SKRIPSI
Oleh :
CHANTIKA CITRA WAHYUNI
1714080005
i
PENGESAHAN TIM PENGUJI MUNAQASYAH
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
iii
KATA PENGANTAR
BUNGO”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar
hayatnya.
yang tiada tara kepada orangtuaku tercinta : Bapak Yudi Efriyadi, ST dan Ibuk
Depi Eriyani, SH yang telah memberikan do’a yang tulus bagi penulis,
memotivasi dan selalu memberikan semangat serta dukungan moril dan materil
Ribuan penghargaan yang tak terbatas dan ucapan terimakasih yang tulus
dan ikhlas kepada pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungan dalam
1. Ibu Dr. Milya Sari, S. Pd, M.Si selaku pembimbing I sekaligus Penasehat
2. Ibu Dr. Hj. Prima Aswirna, S.Si, M.Sc selaku Ketua Jurusan Tadris IPA
Fisika Ibu Pipi Deswita, M.Pd selaku Sekretaris Tadris IPA Fisika dan
iv
3. Bapak Yasmadi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN IB Padang.
4. Bapak Rilci Kurnia Illahi, M.Pd dan Bapak Zulpadrianto, M.Si yang telah
berharga.
keluarga besar, serta kedua adikku Mutiara Ramadhani.Y dan Diego Rizki
Perdana.Y. Rekan seperjuangan Susi Susanti, Azizah Rana Haura, Ezi Hidayatul
Husna, Radila Rahmadani, Alpajri Abdul Aziz,SH , Harambir Team, dan teman-
teman kelas fisika A’17 yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu. Kos-kosan
bundo, mami, pink yang menjadi saksi bisu perjuangan dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................68
A. Deskripsi Data ..................................................................................68
B. Analisis Data ....................................................................................74
C. Pembahasan ......................................................................................78
BAB V PENUTUP .................................................................................................82
A. Kesimpulan.......................................................................................82
B. Saran .................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................84
Lampiran ................................................................................................88
vii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I ........................................................................................................89
LAMPIRAN II .......................................................................................................91
LAMPIRAN III ......................................................................................................93
LAMPIRAN IV ......................................................................................................99
LAMPIRAN V .....................................................................................................126
LAMPIRAN VI....................................................................................................132
LAMPIRAN VII ..................................................................................................167
LAMPIRAN VIII .................................................................................................169
LAMPIRAN IX ....................................................................................................171
LAMPIRAN X .....................................................................................................175
LAMPIRAN XI....................................................................................................176
LAMPIRAN XII ..................................................................................................178
LAMPIRAN XIII .................................................................................................181
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terhadap alam melalui manusia. Literasi sains sangat penting sebagai keterampilan
yang harus dimiliki siswa di abad ke 21 dari tingkat sekolah dasar sampai
dan komunikasi1. Literasi sains ini menuntut kemampuan seseorang untuk dapat
untuk memecahkan masalah sehingga memiliki sikap dan kepekaan yang tinggi
pertimbangan-pertimbangan sains2.
Berdasarkan hasil studi literasi sains yang diadakan oleh Programe for
1
Lestari, H, “Literasi sains siswa melalui penerapan model pembelajaran blended learning
dengan blog”, NATURALISTIC: Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, 4(2b),
2020, h.597-598
2
Toharudin, U., 2011 “ Membangun literasi sains peserta didik”, Bandung:Humaniora, h.1
3
Wulandari, N,. “Analisis kemampuan literasi sains pada aspek pengetahuan dan kompetensi
sains siswa smp pada materi kalor.”, Edusains, 8(1), 2016, h. 63-73
1
Hasil PISA tahun 2018 untuk kompetensi sains, Indonesia menempati
secara nasional baru 25,38% literasi sains yang dinilai cukup, sementara 73,61%
Aspek terjadinya semua itu disebabkan oleh banyak hal faktor-faktor yang
metode dan model pengajaran oleh guru, sarana dan fasilitas belajar4.
Pembelajaran secara tatap muka terhadap literasi sains siswa bersama guru
sains, sehingga akan memiliki kinerja kompetitif yang lebih tinggi5. Metode
teacher center yang selama ini ditemukan dilapangan menyebabkan siswa pasif
peserta didik6. Kekurangan materi ajar yang dapat melatih literasi sains siswa ini
sebagian besar masih terbatas pada materi buku ajar atau teks saja, penerapan
4
Narut, Y. F, “Literasi sains peserta didik dalam pembelajaran ipa di Indonesia”, JIPD (Jurnal
Inovasi Pendidikan Dasar), 3(1), 2019, h.65
5
Nurhasanah, “Perkembangan Penelitian Literasi Sains Dalam Pembelajaran Fisika di
Indonesia”, Edusains, 12(1), 2020, h.39-46.
6
Hapsari, D. D., “Pengaruh pembelajaran berbasis proyek berbantuan modul daur ulang limbah
pada literasi sains”, Journal of Biology Education, 5(3), 2016, h.303
2
literasi sains yang seperti ini belum sepenuhnya menyentuh jiwa perserta didik7.
pelaksaan ini untuk memastikan hak anak untuk tetap mendapatkan layanan
psikososial bagi pendidik, perserta didik dan orang tua/wali. Pedoman ini
aoleh satuan pendidikan, guru, perserta didik dan orang tua dalam pelaksanaan.
dilapangan saat ini pemberian tugas yang lebih banyak dan waktu pengerjaan
tugas yang sempit dan informasi pengumpulan tugas yang mendadak, juga
menjadi keluhan siswa, karena tidak hanya siswa yang sedang beradaptasi dengan
proses belajar yang baru dilain pihak, guru-guru pun tidak semuanya telah terbiasa
dengan penggunaan media yang membantu proses pembelajaran jarak jauh (PJJ)9.
proses belajar10. Pembelajaran fisika mempunyai materi yang sangat padat dan
7
Kristyowati, R,” Pembelajaran literasi sains melalui pemanfaatan lingkungan, Scholaria: Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 9(2), 2019, h.183-191
8
Kemendikbud, 18 Mei 2020, Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 SE Tentang Pedoman
Penyelenggaran Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19)
9
Megawanti, P.,”Persepsi Peserta Didik Terhadap PJJ pada Masa Pandemi Covid 19” Faktor:
Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(2), 2020, h.78-79
10
Indriani, T. M.,’’Implementasi blended learning dalam program pendidikan jarak jauh pada
jenjang pendidikan menengah kejuruan” Educational Technologia, 2(2), 2018, h.131
3
waktu pembelajaran yang terbatas. Keterbatasan waktu pelajaran yang hanya
berlangsung selama 30 menit dan sistem sekolah yang menggunakan shift dimasa
pembelajaran yang tidak tuntas yaitu pada materi Hukum Termodinamika dan
keterbatasan ruang dan waktu yang berorientasi kepada kemampuan literasi sains,
yaitu bahan ajar yang memadukan antara kegiatan tatap muka dan online.
fisika ibu Efisnawati, S.Pd di SMA 1 BUNGO pada tanggal 8 Juni 2021. Selama
proses pembelajaran fisika secara daring pendidik hanya memberi tugas berupa
soal-soal latihan yang ada di LKS atau buku paket, kemudian diupload ke website
daring seperti ini masih belum berjalan dengan baik, dan hasilnya belum sesuai
dengan yang diharapkan. Dikarenakan tidak adanya alternatif lain yang dilakukan
pendidik untuk tetap bisa melakukan pembelajaran materi fisika dalam kondisi
belajar daring.
sangat sulit dipahami, minimnya waktu pembelajaran dikelas pada saat tatap
muka, serta tugas yang diberikan pada saat shift belajar dirumah membuat kami
merasa bosan, malas mengerjakan tugas, mengantuk, dan sibuk dengan hanphone
masing-masing.
4
Berdasarkan wawancara terhadap pendidik dan peserta didik maka dapat
aplikasi BDR tidak terjadi interaksi dan akibatnya perserta didik banyak yang
menyebabkan literasi sains perserta didik juga rendah hal tersebut, dikarenakan
keterkaitan antar keduanya yang mana pendidikan sains sangat kognitif yang
berdampak pada hasil belajar dilihat dari hasil ketuntasan berdasarkan ujian mid
Berdasarkan tabel 1.1 tersebut bahwa masih banyak peserta didik kelas XI
SMAN 1 BUNGO yang memiliki hasil belajar yang tergolong belum tuntas.
Mengantisipasi permasalahan dimana website BDR yang tidak dapat diakses serta
11
Nofiana, M.,”Upaya peningkatan literasi sains siswa melalui pembelajaran berbasis
keunggulan lokal”, Biosfer: Jurnal Tadris Biologi, 9(1), 2018, h.25
5
keterbatasan waktu maka, solusi terbaik untuk saat ini yaitu dibutuhkan model
ialah pembelajaran blended learning ini dapat berlangsung secara daring dan
luring12 sedangkan PJJ harus memilih salah satunya. Pembelajaran ini bisa kita
manfaatkan yaitu dengan menyediakan bahan ajar pada situs jejaring sosial
menyediakan lingkungan belajar yang ramah (bebas dari was-was dan malu),
aman, rahasia (grup hanya untuk anggota saja), dan dapat terjadi diskusi13. Hal
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdahulu oleh Puput Kartika maka
didapatkan hasil sangat efektif dan menggunakan tes literasi sains untuk melihat
6
penelitian dengan judul “Penerapan Model Blanded Learning dengan Facebook
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dibuat identifikasi masalah sebagai
berikut :
media pembelajaran.
4. Bahan ajar terbatas pada buku paket dan LKS yang belum melatih literasi
sains siswa
C. Batasan Masalah
berikut :
c. Subjek peneliti adalah peserta didik kelas XI MIPA 4 dan MIPA 5 SMAN
1 BUNGO
7
D. Rumusan Masalah
penulis merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut “Apakah literasi sains
perserta didik yang diajar menggunakan MBL-Fb lebih baik dari yang diajarkan
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi sains perserta didik yang
diajar menggunakan MBL-Fb lebih baik dari pada yang diajarkan menggunakan
F. Manfaat Penelitian
a. Teoritis
b. Manfaat praktis
1) Bagi pendidik :
didik.
8
2) Bagi perserta didik :
alternatif.
dicapai.
pertemuan.
9
b) Pembelajaran online (e-learning), adalah pembelajaran yang di lakukan
10
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teoritis
1. Hakikat IPA
dikelas.
dimaksud dengan proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Dan
sains sebagai sikap ilmiah adalah penanaman sikap dalam diri perserta
didik dalam proses pembelajaran IPA.
untuk partisipasi dalam masyarakat diera digital dan perserta didik juga
Sumber daya manusia dibutuhkan dalam era abad 21 adalah smber daya
2. Pembelajaran Fisika
sulit dan juga kurang menarik serta membosankan oleh peserta didik2. Fisika
sebagai salah satu cabang dari IPA yang mempelajari gejala-gejala alam dan
peristiwa alam baik yang dapat dilihat maupun yang bersifat abstrak3.
dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis berupa penemuan,
1
Opcit, Kristyowati, R., h.183-191
2
Bøe, M. V, ”Actual versus implied physics students: How students from traditional physics
classrooms related to an innovative approach to quantum physics”, Science Education, 102(4),
2018, h.649-667
3
Nurqomariah, N, “Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode Eksperimen
Terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Mataram Tahun Pelajaran
2014/2015”, Doctoral dissertation, Universitas Mataram, 1(1), 2015, h.173-79
4
Argaw, A. S, “The effect of problem based learning (PBL) instruction on students’ motivation
and problem solving skills of physics”, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology
Education, 13(3), 2016, h.857-871
fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip serta prospek pengembangan lebih
siswa dan siswa mampu untuk memecahkan masalah fisika yang berkaitan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori
5
Opcit, Erwin, P., h. 172
6
Opcit, Nopiani, R., h.137-145
7
Suastra, I W, 2006, Belajar dan Pembelajaran Sains. Buku Ajar. Singaraja:Universitas Ganesha
sumber-sumber yang dapat digali dalam upaya penguasaan ilmu Fisika. Di
mengetahui tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan dari Allah SWT. Hal itu
seharusnya membuka pandangan umat Islam mengenai apa saja yang dapat
dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga umat Islam
yang akan dapat diambil oleh manusia dari gejala-gejala tersebut. Contohnya
tersebut memberikan gambaran kepada manusia bahwa langit dan bumi dunia
ini dahulunya adalah satu kemudian terpisah terbentuklah bumi dan langit
sebagai tempat hidup manusia. Didalam Fisika hal ini dikenal teori big bang
digambarkan di dalam Al-Qur’an ini sangat penting, karena hal itu untuk
sebagai hasil dari kolaborasi antara petunjuk Al-Qur’an dan kecerdasan akal
manusia.
3. Literasi sains
a. Pengertian
generasi baru, dimana generasi baru ini memiliki pemikiran dan sikap
generasi dengan pemikiran dan sikap ilmiah yang kuat agar mampu
9
Pratiwi, S. N., “Pembelajaran IPA abad 21 dengan literasi sains siswa”, Jurnal Materi dan
Pembelajaran Fisika, 9(1), 2019, h.37
bersaing dan mampu menentukan keputusan berdasarkan pengetahuan
b. Fungsi
menulis yang mendorong kinerja otak kita menjadi lebih optimal karena
2) Meningkatkan kemampuan
terutama ketika harus berkerja sama dengan orang lain atau tim.
c. Indikator
PISA 2006 dengan rincian indikator untuk tiap-tiap level seperti dalam
10
Deswita, D., “Validasi bahan ajar fisika berbasis inkuiri pada materi hukum newton tentang
gerak dan gravitasi untuk meningkatkan literasi sains”, Pillar of Physics Education, 11(3), 2018,
h.153-160
Tabel 2. 1 Deskripsi level profesiensi dan indikator literasi sains
Level Indikator Kompetensi
6 Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan pemahaman
sains dalam berbagai situasi kehidupan,menghubungkan
sumber informasi dengan penjelasan dan menggunakan bukti-
bukti dari sumber tersebut untuk menguatkan alasan,
menunjukkan konsistensi dan kejelasan dalam berfikir dan
berargumen, menerapkan pemahaman sainsnya untuk
memberikan solusi pada masalah-masalah dan teknologi yang
kompleks.
5 Mampu mengidentifikasi komponen sains dari masalah yang
kompleks, menerapkan konsep dan pemahaman sains untuk
mengatasi masalah, menunjukkan kemampuan inkuiri yang
baik, mengaitkan pengetahuan
dengan konteks, membuat penjelasan dengan menggunakan
bukti-bukti.
4 Berkerja dengan efektif dalam masalah terkait isu-isu dan
situasi menyangkut fenomena yang jelas; mengintegrasikan
penjelasan dari berbagai disiplin ilmu dan menghubungkannya
dengan aspek-aspek kehidupan nyata; merefleksikan tindakan
dan mengkomunikasikan pemikirannya dengan bukti-bukti.
3 Mengidentifikasi masalah yang cukup jelas pada berbagai
konteks; menyeleksi fakta dengan pengetahuan yang relevan
untuk menjelaskan fenomena dan menerapkan strategi inkuiri
atau model yang sederhana untuk mengatasi masalah;
menginterpretasi dan menerapkan konsep dari disiplin berbeda
secara langsung.
2 Menggunakan cukup pengetahuan sains untuk memberikan
penjelasan pada konteks yang sederhana dan mampu
mangambil kesimpulan berdasarkan investigasi sederhana.
1 Memberikan penjelasan yang cukup jelas dengan diikuti bukti
yang eksplisit; pemahaman sainsnya sangat terbatas pada
beberapa masalah yang familiar.
<1 Tidak mampu mengekspresikan literasi sains dan siswa pada
kondisi ini tidak mendapatkan keuntungan sama sekali dari
kegiatan belajar disekolah.
siswa terutama dalam bidang sains atau IPA. Untuk dapat mengukur
kemampuan literasi siswa dapat digunakan beberapa soal dari PISA, ada
11
Wahab A Jufri, 2017, “Belajar dan pembelajaran sains modal dasar menjadi guru profesional”,
Bandung:Pustaka Reka Cipta, h. 146
(a way of thinking), sains sebagai cara untuk menyelidiki (a way of
a. Pengertian
yang lainnya, selain blended learning ada istilah lain yang sering di
kurang maksimal13.
1) Kelebihan
pembelajaran.
dunia maya.
13
Ibid, Sari M., h.60
e) Kegiatan diskusi berlangsung secara online/offline dan
2) Kekurangan
teknologi.
perserta didik.
c. Komponen Dasar MBL-fb
Secara garis besar sintak MBL-Fb terdiri dari empat sesi. Sesi sebelum
diskusi tatap muka, Sesi diskusi tatap muka di kelas, sesi diskusi online
a. Fase
a. Fase perkenalan perkenalan
b. Fase eksplorasi b. Fase
c. Fase penutup eksplorasi
c. Fase penutup
Pada sesi ini pendidik akan menjelaskan segala hal yang berkaitan
fisika. Melalui tahapan yaitu fase perkenalan, fase eksplorasi dan fase
penutup.
didiskusikan adalah pembahasan soal soal yang tidak tuntas pada diskusi
tatap muka. Melalui tahapan fase perkenalan, fase eksplorasi dan penutup.
kegiatan belajar tatap muka di kelas (face to face) dengan kegiatan belajar
dalam Internet.
Ada banyak kelebihan yang dimiliki situs jejaring sosial facebook
menampilkan foto, video atau tautan dari website internet sesuai yang bisa
materi pembelajaran14.
perasaan, saling hujat menghujat antar teman, dan hal-hal lain yang tidak
memberikan manfaat bagi mereka sehingga waktu belajar tidak ada karena
asik dengan facebook. Hal ini tentu saja membuang waktu yang
profesionalisme guru15.
14
Ibid, Sari M., h. 68
15
Darmawan, D., “ Facebook Dan Ketuntasan Bimbingan Virtual Dalam Mencetak Ilmuan Masa
Agar siswa lebih termotivasi untuk belajar dan menciptakan proses
hasil belajar. Salah satu pemanfaatan media facebook adalah dengan cara
dan Gelombang mekanik. Adapun alasan peneliti memilih materi ini karena
adanya kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menyelesaikan soal materi
didik sering kali keliru dan ragu dalam menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan pada soal ke dalam simbol fisika, memahami maksud soal, serta
a. Hukum Termodinamika
2) Cakupan Materi
Konsep ini sudah lebih awal dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Ar-
Rahman ayat 9.
Menurut seorang ahli tafsir yakni tafsir Jalalayn dan Quraish Sihab
timbangan yang tidak boleh dikurang lebihkan. Jika tafsiran ini dikaitkan dengan
judul yang diajukan mengenai “entropi”. Maka ketika semuanya ingin seimbang
janganlah kau mengurangi atau menambahkan hal-hal ataupun zat-zat yang sudah
seimbang karena akan membuat ketidakseimbangan terjadi atau bisa kita sebut
tafsiran diatas yang mengatakan tidak boleh mengurang lebihkan sesuatu karena
b. Gelombang mekanik
2) Cakupan Materi
b. Pembiasan (refraksi)
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan
gelombang. Seperti pada peristiwa pemantula
n, gelombang yang datang menuju medium
yang berbeda akan dibiaskan, dan berlaku
hukum pembiasan gelombang, yang
berbunyi:
1) Gelombang datang, gelombang bias dan
garis normal (N) terletak pada satu bidang
datar.
2) Gelombang datang dari tempat yang dala
m (medium renggang) ke tempat yang da
ngkal (medium rapat), maka gelombang
akan dibiaskan mendekati garis normal
(sudut bias r < sudut datang i)
3) Gelombang datang dari tempat yang dang
kal (medium rapat) ke tempat yang dalam
(medium renggang), maka gelombang
akan dibiaskan menjauhi garis normal
(sudut bias r > sudut datang i)
d. Perpaduan (interferensi)
Interferensi adalah peristiwa perpaduan dua
atau lebih gelombang disuatu titik pada
medium. Interferensi dapat terjadi jika dua
buah gelombang yang berinterferensi
adalah koheren, artinya memiliki frekuensi
dan beda fase yang sama. Dengan
menggunakan prinsip super posisi
gelombang, maka interferensi dapat
dijelaskan.
1) Interferensi konstruktif, yaitu interferensi
yang saling menguatkan, terjadi jika
gelombang yang berinterferensi memiliki
fase yang sama.
2) Interferensi destruktif, yaitu interferensi
yang saling meniadakan, terjadi jika
gelombang yang berinterferensi memiliki
fase yang berlawanan.
e. Dispersi
Dispersi gelombang adalah perubahan bentuk
gelombang ketika gelombang merambat pada
suatu medium. Medium nyata yang gelomban
gnya merambat dapat disebut sebagai mediu
m non dispersi. dalam medium non dispersi,
gelombang mempertahankan bentuknya.
contoh medium non disperse adalah udara
sebagai medium perambatan dari gelombang
bunyi.
f. Polarisasi
Polarisasi gelombang adalah penyerapan seba
gian arah getar gelombang karena melalui seb
uah celah. Polarisasi gelombang hanya terjadi
pada gelombang tranversal saja. Itu artinya
polarisasi tidak dapat terjadi pada gelombang
longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi
. Polarisasi dapat terjadi karena pemantulan,
pembiasan, bias kembar, absorpsi selektif,
dan peristiwa bidang getar. Peristiwa
polarisasi
dapat divisualisasikan dengan membayangka
n gelombang travensal pada seutas tali.
Seutas tali digetarkan dengan melewati sebua
h celah sempit vertikal. Tali terlihat menyimp
ang seperti spiral. Setelah gelombang tali mel
ewati celah, hanya arah getar vertikal saja yan
g masih tersisa, sedangkan arah getar horizota
l diredam atau diserap oleh celah sempit terse
but. Gelombang yang keluar dari tali disebut
gelombang linear.
PRINSIP Besaran-besaran pada gelombang
1. Amplitudo (A)
Amplitudo adalah simpangan maksimum
gelombang yang memiliki satuan meter (m).
2. Panjang gelombang (λ)
Jika ditinjau dari gelombang transversal, panj
ang gelombang adalah jarak antara dua punca
k yang berdekatan atau jarak antara dua lemb
ah yang berdekatan. Pada gelombang longitu
dinal, panjang gelombang adalah jarak antara
pusat rapatan
ke rapatan berikutya atau pusat regangan ke p
usat regangan berikutnya
3. Frekuensi gelombang (f)
Frekuensi adalah banyaknya gelombang yang
bias terbentuk setiap detik. Secara matematis
, frekuensi dirumuskan sebagai berikut.
𝑛
f=𝑡
Ket:
f = frekuensi gelombang (Hz);
n = jumlah gelombang yang terbentuk; dan
t = waktu tempuh gelombang (s).
4. Periode gelombang (T)
Periode adalah waktu yang dibutuhkan gelom
bang untuk menempuh satu panjang gelomba
ngnya. Periode juga bias didefinisikan sebaga
i waktu yang dibutuhkan gelombang untuk
melakukan satu kali putaran. Secara
matematis, periode dirumuskan sebagai
berikut.
𝑡 1
T=𝑛;T=𝑓
Ket :
f = frekuensi gelombang (Hz);
T = periode (s);
n= jumlah gelombang yang terbentuk; dan
t = waktu tempuh gelombang (s).
5. Kecepatan Rambat Gelombang
Kecepatan rambat gelombang pada suatu med
ium dihitung dengan :
λ
v = λ.f =T
ket :
v = kecepatan rambat gelombang (m/s)
= panjang gelombang (m)
f = frekuensi gelombang (Hz)
T = periode gelombang (s)
6. Fase dan beda fase Gelombang
Fase gelombang adalah keadaan gelombang
yang berkaitan dengan simpangan dan arah
rambatnya.Secara matematis fase gelombang
dinyatakan sebagai berikut :
θ
Φ = 2π
Dimana = fase gelombang (tampa satuan) ;
= sudut fase (rad)
Dua titik dikatakan sefase jika kedua titik
memiliki jarak 1, 2, 3 ....,n. Jadi kedua
titik akan memiliki amplitude dan arah gerak
yang sama. Dua titik dikatakan berlawanan
1 3 5
fase jika kedua titik berjarak 2 , 2 , 2 ,...
1
(2n-2 ).
Kedua titik akan memiliki arah simpangan
yang berlawanan, walaupun sama besar. Seda
ngkan beda fase adalah apabila pada tali terda
pat dua buah titik, maka beda fasenya
adalah jarak antara dua titik tersebut. Persama
an beda fase gelombang adalah
sebagai berikut.:
∆𝜑 = 𝜑2 − 𝜑1
sehingga beda sudut fase dinyatakan :
∆𝜃 =2𝜋.∆𝜑
7. Energi dan Intensitas Gelombang
Gelombang memindahkan energi dari satu
tempat ke tempat lain. Gelombang merupaka
n getaran yang merambat dalam suatu mediu
m. Energi getaran merambat dari satu partikel
ke partikel lain sepanjang medium, walaupun
partikelnya sendiri tidak berpindah. Besarnya
energi gelombang adalah :
1
EK = 2 𝐾𝐴2 cos 2 θ
1
EP = 2 𝐾𝐴2 sin 2 θ
1 1 2
E = 2 𝐾𝐴2 = 𝑚ω 𝐴
2
Ket :
EK = energi kinetik (J)
EP energi potensial (J)
E = energi mekanik / energi total (Joule)
= sudut fase gelombang
k = m.2 = konstanta (N/m)
m = massa (kg)
= 2..f = frekuensi sudut = kecepatan sudut
(rad/s)
1
f = 𝑇 = frekuensi gelombang (Hz)
T = periode gelombang (s)
A = amplitudo gelombang (m)
Besarnya energy gelombang yang dipindahka
n per satuan luas per satuan waktu disebut
intensitas gelombang. Besarnya intensitas
gelombang bunyi adalah :
𝐸 𝑃
I = 𝐴.𝑡 = 𝐴
Ket :
I = intensitas bunyi (J/m2.s = Watt/m2)
t = waktu (s)
P = daya bunyi (watt)
A = 4..r2 = luas penampang medium (m2)
r = jarak (m)
P PROSEDUR Melakukan eksperimen tentang gelombang mekanik.
Konsep ini sudah lebih awal dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat
22.
Artinya : Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan,
(berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan
meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan
tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai,
dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin
bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka mereka berdoa kepada Allah
dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (mereka berkata):
"Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini, pastilah Kami
akan Termasuk orang-orang yang bersyukur".
Allah SWT, yaitu Allah-lah yang menjadikan kita dapat berjalan didaratan dan
berlayar dilautan. Allah-lah yang menjelaskan pada kita bahwa dalam bahtera kita
berlayar tanpa hambatan maka akan begitu bergembira. Lalu saat Allah datangkan
angin badai dan gelombang dari segenap penjuru yang membuat ada gangguan
pada bahtera dan penumpangnya maka kita kan memohon kepada Allah agar
diselamatkan.
B. Penelitian Relevan
belajar fisika pada topik tata surya. Hal tersebut menunjukkan behwa media
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yakni pada MBL-fb pada
responnya pada tiap status yang dibuat oleh guru dan yang akan dinilai
yang ditemukan dilapangan ialah perserta didik malas membawa buku yang
tebal kesekolah, perserta didik hanya menginginkan semua hal yang praktis,
maka dari itu dapat diatasi dengan bahan ajar yang praktis dan
menyenangkan tanpa dibatasi oleh ruang waktu. Hadirlah modul ini sesuai
dengan K13 dan latihan soal sesuai dengan literasi sains dari penelitian yang
fisika dengan modul fisika berbass MBL-Fb ini dapat meningkatkan literasi
sains17.
atau laboratorium virtual yang dapat meningkatkan minat dan rasa ingin
mahasiswa18.
terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi pemanasan global (2018)
yang sedikit dan kurang menarik. Tidak adanya inovasi dalam pembelajaran
menyebabkan hasil belajar kognitif siswa menjadi rendah. Solusi yang hadir
18
Zainudin, Z., “Implementation Of Physic E-Learning Using Facebook To Facilitate Student’s
Critical Thinking Skills”, Lensa: Jurnal Kependidikan Fisika, 4(1), 2018, h.42-45
dapat mengarahkan siswa ke materi yang dipelajari dan memudahkan untuk
pengetahuan baru19.
akan datang, penelitian ini menghasilkan suatu kajian facebook yang boleh
19
Nadira, H., “ Pengaruh model pembelajaran advance organizer berbantukan Facebook
terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi pemanasan global”, Jurnal Bioeducation, 5(2),
2018, h.68
20
Mutia, I., “Pengaruh Jejaring Sosial Facebook Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Teknik
Informatika Di Universitas”, J. Edukasi Dan Penelit. Inform. JEPIN, 2(2), 2016, h. 137
6. Pengembangan media pembelajaran blended learning berbasis edmodo pada
mata kuliah fisika dasar di program studi IPA (2019) Defrizal Hamka,
dapat dilakukan dengan mudah, menarik dan efisien tanpa terbatas ruang
dan waktu karena perserta didik dapat mengakses dimana saja dan kapan
saja baik melalui smartphone, hal ini menjadi bukti bahwa kelas online
perpustakaan, fasilitas kuis, dan tugas yang bisa diakses juga oleh orang tua
peserta didik, akan tetapi menjadi garis besar dalan kelas online iniialah
adanya akses internet dan apabila akses internet tersebut tidak mendukung
jam tatap muka, kegiatan pembelajaran yang dilakukan diluar kelas tatap
21
Hamka, D., “Pengembangan media pembelajaran blended learning berbasis edmodo pada mata
kuliah fisika dasar di program studi pendidikan IPA” Journal of Natural Science and Integration,
2(1), 2019, h.19-33
muka dapat dikendalikan oleh dosen dikarenakan model blended learning
ini memiliki peluang yang luas dalam pembelajaran, sumber belajar, ruang
C. Kerangka Berpikir
Literasi sains merupakan salah satu topik yang mulai banyak mendapat
penyebab rendahnya literasi sains di Indonesia yakni sistem pendidikan yang diter
rendahnya kemampuan literasi sains siswa tidak hanya dapat diatasi dengan
karena terdapat teori belajar dalam situasi yang berbeda untuk menghasilkan
model pembelajaran yang baik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini perlu
22
Ningsih, Y. L., “Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Penerapan Model Blended Learning Pada
Mata Kuliah Persamaan Diferensial”, Jurnal Pendidikan Matematika RAFA, 2(1), 2016, h.1-11
23
Opcit.. Nurhasanah., h. 39
MASALAH
SOLUSI
CAPAIAN
Ha : Literasi sains perserta didik yang menggunakan MBL-Fb lebih baik dari
H0 : Literasi sains perserta didik tanpa menggunakan MBL-Fb tidak lebih baik
A. Jenis Penelitian
penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sebenuhnya
B. Desain Penelitian
lebih sesuai dengan jenis perlakuan yang akan diuji. Setelah itu setiap kelompok
setiap perlakuan yang akan di uji. Rancangan Counter Balanced Design dapat
1 𝑋𝑎 T 𝑋𝑏 T
2 𝑋𝑏 T 𝑋𝑎 T
1
Sanjaya W, 2013, “Penelitian Pendidikan”, Jakarta: Kencana
46
47
Keterangan :
1. Populasi
pada semester genap tahun ajaran 2021 yang berjumlah 180 peserta didik
1. XI MIPA 1 30
2. XI MIPA 2 30
3. XI MIPA 3 30
4. XI MIPA 4 30
5. XI MIPA 5 30
6. XI MIPA 6 30
Sumber : Buku absen di SMAN 1 BUNGO
2. Sampel penelitian
yang memiliki sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili
populasinya.
2
Sudjana, 2015, “Metode Statistik”, Bandung:Tarsito
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
diambil 2 kelas.
bertujuan untuk melihat apakah kelas sampel berasal dari populasi yang
Tabel 3.3
memiliki variansi yang homogen atau tidak. Uji yang dilakukan adalah
pada SPSS 20 yang dilakukan didapatkan hasil yang tertera pada Tabel
3.5.
Nilai
Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Between
487,356 2 243,678 ,898 ,411
Groups
Within Groups 23617,100 87 271,461
Total 24104,456 89
Berdasarkan uji One-Way ANOVA diperoleh nilai Sig. 0,411 > 0,05
1. Variabel
titik perhatian suatu penelitian3 . Pada penelitian ini terdapat dua bentuk
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini
3
Arikunto S., 2010, “Prodesur Penelitian”, Jakarta:Bumi Aksara
akibat, karena adanya variabel lain4. Variabel terikat pada penelitian ini
c. Variabel Kontrol
faktor luar yang teliti. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah kedua
kelas mendapat penerapan dari pendidik dan buku ajar yang sama.
2. Data
a. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1) Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari
oleh peneleti dari responden, data ini berupa nilai ujian tengah
b. Sumber Data
4
Sugiyono, 2010, “Metode Penelitian Pendidikan”, Bandung:Alfatbeta
E. Instrumen Penelitian
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan tes tertulis dengan soal essay.
RPP disusun oleh penulis untuk membantu dalam proses mengajar agar
Setelah RPP selesai disusun oleh penulis maka selanjutnya RPP divalidasi
oleh dosen pendidikan UIN Imam Bonjol Padang Bapak Rilci Kurnia Illahi,
M.Pd. Berdasarkan hasil validasi RPP diperoleh hasil 83,3 dan 82,0 dalam
2. Tes Tertulis
diberikan untuk dijawab oleh subjek yang diteliti6. Tes adalah seperangkat
untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor
angka Tes bertujuan untuk melihat tingkat keterampilan literasi sains peserta
didik7.
5
Ibid, Sugiyono., h.35
6
Aziz, K., “Need Analysis for Development of a Cube and Beam Volume Assessment Instrument in
Macromedia Flash Based Elementary Mathematics Learning”, Journal of Research and
Educational Research Evaluation, 8(2), 2019, h.101
7
Festiyed, 2019, “Evaluasi Pembelajaran Fisika”, Padang:Sukabina Press
a. Membuat kisi-kisi soal tes
Kisi-kisi tes memuat tentang literasi sains, indikator dan materi yang
b. Memvalidasi soal
Validasi soal dilakukan oleh dosen jurusan Tadris IPA Fisika UIN
cobakan. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan uji coba tes di
atau mudahnya suatu soal. Butir-butir soal yang baik adalah soal yang
tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Semakin tinggi indeks
kesukaran suatu soal maka semakin mudah butir soal tersebut. Rumus
untuk mencari tingkat kesukaran yaitu8 :
𝐵
𝑃=
𝐽𝑆
Dimana :
P = indeks kesukaran
1. 0,00-0,30 Sukar
2. 0,31-0,70 Sedang
3. 0,71-1,00 Mudah
Sumber: Arikunto, 2012
8
Opcit, Arikunto S, h.223
e. Daya Beda Soal
rumus :
𝐵𝑎 𝐵𝑏
D= =
𝐽𝑎 𝐽𝑏
Keterangan :
D = daya beda
Berdasarkan uji coba instrumen tes diperoleh hasil pada tabel 3.11
sebagai berikut.
Tabel 3. 11 Hasil Indeks Diskriminasi (Daya Beda)
KD. 3.7 KD. 3.8
Soal DP Kriteria DP Kriteria
(%) (%)
1 50,00 Baik 43,75 Baik
2 62,50 Baik 34,38 Cukup
3 43,75 Baik 56,25 Baik
4 59,38 Baik 43,75 Baik
5 25,00 Cukup 50,00 Baik
6 50,00 Baik 37,50 Cukup
7 53,13 Baik 50,00 Baik
8 43,75 Baik 43,75 Baik
9 43,75 Baik 43,75 Baik
10 53,13 Baik 43,75 Baik
f. Reliabilitas
2. Klik buat file baru, lalu isi jumlah subjek yang mengikuti tes, dan
3. Isi kolom subjek dengan nama peserta didik, serta masukkan skor
9
Ibid, Festiyed., h. 56
soal maka klik reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal.
Soal tes yang digunakan berbentuk esay untuk mengukur tingkat literasi
sains peserta didik. Pada penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi AnatesV4
4) Isi kolom subjek dengan nama peserta didik, isi kolom kunci
mengetahui daya beda soal maka klik daya pembeda, dan untuk
tes untuk materi pertama adalah 0,42 dan 059 dalam kategori sedang.
(lampiran IX)
F. Teknik Analisis Data
kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Analisis data yang
literasi sains siswa yang lebih baik dari model konvensional. Analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah uji t, untuk melakukan uji t harus memenuhi
dua syarat yaitu sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan kedua
kelas memiliki varians yang homogen. Oleh sebab itu terlebih dahulu dilakukan
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang bertujuan untuk melihat apakah sampel
berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Metode yang
digunakan untuk uji normalitas pada penelitian ini adalah metode Kolmogrov-
Smirnov karena metode ini memiliki tingkat normalitas yang lebih tinggi dari
metode Liliefors untuk ukuran data yang sama10. Adapun kriterianya yaitu jika
Sig. Kolmogrov Smirnov > 0,05 maka data berdistribusi normal dan sebaliknya.
10
Priyatno D, 2014, “Spss 22 Pengolah Data Terpraktis”, Yogyakarta:Cv Andi
K = 1+ 3,3 log n
2
4) Mencari harga chi-kuadrat (χ ).
𝑓𝑜 −𝑓𝑒 2
X2 = ∑ 𝑓𝑒
5) Penentuan normalitas
Jika X2 hitung < dari X2 tabel maka data berdistribusi normal dan
jika X2 hitung > dari X2 tabel maka data berdistribusi tidak normal.
1 sample K-S.
6) Untuk melihat data normal atau tidak bisa dilihat pada nilai
apakah kelompok data memiliki varians yang sama atau tidak. Kriteria
pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa data homogen11. Varians adalah standar deviasi yang
sebagai berikut :
𝑛. 𝑥 2 − ( 𝑥)2 𝑛. 𝑦 2 − ( 𝑦)2
𝑠𝑥 2 = 𝑠𝑦 2 =
𝑛 (𝑛 − 1) 𝑛 (𝑛 − 1)
𝑆𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
F= 𝑆𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Keterangan :
2
S b = varians yang lebih besar
2
S k = varian yang lebih kecil
11
Ibid, Priyatno D., h.40
2) Pada kolom name baris pertama ketik nilai, pada decimal ganti
menjadi 0, pada label ketik nilai ujian, dan untuk kolom measure
pilih scale. Sedangkan pada kolom name baris kedua ketik kelas,
nominal.
3) Klik Data View untuk masuk ke halaman data view, dan isikan data
yang diperlukan.
4) Klik menu analyze, pilih Compare Means, lalu klik one way
ANOVA.
3. Pengujian Hipotesis
ini dilakukan melalui uji-t melalui formulasi statistik hipotesis yang akan diuji
adalah:
𝑀1−𝑀2
t= 𝑋 2 𝑌2 1 1
{ }{ − }
𝑁𝑥 =𝑁𝑦 −2 𝑁𝑥 𝑁𝑦
Keterangan :
N1 = N2 = Jumlah siswa
Keterangan :
H0 = Hipotesis nihil
Ha = Hipotesis Alternatif
berikut :
a. Buka program Microsoft Exel, tuliskan pada kolom kelas eksperimen dan
kelas control.
b. Masukkan data nilai tes peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol,
e. Setelah semua selesai, lalu klik ok. Output uji t-Test akan muncul pada
Microsoft Exel.
F. Langkah-Langah Penelitian
1. Tahap Persiapan
diteliti.
Pembelajaran (RPP).
peserta didik.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Inti
Pembelajaran MBL-Fb Pembelajaran Model Konvensional
Sesi Diskusi Sebelum Tatap Muka 1. Pendidik membimbing perserta
(hanya pertemuan pertama sebagai didik untuk membaca bahan ajar
kontrak belajar) yang ada di LKPD yang telah
1. Menjelaskan materi pembelajaran diberikan.
yang akan diberikan dan sistem 2. Pendidik dan perserta didik
penilaian malakukan diskusi dan tanya
2. Pendidik menjelaskan tentang jawab untuk materi pembelajaran
kegiatan pembelajaran MBL-fb ini 3. Pendidik meminta perserta didik
dibagi menjadi 2 tahap yaitu tatap secara perorangan mengerjakan
muka dalam kelas (offline) dan soal yang ada pada LKPD.
daring (online) menggunakan 4. Pendidik melakukan verifikasi
aplikasi facebook selama 1 hari perkerjaan perserta didik maka
(24jam) akan dilakukan sesi tanya jawab.
3. Mengawasi pembagian kelompok
4. Menjelaskan tugas kelompok
pemandu diskusi
5. Memotivasi semua perserta didik
untuk mempelajari dan melengkapi
LKPD
3. Tahap Akhir
Memberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
Pada bab ini akan dikemukakan secara rinci hasil penelitian tentang
sains peserta didik kelas XI MIPA 4 dan MIPA 5 di SMAN 1 BUNGO yang
A. Deskripsi Data
dua kelas sampel XI MIPA 4 dan XI MIPA 5, yakni kelas eksperimen dan kelas
kontrol dengan counterbalance design. Penelitian ini dibatasi pada aspek literasi
sains, agar melihat perbedaan hasil literasi sains perserta didik yang menggunakan
digunakan tes hasil belajar fisika peserta didik pada pokok bahasan KD 3.7
tatap muka (perkenalan), dilanjutkan dengan sesi diskusi tatap muka (eksplorasi),
kemudian sesi diskusi online di facebook, sesi persiapan tatap muka berikutnya
memberikan apersepsi dan motivasi. Selanjutnya masuk pada kegiatan inti yaitu
Hasil literasi sains peserta didik diperoleh melalui hasil tes berupa essay
yang berjumlah 10 butir tes diberikan setelah selesai satu materi pembelajaran
yang sama dengan materi dan waktu yang berbeda. Pada hasil observasi dan hasil
melihat perbedaan nilai yang diperoleh dari dua treatment yang diberikan kepada
Deskripsi data tes akhir yang diberikan pada kedua kelas sampel disajikan
dalam bentuk nilai peserta didik dengan rentang nilai dari 0-100.
a) Kelas eksperimen
Tes pada kelas eksperimen diikuti oleh 30 orang perserta didik. Nilai
tertinggi pada kelas eksperimen adalah 98 dan nilai terendahnya adalah 63.
(lampiran X).
1) Materi Hukum Termodinamika
minimal (KKM) yaitu 75 sebanyak 4 orang (13,33%), satu orang perserta didik
mendapatkan nilai 73 sedangkan perserta didik yang memperoleh nilai diatas KKM
Tabel 4.1 menunjukkan hasil tes peserta didik kelas eksperimen yang
diajarkan dengan MBL-Fb terhadap literasi sains perserta didik memiliki rata-rata
83,3 dengan nilai yang tertinggi 98. Nilai rata-rata tes dikelas eksperimen pada
perserta didik mendapatkan nilai 73 sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai
Tabel 4.2 menunjukkan hasil tes peserta didik kelas eksperimen yang
diajarkan dengan MBL-Fb terhadap literasi sains memiliki rata-rata 82,2 dengan
nilai yang tertinggi diperoleh 98 dan nilai terendahnya 68. Nilai rata-rata tes kelas
eksperimen materi Gelombang Mekanik lebih tinggi dari pada kelas kontrol
(82,2>76,8).
b) Kelas kontrol
Tes pada kelas kontrol diikuti oleh 30 orang perserta didik, kelas kontrol
peserta didik yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 19 orang (66,67%).
Tabel 4.3 memperlihatkan hasil tes peserta didik kelas kontrol yang
memiliki rata-rata 79,7 dengan nilai yang tertinggi diperoleh 95 dan nilai
terendahnya 53. Nilai rata-rata tes kelas kontrol materi Hukum Termodinamika
peserta didik yang memperoleh nilai diatas KKM sebanyak 14 orang (46,67%).
