Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN GLOBALISASI EKONOMI INDONESIA


MENURUT PERSPEKTIF ISLAM
Dosen Pembimbing : Mohammad Nafis, M.Ag

DISUSUN OLEH :
ARIN ZHUMAIRI ZAIRIN
211211063

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA

Jl. Tanjung Duren Barat 2 No.1, RT.1/RW.5, Tj. Duren Utara, Kec. Grogol petamburan, Kota Jakarta
Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11470

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur atas kehadirat Allah, shalawat serta salam tercurah kepada
junjungan yang agung Rasulullah Saw yang membawa kita dari zaman yang gelap menjadi
zaman yang terang benderang ini. Selamat kepada semua pembaca yang terhormat, penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan
informasi mengenai ekonomi Islam, yang merupakan salah satu cabang dari ilmu ekonomi
yang memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan ekonomi konvensional.
Ekonomi Islam merupakan sistem ekonomi yang mengacu pada prinsip-prinsip yang terdapat
dalam Al-Quran dan hadis Nabi Muhammad SAW. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah
keadilan, kebenaran, kemaslahatan, kehati-hatian, dan kerelaan. Selain itu, ekonomi Islam juga
menekankan pada hak-hak asasi manusia, seperti hak untuk memperoleh kekayaan secara halal,
hak untuk mendapatkan keadilan, dan hak untuk mendapatkan keberlangsungan hidup yang
layak.
Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai perkembangan ekonomi Islam di
Indonesia, prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam, sistem keuangan dan perbankan dalam
ekonomi Islam. Selain itu, kami juga akan memberikan beberapa contoh aplikasi ekonomi
Islam dalam dunia nyata, agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
bagaimana ekonomi Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca,
dan dapat menjadi sumber inspirasi untuk terus mempelajari dan mengembangkan ilmu
ekonomi Islam.

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I
Pendahuluan 4
BAB II
Pembahasan 5
Penutup 12
BAB III
Kesimpulan 13
Saran 13
Daftar Pustaka 14
Lampiran 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

Islam merupakan agama yang dianut oleh lebih dari 1,8 milliar orang dari seluruh
penjuru dunia.Sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, Islam
memiliki ajaran yang komprehensif tentang bagaiman manusia harus menjalani kehidupan
nya di dunia. Salah satu aspek yang dibahas dalam ajara islam adalah Ilmu Bisnis dan
Ekonomi.

Pemahaman mengenai Ilmu bisnis dan ekonomi di Indonesia saat ini sudah
terdistraksi dengan paham paham kapitalisme yang menganggap bahwa materi atau harta
benda merupakan satu satunya sumber kepuasan dan kebahagiaan dalam kehidupan tanpa
mempertimbangkan hukum hukum islam.

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman kaidah kaidah bisnis dan ilmu
ekonomi menurut perspektif islam.Makalah ini akan membahas berbagai pandangan
pandangan para ulama mengenai ekonomi islam dan penerapan nya dalam kehidupan sehari
hari. Selain itu makalah ini juga akan mengkaji bagaiman prinsip prinsip ekonomi islam
diterapkan dalam berbagai bidang,seperti perbankan,keuangan, asuransi dan lain lain

Untuk mencapai tujuan penulis, makalah ini akan mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber melalui beberapa buku ekonomi islam serta buku buku yang berkaitan
lainnya. Selain itu,makalah ini juga akan melakukan analisis terhadap data yang diperoleh
untuk menarik kesimpulan yang tepat.

4
BAB II

PEMBAHASAN

Ekonomi dalam banyak literature, ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata
“oikos atau oiku” dan “nomos” yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain,
ekonomi adalah semua yang bersangkutan atau berhubungan langsung dengan perikehidupan
dalam rumah tangga. Rumah tangga dalam hal ini bukan berkaitan dengan suami,istri,ayah,ibu,
anak dan sebagainya, melainkan dalam hal ini merupakan rumah tangga dalam arti luas yaitu
bangsa negara dan pemerintahan dunia

Jadi, istilah ekonomi bukan berasal dari term Islam atau termaktub (tertulis) dalam
literatur kitab suci al-Qur‟an dan al-Hadits, bahkan dalam teks-teks klasik Islam melainkan
bersumber dari bahasa Yunani kuno, yaitu: Oikos dan Nomos. Oikos berarti rumah tangga
(house-hold), sedang Nomos berarti aturan, kaidah, atau pengelolaan. Dengan demikian secara
sederhana ekonomi dapat diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan, atau cara pengelolaan
suatu rumah tangga.

