Bukti sejarah telah menunjukan bahwa Rasulullah SAW, istrinya dan juga
paman serta kakeknya adalah orang yang menjalankan kegiatan ekonomi.
Dalam sejarah islam, mereka dikenal sebagai seorang pedangang yang sukses,
bahkan Siti Khadijah adalah seorang konglomerat dijamannya.
Ekonomi islam adalah suatu studi tentang prilakun manusia yang berkaitan
dengan pengalokasian sumber daya dalam rangka memenuhi kebutuhan.
Ekonomi adalah upaya manusia dalam memmenuhi pilhan kebutuhan yang
tidak terbatas dan pilahan sumber daya yang terbatas.
Secara garis besar ekonomi dalam islam memiliki beberapa prinsip dasar.
Dalil prinsip dan praktik ekonomi yang di jadikan acuan umat islam dalam
melakukan kegiatan ekonomi adalah:
ARTINYA: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu
orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang
saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang
lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara
kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila
kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan
(yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Sistem ekonomi islam mencakup pembahasan tentang cara perolehan harta kekayaan dan
pemanfaatannya baik segala kegiatan konsumsi maupun distribusi. Dalam hukum Syara’
dijelaskan bagaimana seharusnya harta kekayaan (barang dan jasa) diperoleh, juga
dijelaskan bagaimana manusia mengolah dan mengembangkan harta serta
mendistribusikan kekayaan yang ada. Inilah yang sesungguhnya dianggap oleh Islam sebagai
masalah ekonomi bagi suatu masyarakat.
Dalam Islam Allah swt. Menganjurkan setiap manusia untuk mencari rezeki Allah dengan
cara yang halal atau yang tidak dilarang dalam ajaran Islam.
transaksi ekonomi adalah perjanjian atau akad dalam bidang ekonomi. Dalam hal ini banyak
macam dan cara yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam hidup bermasyarakat agar
kegiatan ekonomi tidak bertentangan dengan syariah Islam dan hasil dari transaksi ekonomi
benar-benar halal maka harus memperhatikan asas-asas syariah Islam.
Asas-asasnya adalah:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang
ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak
menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah
menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. (5: 1)
Menurut Islam dan berdasarkan ayat ini, seorang muslim harus komitmen dengan perjanjian
yang dilakukannya. Mereka harus setia pada isi perjanjian sekalipun dengan orang musyrik
atau jahat sekalipun. Komitmen ini harus ditunjukkan oleh seorang muslim, pihak lain yang
menandatangani perjanjian itu juga menaati isi perjanjian. Ketika mereka melanggar
perjanjian, maka tidak ada komitmen bagi seorang muslim untuk menaati isi perjanjian.
1. Kaum Muslimin harus berpegang teguh dan komitmen terhadap semua perjanjian yang
mereka lakukan dengan siapapun. Karena menaati perjanjian merupakan syarat Iman
kepada Allah Swt.
2. Pada musim haji, tidak hanya orang yang berhaji dijamin keamanannya, tapi di kawasan
Mekah binatangpun dijamin keamanannya. Islam mengharamkan berburu atau membunuh
binatang di sekitar Mekah.
3) Transaksi dilakukan secara sukarela tanpa ada paksaan dari pihak manapun. (QS An-
nisa 4:29)
4) Harus dilandasi niat yang baik dan ikhlas karena Allah swt. Sehingga terhindar dari
bentuk penipuan,kecurangan, dan penyelewengan.
5) Urf atau adat kebiasaan yang tidak menyimpang dari syariah(hukum) Islam boleh
digunakan untuk menentukan batasan atau kriteria dalam transaksi.
6) Asas manfaat atau keuntungan ialah setiap transaksi dirasakan sangan besar
manfaat dan keuntungannya bagi kehidupan masyarakat.
1) Jual beli
Jual beli dalam bahasa Arab terdiri atas dua kata yang mengandung makna berlawanan
yaitu albai yang artinya jual dan asy syira’a yang artinya beli. Menurut istilah hukum syara ,
jual beli adalah penukaran harta atas dasar saling rela atau tukar-menukar suatu benda yang
dilakukan antara dua pihak dengan kesepakatan tertentu atas dasar suka sama suka.
Jual beli hukumnya mubah berarti hal tersebut diperbolehkan sepanjang suka sama suka.
Allah berfirman :
Artinya : ‘’Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama
suka di antara kamu’’ (Q.S. An-Nisa : 29)
Dalam pelaksanaan jual beli, minimal ada tiga rukun yang perlu dipenuhi:
Ijab adalah perkataan untuk menual atau transaksi menyerahkan, misalnya saya menjual
mobil dengan harga 200 juta rupiah. Qabul adalah ucapan si pembeli dengan jawaban dari
perkataan si penjual, misalnya saya membeli mobil ini dengan harga 200 juta rupiah.
Barang yang diperjualbelikan tidak berada dalam proses penawaran dengan orang
lain
2) menempati janji
3) jujur
4) khiyar
Khiyar artiya boleh memilih satu diantara dua yaitu meneruskan jual beli atau tidak.
1) khiyar majelis adalah si pembeli dan penjual boleh memilih antara meneruskan jual beli
atau tidak selama keduanya masih di tempat jual beli.
2) khiyar syarat adalah suatu pilihan antara meneruskan maupun mengurungkan jual beli
setelah mempertimbangkan dalam satu atau dua hari.
3) khiyar aib adalah si pembeli boleh mengembalikan barang yang dibelinya apabila barang
tersebut terdapat cacat.
2) musyarakah
A) pengertian musyarakah:
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberi konstribusi dana atau amal dengan kesepakatan
bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersaama sesuai kesepakatan
B) Dasar hukum
Landasan hukum dari musyawarah ini antara lain : artinya : “MAKA MEREKA
BERSERIKAT PADA SEPERTIGA “ (Q.S. AN-NISA 12)
C) syarat musyawarah
3) harta-harta dicampur
D) jenis-jenis musyawrah:
2) musyawarah akan tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju
bahwa tiap orang dari mereka memberi modal musyawarah.musyawarah ini terbagi menjadi
4,yaitu :
B) syirkah mufawadah adalah kontrak kerja sama anatara dua orang atau lebih
C) syirkah a’mal adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima secara
bersamaan dan berbagi keuntungan dari pekerjaan tersebut.
D) syirkah wujud adalah kontrak anatar dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan
prestasi baik dalam bisnis.
a) Pengertian mudarabah
Mudarabah berasal dari kata الضرب ( ad-darbu) berarti bepergian atau berjalan untuk urusan
berdagang. Mudarabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
(sahibul mal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola.
Artinya : Dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah;
Kalangan Fuqaha menjelaskan bahwa mudarabah adalah akad antara dua pihak yang saling
menanggung. Salah satu pihak ( pemilik modal ) memberikan hartanya kepada pihak lain
(pelaku usaha) untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari keuntungan,
seperti setengah atau sepertiga dengan syarat syarat yang telah disepakati.
b) Dasar Hukum
Artinya : siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah
akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala
yang banyak. (Q.S. Al-Hadid: 11)
Rasulullah juga menjelaskan dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah :
} شالث فيهن البركة البيع الى اجل والمقارضة واخالط البر بالشعيرللبيت الللبيع {رواه ابن ماجه
Artinya : ada tiga perkara yang diberkati; jual beli yang ditangguhkan, memberi modal dan
mencampur gandum dengan jelai untuk keluarga bukan untuk dijual (HR Ibn Majah )
c) Rukun Mudarabah
6. Keuntungan
d) Syarat Mudarabah
1. Barang modal yang diserahkan pemilik modal berbentuk uang tunai, selain uang tunai
tidak diperbolehkan.
4. Pemilik modal melafalkan ijab, misal aku serahkan modal ini padamu untuk usaha,
bila mendapat untuk, laba dibagi dua dengan prosentase yang disepakati.
6. Mudarabah berlaku sesama muslim, boleh dengan non muslim dengan syarat modal
dari orang non muslim dan yang mengelola orang muslim
7. Pengelola tidak boleh melakukan mudarabah dengan pihak lain kecuali diizinkan
pemilik modal
8. Keuntungan tidak dibagi selama akad masih berlangsung, kecuali bila kedua pihak
sepakat melakukan pembagian keuntungan
e) Jenis-jenis mudarabah
(1) Mudarabah mutlaqah adalah bentuk kerja sama antara pemilik modal (sahibulmal) dan
pengelola (mudarib) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis
usaha, waktu, dan daerah bisnis.
(2) Mudarabah muqayyadah adalah kebalikan dari mudarabah muhaqah, si mudarib dibatasi
dengan jenis usaha, waktu, dan tempat usaha.
a) Musaqoh
Musaqoh adalah bentuk kerja sama di mana orang yang mempunyai kebun memberikan
kebunnya kepada orang lain (petani) agar pelihara dan penghasilan yang didapat dari kebun
tersebut dibagi menurut perjanjian sewaktu akad.
b) muzaroah
muzaroah adalah kerja sama dalam pertanian berupa paroan sawah atau ladang seperdua
atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benih (bibit tanaman) dari pekerja (petani)
zakat hasil paroan ini diwajibkan atas orang yang punya benih.
c) mukhobaroh
mukhobaroh adalah kerja sama dalam pertanian berupa paroan sawah (ladang) seperdua
atau sepertiga atau lebih atau kurang, sedangkan benihnya dari pemilik sawah (ladang).
Adapun pada mukhobaroh, zakat, diwajibkan atas yang punya tanah karena pada hakikatnya
dialah yang bertanam.
5) menghindari riba
Kata riba (ar-riba) menurut bahasa berarti tambahan (azziyadah) atau berlebihan. Ria menurut
istilah ialah suatu akad perjanjian yang terjadi dalam tukar-menukar sesuatu barang yang
tidak diketahui sama sekali menurut syariah. Riba hukumnya haram dan Allah swt. Melarang
untuk menggunakan atau memakan hasil riba.
a) riba fadl, yaitu tukar-menukar dua buah barang yang sama jenis namun tidak sama
ukurannya oleh orang yang menukarnya.
b) riba nasiah, yaitu tukar-menukar dua barang yang sejenis maupun tidak sejenis atau jual
beli yang pembayaran disyaratkan lebih oleh penjual dengan waktu yang dilambatkan.
c) riba qardh, yaitu meminjam sesuatu dengan syarat ada keuntungan atau tambahan dari
orang yang meminjami.
d) riba yad, yaitu berpisah dari tempat akad jual beli sebelum serah terima.
Transaksi ekonomi dalam islam tentunya sangat banyak sekali. Berikut adalah 5
contoh transaksi ekonomi dalam islam yang diterapkan dan dikembangkan dalam kehidupan
kita keseharian di zaman modern saat ini.
Melakukan hutang atau pinjaman pada orang atau lembaga tentu adalah hal yang
diperbolehkan oleh islam. Hutang adalah meminjam harta orang lain untuk dipergunakan
oleh kita dan dibayarkan kembali pada peminjam pada jangka waktu tertentu.
Tentu saja riba adalah hal yang diharamkan oleh islam. Riba juga mencekik orang
miskin, terutama mereka yang meminjamnya untuk kebutuhan primer kesehariannya.
Untuk itu, berhutang dalam islam adalah salah satu contoh transaksi ekonomi yang
diperbolehkan asalkan tanpa riba dan dengan perjanjian atau akad yang jelas.
b). Akad jual beli bisnis online
Dalam perkembangan zaman seperti saat ini proses jual beli tidak hanya dilakukan
secara langsung, melainkan bisa juga dengan proses online. Proses online ini tentu saja
membutuhkan teknologi yang mendukung agar proses jual beli dapat dilakukan secara
transparent dan sesuai kenyataan.
Pada proses jual beli online proses akad juga harus dilakukan. Misalnya dengan
pembuatan form pernyataan dari penjual dan pembeli, tidak menutupi keadaan barang atau
produk yang dijual, membayar sesuai perjanjian, mengirim barang dan mengirim uang
sesuai jumlah yang telah disepakati. Tanpa proses seperti ini tentu saja akan merugi dan
membuat manusia akan mendapatkan dampak mudharatnya.
Seiring perkembangan zaman tidak hanya jual beli barang saja yang dilakukan online,
akan tetapi penipuan, judi, taruhan, dan sebagainya juga bisa dilakukan online, dan islam
tetap melarang hal tersebut.
Ada banyak sekali bank-bank konvensional yang ada di negeri ini. Untuk itu, islam
sendiri memiliki prinsip bahwa transaksi ekonomi harus dijalankan sesuai dengan syariah.
Transaksi ekonomi sesuai syariah ini dikembangkan dengan adanya bank modern berbentuk
syariah.
Contoh transaksi dalam islam lainnya adalah dengan jual beli produk halal. Jual beli
adalah bagian transaksi dalam Islam. Jual beli tentu saja di perbolehkan oleh islam dan yang
allah larang adalah melakukan penipuan, judi atau mengundi nasib dengan proses yang
tidak jelas. Jual beli produk yang halal berarti harus mensyaratkan bahwa:
1. Tidak adanya unsur haram atau komposisi produk yang di haramkan Islam (misalnya
makanan mengandung babi, minuman beralkohol, atau produk haram lainnya)
2. Tidak ada barang atau produk yang di jual hasil dari proses yang tidak haram
(misalnya penipuan, pencurian, atau ketidak jelasan pemilik)
3. Proses jual beli dilakukan suka sama suka dan tidak ada keterpaksaan. Jual beli
produk halal adalah hal yang harus dilakukan umat islam sebelum melaksanakan
perniagaan. Kehalalan adalah awal dan sumber keberkahan harta manusia.
Pembuatan biling atau invoice adalah pembuatan bukti transaksi. Hal ini perlu di
lakukan untuk memperjelas prses jual beli dan sebagai bukti transaksi ekonomi. Dalam
zaman modern ini transaksi yang tanpa biling atau invice dapat di tuntut dan diatur oleh
pemilik bisnis. Jika tanpa bukti transaksi maka penipuan, kecurangan, atau pun lainnya
dapat terjadi dan merugikan satu pihak.
Tentu saja hal ini dengan syarat yaitu pembuatan biling atau invoice juga di dukung
oleh sistem dan proses yang baik. Tidak ada penipiuan misalnya membuat bukti transfer
palsu, membuat invoice palsu, dan sebagainya. Sebagai umat islam tentu kejujuran hal
utama. Untuk itu tidak perlu dilakukan kebohongan karena dampak dari hal tersebut kita
yang akan menanggung. Kehilanga pelanggan, ketidak percayaan, dan juga tuntutan dari
orang lain bisa saja akan terjadi.
Ada beberapa hikah yang bisa di petik dengan adanya transaksi ekonomi yang di
jalankan sesuai syariat Islam. Tentu saja syariat Islam yang ditentukan Allah bukan
mempersulit manusia, justru memberikan kesjahteraan dan keadilan pada umat. Hal
tersebut diantaranya:
e. Tergeraknya ekonomi umat secara produktif bukan hanya bagi umat islam melaikan
keseluruhan yang terlibat di dalamnya