Tabel 4.4 memperlihatkan hasil tes peserta didik kelas kontrol yang
memiliki rata-rata 76,8 dengan nilai yang tertinggi diperoleh 95 dan nilai
terendahnya 53. Nilai rata-rata tes kelas kontrol materi Gelombang Mekanik lebih
Untuk menguji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji
1. Uji Normalitas
signifikansi yang diperoleh < ∝, maka sampel bukan berasal dari populasi
sedangkan kelas kontrol memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) nya 0,272 dan
0,500 artinya 0,853; 787; 0,272 dan 0,500 < 0,05 sehingga data berdistribusi
normal.
2. Uji Homogenitas
variansi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas ini menggunakan uji
Levene dengan bantuan software SPSS versi 20 dengan kriteria : Jika nilai
Sig. Levene > 0,05 maka data homogen dan sebaliknya. Setelah dilakukan
uji homogenitas, maka didapatkan data pada tabel 4.6 sebagai berikut :
2,504 2 87 ,088
Pada Tabel 4.6 dapat dilihat nilai p value sig 0,088. Hal ini
menunjukan nilai 0,088 > 0,05 maka varians seluruh variabel bersifat
homogen.
analisis Uji Anova yaitu jika nilai probabilitas signifikansi > 0,05, maka
Pada tabel 4.7 dapat dilihat nilai sig 0,411. Hal ini menunjukkan nilai
4. Uji Hipotesis
Exel.
a. Uji hasil belajar perserta didik KD 3.7 Materi Hukum Termodinamika
peserta didik pada materi KD 3.7 (kelas XI MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dan
kelas XI MIPA 5 sebagai kelas kontrol) dan materi KD 3.8 (kelas XI MIPA 5
diperoleh nilai P(T<=t) one-tail pada KD 3.7 adalah 0,000306 sehingga nilai Sig <
0,05 dan nilai t Stat (thitung) 3,63> t Critical one-tail (ttabel) 1,699. Sedangkan
pada KD 2 diperoleh nilai P(T<=t) one-tail adalah 0,000874 sehingga nilai Sig <
0,05 dan nilai t Stat (thitung) 3,160> t Critical one-tail (ttabel) 1,699. Maka sesuai
dasar pengambilan keputusan dalam uji t-test: Two Sample Assuming Equal
Variances, dapat disimpulkan bahwa pada materi KD 3.7 dan KD 3.8 Ha diterima
sains peserta didik di kelas eksperimen yang lebih baik dari pada pembelajaran
C. Pembahasan
Gelombang Mekanik hasil yang diperoleh pada penelitian ini, dapat dilihat hasil
MBL-Fb memberikan literasi sains siswa yang lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran tanpa MBL-Fb. Ada perbedaan rata-rata literasi sains dan hasil
1
Kade, A., “Model Blended Learning terhadap Literasi Sains dan Hasil Belajar” JPFT (Jurnal
Pendidikan Fisika Tadulako Online), 2019, 7(3)
Penilaian literasi sains peserta didik dilakukan dengan memberikan soal
essay berjumlah 10 butir. Setiap soal mewakili tiap-tiap indikator literasi sains
aspek-aspek kehidupan nyata, dan menjelaskan masalah yang cukup jelas dari
perbedaan rata-rata literasi sains dan hasil belajar peserta didik kelas eksperimen
dan kelas kontrol2. Sejalan dengan itu Adi dalam penelitiannya menunjukkan
treatment penerapan model blended learning disebabkan oleh peserta didik dapat
memperoleh waktu belajar yang tidak terbatas di sekolah saja. Selain itu, peserta
didik juga memperoleh kesempatan lebih untuk berdiskusi secara efektif melalui
Hal ini relavan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya mengatakan bahwa
2
Banila, L., "Penerapan blended learning dengan pendekatan STEM untuk meningkatkan
kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran biologi di masa pandemi covid-19" Journal of
Biology Learning, 3(1), 2021, h.25-33
3
Adi, W. C., “Pengaruh guided inquiry-blended learning terhadap literasi sains mahasiswa
biologi”, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan, 2(10), 2017, h.1369-1376
memungkinkan siswa belajar melalui konten dan petunjuk yang disampaikan
secara daring dengan kendali mandiri terhadap waktu, tempat, urutan, maupun
materi dan referensi bahan ajar yang diperoleh oleh peserta didik. Hasil
materi belum sepenuhnya tuntas hingga jam pelajaran selesai. Untuk mengatasi
hal tersebut, guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari tahu
lebih dalam terkait materi yang telah dipelajari dan kelanjutan materi yang belum
dapat diatasi dengan adanya media online yang dapat memberikan peluang bagi
guru untuk berinteraksi dengan peserta didik tanpa dibatasi oleh waktu. Bahwa
materi pembelajarannya6.
4
Maya, Y., “Penggunaan blended learning pada pembelajaran era industri 4.0”, Bahastra: Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2), 2020, h.31-38
5
Opcit, Lestari H, h.597-604
6
Sandi, G., “Pengaruh blended learning terhadap hasil belajar kimia ditinjau dari kemandirian
siswa”, Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 45(3), 2012, h.15
D. Keterbatasan Penelitian
kterbatasan, diantaranya :
1. Penelitian ini hanya terbatas pada pelajaran fisika khususnya pada materi
penelitian.
3. Masih ada peserta didik yang aktif di facebook namun tidak aktif di tatap
muka, ada juga peserta didik yang aktif dalam tatap muka namun tidak aktif
di facebook
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemampuan literasi sains peserta didik pada pembelajaran fisika dengan model
blended learning dengan Facebook (MBL-FB) lebih baik dari pembelajaran dengan
model konvensional. Literasi sains melalui MBL-Fb dengan hasil uji t pada KD 3.7
adalah 0,000306 dan pada KD 3.8 diperoleh nilai 0,000874. Dari teatment
didik di kelas eksperimen yang lebih baik dari pada pembelajaran dengan
menggunakan MBL-Fb memberikan literasi sains perserta didik lebih baik dibandingkan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Humaniora, h.1.
W, S. (2013). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Wulandari, N. (2016). Analisis kemampuan literasi sains pada aspek pengetahuan
dan kompetensi sains siswa smp pada materi kalor. Edusains, 8(1) , h. 63-
73.
Zainudin, Z. (2018). Implementation Of Physic E-Learning Using Facebook To
Facilitate Student’s Critical Thinking Skills. Lensa: Jurnal Kependidikan
Fisika, 4(1) , h.42-45.
89