Definisi ini tentu memberi gambaran bagi kita bahwa Ekonomi merupakan seluruh
kegiatan berupa kaidah kaidah atau cara pengelolaan suatu bangsa dan negara yang berkaitan
dengan aktifitas yang menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai seperti uang,emas,aset dan
lain lain.

Seiring berkembangnya zaman akibat globalisasi, kegiatan ekonomi di indonesia mulai


melenceng dari hukum hukum islam yang telah ditetapkan. Ada beberapa kegiatan ekonomi
yang melanggar prinsip prinsip dasar ekonomi islam di Indonesia antara lain

1. Riba, Riba merupakan salah satu prinsip dasar yang diharaamkan dalam ekonomi
Islam. Riba adalah tambahan atau keuntungan yang diberikan kepada pihak yang
meminjam uang tanpa adanya usaha atau produktivitas yang dikerjakan oleh pihak
pemberi pinjaman. Contoh kegiatan ekonomi yang melanggar prinsip ini yaitu
kegiatan pemberian bunga dalam perbankan dan kegiatan perdagangan komoditas
dengan sistem trading.
2. Gharar, merupakan prinsip dasar yan juga diharamkan dalam ekonomi islam.
Gharar diartikan sebagai ketidakpastian atau ketidakjelasan yang terjadi dalam
suatu transaksi ekonomi. Kegiatan ekonomi yang melanggar prinsip ini yaitu judi
online dan berspekulasi

5
3. Maysir, Merupakan prinsip dasar yang juga diharamkan dalm ekonomi Islam.
Maysir diartikan sebagai kegiatan yang mengandalkan keberuntungan semata
dalam mencari keuntungan. Salah satu contoh kegiatan yang melanggar prinsip ini
adalah mengundi nasib dengan panah.

Di Indonesia sendiri pelanggaran pelanggaran ini masih banyak terjadi. Banyak


masyarakat yang memilih untuk mengambil cara tersebut karena menurut masyarakat sendiri
kegiatan tersebut sangat mudah untuk menghasilkan uang. Namun faktanya di sisi lain kegiatan
ini justru akan sangat merugikan masyarakat jika terjerumus di dalam nya.

Uniknnya, fenomena ini banyak di adopsi oleh umat muslim sendiri, kegiatan seperti
judi sangat disukai oleh masyarakat terutama kalangan berekonomi rendah. Apalagi saat ini
akses terhadap kegiatan perjudiaan semakin dipermudah dengan akses online. Masyarakat
tentu akan semakin terbawa dengan algoritma yang di modifikasi oleh bandar yang membuat
kita semakin penasaran dan membuat kita terus menerus mengorbankan uang kepada bandar
judi tersebut.

Bukan itu saja pelanggaran riba yang saat ini juga menjadi salah satu pelanggaran yang
paling sering kita lihat bahkan kita pakai. Salah satu contoh kegiatan riba dewasa ini yaitu
adalah bank konvensional. Penggunaan bunga bank menjadi contoh penerapan dari unsur riba
di negeri ini. Mereka menggunakan bunga untuk mengambil keuntungan, masalah nya kegiatan
ini sudah sangat sering ditemukan yang menjadi kan kegiatan ini semakin ternormalisasi. Bank
Konvensional juga menyediakan layanan pinjaman dengan bunga yang bervariasi, pihak yang
mengajukan pinjaman dapat memilih tenor tenor atau tenggat waktu kapan peminjam akan
melunasi pinjaman tersebut. Biasanya tenor ini berada di 3 – 12 bulan, bahkan jika pinjaman
nya agak besar peminjam dapat mengajukan tenor hingga 5-10 tahun.

Hal ini tentu sangat beresiko apalagi islam sendiri adalah agama yang tegas terhadap
permasalahan hutang. Rasulullah saw sendiri juga tidak menganjurkan umatnya untuk
berhutang.

