Anda di halaman 1dari 7

6.

Istilah-istlah pad periode Rasulullah SAW

a. Sumber Hukum
Sumber hukum pada masa pemerintahan Rasullullah SAW yaitu bersumber pada
alqur’an dan sunnah nya yaitu hadits, akan tetapi pada pelasanaannya perundang-
undangan pada mada rasulullah mengalami dua periode yaitu : periode legislasi
hukum syariat di Mekah yang terhitung sejak diangkatnya baginda rasul, dan periode
legislasi Madinah yang tehitung seja nabi hijrah dan memimpin di kota Madinah.
b. Sektor Ril
Pembangunan pada sektor riil digunakan untuk mempercepat perputaran uang, hal ini
didukung dengan pembangunan insfrastruktur riil seperti pasar dan membangun
kebijaan moneter mengenai perputaran uang
c. Memabangun pasar
Pada saat pemerntahan Rasulullah pembangunan pasar sangat penting untuk
meningkatkan perekonomian pada masa itu, dan biaasanya pembangunan masjid
diikuti dengan adanya pembangunan dari pasara. Pasar pada masa pemerntahan
Rasulullab adalah pasar bebas yang mana paemerintah tida ikut serta dalam
menentukan harga, tetapi pemerntah hanya berperan sebagai pengawas pasar, agar
tida terjadi kekacauan.
d. Anjuran giat bekerja
Pada masa pemerintahan Rasulullah, beliau menyerukan semnagat bekerja dengan
baik, karena bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad jika sng pekerja bersikap
konsisten terhadap peraturan dari Allah, dengan niat yang suci dan tidak melupakan-
Nya.

e. Berbuat baik pada karyawan


Rasulullah membrikah arahan kepada sahabat dan keluaganya jika memiliki perkerja
(karyawan) hendaklah memperlakukan mereka dengan baik, bijaksana dan penuh
kasih sayang.

f. Anjuran berdagang
Beliau menganjurkan berdagang karena didalam kegiatan berdagang ada 90 persen
pintu reseki didalamnya. Pada saat zaman Rasulullah, perdagangan umat muslim
sangat maju dan menguasai hampir seluruh daratan Arab
g. Menghindari hutang
Rasulullah menyuruh kita meanghindari hutang karena dosa dari hutang tidak akan
lepas sekalipun nantinya mati syahid, dan Rasulullah berdoa kepada Allah SWT agar
tehindar dari terlilit hutang.

h. Ihya al-mawat dan iqtha


Adalah konsep menghidupkan tanah untuk petani, atau memperbaharui tanah agar
bisa digunakan untuk esejahteraan petani di masa itu. Jika dikaitan dengan yang
sekarang maka ini adalah konsep agraria yang sangat menguntungkan apra petani di
Indonesia

i. Larangan riba

Esensi riba yang dimasud adalah untuk pengganti kata suku bunga. Unsur riba yang
dijelaskan yaitu setiap asesuaatu yang kelebihan yang tidak ada sesuatupun
diembalikan sebagai penggantinya maka akan termasuk dalam unsur riba hal tersebut.
Rasulullah sangat melarang hal tersebut terjadi, karena bukan hany abalasan didunia
yang didapatkan, melainkan juga ketka nantinya diakhirat, sesuai dengan firman Allah
yang diturunkan melalu wahyu kepada Rauslullah.

j. Keuangan publik
Keuangan pada zaman Rasulullah berasal dari pajak, akan tetapi paja tidak
menyengsarakan. Serta dari penerimaan zakat dan dihitung secara proporsional
berdasarkan pendapatan bukan dari nilai nominal, sehingga akan menstabilkan harga
dan menekan inflasi

k. Ghanimah

Adalah kebijakan mengenai harta rampasan perang yang diambil umat islam dari
musuh ketika terjadinya peperangan, ghanimah merupakan harta yang berasal dari
harta musuh yang non muslim, harta ini diamabil secara pasa dan dengan pembagian
sama seperlima.
l. Fa’i
Fa’i adalah harta yang didapat dari non muslim ketka tida terjadi perperangan, harta
ini diberikan secara sukarela oleh non muslim yang bukan musuh, penggunaan harta
ini adalah sebanyak bagian empat perlima dari bagian ghanimah.

m. Kharaj
Sesuatu yang dikeluarkan, misalnya dikeluarkan pungutan hasil tanah. Tujuan utama
adanya pungutan kharaj adalah terpeliharanya agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. 

n. Kafarat

Kafarat dipahami sebagi perbuatan yang dapat mengahpus dosa dan menutupi
beberapa dosa, atau dalam artian lain disebut sebgai denda atas apayang telaha
adilakukan. Tindakan ini merupakan taubat seorang hamba kepada Allah SWT untuk
menebus dosa yang telah diperbuat.

o. Infak
Memiliki cakupan yang luas, karena nya zakat dan sedekah adalah bagian dari infak.
Inaadah infak dan sedekah terhitung sebagai pahala di sisi Allah SWT. Infak
merupakan pembelanjaan harta dijalan Allah SWT.

p. Zakat

Berasal dari Bahasa Arab yakni zaka yang artinya bersih, suci, subur, berkembang.
Maknanya adalah menunjukkan bahwa mengeluarkan zakat sebagai pertumbuhan dan
perkembangan harta.

q. Wakaf

Adalah memisahlan sebagian harta benda milliknya untuk dimanfaatkan selamanya


atau selama jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingan guna leperluan ibadah
atau kesejahteraan sesuai dengan syara
7. Prinsip pokok ekonomi islam dalam Al-Qur’an menurut Adiwarmann Azwar Karim

Berdasarkan perspektif Adiwarman Karim dan beberapa kajian ilmuwan muslim dapat
dipahami bahwa dalam teori Economic Value of Time waktulah yang memiliki nilai
ekonomi, bukanlah uang yang memiliki waktu. Ia juga menjelaskan argumentasi atas hal
tersebut berdasarkan dalil. Dalam nilai nilai Islam atas waktu dijelaskan oleh konsep waktu
dalam pandangan Islam tak sekadar menyoal perihal rutinitas kehidupan sehari-hari. Islam
menempatkan waktu sebagai nilai penting. Ia tidak hanya sebagai masa yang berjalan namun
juga menjadi nilai keuntungan. Artinya keseimbangan waktu dari sisi material sejalan dengan
nilai ibadah dalam proses mendapatkannya. Dalam Al-Qur’an disebutkan nilai waktu,
termasuk nilai ekonomi waktu ditentuklan oleh keimanan, amal baik, saling mengingkatkan
dalam hal kebaikan dan kesabaran. Waktu adalah modal utama manusia, apabila tidak diisi
dengan kegiatan yang positif, akan berlalu begitu saja. Konsep yang dimaksudnya adalah
bagaimana seseorang mampu memaksimalkan waktu guna memperoleh keuntungan.

8. Tokok pemikir ekonomi islam pada masa Abbasiyah dan jelaskan tentang tokoh tersebut

a. Al mahdi

Membuat tempat persinggahan jamaah haji. Adanya kolam air untuk para khafil dagang.
Memperbaiki dan memperbanyak jumlah telaga. Meningkatkan sektor pertanian dan
pertambangan. Membuat jalur transit perdagangan timur-barat untuk mempermudah khalifah
dagang.

b. Harun al rasyid

Mewujudkan keamaan, kedamaian serta kesejahteraan rakyat. Membangun kota bagdad yang
terletak diantara sungai eufrat dan tigris dengan bangunan-bangunan megah. Membangun
tempat-tempat peribadatan. Membangun sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan dan
kesenian. Mendirikan baitul hikmah, sebagai lembaga penerjemah, perguruan tinggi,
perpustakaan dan penelitian. Membangun majlis al-muzakarah; lembaga pengkajian masalah-
masalah keagamaan yang diselenggarakan dirumah-rumah, masjid-masjid dan istana

c. Musa al hadi

Tak terlalu banyak perkembangan yang terjadi di masa pemerintah musa al-hadi. Usia
pemerintahnya pun tidak terlalu lama. Ia meninggal dunia pada malam sabtu 16 rabiul awwal
170h. Konon kemangkatanya itu tidak wajar. Ibunya, khaizuran yang masih keturnan iran, di
anggap terlalu sering mencampuri  urusan pemerintah. Hal itu tidak disenangi oleh sang
khalifah.

9. Pemikiran ekonomi Abu Ja’far Al-Daudi Pada masa Daulah Negara Fatimiyah

Ad-Dawudi menjelaskan beberapa instrument pajak dalam Islam. Instrument tersebut dapat
dikatagorikan menjadi dua instrument, yaitu : pertama, instrument yang bersifat
infrasturktural. Dalam Islam instrument infrastruktural dipungut dari beberapa kelompok
masyarakat saja. Berbeda dengan pajak konvensional, pajak infrastruktural dalam Islam
bersifat proporsional tax. Pajak dalam Islam dipungut berdasarkan dari tingkat produksi, laba,
kualitas, dan harga jual yang tinggi. Prinsip ini sangat relevan dengan perpajakan Islam baik
pajak yang bersifat tekstual (kharaj, jizyah, dll), atau pajak yang bersifat ibadah (zakat, infaq,
dan sedekah). Dalam konteks pajak yang bersifat ibadah, Islam mewajibkan pengeluaran
zakat sama rata, yang artinya setiap muslim yang sudah mencapai nisab zakat, wajib
mengeluarkan zakat tanpa memandang bangsa, warna kulit, keturunan atau kedudukan dalam
masyarakat. Kewajiban tersebut berbalik jika seorang muslim tidak memiliki harta yang
kurang dari nisab. Sedangkan dalam bentuk zakat yang lain, Islam mewajibkan zakat
terhadap harta. Adapun zakat harta yang dikeluarkan adalah harta yang mudah didapatkan.
atau dengan kata lain semakin banyak harta yang didapatkan maka semakin besar pula zakat
yang dikeluarkan. Namun, pada tingkat tertentu, tingkat zakat yang dikeluarkan akan stabil.
Seperti halnya zakat pertanian yang pemungutannya dipungut dari 10% dan 5%.

10. Tokoh islam Daulah Umayyah di Andalusia, Ibn Rusydi, Imam Al-Syatbi, dan Ibn
Khaldun ?

a. Ibn rusydi

Ibn Rusydi 1126 – 11 Desember 1198), sering dilatinkan sebagai Averroes, adalah seorang
filsuf dan pemikir dari Al-Andalus yang menulis dalam bidang disiplin ilmu,
termasuk filsafat, akidah atau teologi Islam, kedokteran, astronomi, fisika, fikih atau hukum
Islam, dan linguistik. 

Pengaruh Ibnu Rusyd ke dunia Barat jauh lebih besar dibanding dunia Islam. Ibnu Rusyd
menulis banyak tafsir terhadap karya-karya Aristoteles, yang kemudian diterjemahkan ke
dalam bahasa Ibrani dan bahasa Latin dan beredar di Eropa. Terjemahan karya-karya Ibnu
Rusyd memicu para pemikir Eropa Barat untuk kembali mengkaji karya-karya Aristoteles
dan pemikir Yunani lainnya, setelah lama diabaikan sejak jatuhnya kekaisaran Romawi.
Pendapat-pendapat Ibnu Rusyd juga menimbulkan kontroversi di dunia Kristen Latin, dan
menginspirasi sebuah gerakan filsafat yang disebut Averroisme. 

Ibnu Rusyd berpendapat bahwa dalam agama Islam berfilsafat hukumnya boleh, bahkan bisa
jadi wajib untuk kalangan tertentu. Ia juga berpendapat bahwa teks Quran dan Hadis dapat
diinterpretasikan secara tersirat atau kiasan jika teks tersebut terlihat bertentangan dengan
kesimpulan yang ditemukan melalui akal dan filsafat. Dalam bidang fikih, ia
menulis Bidayatul Mujtahid yang membahas perbedaan mazhab dalam hukum Islam. Dalam
kedokteran, ia menghasilkan gagagan baru mengenai fungsi retina dalam penglihatan,
penyebab strok, dan gejala-gejala penyakit Parkinson, serta menulis buku yang kelak
diterjemahkan menjadi sebuah buku teks standar di Eropa.

b. Imam Al-Syatbi

Nama lengkap Imam Syathibi adalah Abu Ishak Ibrahim bin Musa bin Muhammad
Allakhami al-Gharnathi. Ia dilahirkan di Granada pada tahun 730H dan meninggal pada hari
Selasa tanggal 8 Sya’ban tahun 790H atau 1388 M. Nama Syathibi adalah nisbat kepada
tempat kelahiran ayahnya di Sativa (Syathibah=Arab), sebuah daerah di sebelah timur
Andalusia. Pada tahun 1247M, keluarga Imam Syathibi mengungsi ke Granada setelah
Sativa, tempat asalnya, jatuh ke tangan raja Spanyol Uraqun setelah keduanya berperang
kurang lebih 9 tahun sejak tahun 1239M.

Hal lain yang disoroti Imam Syathibi adalah praktek tasawwuf para ulama saat itu yang telah
menyimpang. Mereka berkumpul malam hari, lalu berdzikir bersama dengan suara sangat
keras kemudian diakhiri dengan tari dan nyanyi sampai akhir malam. Sebagian dari mereka
ada yang memukul-mukul dadanya bahkan kepalanya sendiri. Imam Syathibi bangkit
mengharamkan praktek tersebut karena dinilai telah menyimpang dari ajaran yang
sesungguhnya. Menurut Imam Syathibi, setiap cara mendekatkan diri yang ditempuh bukan
seperti yang dipraktekkan Rasulullah Saw dan para sahabatnya adalah bathil dan terlarang.

c. Ibn Khaldun

Abdurahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin bin Abdurahman bin Ibnu
Khaldun, yang dikenal sebagai "Ibnu Khaldun", lahir di Tunisia pada tahun 1332 M (732 H)
berasal dari keluarga Andalusia kelas atas keturunan Arab. Leluhur keluarga tersebut
memiliki hubungan kekerabatan dengan Waíl ibn Hujr, seorang teman Nabi Muhammad.
Keluarga Ibnu Khaldun memiliki banyak kantor di Andalusia (Spanyol),kemudian
beremigrasi ke Tunisia setelah jatuhnya Sevilla ke Reconquista pada tahun 1248. 

Karya-karya lain Ibnu Khaldun yang bernilai sangat tinggi di antaranya, at-Ta’riif bi Ibn
Khaldun (sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya); Muqaddimah
(pendahuluan atas kitabu al-’ibar yang bercorak sosiologis-historis, dan filosofis); Lubab al-
Muhassal fi Ushul ad-Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan pendapat-pendapat
teologi, yang merupakan ringkasan dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al-
Muta’akh-khiriin karya Imam Fakhruddin ar-Razi). Bahkan buku ini telah diterjemahkan ke
dalam berbagai bahasa. Di sini Ibnu Khaldun menganalisis apa yang disebut dengan ‘gejala-
gejala sosial’ dengan metode-metodanya yang masuk akal yang dapat kita lihat bahwa ia
menguasai dan memahami akan gejala-gejala sosial tersebut. Pada bab ke dua dan ke tiga, ia
berbicara tentang gejala-gejala yang membedakan antara masyarakat primitif dengan
masyarakat modern dan bagaimana sistem pemerintahan dan urusan politik di masyarakat.

Bab ke dua dan ke empat berbicara tentang gejala-gejala yang berkaitan dengan cara
berkumpulnya manusia serta menerangkan pengaruh faktor-faktor dan lingkungan geografis
terhadap gejala-gejala ini. Bab ke empat dan kelima, menerangkan tentang ekonomi dalam
individu, bermasyarakat maupun negara. Sedangkan bab ke enam berbicara tentang
paedagogik, ilmu dan pengetahuan serta alat-alatnya. Sungguh mengagumkan sekali sebuah
karya di abad ke-14 dengan lengkap menerangkan hal ihwal sosiologi, sejarah, ekonomi, ilmu
dan pengetahuan. Ia telah menjelaskan terbentuk dan lenyapnya negara-negara dengan teori
sejarah.

Karena pemikiran-pemikirannya yang brilian Ibnu Khaldun dipandang sebagai peletak dasar
ilmu-ilmu sosial dan politik Islam. Dasar pendidikan Alquran yang diterapkan oleh ayahnya
menjadikan Ibnu Khaldun mengerti tentang Islam, dan giat mencari ilmu selain ilmu-ilmu
keislaman. Sebagai Muslim dan hafidz Alquran, ia menjunjung tinggi akan kehebatan
Alquran. 

Anda mungkin juga menyukai