Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Hukum Ekonomi Islam
Dosen Pengampu : Ibu Mutimatun Ni Ami S.H., M.Hum.
Disusun oleh :
Identitas Buku :
Judul Buku : Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar
No. ISBN : 976-9015-23-5
Penulis : Heri Sudarsono, S.E.
Penerbit : EKONISIA
Tanggal Terbit : Agustus 2004
Kota Terbit : Yogyakarta
Text Bahasa : Indonesia
Di samping itu, Ekonomi Islam berarti suatu ilmu yang dasr hukumnya berbeda dengan
Ekonomi Konvensional. Dari sumber hukum ini yang menyebabkan ilmu ekonomi ini disebut
“Ekonomi Islam”. “Islam” dari kata Ekonomi Islam menimbulkan arti sebagai sebuah ilmu yang
didasarkan atas Al-Quran dan Hadist. Bila tidak menggunakan kata Islam dalam kata Ekonomi
maka jelas tidak menggunakan dasar Al-Quran dan Hadist. Tetapi, hal ini kan menimbulkan
masalah bila dalam prakteknya Ekonomi Islam tidak sesuai dengan apa yang diidealkan,
sehingga akan menjdikan Islam kehilangan sebagai pedoman yang paling sempurna untuk
manusia, sebagaimana Al-Quran dan Hadist.
Nama Ekonomi Islam dipengaruhi oleh penafsiran kita terhadap praktek Ekonomi Islam
yang kita temukan. Bila pengalaman Ekonomi Islam berkaitan dengan aturan-aturan tentang
perintah dan larangan saja, maka makna nama Ekonomi Islam lebih banyak berkaitan dengan
norma. Hal ini akan membangun pengertian bahwa Ekonomi Islam sebagai ilmu nomatif. Bial
pengalaman yang kita temukan banyak berkaitan tentang persoalan aktual, misalnya praktek
bank dan lembaga keuangan syariah dan sebagainya maka menghasilkan makna nama Ekonomi
Islam yang berbeda.
Tidak ada definisi baku tentang ekonomi islam yang digunakan sebagai pedoman umum,
yang menjadikan secara pasti perbedaan definisi ekonomi islam dengan ekonomi konvensional.
Beberapa ekonom muslim berusaha mendefinisikan, tetapi hal itu tidak lepas dari konteks
permasalahan-permasalahan ekonomi yang mereka hadapi. Sehingga kesan yang terjadi ada
perbedaan dalam mendefinisikan ekonomi islam dari beberapa ekonom muslim sendiri. Oleh
karena itu,perbedaan pendefisian lebih diartikan sebagai usaha para ekonom muslim untuk
menjawab masalah ekonomi yang ditangkapnya, yang berpedoman pada Al-Quran dan Hadist.
Muhammad Abdul Mannan, mendefinisikan makna Ekonomi Islam sebagai upaya untuk
mengoptimalkan nilai islam dalam kehidupan masyarakat. Mannan mengatakan,“Ekonomi Islam
merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang
diilhami oleh nilai-nilai islam”.
Hampir serupa dengan definisi yang dikemukakan oleh Mannan, M.M. Metwally
menyatakan Ekonomi Islam sebagai ilmu yang mempelajari perilaku muslim (yang beriman)
dalam suatu masyarakat islam yang mengikui Al-Quran, Hadist, Ijma, dan Qiyas”.
Sementara itu, Hassanuzzaman mengatakan masalah pokok yang ada dalam perekonomian
yang menjadikan masalah besar bagi kehidupan nantinya adalah masalah keidakadilan atau
distribusi. Hassanuzzaman menyatakan,“ilmu ekonomi islam adalah pengetahuan dan aplikasi
dari anjuran dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh sumber-sumber
daya material sehingga tercipta kepuasan manusia dan memungkin kan mereka menjalankan
perintah Allah dan masyarakat”
Berbeda dengan apa yang dikemukakan Umar Chapra, ekonomi islam merupakan
representasi Al-Quran dan Hadist yang membangun kehidupan manusia dalam kehidupan yang
lebih baik dari konsep ekonomi manapun. Definisi Chapra sebagai berikut,”ekonomi islam
sebagai suatu cabang pengetahuan yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia
melalui suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan muqasid,
tanpa mengekang kebebasan individu, menciptakan ketidakseimbangan makro ekonomi dan
ekologi yang berkepanjangan, atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan
moral masyarakat”.
Sistem ekonomi konvensional telah membangun struktur kehidupan masyarakat yang lebih
berorientasi pada material. Kebebasan untuk mengelola sumberdaya untuk meningkatkan
produksi dipahami sebagai usaha yang manusiawi yang ada dalam diri setiap manusia. Proses
Konvensionalisasi yang begitu lama telah menimbukan kooptasi dalam kehidupan. Fenomena
produksi guna memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian sebagai usaha yang
rasional.
Secara umum masalah ekonomi islam daam masyarakat seeperti disebabkan oleh :
1. AL-QURAN
Berikut ini merupakan beberapa kumpulan ayat-ayat suci Al-Quran yang membahas
tentang masalah ekonomi:
“dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang telah dikaruniakan Allah kepada
sebagian kamu lebih banyak dari sebagian lain. Karena bagi orang laki-laki ada bagian
daripada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita(pun) ada bagian daripada
apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu”
“hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta, sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama suka diantara kamu” (Q.S. An-Nisa 4 : 29)
“dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca
yang benar” (Q.S. Al-Israa 17 : 35)
“dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
dari padanya, dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami
telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir diantara mereka dengan siksa yang
pedih” (Q.S. An-Nisa 4 : 161)
2. HADIST
Hadist adalah berita yang berasal dari Rasulullah SAW, boleh jadi berwujud
perkataan (qauliyah), perbuatan (fi’liyah), pengakuan atau persetujuan terhadap perkataan
orang lain (taqrir).
“Allah memberikan rahmatnya pada setiap orang yang bersikap baik ketika menjual,
membeli, dan membuat suatu penataan” (H.R. Bukhari)
“pedagang yang jujur dan dapat dipercaya termasuk dalam golongan para nabi, orang-
orang yang benar-benar tulus dan para syuhada” (H.R. Tarmizi, Darimi, dan Daraqutni)
“Sesunggguhnya Riba itu bisa terjadi pada jual beli secara uang (kredit)” (H.R. Bukhari
Muslim, dan Ahmad)
Dari Jubair ra, Rasulullah SAW mencela penerima dan pembayar bunga orang yang
mencatat begitu pula orang yang menyaksikan dimaksud. Beliau bersabda : “mereka
semua sama-sama berada dalam dosa”(H.R. Muslim, Tirmizi, dan Ahmad)
Dari Ubada bin Sami ra, Nabi SAW bersabda : “emas untuk emas, perak untuk perak,
gandum untuk gandum. Barang siapa membayar lebih atau menerima lebih dia telah
berbuat Riba, pemberi dan penerimanya sama saja (dalam dosa)” (H.R. Muslim dan
Ahmad)
Sistem ekonomi yerbentuk dari pengalaman masa lalu suatu negara dalam
mengelola negaranya. Bila masa lalu negara tersebut berhubungan dengan usaha untuk
memisahkan diri dari dominasi negara yang memiliki sostem ekonomi kapitalis timbul
kecenderungan negara tersebut akan menggunakan sistem sosialis.
Sistem ekonomi di suatau negara tidak ada yang tidak dipisahkan dari
pengalaman-pengalamannya di masa lalu. Sebagian besar pengalaman ada yang
menunjukkan peran suatu negara dalam mempertahankan ideologinya. Dari ideologi ini,
negara mempunyai peranan besar dalam menjadikan dirinya untuk tetap eksis di
zamannya. Sampai akhirnya wujud dari usaha untuk mempertahankan eksistensinya
negara menggunakan kekuasaan untuk menjajah, menindas, dan merampas hak negara
lain.