6
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‫نفس المؤمن ُمعَلّقة بدَ ْينِه حتى يُ ْقضى عنه‬

“Ruh seorang mukmin (yang sudah meninggal) terkatung-katung karena hutangnya sampai
hutangnya dilunasi” (HR. At Tirmidzi no. 1079, ia berkata, “(Hadits) hasan”, disahihkan Al
Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Dalam hadis tersebut menjelaskan betapa besarnya resiko yang harus diterima
seseorang mukmin ketika berhutang. Dikatakan bahwa seorang mukmin yang ruh nya sudah
dicabut dan masih mempunyai hutang,ruh nya akan terkatung katung di alam barzakh dan tidak
dianggap sebagai orang yang selamat dan tidak dianggap sebagai orang binasa sampai hutang
nya lunas.

Hutang yang tidak dapat di lunasi tersebut akan di selesaikan di akhirat, namun bukan
dengan uang dunia, melainkan akan digantikan dengan pahala dan dosa. Maksudnya Sang
peminjam yang ruh nya terkatung katung tadi akan menggantikan hutang nya dengan pahala
yang di dapatkan di dunia untuk diserahkan kepada orang yang meminjamkan nya. Namun
apabila pahala amalan nya telah habis, orang yang meminjamkan uang nya dapat memindahkan
dosa nya di dunia kepada orang tersebut.
Dari Abdullah bin Umar Radhiallahu anhu, Rasulullah Shalalahu Alaihi Wasallam
bersabda
ُ‫ ولكنها الحسناتُ والسيئات‬، ‫ فليس ثم دينار وال درهم‬، ‫من مات وعليه دَين‬
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih punya hutang, maka kelak (di hari kiamat) tidak
ada dinar dan dirham untuk melunasinya. Namun yang ada hanyalah kebaikan atau keburukan
(untuk melunasinya)” (HR. Ibnu Majah no. 2414, disahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash
Shahihah no. 437).

Allah swt tentunya tidak akan mengharamkan sesuatu apabila ha tersebut tanpa ada
penyebab, ada beberapa ulama yang berasumsi perihal penyebab pengharaman dari kegiatan
ini,namun saya mengutip dari e book Sejarah Islam Indonesia : Kajian awal ekonomi islam
indonesia yang disusun oleh pusat data dan analisis tempo yang menjelaskan bahwa setidaknya
ada tiga aspek fundamental yang harus dikaji tentang pengharaman riba. Konsep pertama
merujuk pada jerih payah secara sederhana selalu diartikan sebagai keterlibatan seseorang
7
dalam proses menghasilkan output/pendapatan seperti petani menanam padi, buruh bekerja di
pabrik,seniman menghasilkan karya dan wiraswasta berbisnis. Dalam konteks ini seseorang
dihalalkan menikmati keuntungan. Bila seseorang menyimpan kelebihan penghasilan nya
untuk ditabung, simpanan itu lalu menghasilkan bunga apakah tidak bisa didefinisikan sebagai
hasil dari jerih payah nya?

Bila tabungan itu kemudian digunakan membeli tanah/rumah ,lalu disewakan pada
orang lain, hasil sewa itu menjadi halal.Bila tabungan tersebut dibelikan emas yang harganya
akan meningkat sehingga terjadi keuntungan karena selisih harga, keuntungan itu juga menjadi
hak yang halal baginya. Maka dalam hal ini dibuktikan bahwa konsep jerih payah tidak dapat
menjadi alasan yang kuat untuk mengharamkan bunga.

Aspek kedua yang dapat dikaji yaitu resiko dan keadilan yang mungkin menjelaskan.
Argumen umum dari literatur islam menyebut penikmat suku bunga dikatakan tidak
menanggung resiko, sedangkan debitur menanggung resiko jika usahanya gagal, bila usahanya
gagal dengan demikian ada ketidaak adilan dalam transaksi ini. Namun jika Bank peminjam
yang bangkrut dan tabungan nasabah hilang ada asuransi yang akan menjamin uang tabungan
nasabah karena asuransi merupakan syarat ketentuan dibentuknya bank komersial yang akan
menanggung uang tabungan nasabah jika bank bangkrut dengan jumlah tertentu. Dengan studi
kasus tersebut maka resiko kebaangkrutan bank akan sangat kecil, sehingga tidak dapat juga
dijadikan sebagai ukuran menakar resiko. Meskipun resiko gagal ada, namun dengan asuransi
tersebut peminjam yakin bahwa peluang sukses lebih besar.

Aspek ketiga yang dapat dikaji sebagai alasan pengharaman bunga adalah faktor
keadilan , yakni penabung menerima bunga tabungan secara pasti dan tetap tanpa resiko
sedangkan debitur harus mengembalikan hutang, apapun yang terjadi tidak selalu seperti itu
karena dalam transaksi antara penabung dan peminjam terdapat ketidaksempurnaan informasi.
Debitur memiliki informasi lebih lengkap mengenai segala kemungkinan termasuk karakter
usahanya dan dirinya, tidak demikian hal nya dengan penabung dan bank kondisi ini
menimbulkan situasi yang dikenal sebagai princip agent problem, yang menghasilkan
kemungkinan problem moral hazard atau selection bias. Keduanya lebih merigikan pihak yang
memiliki sedikit informasi.
Ketidakadilan dalam konsep suku bunga sering dicontohkan dengan fenomena suku
bunga yang tinggi . Tahun 1998, ketika krisis ekonomi dan perbankan Indonesia mencapai
8
puncak nya, suku bunga simpanan yang mencapai 70% sedangkan inflasi juga telah di angka
80% sehingga bank rugi besar. Dengan demikian argumen tentang ketidakadilan dari tingginya
suku bunga menjadi sangat relatif dan menjadi lemah

Berdasarkan ketiga aspek tadi akan dikaji kembali fatwa pengharaman riba yang
diharamkan lebih mengacu pada fenomena rentenir, yang bunga nya sangat mencekik
peminjam. Surat al imran 130 mencela transaksi seperti ini. Fenomena rentenir ini muncul
karena para peminjam berada dalam posisi tawar menawar yang lemah baik karena terdesak
situasi maupun akses pada sumber pinjaman lain praktis tidak ada) sehingga harus menerima
perjanjian yang tidak adil.

Sehingga dapat ditarik garis besar bahwa pengharaman riba merujuk pada bunga yang
dibebankan kepada peminjam yang terlalu besar dan tidak normal yang di adakan oleh instansi
ilegal ataupun perseorangan ataupun rentenir yang menagih hutang dengan perilaku yang tidak
manusiawi. Hal ini sangat jelas tidak sesuai dengan kaidah kaidah ekonomi islam yang
mengambil keuntungan sesuai porsi nya dan tidak ada unsur kekerasan di dalam nya

Penerapan seperti tersebut saat ini sedang menjadi banyak digunakan oleh masyarakat,
fenomena pinjaman online saat ini banyak disukai oleh kalangan masyarakat bawah hingga
menengah. Pada penerapan nya instansi pinjaman online ini awalnya banyak menawarkan
cicilan kecil di sosial media dan internet tempat dimana orang orang berkumpul dan
mengundang banyak orang untuk ke aplikasi nya. Setelah pengguna mendafttaer memasukan
data data nya, instansi tersebut terus menawarkan pinjaman secar masif, dan jika peminjam
meminjam uang dengan total 10 juta maka uang yang diterima kurang dari nilai tersebut dengan
alasan yang tidak wajar bunga yang di tekankan pada peminjam pun berbeda dengan yang
ditawarkan dengan dalih alasan yang berbeda beda. Sampai sini saja sudah jelas bahwa praktek
ini merupakan riba yang nyata yang tidak perlu dipertanyakan lagi keharaman nya.

Maka dari itu, kita sebagai generasi muda harus tidak gampang tergoda dengan godaan
di era digital ini yang membawa kita kepada sebuah kerugian. Jika ingin ada sesuatu atau yang
ingin dicapai lebih baik kita menabung dengan konsisten daripada harus meminjam online yang
hanya akan membawa kita ke lingkaran yang tak berujung.

9
Dalam buku Tafsir ayat ayat riba karya syekh al quthb dijelaskan bahwa, Riba adalah
perbuatan jahiliah yang paling ditentang dalam islam. Tidak ada ancaman baik tersirat maupun
tersurat yang lebih keras dibandingkan dengan ancaman Allah berkenaan dengan riba.
Ancaman tersebut contoh nya terdapat dalam al quran surat albaqarah ayat 275-281, Sungguh
Allah memiliki kebijaksanaan yang sangat tinggi.

Meskipun dengan peringatan peringatan yang telah diajarkan melalui alquran dan hadis
masyarakat era sekarang masih saja tergiur dengan riba riba yang di modernisasi ini, banyak
jenis jenis riba yang di modernisasi sehingga bukan terlihat merugikan namun terlihat
menguntungkan, hal ini seperti sistem PayLater, Sistem ini membuat kita dapat saja membeli
sesuatu yang diluar kemampuan kita, dengan membayar dalam tenor waktu yang ditentukan
dan tentu saja dengan bunga yang ditambahkan. Hal ini tentu memudahkan adanya suatu
pembelian yang dilakukan oleh seluruh pengguna internet yang belum faham tentang resiko
resiko, apalagi jika masyarakat kalangan bawah yang terperangkap Paylater ini, yang termakan
akan gengsi untuk membeli barang konsumtif semata.

Maraknya penggunaan sistem riba ini tidak lain karena adanya beberapa faktor :

1. Kemiskinan

Beberapa masyarakat miskin tidak dapat membeli suatu barang atau makanan yang
dibutuhkkan namun dengan keterbatasan uang yang sangat tipis yang membuat putus asa
sehingga mengambil jalan riba.

2. Ketidaktahuan

Ketidaktahuan akibat dari hambatan informasi yang tersampaikan perihal edukasi edukasi
tentang riba modern ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat
masih menyukai sistem ini. Masyarakat hanya melihat apa yang sistem ini tawarkan, otomatis
pihak plattform riba ini menawarkan yang baik dan masyarakat yang melihat akan tergiur tanpa
melihat resiko resiko yang lebih jauh.

3. Promo plattform

Biasanya plattform riba menggunakan promo promo yang terlihat sangat menguntungkan di
awal untuk mendapatkan pengguna baru, ketika sudah mendaftar algoritma plattform akan
menggiring pengguna untuk terus melakukan transaksi.

10
4. Mempermudah pembayaran

Seseorang dapat membeli barang barang dengan harga yang mahal namun dengan pembayaran
yang di cicil dengan tenor tertentu.

Namun ada beberapa alasan yang menurut penulis yang menjadikan sistem pinjaman
riba ini menjadi sistem yang sangat merugikan, diantaranya :

1. Bunga yang tidak masuk akal dan fluktuatif

Plattform riba pinjaman online khususnya memberikan bunga kepada peminjam cenderung
besar dan tidak pasti.

2. Cara penagihan yang tidak manusiawi

Beberapa akhir ini diperlihatkan suatu video di sebuah kantor pinjaman online yang
dipperlihatkan sedang menagih hutang dengan memaki maki pengguna nya dengan kata kata
kotor. Hal ini tentunya banyak di keluhkan oleh masyarakat, bahkan beredar juga video di
internet seseorang yang motor nya dipaksa untuk di angkut oleh orang suruhan perusahaan
pengembang yang belum melunasi cicilan kendaraan nya

3. Kebocoran Data

Banyaknya perusahaan pinjaman online yang marak di Indonesia, membuat perusahaan ini
salaing terkoneksi untuk menyebarkan kontak pengguna yang menggunakan dua plattform
untuk mengambil pinjaman online. Sehingga jika pengguna meminjam di plattform 1 belum
lunas, plattform 1 akan mencari data apakah sang peminjam meminjam di plattform lain atau
tidak jika iya, plattform lain tersebut kemungkinan akan memberikan data nya kepada plattform
itu.

4. Nama baik yang tercemar

Pada saat pendaftaran akun, kita dituntun untuk memberikan nomor cadangan atau nomor
kantor, sehingga jika nomor utama tidak aktif pihak plattform akan menelpon ke nomor
tersebut. Namun pada penerapan nya, pihak plattform membocorkan rahasia rahasia pengguna
serta merendahkan martabat pengguna, sehingga membuat nama kita sebagai peminjam, akan
tercoreng di publik.

11
Itulah beberapa alasan mengapa, kita harus berpikir dua kali untuk menggunakan
plattform ini, Dari Uqbah bin Amir Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
ُ‫ الدَّيْن‬:‫ وما ذاكَ يا رسو َل هللاِ؟ قال‬:‫ قالوا‬.‫سكم ب ْعدَ أ َ ْمنِها‬
َ ُ‫ال تُخِ يفوا أنف‬
“‘Jangan kalian meneror diri kalian sendiri, padahal sebelumnya kalian dalam keadaan aman.’
Para sahabat bertanya, ‘Apakah itu, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Itulah hutang!’
(HR. Ahmad [4/146], At Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir [1/59], disahihkan Al Albani
dalam Silsilah Ash Shahihah [2420]).

Dari hadis ini kita sudah diperingatkan tentang hutang, hutang ini akan membuat
kegelisahan dan ketakutan bagi sang peminjam. Maka kita diajarkan untuk tidak meneror diri
kita sendiri dan jangan bermudah mudahan untuk mengambil hutang.

PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan nya, karena keterbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi penulis.

Penulis berharap para pembaca yang budiman dapat memberi kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurna nya makalah ini dan penulisan makalah ini di
kesempatan kesempatan berikutnya,

Semoga Makalah ini berguna bagi penulis dan khususnya kepada para pembaca yang budiman.

12
BAB III

KESIMPULAN & SARAN

A.Kesimpulan

Dewasa ini globalisasi perkembangan teknologi komunikasi juga berdampak pada sektor
ekonomi dan telah merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Kegiatan ekonomi di
Indonesia saat ini sudah mulai di dominasi oleh transaksi online. Sistem ini dianggap
memberikan segala kemudahan kemudahan bagi masyarakat.

Namun disisi lain untuk menunjang transaksi online ini lahirlah sistem ‘beli sekarang,bayar
nanti’ atau PayLater. Sistem ini mengadopsi unsur riba di dalam nya , Hal ini telah dibuktikan
dengan penjelasan pada bagian pembahasan yang mana merujuk pada bunga atau uang lebih
yang dibebankan kepada peminjam atas hutang yang di ambil oleh nya. Banyak dari
masyarakat Indonesia yang menggemari sistem ini karena masyarakat dapat membeli apa yang
tidak dapat dibeli oleh nya saat itu dengan mencicil dengan tenor tertentu.

Fenomena ini dapat menjadikan masyarakat terbiasa untuk berhutang yang mana hal ini tidak
sejalan dengan kaidah kaidah islam dan ajaran Rasulullah Saw yang membuat hidup seorang
manusia tidak akan merasa tenang. Jika masyarakat dapat menjauhi hal hal seperti ini
masyarakat Indonesia tentu akan dapat terlatih kesabaran nya dan dapat berpikir secara logis
dan sistematis yang tidak terdistraksi oleh hutang.

B. Saran

Seiring dengan perkembangan zaman yang tidak dapat dikontrol ,maka saya mengharapkan
kepada geenerasi muda untuk sedini mungkin untuk menghindari hutang. Karena pada
dasarnya dengan berhutang kita dapat membuka pintu pertama menuju lingkaran setan yang
tak berujung. Terlebih lagi hutang dengan bunga yang sudah terpampang jelas merugikan kita.
Penulis berpesan kepada generasi muda untuk menabung atau berinvestasi jika ada sesuatu
yang diluar kemampuan kita yang ingin kita beli. Penulis percaya bahwa jika kita belum bisa
membeli sesuatu tersebut maka nilai dari diri kita masih belum cukup untuk memiliki barang
tersebut yang mana jika dipaksakan akan membawa kerugian bagi kita di masaa depan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Aziz,Abdul.2015.Dasar Dasar Ekonomi Islam. Cirebon:CV.Elsi Pro

Pusat Data Analisis Tempo.2022.Sejarah Islam Indonesia:Kajian Awal Ekonomi Islam di


Indonesia .Jakarta: Tempo Publishing

Quthb,Sayyid.2018.Tafsir Ayat Ayat Riba. Jakarta: Wali Pustaka

Albani.1996.Silsilah Hadits Shahih.Solo:Mansyurat Al Maktab Al Islami

Alqari,Ali.2001.Mirqatul Mafatih. Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiyyah

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai