Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN FISIKA

“Model Pengajaran Langsung”

Disusun oleh:

Nama : Muliana Razaq

NIM : 1612040022

Kelas : Pendidikan Fisika B

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2018
A. Pendahuluan
Salah satu komponen penting dalam kurikulum pembelajaran adalah
model pembelajaran. Karena melalui model pembelajaran, guru dapat
membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara
berfikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Pemilihan model yang tepat dalam pembelajaran tentu saja
berorientasi pada tujuan pembelajaran termasuk tujuan setiap materi yang akan
diberikan pada siswa. Dari beberapa model pengajaran yang baru, salah satu
bentuk model penyajian materi yang penting untuk diketahui adalah model
pengajaran langsung (Direct instruction).
Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk
mengembangkan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif.
Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu sedangkan
pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan
sesuatu yang keduanya berstruktur dengan baik dapat dipelajari selangkah
demi selangkah (Nur, 2000: 4-5).
Model pengajaran langsung menekankan kepada proses penyampaian
materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Model ini merupakan
bentuk dari pendekatan pengajaran yang berorientasi kepada guru (teacher
centered approach). Dikatakan demikian, sebab guru memegang peran yang
sangat dominan. Melalui model ini guru menyampaikan materi pembelajaran
secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat
dikuasai siswa dengan baik.
Kita sering mendengar atau membaca bahkan menggunakan istilah
model pengajaran langsung, akan tetapi dalam prakteknya, model pengajaran
yang digunakan tidak sesuai dengan teorinya. Hal ini dapat disebabkan karena
kurang pahamnya guru dalam mempelajari model pengajaran langsung. Untuk
itulah dalam makalah ini akan dijelaskan tentang model pengajaran langsung
meliputi pengertian, sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung,
dampak intruksional dan dampak pengiring.

B. Kajian Model Pengajaran Langsung


1. Definisi Model Pengajaran Langsung
Model pembelajaran langsung menurut Arends (Trianto, 2011 : 29)
adalah “Salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan
deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang
dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi
selangkah”. Oleh karenanya dalam konsep pengajaran langsung materi
bukan hanya disampaikan dengan metode ceramah dan mencatat saja,
melainkan siswa juga diajarkan untuk mereview materi yang telah
disampaikan oleh guru dalam urutan langkah yang telah disederhanakan,
penguasaan materi yang telah diajarkan menjadi syarat bagi siswa untuk
dapat melanjutkan kepelajaran berikutnya.
Menurut Killen (dalam Iru dan Arihi 2012:155) menyatakan model
pembelajaran langsung adalah teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan
pengetahuan dari guru kepada murid secara langsung, misalnya melalui
ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab) yang melibatkan seluruh kelas.
Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran
langsung adalah program yang paling efektif untuk mengukur pencapaian
keahlian dasar, keahlian dalam memahami suatu materi dan konsep diri
sendiri. Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh pendidik,
artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran.
Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif
dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya
kepada seluruh peserta didik dalam kelas.
Menurut Kardi dan Nur (2000: 13) Model pengajaran langsung
merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat
diajarkan selangkah demi selangkah.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa model
pengajaran langsung adalah model pembelajaran yang merujuk pada pola-
pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau
keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa yang dapat diajarkan
selangkah demi selangkah.

2. Sintaks Model Pengajaran Langsung


Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce
dan Weil (1996), sebagai berikut:
Tahap Pertama : Orientation (Orientasi). Sebelum menyajikan dan
menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru
memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan
disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa:
(1) Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan
dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa;
(2) Mendiskusikan atau menginformasikan tujuan pelajaran;
(3) Memberikan penjelasan/arahan mengenai kegiatan yang akan
dilakukan;
(4) Menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan
yang akan dilakukan selama pembelajaran; dan
(5) Menginformasikan kerangka pelajaran.
Tahap Kedua: Presentation (Presentasi). Pada fase ini guru dapat
menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun
keterampilan. Penyajian materi dapat berupa:
(1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat
dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek;
(2) pemberian contoh-contoh konsep;
(3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau
penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas; dan
(4) menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.
Tahap Ketiga : Structured Practice (Latihan terstruktur). Pada fase ini
guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang
penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon
siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan
mengoreksi respon siswa yang salah.
Tahap keempat: Guided Practice (Latihan terbimbing). Pada fase ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau
keterampilan. Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk
mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase
ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika
diperlukan.
Tahap Kelima: Independent Practice (Latihan mandiri). Pada fase ini
siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa
jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase
bimbingan latihan.
Pembelajaran langsung memiliki pola urutan kegiatan yang sistematis
untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau
peserta didik, agar pembelajaran langsung tersebut terlaksana dengan baik.
Menurut Kardi & Nur (Trianto 2011:31) fase-fase pada model pembelajaran
langsung dapat dilihat pada Tabel 1. :
Tabel 1