Letak negara yang satu dengan negara yang lain mempengaruhi bentuk sistem
ekonomi. Letak negara menimbulkan adanya pengkondisian antara negara yang
berdekatan untuk menggunakan kebijakan yang saling mendukung. Keadaan ini
mempermudah terjadinya hubungan ekonomi. Hubungan ini diantara dua negara atau
lebih tidak akan terjadi secara efektif bila tidak ada kesamaan sistem yang ada diantara
negara tersebut. Walaupun pada awalnya kesamaan sistem ini terjadi timbul berbagai
pergeseran kebijakan di dalam suatu negara akibat adanya pengaruh sistem ekonomi
negara lain.
3. TINGKAT PEMBANGUNAN
4. KETERBUKAAN
5. SISTEM POLITIK
Kapitalisme mengakui kebebasan manusia tidak bisa bebas lepas tetapi kebebasn
manusia terbatas yang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Kebebasan ini yang menjadi
bagian ajaran yang berlaku universal dalam masyarakat kapitalis. Norma kapitalis
berdasarkan bahwa kebebasan kita dibatasi kebebasan orang lain. Maka norma
merupakan konsensus yang menjadi aturan bersama. Norma lebih sekedar ciptaan
manusia dan berlaku surut menurut ruang dan waktu. Norma sebagai nilai
kemasyarakatan membutuhkan legitimasi bersama sebagai sebuah nilai, lewat jalan
mengungkapkan pendapat secara bebas. Kebebasan dalam mengungkapkan pendapat
dianggap sebagai salah satu sikap hidup kapitalis yang menjunjung hak asasi manusia.
3. Ketimpangan Ekonomi
Ketimpangan ekonomi terjadi antara kaum pengusaha dan kaum pekerja.
Beberapa pengusaha mengeksploitasi pekerja dengan mengambil nilai tambah dari
pekerjaan mereka, dengan cara pekerjaan mereka dihargai berdasarkan atas berapa
besar output produksi yang dikeluarkan. Fenomena ini lebih memerankan pekerja
sebagai mesin dari proses produksi.
Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik negara dan
diatur kemudian lewat negara, dipergunakan untuk seluruh rakyat. Rakyat tidak
mempunyai hak untuk memiliki harta kecuali harta-harta tertenu yang telah ditetapkan
oleh negara.
2. Kesamaan ekonomi
3. Disiplin politik
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Marbin Ka’ab bin
Sa’ad bin Tamim bin Murrah bin Ka’ab bin Luay Al-Tamyi Al-Qurasyi, bergelar Al-
Siddiq (yang membenarkan) atau Al-Atiq (yang dibebaskan). Abu Bakar dilahirkan di
Mekkah dua setengah tahun setelah tahun gajah atau liam puluh setengah tahun sebelum
dimulainnya Hijrah. Abu Bakar termasuk suku Quraisy dari Bani Taim, dan silsilah
keturunannya sama dengan Rasulullha SAW dari garis ke-7
Umar bin Khattab atau Umar bin Al-Khattab bergelar Al-Faruq. Dilahirkan di
Mekkah, tahun 40 sebelum Hijrah. Silsilahnya berkaitan dengan garis keturunan
Rasulullah SAW pada generasi ke-8. Ia salah satu dari tujuh orang mekkah yang
terpelajar ketika kenabian dianugerahkan kepada nabi Muhammad Al-Amin, umar
masuk islam pada umur 27 tahun.
Pada enam tahun kepemimpinannya Balkh, Kabul, Ghazni Kerman, dan Sistan
ditaklukkan. Untuk menata pendapatan baru, kebijakan umar diikuti. Tidak lama islam
mengakui empat kontrak dagang setelah negara-negara tersebut ditaklukkan. Kemudian
tindakan efektif diterapkan dalam rangka pengembangan sumber daya alam. Aliran air
digali, jalan dibangun, pohon-pohon dan buah-buahan ditanam, dan keamanan
perdagangan diberikan dengan cara pembentukan organisasi kepolisian tetap.
Ali bin Abi Thalib dilahirkan pada tahun gajah ke-13. Ali keponakan Rasulullah
SAW dan dari suku Bani Hasyim, yang dipercaya menjadi penjaga tempat suci Ka’bah.
Ali menikah dengan putri Rasulullah yaitu Fatimah Az-Zahra. Ali bin Abi Thalib
ditakdirkan menjalankan kemudi pemerintahan melalui masa-masa paling kritis berupa
pertentangan antar kelompok.