksimum secara tepat dan benar.
3.3.Dengan diberikan handout dan sajian gambar fenomena, siswa
dapat menganalisis pembentukan bayangan pada kaca mata, lup,
mikroskop, dan teleskop.
3.4.Dengan diberikan handout dan lembar evaluasi, siswa dapat
menentukan perbesaran lup, mikroskop, dan teleskop dengan baik.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF |


9
RPP
E. Materi Pembelajaran

1. Beberapa contoh alat optik : kacamata, mata, lup, mikroskop, dan


teleskop.
2. Prinsip kerja kacamata, mata, lup, mikroskop, dan teleskop.
3. Prinsip pengamatan dengan mata berakomodasi dan tanpa
akomodasi maksimum.
4. Pembentukan bayangan pada lup, mikroskop, dan teleskop.
5. Perbesaran bayangan yang dihasilkan oleh lup, mikroskop, dan
teleskop.

F. Model Pembelajaran:
1. Model Pembelajaran : Kooperatif
2. Tipe/Teknik : Numbered Head Together / NHT
(dengan melatihkan keterampilan kooperatif: mendengar dengan
aktif, berada dalam tugas, berada dalam kelompok)
3. Metode : Diskusi, eksperimen, presentasi

G. Kegiatan Belajar Mengajar

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
PENDAHULUAN 1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam 5 menit
Langkah 1 : kemudian dilanjutkan dengan doa.
Persiapan 2. Guru meminta dua orang siswa, dipilih yang
memakai kacamata dan yang tidak memakai
kacamata, untuk maju ke depan kelas. Siswa
yang menggunakan kacamata diminta
membaca tulisan yang ada pada papan tulis,
yang sebelumnya telah dituliskan oleh guru,
kemudian diminta melepaskan kacamatanya
dan membaca kembali tulisan pada papan

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF |


10
RPP
tulis. Siswa yang tidak mengenakan kacamata
juga diminta membaca tulisan pada papan tulis
lalu diminta memakai kacamata dari temannya
tadi dan membaca ulang tulisan yang ada pada
papan tulis.
3. Guru mengarahkan dan mengorientasikan
persepsi siswa mengenai tujuan pembelajran
yang akan dipelajari, besarta model
pembelajaran dan keterampilan kooperatif
yang akan diajarkan kepada siswa.
KEGIATAN INTI 1. Guru membagi para siswa menjadi beberapa 30 menit
Langkah 2 : kelompok heterogen yang beranggotakan 3-5
Penomoran orang siswa. Guru memberi nomor kepada
setiap siswa dalam kelompok dan nama
kelompok yang berbeda.
2. Guru membagikan handout kepada masing-
masing siswa untuk dijadikan bahan bacaan
dalam menggali informasi siswa.
3. Guru membagikan LKPD kepada masing-
masing kelompok.
4. Guru menunjukkan animasi yang mengenai
berbagai alat optik kepada siswa dan meminta
mereka untuk mengamatinya. (mengamati)
5. Diharapkan timbul pertanyaan pada pikiran
siswa setelah mengamati animasi yang
ditayangkan. (menanya)
Langkah 3. Mengajukan Pertanyaan
6. Masing-masing siswa mendapatkan kartu
untuk menuliskan pertanyaan dan jawaban
yang akan diberikan oleh guru.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF |


11
RPP
7. Guru menggali pengetahuan siswa dengan
cara mengajukan pertanyaan melalui animasi
yang telah ditayangkan.
Langkah 4. Berpikir Bersama
8. Dalam kelompok, setiap anggota berpikir
bersama untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru dan memastikan jawaban
tersebut dimengerti semua oleh anggota
kelompok.
9. Siswa juga melakukan kegiatan praktikum
sesuai dengan petunjuk yang ada pada LKPD.
(mencoba)
10. Menganalisis hasil praktikum yang telah
dilakukan. (menganalisis)
11. Salah satu kelompok melakukan presentasi
mengenai hasil praktikum yang sudah
dilakukan. (mengomunikasi)
Langkah 5. Menjawab
12. Guru menyebut satu nomor yang dimiliki
siswa, kemudian siswa dari masing-masing
kelompok yang nomornya disebut oleh guru
menyampaikan jawabannya kepada semua
siswa yang ada di kelas.
13. Guru kembali menyebutkan nomor yang
lainnya, sehingga setiap siswa mempunyai
giliran untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
KEGIATAN Langkah 6. Memberi kesimpulan 10 menit
PENUTUP 1. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban
akhir dari semua pertanyaan yang
berhubungan dengan materi alat optik.

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF |


12
RPP
2. Guru membagikan lembar evaluasi kepada
masing-masing siswa untuk mengetahui
pemahaman mereka secara individu.
3. Guru mengoreksi lembar evaluasi yang telah
dikerjakan siswa. Serta menghitung skor akhir
siswa.
4. Guru memberikan penghargaan kepada
masing-masing kelompok.
5. Guru mengkaitkan materi alat optik dan
hubungannya dengan nilai spiritual dengan
meminta siswa menyebutkan berbagai
fenomena yang berhubungan dengan alat optik
beserta manfaatnya pada kehidupan sehari-
hari yang menunjukkan akan kebesaran
Tuhan.
6. Guru mengakhiri proses pembelajaran disertai
salam dan doa.

H. Sumber Belajar
1. Handout
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik
3. Sumber belajar lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL, internet).

I. Penilaian Hasil Belajar


Teknik dan Bentuk Instrumen(terlampir)
Kompetensi Teknik Bentuk Instrumen
Sikap Pengamatan Sikap Lembar pengamatan sikap
Penilaian diri Lembar penilaian diri
Lembar penilaian teman
Penilaian antar peserta didik
sejawat
Pengetahuan Quiz Soal Uraian
Lembar penilaian keterampilan
Keterampilan Pengamatan hasil presentasi
presentasi

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF |


13
RPP
DAFTAR PUSTAKA
Arkadie, Aan S. 2013. Hukum Pascal. Diakses pada :
www.fisika79.wordpress.com [November 2014]

Azis, Ryan. 2013. FLUIDA STATIS (HUKUM PASCAL). Diakses pada :


www.azizsmansaka.blogspot.com [maret 2015]

Haryadi, Bambang. 2008. Fisika : Untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung :


PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional.

Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta :


Erlangga.

Faiq, Muhammad. 2013. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Kooperatif untuk


Diterapkan Di Kelas Anda. Diakses pada:
www.penelitiantindakankelas.blogspot.com [2 mei 2015]

Ichal, Faisal. 2013. Model Pembelajaran kooperatif. Diakses pada:


www.ichaledutech.blogspot.com [2 mei 2015]

Budi, Kurniawan. 2013. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)


Diakses pada: www.kurniawanbudi04.wordpress.com [2 mei 2015]

PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF


14
L
A
M
P
I
R
A
n
HANDOUT ALAT-ALAT OPTIK
A. MATA DAN KACAMATA
1. MATA
Mata merupakan alat optik terpenting sebagai indera penglihatan.
Bagian-bagian mata, yaitu sebagai berikut:
a. Kornea, yaitu bagian depan mata yang berupa
lengkungan yang dilapisi selaput (membran) yang
kuat dan tembus cahaya.
b. Aqueous humor, yaitu cairan di belakang kornea.
c. Lensa kristalin, yaitu lensa mat dari bahan bening,
dan kenyal. Fungsinya untukmengatur pembiasan
cahaya yang masuk ke mata. Lensa ini berbentuk
lensa cembung (lensa positif)
d. Iris, yaitu selaput yang berfungsi sebagai diafragma,
yaiutu mengatur lebar celah mata (pupil)
e. Pupil, pengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.
Jika cahaya yang masuk sedikit maka pupil
membesar. Sebaliknya jika cahaya yang masuk
banyak, pupil mengecil.
f. Vitreous humor (cairan bening), sebagian besar air.
g. Retina, yaitu lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yang berasal dari urat saraf optik.
Pada bagian tengah retina terdapat bagian yang merupakan bagian palig peka, yaitu
bintik kuning.
h. Otot siliar,
i. Saraf optik

Mata Normal
Mata normal dapat melihat benda dengan jelas untuk setiap objek yang terletak di
antara jarak 25 cm di depan mata sampai jarak tak terhingga. Dalam keadaan bebas
(otot-otot mata tidak berkontraksi), mata normal membentuk bayangan nyata di retina
dari suatu objek di tempat tak terhingga. Sedangkan untuk melihat benda pada jarak
terhingga atau dekat, otot-otot pengatur lensa mata berkontraksi membentuk lensa
kristialin menjadi lensa cembung . Jarak fokus lensa mata menjadi lebih pendek sehingga
bayangan dapat terbentuk pada retina. Proses penyesuain lensa mata dengan jarak objek
yang diamati disebut akomodasi. Kemampuan mata untuk memperbesar kekuatan
lensanya sehingga sesuai dengan jarak objek yang diamati disebut daya akomodasi.
Gambar 1 (a) Ketika mata rileks (tak berakomodasi), lensa mata pipih sehingga jarak fokusnnya paling besar, dan benda sangat
jauh difokuskan pada retina. (b) Ketika otot seliar menegang, lensa menjadi lebih cembung sehingga jarak fokus lebih pendek, dan
benda dekat juga difokuskan pada retina. (Pemfokusan pada retina berarti bayangan dari benda dibentuk jelas pada retina.

Selama mata melihat jauh, mata tidak berakomodasi. Jarak tak terhingga suatu benda
yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata normal disebut titik jauh atau punctum
remotum (PR). Jarak terdekat suatu benda yag dapat dilihat dengan jelas oleh mata
normal disebut titik dekat atau punctum proximum (PP).
Jika mata melihat benda yang terletak di titik dekat, mata berakomodasi sekuat-kuatnya
atau berakomodasi maksimum.
Misal, mata mengamati benda yang berjarak s dari lensa matanya. Mata dapat melihat
benda tersebut saat bayangan benda jatuh di retina mata yang berada sejauh s
dibelakang lensa mata.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung jarak fokus lensa mata saat mengamati
benda jatuh di retina adalah sebagai berikut
= +

Keterangan: s = jarak benda ke lensa mata


s = jarak retina ke lensa
f = jarak fokus lensa mata

2. CACAT MATA

1) Rabun jauh (Miopi)


Penderita rabun jauh (miopi) tidak dapat melihat benda-benda yang letaknya jauh
dengan jelas. Hal ini disebabkan lensa tidak dapat dipipihkan sebagaimana mestinya,
sehingga sinar-sinar sejajar yang datang dari tempat yang jauh akan membentuk
bayangan di depan retina. Titik jauh penderita miopi < ~.
Penderita rabun jauh (miopi) dapat ditolong dengan menggunakan kacamata yang
berlensa cekung atau negatif.
Kekuatan lensa yang digunakan oleh penderita miopi tergantung pada titik jauh
penderita. Agar dapat melihat benda-benda pada jarak tak terhingga (~), seperti
mata normal, penderita rabun jauh harus menggunakan lensa kacamata yang
menghasilkan bayangan di depan lensa pada jarak yang sama denagn titik jauh
penderita. Bayangan yang terbentuk bersifat maya sehingga s = titik jauh penderita.
Pada lensa cekung berlaku:
= +
=

Dengan: s = titik terjauh mata normal, yaitu ~


s = titik terjauh penderita (bernilai negatif (-) karena bayangan yang terlihat
maya (dalam satuan m)
P = kekuatan lensa kacamata (dioptri)

2) Rabun dekat (hipermetropi)


Penderita rabun dekat (hipermetropi) tidak dapat melihat benda-benda yang
letaknya dekat dengan jelas, walaupun mata telah berakomodasi maksimal. Hal ini
disebabkaan lensa mata tidak dapat dicembungkan sebagaimana mestinya, sehingga
sinar-sinar dari benda yang dekat akan membentuk bayangan di belakang retina.
Titik dekat penderita hipermetropi > 25 cm.
Penderita rabun dekat dapat digolongkan denagn menggunakan kacamata yang
berlensa cembung atau posistif.
Kekuatan lensa yang digunakan oleh penderita hipermetropi tergantung pada titik
dekat penderita. Agar dapat melihat benda pada jarak baca normal (25 cm), maka
penderita rabun dekat harus menggunakan lensa kacamata yang menghasilkan
bayangan di depan lensa pada jarak yaang sama dengan titik dekat penderita.
Bayangan yang terlihat adalah maya sehingga s = titik dekat penderita.
Pada lensa cembung berlaku:
= +
=

Dengan: s = titik dekat mata normal, yaitu ~


s = titik dekat penderita (bernilai negatif (-) karena bayangan yang terbentuk
maya
P = kekuatan lensa kacamata (dioptri)

3) Mata Tua (Prebiopi)


Mata tua (presbiopi) merupakan penglihatan tidak normal disebabkan oleh
berkurangnya daya akomodasi seseorang karena usia lanjut. Penderita presbiopi
tidak dapat melihat benda yang terlalu jauh dan terlalu dekat dengan jelas. Penderita
presbiopi mempunyai titik dekat > 25 cm dan titik jauh < ~.
Penderita presbiopi dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa
rangkap yaitu lensa cekung di bagian atas dan lensa cembung di bagian bawah.

4) Astigmatisma
Penderita astigmatisma tidak mampu melihat garis-garis horizontal danvertikal secara
simultan (bersama-sama). Hal ini disebabkan oleh bentuk kornea mata yang tidak
berbentuk bola melainkan lebih melengkung pada satu bidang daripada bidang yang
lain.
Penderita astigmatisma dapat ditolong dengan menggunakan silindris atau kacamata
toris.

Selain kacamata, terdapat alat bantu cacat mata yang lain yaitu dikenal dengan lensa
kontak, yaitu berupa lembaran plastik tipis yang dirancang untuk dipasang pada
kornea.

Cacat mata dapat disembuhkan dengan melakukan operasi dengan menggunakan


sinar laser (lasik/laser in-situ keratomileusis) penyinaran sinar laser ini menggunakan
teknologi komputer dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi untuk mengoreksi
gangguan mata (cacat mata).

B. LUP ATAU KACA PEMBESAR


Lup (kaca pembesar) adalah alat optik yang terdiri dari sebuah lensa cembung yang
digunakan untuk mengamati benda-benda kecil sehingga tampak lebih besar dan jelas.
Bayangan yang dihasilkan oleh lup bersifat maya, tegak, dan diperbesar.
a. Pengamatan Lup dengan Mata Tak berakomodasi

t
t
s
Sn (25 cm)
Sn (25 cm)

(a) (b)

Gambar 2. sudut pandang mata (a) tanpa lup, (b) dengan lup

Perbandingan antara sudut pandang dengan lup dan sudut pandang tanpa lup disebut
perbesaran angular (Ma)

Karena benda yang diamati kecil maka sudut dan juga kecil.
Untuk sudut-sudut kecil perbandingan sudut dapat dianggap sama denagn perbandingan
tangen sudut.
Jadi

= = =

Dengan: Ma = perpesaran sudut


sn = jarak titik dekat pengamata
f = jarak fokus
s = jarak benda
t = tinggi benda

Untuk mata yang tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lup terletak di titik jauh. Untuk
mata normal s = - ~. Agar bayangan terletak di titik jauh, maka benda harus diletakkan di
titik fokus. Jadi, untuk mata yang tak berakomodasi,
s = f dan s = - ~

perbesaran sudut (angular) lup untuk mata yang tak berakomodasi adalah

=

Dengan: Ma = perpesaran sudut


sn = jarak titik dekat pengamata
f =jarak fokus

b. Pengamatan lup dengan mata berakomodasi maksimum


Untuk mata berakomodasi maksimum, bayangan yang dibentuk lup terletak di titik dekat (s
= - sn). perpesaran sudut (angular) lup untuk mata yang berakomodasi maksimum adalah

= +

c. Penggunaan lup dengan mata berakomodasi pada jarak x


Bayangan yang dibentuk lup terletak pada jarak x di depan mata. Jadi s = - x. Perbesaran
sudutnya adalah

= +
Sifat bayangan lup yaitu maya dan diperbesar.

C. MIKROSKOP
Mikroskop sederhana terdiri dari dua lensa positif yang masing-masing disebut lensa
objektif, yaitu lensa yang dekat dengan benda yang diamati dan lensa okuler, yaitu lensa
yang dekat dengan mata. Lensa okuler pada mikrometer berfungsi sebagai lup. Jarak fokus
lensa objektif lebih kecil daripada jarak fokus lensa okuler.

1. Pembentukan bayangan pada Mikroskop

okuler

objektif sok
h Fob
Fob Fok Fok
h
sob
Sob
h

Sok

Benda yang diamati dengan mikroskop (preparat) diletakkan di ruang II lensa


objektif, sehingga bayangan terbentuk di ruang III, nyata dan diperbesar. Karena mata
berakomodasi maka bayangan dari objektif yang merupakan benda untuk lensa
okuler harus terletak di antara titik fokus dan titik pusat optik okuler ( di ruang I
okuler). Bayangan yang dibentuk okuler di ruang IV, maya dan diperbesar. Jadi,
benda yang diamati dengan mikroskop mengalami dua kali perbesaran, yaitu
perbesaran oleh lensa objektif dan lensa okuler.

2. Perbesaran Bayangan pada Mikroskop

a. Perbesaran linear
Perbesaran linear atau perbesaran panjang adalah perbandingan tinggi bayangan
akhir dengan tinggi benda.

= =


= =| | = =| |,


=

Keterangan:
Mtotal = perbesaran linear atau panjang
sob = jarak bayangan objektif
sob = jarak benda objektif
sok = jarak bayangan okuler
sok = jarak benda okuler
Mob = perbesaran oleh lensa objektif
Mok = perbesaran oleh lensa okuler
b. Perbesaran angular

=

Persamaan di atas merupakan rumus umum perbesaran angular mikroskop yang
berlaku untuk mata berakomodasi maupun tidak berakomodasi. Dari persamaan
tersebut dapat dipisahkan perbesaran sudut untuk mata berakomodasi maksimum
dan mata tidak berakomodasi.

1) Mata berakomodasi maksimum okuler


objektif Sob
sok
h Fob
Fob Fok Fok

sob

Sn

Gambar di atas merupakan pembentukan bayangan pada mikroskop untuk mata


berakomodasi maksimum. Bayangan yang dibentuk lensa okuler tepat di titik
dekat mata. Karena lensa okuler mikroskop berfungsi sebagai lup maka untuk mata
berakomodasi maksimum, persamaan lensa okuler dapat dinyatakan:
= +


=
+

2) Mata tidak berakomodasi okuler
objektif Sob
h Fob
Fob Fok Fok

sob

Sn

s
Bayangan benda oleh objektif tepat di fokus okuler sehingga bayangan yang
dibentuk okuler di tempat tak terhingga. Untuk mata tidak berakomodasi
perbesaran angular (sudut) pada okuler yang berfungsi sebagai lup dinyatakan:
=

Sehingga diperoleh:

=

3. Panjang Mikroskop
Karena lensa objektif dan okuler berada pada ujung tabung mikroskop maka panjang
mikroskop dirumuskan:
d = sob + sok

keterangan:
d = panjang mikroskop

D. TEROPONG
Teropong adalah alat optik yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda yang
letaknya jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih jelas.
Untuk mengamati benda angkasa, seperti planet, bintang, dan komet digunakan
teropong bintang. Sedangkan untuk mengamati benda-benda di bumi yang jauh
letaknya digunakan teropong bumi.

1. Teropong Bintang

a. Teropong Bias
Teropong bintang disebut juga teropong astronomi atau teleskop. Teropong bintang
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu teropong bias dan teropong pantul.
Teropong bias menggunakan dua lensa positif, yaitu lensa objektif dan lensa okuler.
Jarak fokus lensa objektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler.

1) Pembentukan bayangan untuk mata tidak berakomodasi


Pengamatan benda-benda angkasa biasanya berlangsung lama, karena itu mata
mengamati dengan tidak berakomodasi. Lensa objektif membentuk bayangan
dari benda jauh tak terhingga dan jatuh di titik fokusnya. Bayangan itu menjadi
benda untuk lensa okuler. Karena mata tidak berakomodasi maka benda okuler
harus terletak di fokus okuler. Sinar-sinar yang dibiaskan okuler merupakan
berkas sinar sejajar.

Perbesaran angular teropong bias dirumuskan:



=

Keterangan:
Ma = perbesaran angular teropong bintang
fob = jarak fokus lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler

panjang teropong merupakan jarak antara lensa objektif dan lensa okuler
d = fob + fok

keterangan: d = panjang teropong bintang

2) Pembentukan bayangan untuk mata berakomodasi


Pembentukan bayangan untuk mata berakomodasi maksimum yaitu maya,
diperbesar, dan terbalik.

Perbesaran angular dirumuskan:



=

Keterangan:
Ma = perbesaran angular teropong bintang
fob = jarak fokus lensa objektif
sok = jarak benda lensa okuler

panjang teropong merupakan jarak antara lensa objektif dan lensa okuler
d = fob + sok

keterangan: d = panjang teropong bintang

b. Teropong Pantul
Teropong pantul disebut juga teleskop refleksi. Pada teropong pantul, objektif
menggunakan cermin cekung, sedangkan okuler menggunakan lensa positif. Antara
objektif dan okuler terdapat cermin datar.
Perbesaran angular teropong untuk mata tidak berakomodasi maksimum,
dirumuskan:

=

Keterangan:
Ma = perbesaran angular teropong bintang
fob = jarak fokus lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler

2. Teropong Bumi

Teropong bumi disebut juga teropong yojana atau teropong medan. Teropong itu
dipaakai untuk mengamati benda-benda dibumi. Teropong bumi menggunakan tiga
lensa positif, yaitu lensa objektif, okuler, dan lensa pembalik yang diletakkan di
antara lensa objektif dan okuler.

Pembentukan bayangan untuk mata Pembentukan bayangan untuk mata


tidak berakomodasi berakomodasi
Bayangan dari lensa pembalik terletak Bayangan dari lensa pembalik terletak
di titik fokus lensa okuler. di antara titik fokus dan pusat optik
lensa okuler. Bayangan yang dibentuk
Perbesaran angular teropong: oleh lensa okuler nyata, tegak dan
diperbesar.
=| | Perbesaran angular teropong:


=| |
Jika benda yang diamati di tak hingga
maka bayangan yang dibentuk oleh
lensa objektif kedudukannya tepat di Jika benda yang diamati di tak hingga
titik fokus: sob = fob maka bayangan yang dibentuk oleh
lensa objektif kedudukannya tepat di
=| |
titik fokus: sob = fob


=| |
Keterangan:
Ma = perbesaran angular teropong
bintang Keterangan:
fob = jarak fokus lensa objektif
fok = jarak fokus lensa okuler Ma = perbesaran angular teropong
bintang
panjang teropong bumi fob = jarak fokus lensa objektif
d = sob + 4fp + fok sok = jarak benda lensa okuler

atau panjang teropong bumi


d = fob + 4fp + fok d = sob + 4fp + sok

keterangan: atau
d = panjang teropong bumi d = fob + 4fp + sok
fp = jarak fokus lensa pembalik
sob = jarak bayangan lensa objektif keterangan:
d = panjang teropong bumi
fp = jarak fokus lensa pembalik
sob = jarak bayangan lensa objektif

3. Teropong Panggung
Teropong panggung disebut juga teropong sandiwara atau teropong Belanda atau
teropong Galileo. Teropong itu menggunakan lensa positif sebagai lensa objektif dan
lensa negatif sebagai lensa okuler. Bayangan nyata dari lensa objektif merupakan
benda maya untuk lensa okuler.

Pembentukan bayangan untuk mata Pembentukan bayangan untuk mata


tidak berakomodasi berakomodasi
Bayangan nyata yang dibentuk lensa Bayangan dari lensa objektif terletak di
objektif terletak di fokus lensa okuler antara fokus dan pusat optik lensa
Perbesaran angular teropong: okuler. Bayangan yang dibentuk oleh
lensa okuler nyata, tegak,dan
=| | diperbesar.

Jika benda yang diamati di tak hingga Perbesaran angular teropong:


maka bayangan yang dibentuk oleh
=| |
lensa objektif kedudukannya tepat di
titik fokus: sob = fob
Jika benda yang diamati di tak hingga
=| |
maka: sob = fob


Keterangan: =| |

Ma = perbesaran angular teropong
bintang Keterangan:
fob = jarak fokus lensa objektif Ma = perbesaran angular teropong
fok = jarak fokus lensa okuler bintang
fob = jarak fokus lensa objektif
tanda harga mutlak menunjukkan fok = jarak fokus lensa okuler
bahwa perbesaran angular teropong
bernilai positif. panjang teropong bumi
panjang teropong bumi d = sob - sok
d = sob - fok
atau
atau d = fob - sok
d = fob - fok
keterangan:
keterangan: d = panjang teropong bumi
d = panjang teropong bumi sob = jarak bayangan lensa objektif
sob = jarak bayangan lensa objektif

4. Teropong Prisma
Teropong prisma menggunakan dua lensa positif sebagai objektif dan okuler serta
sepasang prisma segitiga sama kaki yang diletakkan di antara lensa objektif dan
okuler.

Pada proses pembalikan itu sinar dari benda mengalami dua kali pembalikan kiri
kanan dan atas bawah. Arah perambatannya juga mengalami dua kali pembalikan.
Hal itulah yang memperpendek panjang teropong.
Sebagai hasilnya,prisma membalikkan bayangan dari lensa objektif dan bayangan
akhir yang dibentuk lensa okuler terlihat tegak seperti keadaan benda yang
sebenarnya.
Teropong prisma dibuat binokuler, yaitu menggabungkan dua teropong secara
berdampingan dengan jarak okuler yang disesuaikan dengan jarak mata pengamat.
LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK
ALAT OPTIK-KAMERA

Judul : Kamera
Tujuan : Mengetahui prinsip kerja kamera

Alat dan Bahan:


1. Lensa optik : 1 buah
2. Benda(Lilin) : 1 buah
3. Layar : 1 buah
4. Bangku optik : 1 set
5. Mistar : 1 buah

Variabel Percobaan

1. Variabel manipulasi : s (Jarak bayangan)


2. Variabel respon : s (Jarak benda)
3. Variabel control : lensa

Langkah Kerja:
1. Meletakkan objek, lensa, serta layar pada bangku optik secara berurutan,
dengan s diusahakan tetap,
2. Geser jarak benda (s) hingga diperoleh bayangan yang diperkecil dan jelas,
3. Ukur s dan s.
4. Melakukan langkah diatas dengan kondisi berbeda baik s maupun s.
5. Selanjutnya ditentukan jarak fokus lensa tersebut

Tabel Hasil Pengamatan


No Perc. S S f Sifat Bayangan

Petunjuk Analisis:
1. Berapakah panjang fokus lensa yang digunakan?
2. Jelaskan sifat bayangan yang terbentuk!
3. Jelaskan bagaimana prinsip kerja kamera!
4. Hubungkanlah percobaan yang telah kamu lakukan dengan prinsip kerja kamera
yang telah kamu kemukakan!
LEMBAR KEGIATAN
PESERTA DIDIK
ALAT OPTIK

Judul : Lup Sederhana


Tujuan :
1. Membuat lup dari bahan sederhana
2. Mengetahui prinsip kerja lup

Alat dan Bahan:


1. Piring datar transparan/gelas kimia
2. Air
3. Minyak

Langkah Kerja:
1. Tuangkan sedikit air ke dalam piring atau gelas kimia.
2. Apungkan sedikit minyak di atas permukaan untuk membentuk lapisan dengan
diameter kurang lebih 1 cm.
3. Letakkan piring di atas tulisan
4. Lihatlah tulisan melalui lapisan minyak.
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi

Tabel Hasil Pengamatan


Sebelum Sesudah

Petunjuk Analisis:
1. Adakah perubahan yang terjadi saat tulisan dilihat melalui lapisan minyak?
Jelaskan!
2. Jelaskan bagaimana prinsip kerja lup!
3. Jelaskan sifat bayangan yang terbentuk dari lup sederhana ini!
INSTRUMEN PENILAIAN
a. Lembar Pengamatan Sikap
LEMBAR PENILAIAN SIKAP

Nama Siswa : _________________________________

No. Absen : _______

Kelas : _______

Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari

No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan


1 Menunjukkan rasa syukuri
dalam kehidupan sehari-hari
2 Menunjukkan rasa ingin tahu
3 menunjukkan kejujuran dalam
belajar dan bekerja baik secara
individu maupun berkelompok
4 menunjukkan tanggungjawab
dalam belajar dan bekerja baik
secara individu maupun
berkelompok
5 menunjukkan keaktifan dalam
belajar dan bekerja baik secara
individu maupun berkelompok
Jumlah Skor
Rubrik Penilaian Sikap:
No Aspek yang dinilai Rubrik
1 Menunjukkan rasa 3: menunjukkan ekspresi dan/atau ungkapan verbal yang
syukuri dalam menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan
kehidupan sehari-hari 2: belum secara eksplisit menunjukkan ekspresi
kekaguman atau ungkapan syukur, namun menaruh
minat terhadap adanya hukum Pascal yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari
1: belum menunjukkan ekspresi kekaguman, menaruh
minat terhadap adanya hukum Pascal yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari, mengungkapkan verbal
yang menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan
2 Menunjukkan rasa 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias,
ingin tahu terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu
antusias, dan baru terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok ketika disuruh
1: tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit
terlibat aktif dalam kegiatan kelompok walaupun telah
didorong untuk terlibat
3 Menunjukkan 3: Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan
kejujuran dalam sesuai kemampuan
belajar dan bekerja 2: Mengerjakan tugas yang diberikan secara subyektif
baik secara individu namun sesuai kemampuan
maupun berkelompok 1: Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan
sesuai kemampuan
4 Menunjukkan 3: Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik
tanggungjawab dalam yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu dan
belajar dan bekerja menampilkan hasil tugas yang apa adanya secara tepat.
baik secara individu 2: Menampilkan tugas apa adanya namun kurang berupaya
maupun berkelompok tepat waktu dalam menyelesaikan tugas dengan baik.
1 : Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam menyelesaikan
tugas, dan tugas tidak disajikan dengan baik.
5 menunjukkan 3: Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan gagasan
keaktifan dalam atau ide
belajar dan bekerja 2: Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan
baik secara individu gagasan atau ide,
maupun berkelompok 1: Tidak aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukaan gagasan atau ide,

Nilai = x 100
b. Lembar Penilaian Diri
LEMBAR PENILAIAN DIRI

Nama Siswa : _________________________________

No. Absen : _______

Kelas : _______

Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari

Kadang- Tidak
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai
kadang pernah
Saat guru menjelaskan
saya memperhatikan
Saat guru menjelaskan
saya mencatat
Saat guru memberikan
latihan soal, saya
mengerjakannya
Saat guru memberikan
tugas kelompok, saya aktif
bekerja dalam kelompok
Saat presentasi tugas
kelompok saya aktif
menjawab
Saya mengerjakan tugas
tanpa melihat jawaban
teman lain
Jumlah Skor

Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang () pada masing-


masing aspek, dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :

Penilaian Skor
Selalu 4 Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Sering 3
Kadang-
2 =
kadang
Tidak
1
Pernah
c. Lembar Penilaian Peserta Didik oleh teman sejawat
LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT

Nama Siswa : _________________________________


No. Absen : _______
Kelas : _______

Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian
sehari-hari
Kadang- Tidak Jumlah
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai Ket
kadang pernah skor
Apakah temanmu
mendengarkan
penjelasan guru saat di
jelaskan?
Apakah temanmu
mencatat saat
diterangkan?
Apakah temanmu
mengerjakan latihan soal
yang diberikan oleh
guru?
Apakah temanmu aktif
bekerja dalam
kelompok?
Apakah temanmu aktif
menjawab dalam
presentasi hasil diskusi
yang telah kalian
lakukan?
Apakah temanmu
mengerjakan tugas
mereka masing-masing
secara mandiri?
Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang () pada masing-
masing aspek, dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :

Penilaian Skor
Selalu 4 Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Sering 3
Kadang-
kadang
2 =

Tidak
1
Pernah
d. Tes Penugasan
LEMBAR QUIZ :

Nama : ________________

Kelas : ________________

NIS : ________________

1. Tentukan fokus lensa mata saat mata mengamati suatu objek yang
diletakkan pada:
a. Jarak tak hingga
b. Jarak bola 25 cm di depan mata jika jarak garis tengah lensa sampai
retina 2,5 cm!
2. Seorang tukang arloji memiliki mata normal, memakai lup yang jarak
titik apinya 12,5 cm. Tentukan perbesaran angularnya jika:
a. Mata berakomodasi maksimum;
b. Mata tidak berakomodasi;
c. Mata berakomodasi pada jarak 50 cm!
3. Jarak fokus lensa objektif dan okuler sebuah mikroskop masing-
masing 5/8 m dan 5 cm. Apabila mata mengamati preparat dengan
berakomodasi maksimum ternyata panjang mikroskop 4 cm. Jika
jarak titik dekat mata 25 cm, tentukan:
a. Perbesaran angular;
b. Panjang mikroskop jika mata tidak berakomodasi!
Rubrik Penilaian QUIZ

Jawaban Soal Skor


1. Diketahui: s= 2,5 cm
Ditanyakan: a. f = .... (s = ) b. f = .... (s = 25 cm) 3
Jawab:

a. = +

= +
~ ,
= = ,
,
5
Jadi, fokus mata tak berakomodasi adalah 2,5 cm

b. = +

= +
,
= = ,
Jadi, fokus mata berakomodasi maksimum adalah 2,3 cm.
Sehingga terlihat bahwa mata berakomodasi jarak
fokusnya menjadi lebih pendek. 7

2. Diketahui: sn = 25 cm
f = 12,5 cm
Ditanyakan: Ma , jika:
3
a. Ma (berakomodasi maksimum)
b. Ma (tidak berakomodasi)
c. Ma (berakomodasi pada jarak 50 cm)

Jawab:
a. Mata berakomodasi maksimum

= + = + =
,

Jadi, perbesaran angularnya jika mata berkomodasi


maksimum adalah 3 kali. 5

b. Mata tidak berakomdasi

= = =
,
5
Jadi, perbesaran angularnya jika mata tidak
berakomodasi adalah 2 kali
c. Mata berakomodasi pada jarak 50 cm

s= - 50
= +

= +
,
+ =
,
= =

= = = ,

Jadi, perbesaran angularnya jika mata berkomodasi pada


jarak 50 cm adalah 2,5 kali 7

3. Diketahui: fob = 5/8 cm 4


fok = 5 cm
sn = 25 cm
d = 4 cm
Ditanyakan: a. Ma b. d
Jawab:
a. lensa okuler
karena mata berakomodasi maksimum maka bayangan
dari lensa okuler di titik dekat mata
sok = sn = -25 cm.
= +

= +
5
+
= =4

Lensa objektif
= +

= +

= +

= +
5

= =

Jarak bayangan objektif


d = sob + sok
5
4 = sob + 4
= 10 cm

Perbesaran angular mikroskop




= ( + )= ( + ) = 9

5
Jadi, perbesaran angular mikroskop adalah 90 kali

b. mata tidak berakomodasi

bayangan dari lensa objektif di fokus okuler


6
sok = fok = 5 cm

panjang mikroskop:
d = sob + fok = 10 + 5 = 15 cm


Nilai =


e. Pengamatan hasil presentasi
Lembar Pengamatan Hasil Presentasi

Kelompok : ___________________________
Anggota Kelompok : 1. __________________________
(nama/no.absen) 2. __________________________
3. __________________________

No. Aspek Penilaian Skor Catatan


1. Keruntutan penyampaian laporan
hasil LKPD
2. Kelengkapan data percobaan
3. Kesesuaian analisis dengan data
percobaan
4. Kesesuaian penarikan kesimpulan
berdasarkan tujuan dan data yang
diperoleh
5. Ketepatan waktu mengumpulkan
Jumlah Skor

4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang

Nilai = x 100
RANGKAIAN
ARUS SEARAH
PROBLEM BASED INSTRUCTION
MODEL PEMBELAJARAN
BERDASARKAN MASALAH
(PROBLEM BASED INSTRUCTION)

PENGERTIAN DAN DESKRIPSI


Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut Arends dalam
Trianto(2007), Problem based instruction merupakan pendekatan belajar yang
menggunakan permasalahan autentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan siswa, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat
lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Model pembelajaran ini berusaha menyajikan kepada siswa


masalah autentik dan bermakna yang dapat memudahkan siswa dalam
melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Guru berperan dalam menyajikan masalah, mengajukan
pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan dan dialog serta scaffolding untuk
memperkaya inkuiri dan pertumbuhan intelektual.

KARAKTERISTIK

Beberapa ciri-ciri atau karakteristik dari pembelajaran


berdasarkan masalah adalah sebagai berikut :
1) Pengajuan masalah.
PBI menggunakan masalah yang berpangkal kehidupan nyata siswa
dilingkungannya. Masalah yang diberikan hendaknya mudah dipahami
siswa sehingga tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada
akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa, selain itu masalah yang disusun
mencakup materi pelajaran disesuaikan dengan waktu, ruang dan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
2) Fokus pada keterkaitan antar disiplin.
Apabila PBI diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran tertentu,
hendaknya memilih masalah yang autentik sehingga dalam pemecahan
setiap masalah siswa melibatkan berbagai disiplin ilmu yang berkaitan
dengan masalah tersebut.

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION


1
3) Penyelidikan autentik.
PBI mewajibkan siswa melakukan penyelidikan autentik menganalisis dan
merumuskan masalah, mengansumsi, mengumpulkan dan menganalisis
data, bila perlu melakukan eksperimen, dan menyimpulkan hasil
pemecahan masalah.
4) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya
PBI menuntut siswa menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang ditemukan. Siswa menjelaskan atau mewakili bentuk
penyelesaian masalah yang ditemukan. Siswa menjelaskan bentuk
penyelesaian masalah dan menyusun hasil pemecahan masalah berupa
laporan atau mempresentasikan hasil pemecahan masalah di depan kelas.
5) Adanya kerjasama/kolaborasi
PBI memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam
kelompok kecil. Guru juga perlu memberikan minimal bantuan pada
siswa, tetapi harus mengenali seberapa penting bantuan itu bagi siswa
agar mereka lebih saling bergantung satu sama lain, dari pada bergantung
pada guru.

SINTAKS PBI

1. Orientasi siswa pada masalah


Guru menjelaskan rencana kegiatan, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
yang dipilihnya.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru mendorong siswa siswa untuk mengumpulakan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam dalam merencanakan dan
mempresentasikan hasil pemecahan masalah dan membantu mereka
untuk berbeagi tugas dengan temannya
5. Mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION


2
MANFAAT PBI

Problem based instruction dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan


seperti menyelidiki, memahami dan membantu siswa menjadi pembelajar yang
mandiri. Pengembangan keterampilan kerjasama di antara siswa dan saling
membantu dibutuhkan dalam pelaksanaan Problem based instruction untuk
menyelediki masalah secara bersama. Siswa diajarkan untuk menjadi penyelidik
yang aktif sehingga membuat mereka berpikir tentang masalah dan jenis
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut.

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION


3
P P
E
E M
R B
E
A
L
N A
G J
A
K R
A A
T N
SILABUS

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas/Semester : XII/1(satu)
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang Rangkaian arus Mengamati Tugas 2 JP Tri Widodo,
menciptakan dan mengatur alam searah Mencari informasi Menerapkan (2 x 1 JP) FISIKA SMA,
jagad raya melalui pengamatan Hukum Ohm karakteristik arus dan hukum Ohm Pusat
fenomena alam fisis dan Hukum Kirchoff tegangan pada rangkaian dan hukum Perbukuan
pengukurannya seri dan paralel Kirchoff dalam Depdiknas
pemecahan Nursyamsudin,
masalah listrik Panduan

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) |


SILABUS 5
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah Mengamati peragaan Observasi/ Praktikum
(memiliki rasa ingin tahu; objektif; menggunakan Kinerja Terpilih,
jujur; teliti; cermat; tekun; hati- amperemeter dan Erlangga
Ceklis
hati; bertanggung jawab; terbuka; voltmeter dalam pengamatan Alat
kritis; kreatif; inovatif dan peduli rangkaian listrik pada saat Voltmeter
lingkungan) dalam aktivitas praktik Amperemeter
sehari-hari sebagai wujud Mempertanyakan Catu daya
implementasi sikap dalam Resisitor
Mempertanyakan Portofolio
melakukan percobaan,
penggunaan hukum Ohm Laporan
melaporkan, dan berdiskusi
dan Kirchoff dalam tertulis
3.2 Mengevaluasi prinsip kerja rangkaian listrik kelompok
peralatan listrik searah (DC)
dalam kehidupan sehari-hari
Eksperimen / Tes
4.2 Melakukan percobaan untuk Mengeksplorasi
menyelidiki karakteristik Tes tertulis
Diskusi kelompok tentang hukum
rangkaian listrik
susunan seri dan paralel Ohm dan
resistor hukum
Diskusi kelas penerapan Kirchoff
hukum ohm dan Kirchoff
pada rangkaian arus
bercabang

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) |


SILABUS 6
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
Mengukur arus dan
tegangan pada rangkaian
tertutup
Mengeksplorasi prinsip
kerja peralatan listrik
searah (DC) dalam
kehidupan sehari-hari.

Mengasosiasi
Mengolah data hasil
praktik, membuat grafik,
menuliskan persamaan
grafik dan gradiennya,
dan memprediksi nilai
output untuk nilai input
tertentu
Mengomunikasikan
Membuat laporan tertulis
hasil praktik, membuat
grafik, menuliskan
persamaan grafik dan

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) |


SILABUS 7
Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
Waktu
gradiennya, dan
mmprediksi nilai output
untuk nilai input tertentu
Menyajikan hasil evaluasi
dari prinsip kerja
peralatan listrik searah
(DC).

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) |


SILABUS 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA)


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XII / I (satu)
Pokok Bahasan : Rangkaian Arus Searah
Alokasi waktu : 1 X 45 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. KOMPETENSI DASAR

1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad
raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION |


RPP 9
implementasi sikap dalam melakukan percobaan , melaporkan, dan
berdiskusi
3.2 Mengevaluasi prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan
sehari-hari
4.6 Melakukan percobaan untuk menyelidiki karakteristik rangkaian listrik

C. INDIKATOR
1. Menjelaskan hubungan besar hambatan terhadap arus dalam rangkaian
2. Menjelaskan pengaruh rangkaian seri dan paralel terhadap arus dan
tegangannya
3. Membuat lampu belajar serbaguna dengan menggunakan prinsip hukum
Ohm dan hukum Kirchoff.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Diberikan animasi rangkaian listrik menggunakan sumber baterai, siswa


dapat mengidentifikasi adanya konsep rangkaian arus searah (DC).
2. Diberikan dua rangkaian listrik yang berbeda yakni rangkaian seri dan paralel
yang kemudian salah satu lampu dilepas dari rangkaian, siswa dapat
mengidentifikasi pengaruh rangkaian seri dan paralel terhadap arus dan
tegangannya.
3. Diberikan permasalahan, siswa dapat membuat lampu belajar serbaguna
menggunakan prinsip hukum Ohm dan hukum Kirchoff.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Terdapat dua sumber tegangan, yaitu sumber tegangan searah dan


sumber tegangan bolak-balik.
Sumber tegangan searah contohnya yaitu baterai.
Hukum I Kirchhoff: Jumlah kuat arus yang masuk ke suatu titik cabang
sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik cabang yaitu: Imasuk =
Ikeluar
Hukum Kirchhoff II : Di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah
aljabar gaya gerak listrik () dengan penurunan tegangan (IR) sama

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION |


RPP 10
dengan nol. Secara matematis, hukum Kirchhoff II ditulis: + (I.R) =
0
Hambatan pengganti RS dari sejumlah hambatan R1, R2, dan Rn yang
dihubungkan secara seri tersebut adalah: RS = R1 + R2 + ... + Rn.
Hambatan pengganti RP dari kedua hambatan R1, R2, dan Rn yang

dihubungkan secara paralel tersebut adalah: = + + +


F. MODEL PEMBELAJARAN

1. Model : Problem Based Instructions (PBI)


2. Metode : Eksperimen, presentasi, dan diskusi.

G. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Buku Siswa atau Handout
2. Lembar Kegiatan Peserta Didik ( LKPD )
3. Lembar Evaluasi Peserta Didik ( LEPD )

H. ALAT DAN BAHAN


1. Lampu : 4 buah
2. Potensio : 1 buah
3. Saklar : 1 buah
4. Baterai : 2-3 buah
5. Multimeter : 1 buah
6. Kabel : secukupnya

I. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

A. Pendahuluan ( 5 Menit )
1. Guru mengucapkan salam kepada siswa
2. Guru menampilkan tayangan lampu senter yang di gunakan untuk
menerangi ruangan yang gelap. Kemudian menunjukkan animasi listrik
menggunakan sumber baterai. siswa diharapkan mengerti bahwa akan
mendapatkan materi pembelajaran konsep rangkaian arus searah (DC).
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION |


RPP 11
B. Kegiatan Inti ( 30 Menit )

Tahap 1. Orientasi siswa kepada masalah


1. Guru menyampaikan masalah yang berkaitan dengan rangkaian arus searah
berdasarkan masalah nyata :
Ketika terjadi pemadaman listrik oleh PLN pada malam hari, maka hal ini
akan sangat mengganggu terlebih ketika kita sedang belajar. Ketika belajar
kita membutuhkan pencahayaan yang cukup. Bahkan jika dibutuhkan kita
juga membutuhkan lampu yang serbaguna, lampu yang lebih redup untuk
tidur dan yang lebih terang untuk beraktivitas. untuk itu dibuatlah lampu
belajar serbaguna. Selain digunakan untuk belajar, lampu ini juga bisa
diatur untuk memberikan cahaya yang lebih terang atau lebih redup.
2. Guru meminta siswa secara berkelompok untuk membuat lampu belajar
serbaguna, dimana alat tersebut harus menggunakan konsep rangkaian arus
searah menggunakan hukum Ohm dan hukum Kirchoff.

Tahap 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar


3. Membagi siswa menjadi kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5
orang untuk mengerjakan LKS.
4. Membagi handout mini kepada tiap-tiap kelompok.
5. Guru menugaskan siswa diskusi kelompok untuk mengidentifikasi konsep-
konsep penting yang berhubungan atau terkait dengan konsep rangkaian
arus searah pada pembuatan lampu belajar serbaguna.
6. Masing-masing kelompok merancang lampu belajar serbaguna yang
menerapkan konsep rangkaian arus searah.

Tahap 3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok


7. Guru membimbing kelompok apabila ada kesulitan dalam membuat
rancangan alat yang dibuat.
8. Siswa diminta untuk mengumpulkan informasi dan data berdasarkan
hipotesis yang telah dibuat.
9. Memberikan penilaian sesuai dengan rubrik yang telah ditentukan.

Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION |


RPP 12
10. Sesuai dengan masalah yang disajikan dan materi yang diajarkan, masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya.
11. Melakukan tanya jawab dan diskusi tentang hasil karya yang telah
dibuat dengan kelompok lain.

Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah


12. Siswa diskusi untuk menyamakan persepsi melalui tanya jawab, guru
membimbing untuk mendapatkan konsep-konsep penting yang
berhubungan arus searah, hukum Ohm dan hukum Kirchoff.
13. Guru memberi penghargaan kepada masing-masing kelompok yang telah
mempresentasikan hasil penyelidikannya

C. Penutup ( 5 Menit )
14. Guru membimbing siswa menjawab permasalahan yang timbul pada awal
kegiatan pembelajaran :
Semakin besar nilai hambatan potensio yang digunakan maka nyala
lampu semakin redup. Hal ini karena nilai hambatan berbanding terbalik
dengan nilai arusnya (V=I.R). Semakin besar nilai hamabatan yang
digunakan nilai arusnya semakin kecil. Karena lampu dipasang secara
paralel, maka terjadi pembagian arus pada percabangan tiap lampu. Jika
lampu yang digunakan memiliki hambatan yang sama, maka pembagian
arusnya akan sejumlah lampu yang digunakan. Hal ini berlaku hukum
Kirchoff.
15. Guru membagikan lembar evaluasi kepada setiap siswa untuk mengukur
pemahaman konsep setiap siswa.
16. Guru melakukan rekfleksi, dengan memberikan pertanyaan kepada siswa
yang dianggap kurang memperhatikan saat proses pembelajaran.
17. Guru memberikan tugas pemantapan kepada siswa (PR) dan memberi tugas
kepada siswa untuk belajar materi selanjutnya.

J. PENILAIAN
1. Penilaian Kognitif (terlampir)
2. Penilian Psikomotor(terlampir)
3. Penilaian Afektif(terlampir)

PERANGKAT PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION |


RPP 13
L
A
M
P
I
R
A
N
RANGKAIAN
ARUS
SEARAH
Fisika SMA
kelas XII/semester I
RANGKAIAN ARUS SEARAH
A. ARUS SEARAH (DC)

Pada rangkaian DC hanya melibatkan arus dan tegangan searah, yaitu arus dan
tegangan yang tidak berubah terhadap waktu. Elemen pada rangkaian DC meliputi:
baterai, hambatan dan kawat penghantar.
Baterai menghasilkan e.m.f untuk menggerakkan elektron yang akhirnya
menghasilkan aliran listrik. Sebutan rangkaian sangat cocok digunakan karena
dalam hal ini harus terjadi suatu lintasan elektron secara lengkap meninggalkan kutub
negatif dan kembali ke kutub positif. Hambatan kawat penghantar sedemikian
kecilnya sehingga dalam prakteknya harganya dapat diabaikan.

B. HUKUM OHM

Jika suatu kawat penghantar diberi beda tegangan pada ujung-ujungnya dan
diukur arus yang melewati penghantar tersebut, maka menurut Hukum Ohm akan
dipenuhi persamaan :

= (1)

dengan V merupakan beda tegangan, I adalah


arus yang lewat pada penghantar dan R
hambatan dari penghantar. Persamaan (1)
menunjukkan bahwa Hukum Ohm berlaku jika
hubungan antara V dan I adalah linier. Arus listrik
dapat diukur dengan menggunakan Ampermeter.
Rangkaian dasar dari Ampermeter DC adalah
seperti pada gambar 1

Beda tegangan listrik diukur dengan menggunakan Voltmeter DC yang


mempunyai rangkaian dasar pada gambar 2 :

Dengan :

= hambatan dalam dari petunjuk skala

= hambatan shunt dari Ampermeter


= hambatan pengali dari Voltmeter

= arus simpangan skala penuh dari petunjuk


skala

= arus shunt
= tegangan pada voltmeter
= arus yang lewat ampermeter

Hambatan suatu penghantar dipengaruhi oleh panjang penghantar (L), luas


penampang (A), jenis material ( = hambat jenis ) dan T temperatur atau dapat ditulis
sebagai:
R = f (L, A, ,T )
C. HUKUM KIRCHOFF

Hukum Kirchoff salah satu hukum yang digunakan untuk menghitung kuantiti
elektrik. Arus dan tegangan dapat ditentukan daripada persamaan yang berlaku. Hukum
ini terbagi menjadi 2 yaitu: Hukum Arus Kirchoff dan Hukum Tegangan Kirchoff.

a) Hukum Arus Kirchoff (HK. 1 KIRCHOFF )


Hukum Arus Kirchoff menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk sama dengan
jumlah arus yang keluar pada satu nod.

I2

nod A
I1
I3
Gambar 2.1
Gambar 2.1 menunjukkan arus I1 dan I2 masuk ke nod A, manakala arus I3 keluar dari
nod A. Maka dapat ditulis persamaan sebagai berikut:
I1 + I2 = I3
b) Hukum Tegangan Kirchoff (HK. KIRCHOFF II)
Jumlah penurunan tegangan dalam satu rangkaian tertutup sama dengan
tegangan yang diberikan pada rangkaian itu.
Untuk menjelaskan lagi hukum ini, lihat
gambar 2.2 dan diperoleh persamaan sebagai R1 V1
berikut
+ = E

R2 V2

Gambar 2.2

Sebelumnya kita telah membahas mengenai lop yang mempunyai satu sumber
tegangan saja. Terdapat juga rangkaian yang mempunyai lebih daripada satu sumber
tegangan seperti gambar 2.3
Oleh itu, rangkaian tersebut boleh diselesaikan dengan menggunakan Hukum
Tegangan Kirchoff.
R1 R2

R3
E1 E2

Gelung 1 Gelung 2
Gambar 2.3

A. RANGKAIAN SERI DAN PARALEL RESISTOR


1. Rangkaian Seri Resistor
Rangkaian seri juga disebut rangkaian berderet. Bila dua
atau lebih resistor dihubungkan dari ujung ke ujung seperti
gambar disamping, dikatakan mereka dihubungkan secara
seri. Muatan listrik yang melalui R1 juga akan melalui R2
dan R3, jadi arus I yang sama melewati setiap resistor. Jika
V menyatakan tegangan pada ketiga resistor, maka V sama dengan tegangan sumber
(baterai). V1, V2, dan V3 adalah beda potensial pada masing-masing resistor R1, R2, dan
R3. Besar hambatan total pengganti pada rangkaian seri sama dengan jumlah hambatan
pada tiap resistor.

Rs = R1 + R2 + R3

2. Rangkaian Paralel Resistor


Rangkaian paralel juga disebut rangkaian berjajar. Pada rangkaian
paralel resistor, arus dari sumber terbagi menjadi cabang-cabang
yang terpisah seperti pada gambar di samping. Habatan pengganti
pada rangkaian paralel yaitu :
LAMPU BELAJAR SERBAGUNA

MASALAH

Ketika terjadi pemadaman listrik oleh PLN pada malam hari, maka hal ini akan sangat
mengganggu terlebih ketika kita sedang belajar. Ketika belajar kita membutuhkan
pencahayaan yang cukup. Bahkan jika dibutuhkan kita juga membutuhkan lampu yang
serbaguna, lampu yang lebih redup untuk tidur dan yang lebih terang untuk beraktivitas.
untuk itu dibuatlah lampu belajar serbaguna. Selain digunakan untuk belajar, lampu ini
juga bisa diatur untuk memberikan cahaya yang lebih terang atau lebih redup.

RUMUSAN MASALAH

................................................................................................................................................................................

HIPOTESIS

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

VARIABEL

VARIABEL MANIPULASI :
VARIABEL RESPON :
VARIABEL KONTROL :

ALAT DAN BAHAN

1. Lampu : 4 buah
2. Potensio : 1 buah
3. Saklar : 1 buah
4. Baterai : 2-3 buah
5. Multimeter : 1 buah
6. Kabel : secukupnya
RANCANGAN EKSPERIMEN

LANGKAH EKSPERIMEN

1. Rangkai alat dan bahan sesuai rancangan eksperimen


2. Ukur besar tegangan baterai yang digunakan
3. Ukur besar hambatan potensio yang digunakan
4. Hubungkan saklar dan amati nyala lampu
5. Ukurlah arus pada masing-masing lampu
6. Ulangi langkah langkah 3-5 untuk besar hambatan potensio yang berbeda.

TABEL PENGAMATAN

NO V (Volt) R (ohm) I (A) Nyala Lampu

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................

KESIMPULAN

................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................
KUNCI LEMBAR KERJA SISWA(LKS)
LAMPU BELAJAR SERBAGUNA

MASALAH

Ketika terjadi pemadaman listrik oleh PLN pada malam hari, maka hal ini akan sangat
mengganggu terlebih ketika kita sedang belajar. Ketika belajar kita membutuhkan
pencahayaan yang cukup. Bahkan jika dibutuhkan kita juga membutuhkan lampu yang
serbaguna, lampu yang lebih redup untuk tidur dan yang lebih terang untuk beraktivitas. untuk
itu dibuatlah lampu belajar serbaguna. Selain digunakan untuk belajar, lampu ini juga bisa
diatur untuk memberikan cahaya yang lebih terang atau lebih redup.

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana pengaruh besar nilai hambatan potensio terhadap nyala lampu ?

HIPOTESIS

Semakin besar nilai hambatan potensio maka nyala lampu semakin redup.

VARIABEL

VARIABEL MANIPULASI : besar nilai hambatan potensio


VARIABEL RESPON : besar nilai arus pada masing-masing lampu, nyala lampu.
VARIABEL KONTROL : besar nilai baterai, panjang dan jenis kabel, jumlah lampu.

ALAT DAN BAHAN

1. Lampu : 4 buah
2. Potensio : 1 buah
3. Saklar : 1 buah
4. Baterai : 2-3 buah
5. Multimeter : 1 buah
6. Kabel : secukupnya

RANCANGAN EKSPERIMEN
LANGKAH EKSPERIMEN

7. Rangkai alat dan bahan sesuai rancangan eksperimen


8. Ukur besar tegangan baterai yang digunakan
9. Ukur besar hambatan potensio yang digunakan
10. Hubungkan saklar dan amati nyala lampu
11. Ukurlah arus pada masing-masing lampu
12. Ulangi langkah langkah 3-5 untuk besar hambatan potensio yang berbeda.

TABEL PENGAMATAN

NO V (Volt) R (ohm) I (A) Nyala Lampu


Lampu 1 : 0,75
Lampu 2 : 0,75
1 1 Sangat terang
Lampu 3 : 0,75
Lampu 4 : 0,75
Lampu 1 : 0,375
Lampu 2 : 0,375
2 2 Terang
Lampu 3 : 0,375
Lampu 4 : 0,375
6
Lampu 1 : 0,25
Lampu 2 : 0,25
3 3 Cukup terang
Lampu 3 : 0,25
Lampu 4 : 0,25
Lampu 1 : 0,1875
Lampu 2 : 0,1875
4 4 Redup
Lampu 3 : 0,1875
Lampu 4 : 0,1875

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Semakin besar nilai hamabatan potensio yang digunakan maka nyala lampu semakin redup.
Hal ini karena nilai hambatan berbanding terbalik dengan nilai arusnya (V=I.R). Semakin besar
nilai hamabatan yang digunakan nilai arusnya semakin kecil. Karena lampu dipasang secara
paralel, maka terjadi pembagian arus pada percabangan tiap lampu. Jika lampu yang digunakan
memiliki hambatan yang sama, maka pembagian arusnya akan sejumlah lampu yang digunakan.
Hal ini berlaku hukum kirchoff.

KESIMPULAN

Semakin besar nilai hamabatan potensio yang digunakan maka nyala lampu semakin redup.
Hal ini disebabkan karena nilai hambatan berbanding terbalik dengan nilai arusnya.
INSTRUMEN PENILAIAN
a. Lembar Pengamatan Sikap
LEMBAR PENILAIAN SIKAP

Nama Siswa : _________________________________

No. Absen : _______

Kelas : _______

Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-
hari

No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan


1 Menunjukkan rasa syukuri dalam
kehidupan sehari-hari
2 Menunjukkan rasa ingin tahu
3 menunjukkan kejujuran dalam
belajar dan bekerja baik secara
individu maupun berkelompok
4 menunjukkan tanggungjawab
dalam belajar dan bekerja baik
secara individu maupun
berkelompok
5 menunjukkan keaktifan dalam
belajar dan bekerja baik secara
individu maupun berkelompok
Jumlah Skor
Rubrik Penilaian Sikap:
No Aspek yang dinilai Rubrik
1 Menunjukkan rasa 3: menunjukkan ekspresi dan/atau ungkapan verbal
syukuri dalam yang menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan
kehidupan sehari- 2: belum secara eksplisit menunjukkan ekspresi
hari kekaguman atau ungkapan syukur, namun menaruh
minat terhadap adanya hukum Pascal yang
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
1: belum menunjukkan ekspresi kekaguman, menaruh
minat terhadap adanya hukum Pascal yang
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,
mengungkapkan verbal yang menunjukkan rasa
syukur terhadap Tuhan
2 Menunjukkan rasa 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias,
ingin tahu terlibat aktif dalam kegiatan kelompok
2: menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu
antusias, dan baru terlibat aktif dalam kegiatan
kelompok ketika disuruh
1: tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit
terlibat aktif dalam kegiatan kelompok walaupun
telah didorong untuk terlibat
3 Menunjukkan 3: Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan
kejujuran dalam sesuai kemampuan
belajar dan bekerja 2: Mengerjakan tugas yang diberikan secara subyektif
baik secara individu namun sesuai kemampuan
maupun 1: Mengerjakan tugas yang diberikan secara obyektif dan
berkelompok sesuai kemampuan
4 Menunjukkan 3: Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan hasil
tanggungjawab terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu dan
dalam belajar dan menampilkan hasil tugas yang apa adanya secara tepat.
bekerja baik secara 2: Menampilkan tugas apa adanya namun kurang
individu maupun berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
berkelompok dengan baik.
1 : Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas, dan tugas tidak disajikan dengan
baik.
5 menunjukkan 3: Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan
keaktifan dalam gagasan atau ide
belajar dan bekerja 2: Aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan
baik secara individu gagasan atau ide,
maupun 1: Tidak aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
berkelompok mengemukaan gagasan atau ide,

Nilai = x 100
b. Lembar Penilaian Diri

LEMBAR PENILAIAN DIRI

Nama Siswa : _________________________________


No. Absen : _______
Kelas : _______

Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-
hari
Kadang- Tidak
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai
kadang pernah
Saat guru
menjelaskan saya
memperhatikan
Saat guru
menjelaskan saya
mencatat
Saat guru
memberikan latihan
soal, saya
mengerjakannya
Saat guru
memberikan tugas
kelompok, saya aktif
bekerja dalam
kelompok
Saat presentasi tugas
kelompok saya aktif
menjawab
Saya mengerjakan
tugas tanpa melihat
jawaban teman lain
Jumlah Skor
Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang () pada masing-
masing aspek, dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :

Penilaian Skor
Selalu 4
Sering 3
Kadang- Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
2
kadang

Tidak =
1
Pernah
c. Lembar Penilaian Peserta Didik oleh teman sejawat

LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT

Nama Siswa : _________________________________


No. Absen : _______
Kelas : _______

Petunjuk
Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti
Berilah tanda cek ( ) sesuai dengan kondisi dan keadaan kalian sehari-
hari
Kadang- Tidak Jumlah
Aspek penilaian Selalu Sering Nilai Ket
kadang pernah skor
Apakah temanmu
mendengarkan
penjelasan guru saat
di jelaskan?
Apakah temanmu
mencatat saat
diterangkan?
Apakah temanmu
mengerjakan latihan
soal yang diberikan
oleh guru?
Apakah temanmu
aktif bekerja dalam
kelompok?
Apakah temanmu
aktif menjawab
dalam presentasi
hasil diskusi yang
telah kalian
lakukan?
Apakah temanmu
mengerjakan tugas
mereka masing-
masing secara
mandiri?
Penilaian dilakukan dengan memberikan tanda centang () pada masing-
masing aspek, dengan ketentuan pemberian skor sesuai tabel berikut :

Penilaian Skor
Selalu 4 Pemerolehan nilai sesuai dengan rumus :
Sering 3

Kadang- =
kadang
2
Tidak
1
Pernah
PENILAIAN PSIKOMOTOR (KETERAMPILAN)

FORMAT PENILAIAN KINERJA MELAKUKAN PRAKTIKUM

Skor yang di berikan


Aspek yang dinilai
1 2 3
Merangkai alat
Pengamatan
Data yang diperoleh
Kesimpulan
Hasil (Produk)

RUBRIK PENILAIAN

Skor yang di berikan


Aspek yang dinilai
1 2 3
Rangkaian alat
Rangkaian alat
benar, tetapi tidak
Merangkai alat Rangkaian alat benar, rapi, dan
rapi atau tidak
tidak benar memperhatikan
memperhatikan
keselamatan kerja
keselamatan kerja
Pengamatan
Pengamatan cermat
Pengamatan Pengamatan tidak cermat, tetapi
dan bebas
cermat mengandung
interpretasi
interpretasi
Data lengkap, Data lengkap,
Data yang Data tidak tetapi tidak terorganisir, dan
diperoleh lengkap terorganisir, atau ditulis dengan
ada yang salah tulis benar
Sebagian
Kesimpulan Tidak benar atau kesimpulan ada Semua benar atau
tidak sesuai tujuan yang salah atau sesuai tujuan
tidak sesuai tujuan
Hasil alat tidak Hasil alat benar,
Hasil alat benar,
benar atau tidak tetapi tidak rapi
Hasil (Produk) rapi, dan
dapat digunakan atau tidak
memperhatikan
dalam kehidupan memperhatikan
keselamatan kerja
sehari-hari keselamatan kerja
SERTIFIKAT
Diberikan Kepada Kelompok :

....................................
Sebagai penghargaan dengan prestasi :

GOOD TEAM
Dalam Rangka mengikuti kerja kelompok pada kegiatan
pembelajaran model kooperatif di SMA Negeri

Surabaya, Juni 2015

Kepala Sekolah Guru SMA

Dra. Hj. Hermin Budiningarti, M.Pd. Choirul Fatmawati, S.Pd


NIP : 195403041983032002 NIP : 12030184047
SERTIFIKAT
Diberikan Kepada Kelompok :

....................................
Sebagai penghargaan dengan prestasi :

GREAT TEAM
Dalam Rangka mengikuti kerja kelompok pada kegiatan
pembelajaran model kooperatif di SMA Negeri

Surabaya, Juni 2015

Kepala Sekolah Guru SMA

Dra. Hj. Hermin Budiningarti, M.Pd. Choirul Fatmawati, S.Pd


NIP : 195403041983032002 NIP : 12030184047
SERTIFIKAT
Diberikan Kepada Kelompok :

....................................
Sebagai penghargaan dengan prestasi :

SUPER TEAM
Dalam Rangka mengikuti kerja kelompok pada kegiatan
pembelajaran model kooperatif di SMA Negeri

Surabaya, Juni 2015

Kepala Sekolah Guru SMA

Dra. Hj. Hermin Budiningarti, M.Pd. Choirul Fatmawati, S.Pd


NIP : 195403041983032002 NIP : 12030184047

Anda mungkin juga menyukai