No Fase Peran Guru


.
1. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Menjelaskan Tujuan, Materi
dan mempersiapkan siswa Prasyarat, memotivasi siswa,
dan mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan Pengetahuan Mendemonstrasikan
dan Keterampilan keterampilan atau
menyajikan informasi tahap
demi tahap
3. Membimbing Pelatihan Merencanakan dan
memberikan bimbingan
pelatihan awal
4. Mengecek pemahaman dan Mengecek kemampuan siswa
memberikan umpan balik dan memberikan umpan balik
5. Memberikan latihan dan penerapan Mempersiapkan latihan untuk
konsep siswa dengan menerapkan
konsep yang dipelajari pada
kehidupan sehari-hari.
Sumber: Kardi & Nur (Trianto 2011:31)

3. Sistem Sosial
Sistem sosial dalam model pembelajaran langsung ini benar-benar
terstruktur, karena guru menuntun siswa melalui contoh dan langkah-
langkah didalamnya, pada model ini guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri dan keterampilan
baru ketika belajar. Dalam pembelajaran siswa saling bekerja sama dalam
memecahkan sebuah masalah yang dituntun guru. Selain itu, adanya
kegiatan tanya jawab akan memperlancar pembelajaran.

4. Prinsip Reaksi
Prinsip-prinsip reaksi menjelaskan bagaimana sebaiknya guru
memandang peserta didik dan bagaimana merespon hal-hal yang dilakukan
peserta didik. Guru menyampaikan informasi dan siswa menerima informasi
yang diberikan, karena guru sebagai pengarah dan pembimbing. Guru
menghargai dan merespon siswa yang mengajukan suatu pertanyaan,
menjawab pertanyaan dan aktif dalam pembelajaran. Guru yang efektif
mampu memberikan respons balik yang lebih baik dan tidak akan
memberikan jawaban langsung pada kesalahan yang diperbuat siswa,
misalnya dengan memberi jawaban yang benar kepada siswa yang
memberikan respon kurang tepat.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran.
 Memotivasi dan memusatkan perhatian siswa.
 Mendemonstrasikan dan menyajikan informasi setahap demi setahap.
 Merencanakan dan memberikan bimbingan pelatihan awal.
 Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik dan
memberikan umpan balik.
 Memberikan latihan mandiri berupa pekerjaan rumah.
 Menyediakan pengetahuan mengenai hasil-hasil.
 Membantu siswa mengandalkan diri mereka sendiri.
 Melakukan penguatan.

5. Sistem Pendukung
Sistem pendukung menjelaskan hal-hal yang diperlukan sebagai
tambahan terhadap model yang berkaitan dengan pendukung keterampilan
peserta didik. Sistem pendukung ini meliputi media dan perangkat
pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran langsung. Media
pembelajaran dimaksudkan untuk mempermudah siswa menerima konsep-
konsep atau bentuk-bentuk materi yang harus diterimanya selama proses
pembelajaran berlangsung. Media ini pula akan membantu guru dalam
menarik perhatian siswa dalam materi ajar yang disampaikan. Contoh media
yang sering digunakan ialah power point, alat peraga dan lain sebagaianya.
Perangkat pembelajaran lain yang dapat digunakan oleh guru dalam model
pembelajaran langsung ialah pemberian tugas kepada siswa baik berupa
portofolio maupun berupa lembar kerja siswa (LKS).

6. Dampak Intruksional dan Dampak Pengiring


Dalam Joyce, Bruce, Weil Marsha, and Emily Calhoun. 2009.
Model’s of Teaching (Model-model Pengajaran). Mengatakan bahwa Model
ini sebagaimana namanya, adalah bimbingan dan pemberian respon balik
secara langsung. Rancangannya dibentuk untuk meningkatkan dan
memelihara motivasi melalui aktivitas mengandalkan diri sendiri dan
penguatan ingatan terhadap materi-materi yang telah dipelajari. Melalui
kesuksesan dan respon balik positif, model ini mencoba memperkaya
penghargaan diri siswa.
Dampak instruksional :
 Meningkatkan keterampilan dasar dan keterampilan akademik siswa.
 Membangun minat dan menimbulkan rasa ingin tahu
 Merangsang siswa untuk berpikir cepat.
Dampak pengiring :
 Meningkatkan kemampuan berfikir kritis.
 Meningkatkan kreativitas siswa.
 Melalui kesuksesan dan respon balik positif, dapat memperkaya
penghargaan diri siswa.
7. Kelebihan dan Kekurangan Model Pangajaran Langsung
Kelebihan :
 Dengan model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan
urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
 Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
 Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam
waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh
siswa.
 Siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran dengan jelas.
 Waktu untuk berbagi kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan
ketat.
 Kinerja siswa dapat dipantau secara cermat. Model pengajaran langsung
yang menekankan kegiatan mendengar (misalnya ceramah) dan
mengamati (misalnya demonstrasi) dapat membantu siswa yang cocok
belajar dengan cara-cara ini.
 Model pengajaran langsung (terutama demonstrasi) dapat memberi siswa
tantangan untuk mempertimbangkan kesenjangan yang terdapat di antara
teori (yang seharusnya terjadi) dan observasi (kenyataan yang mereka
lihat).
 Demonstrasi memungkinkan siswa untuk berkonsentrasi pada hasil-hasil
dari suatu tugas dan bukan teknik-teknik dalam menghasilkannya. Hal ini
penting terutama jika siswa tidak memiliki kepercayaan diri atau
keterampilan dalam melakukan tugas tersebut.
 Model pengajaran langsung bergantung pada kemampuan refleksi guru
sehingga guru dapat terus menerus mengevaluasi dan memperbaikinya.

Keterbatasan:
 Karena guru memaikan peranan pusat dalam model ini, maka kesuksesan
pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak
siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias dan terstruktur, siswa dapat
menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran akan
terhambat.
 Model Pengajaran langsung sangat bergantung pada gaya komunikasi
guru. Komunikator yang kurang baik cenderung menjadikan
pembelajaran yang kurang baik pula.
 Jika materi yang disampaikan bersifat kompleks, rinci atau abstrak,
Model Pengajaran pengajaran mungkin tidak dapat memberikan siswa
kesempatan yang cukup untuk memproses dan memahami informasi
yang disampaikan.
 Strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berfikir kritis.
 Jika terlalu sering digunakan Model Pengajaran langsung akan membuat
siswa percaya bahwa guru akan memberitahu siswa semua yang perlu
diketahui. Hal ini akan menghilangkan rasa tanggung jawab mengenai
pemebelajan siswa itu sendiri.
 Demonstrasi sangat bergantung pada keterampilan pengamatan siswa.
Sayangnya, banyak siswa bukanlah merupakan pengamat yang baik
sehingga dapat melewatkan hal-hal yang dimaksudkan oleh guru.

C. Penutup
Model pengajaran langsung adalah model pembelajaran yang merujuk
pada pola-pola pembelajaran di mana guru banyak menjelaskan konsep atau
keterampilan kepada sejumlah kelompok siswa yang dapat diajarkan selangkah
demi selangkah. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk
menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural
dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik. Karakteristik model
pengajaran langsung : sintaks, sistem sosial, prinsip reaksi, sistem pendukung,
dampak intruksional dan dampak pengiring.
Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce
dan Weil (1996) ada 5, yaitu orientasi, presentasi, latihan terstruktur, latihan
terbimbing, dan latihan mandiri. Sedangkan menurut Kardi & Nur (Trianto
2011:31) fase-fase pada model pembelajaran langsung yaitu menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan
pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman
dan memberikan umpan balik, serta memberikan latihan dan penerapan
konsep.
Dengan model pengajaran langsung, guru mengendalikan isi materi
dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga guru dapat
mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
Keuntungan utama dari pengajaran langsung adalah guru dapat mengatur
jalannya pembelajaran sehingga siswa dapat terfokus pada prestasi mereka di
bidang akademik, namun karena guru adalah pusat dan penentu keberhasilan
dalam proses pembelajaan menjadikan hal ini sekaligus sebagai kelemahan
utama dari pengajaran langsung, karena keterlibatan siswa yang rendah dalam
pembelajaran sehingga siswa tidak dapat mengembangkan kemampuan dalam
diri mereka.
DAFTAR PUSTAKA

B.Uno, Hamzah. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching.
Diterjemahkan oleh Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza. Englewood Cliffs,
New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Iru, La. Arihi, La Ode Safiun. 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode,
Strategi, dan Model-model Pembelajaran. Bantul: Multi Presindo.

Joyce, Bruce and Weil, Marsha. 1996. Models of Teaching. Boston : Allyn and


Bacon.

Kardi, Soeparman dan Mohammad Nur. 2000. Pengajaran Langsung. Surabaya:


Universitas Negeri Surabaya Universiti Press.

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitis.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai