DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8
Penyusun mengucapkan syukur Alhamdulillah atas karunia Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayah, dan kelancaran sehingga penulis dapat meyelesaikan
makalah yang berjudul “Ekonomi Islam dan Riba” ini tepat pada waktunya. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Agama Islam di Universitas Martitim
Raja Ali Haji.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bimbingan, saran, kritik, dan bantuan dari
teman-teman dan berbagai pihak. Sehingga penyusun menyampaikan terimakasih kepada
pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
EKONOMI ISLAM...................................................................................................................1
A. Pengertian Ekonomi Islam..............................................................................................1
B. Dasar Hukum Ekonomi Islam.........................................................................................2
D. Tujuan Ekonomi Islam....................................................................................................5
E. Keunggulan Ekonomi Islam............................................................................................6
F. Kekurangan Ekonomi Islam............................................................................................6
RIBA..........................................................................................................................................8
A. Pengertian Riba...............................................................................................................8
B. Larangan Praktik Riba dalam Al-Qur’an........................................................................9
C. Jenis-Jenis Riba.............................................................................................................10
D. Sebab-Sebab Dilarangnya Riba.....................................................................................11
E. Dampak Negatif Riba....................................................................................................12
a. Dampak Ekonomi......................................................................................................12
b. Dampak Sosial...........................................................................................................13
F. Hikmah Diharamkannya Riba.......................................................................................13
Daftar Pustaka..........................................................................................................................15
EKONOMI ISLAM
Sistem ekonomi islam disebut juga dengan sistem ekonomi syariah yaitu suatu
sistem ekonomi yang berlandaskan atas syariat atau norma-norma yang telah
diajarkan di agama islam. Segala bentuk kegiatan ekonomi didasarkan atas ketentuan
didalam al-Quran, as-Sunnah, ijma’ (kesepakatan ulama) dan qiyas (analogi). Al-
Quran dan as-Sunnah merupakan sumber utama sedangkan ijma’ dan qiyas
merupakan pelengkap untuk memahami Al-Quran dan as-Sunnah. Berikut adalah
pengertian ekonomi islam dari beberapa ahli.
a. Muhammad Abdul Manan
b. M. Umer Chapra
Kegiatan ekonomi islam atau ekonomi syariah memiliki dasar hukum yang
menjadi landasan kegiatannya. Dasar hukum ekonomi islam adalah sebagai berikut :
a. Al-Qur’an
c. Ijma’
Ijma’ adalah pendapat atau fatwa-fatwa dari para ulama yang telah
disepakati bersama dan tetap berlandaskan pada Al-Qur’an.
Ijtihad dan Qiyas adalah aktivitas yang dilakukan para ulama untuk
melakukan musyawarah untuk memecahkan peristiwa baru yang muncul dalam
masyarakat.
C. Prinsip Ekonomi Islam
Pada umumnya prinsip ekonomi islam terbagi menjadi tiga bagian. Yang
pertama dalah prinsip yang berfungsi sebagai pondasi. Prinsip-prinsip tersebut
didasarkan atas lima nilai universal yang meliputi tauhid (keimanan), ‘adl
(keadilan), nubuwwah (kenabian), khilafah (pemerintah) dan ma’ad (hasil).
Tauhid memiliki arti bahwa semua yang kita lakukan di dunia akan
dipertanggungjawabkan kepada Allah di akhirat. ‘Adl berarti bahwa Allah telah
memerintahkan manuia untuk berlaku adil dan tidak mendzalimi. Nubuwwah berarti
menjadikan sifat dan sikap nabi sebagi teladan. Khilafah berarti peran pemerintah
adalah memastikan tidak adanya distorsi sehingga perekonomian berjalan dengan
baik. Ma’ad berarti hasil laba yang diperoleh di dunia juga menjadi laba di akhirat.
Dari kelima nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yang
memiliki fungsi sebagai tiang yang merupakan turunan dari nilai-nilai universal,
yaitu; kepemilikan multijenis (multiple ownership), kebebasan bertindak atau
berusaha (freedom to act) serta keadilan sosial (social justice).
Multitype Ownership merupakan turunan dari nilai tauhid dan 'adl. Islam
mengakui kepemilikan pribadi, negara maupun kepemilikan campuran, namun
pemilik primer tetap Allah SWT. Freedom to act merupakan turunan dari nilai
nubuwwah, 'adl dan khilafah. Nilai ini memiliki arti bahwa setiap manusia memiliki
kebebasan untuk bermuamalah. Selain itu tetap harus menjunjung tinggi nilai keadilan
dan taat terhadap aturan yang berlaku dalam pemerintahan agar tidak terjadi distorsi
dalam perekonomian. Social Justice merupakan turunan dari nilai khilafah dan ma'ad.
Nilai ini memiliki arti bahwa pemerintah bertanggung jawab atas pemenuhan
kebutuhan pokok dan terciptanya keseimbangan sosial sehingga tidak terjadi
ketimpangan antara kaya dan miskin.
Tujuan ekonomi islam tidak bisa dilepaskan dari tujuan penciptaan manusia di
muka bumi. Ini karena, kegiatan berekonomi tidak bisa dipisahkan dari akitivitas
manusia di muka bumi. Inilah mengapa islam juga mengatur segala sesuatunya yang
berkaitan dengan aktivitas manusia dalam berekonomi. Berikut adalah tujuan dari
ekonomi islam :
Sistem ekonomi Islam memiliki asas utama yang wajib dipatuhi dan
dijalankan yaitu asas keadilan. Dalam Islam terdapat batasan fungsional
untuk menciptakan kesetaraan dan kesejahteraan ekonomi.
A. Pengertian Riba
Umer Chapra mengutip dari Ibnu Manzur dalam kitabnya Lisān al-Arabῑ,
mengatakan bahwa pengertian riba secara harfiah berarti peningkatan, pertambahan,
perluasan, atau pertumbuhan. Tetapi tidak semua peningkatan atau pertumbuhan
terlarang dalam Islam. Keuntungan juga menyebabkan peningkatan atas jumlah
pokok, tetapi hal initidaklah dilarang.
Secara bahasa riba dapat berarti ziadah (tambahan), nama (tumbuh) sedangkan
penggunanya didalam al-Qur’an memiliki makna tumbuh, menyuburkan,
mengembang, mengasuh, dan menjadi besar dan banyak.. Pengertian riba menurut
istilah adalah kelebihan harta yang tidak ada konfensasi tukar menukar harta dengan
harta.
Menurut Sayid Sabiq riba adalah tambahan modal, baik itu sedikit maupun
banyak. Abdurrahman Al-Jaziri berpendapat riba adalah penambahan salah satu dari
dua barang sejenis yang dipertukarkan tanpa konpensasi terhadap tamabahan tersebut.
Menurut Hanabilah, riba adalah penambahan suatu yang di khususkan. Menurut
Undang-Undang nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah riba adalah
penambahan pendapatan secara tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran
barang sejenis yang tidak sama, kuantitas, kualitas, dan waktu penyerahan atau dalam
transaksi pinjam meminjam yang “mempersyaratkan nasabah atau penerima fasilitas
mengembalikan dana melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu”.
Dalam dunia ekonomi riba disebut dengan istilah Usury (riba) dan interest
(bunga). Yang pada dasarnya mempunyai makna sama yang merupakan dua konsep
dengan satu jiwa yaitu keuntungan yang diharapkan oleh pemberi pinjaman atas
pinjaman uang atau barang, yang sebenarnya barang atau uang tersebut tidak ada
unsur tenaga kerja, sehingga sesuatu yang di hasilkan oleh barang atau uang tersebut
muncul tanpa risiko ataupun biaya. Dengan demikian interest (bunga) dan usury (riba)
termasuk dalam kategori riba.
Para ulama sepakat bahwa riba itu diharamkan. Riba adalah salah satu usaha
mencari rezeki dengan cara yang tidak benar dan dibenci Allah SWT. Praktik riba
lebih mengutamakan keuntungan diri sendiri dengn mengorbankan orang lain.
Menimbulkan kesenjangan sosial yang semakin besar antara yang kaya dan miskin,
serta dapat mengurangi rasa persaudaraan. Oleh karena itu, Islam mengharamkan riba.
Allah SWT mengharamkan riba karena banyak dampak negatif yang ditimbulkan dari
praktik riba tersebut.
Artinya : “Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia 13 bertambah
pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan
apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-
orang yang melipat gandakan (pahalanya).(Q.S Ar-Rum [30] : 39)
(QS. AlBaqarah ayat [2]: 275).
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah
telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang
kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghunipenghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. AlBaqarah ayat [2]: 275).
C. Jenis-Jenis Riba
Secara umum riba dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu riba utang dan riba
jual beli. Riba utang terbagi menjadi dua, yaitu riba qardh dan riba jahiliyyah.
Sementara riba jual beli terbagi menjadi dua bagian, yaitu riba fadhl dan ribanasi’ah.
a. Riba Qardh
c. Riba Fadl
Riba Fadl yaitu tambahan harta pada akad jual beli yang menggunakan
ukuran resmi seperti takaran dan 17 timbangan pada benda sejenis.
Dengan kata lain, Riba fadhl diartikan sebagai penukaran barang yang
sejenis akan tetapi kualitasnya berbeda.
d. Riba Nasiah
Menurut al-fahr al-Razi, ada beberapa sebab dilarang dan diharamkannya riba
tersebut.
a. Dampak Ekonomi
1. Inflasi
2. Ketergantungan Ekonomi
b. Dampak Sosial
1. Ketidakadilan
2. Ketidakpastian
a. Menjaga agar seorang Muslim tidak memakan harta orang lain dengan
cara-cara yang batil.
b. Mengarahkan seorang Muslim supaya menginvestasikan hartanya pada
usaha yang bersih, jauh dari kecurangan dan penipuan, serta terhindar dari
segala tindakan yang menimbulkan kesengsaraan dan kebencian diantara
kaum muslimin.
c. Menyumbat seluruh jalan yang membawa seorang Muslim kepada
tindakan memusuhi dan menyusahkan saudaranya sesama Muslim yang
berakibat pada lahirnya celaan serta kebencian dari saudaranya.
d. Menjauhkan sesorang Muslim dari perbuatan yang dapat membawanya
kepada kebinasaan. Karena memakan harta riba itu merupakan
kedurhakaan dan kezaliman, sedangkan akibat dari kedurhakaan dan
kezaliman itu adalah penderitaan.
e. Membukakan pintu-pintu kebaikan dihadapan seorang Muslim untuk
mempersiapkan bekal di akhirat kelak dengan meminjami saudaranya
sesama Muslim tanpa mengambil manfaat (keuntungan), mengutanginya,
menangguhkan utangnya hingga mampu membayarnya, memberinya
kemudahan serta menyayanginya dengan tujuan semata-mata mencari
keridhaan Allah SWT.
Daftar Pustaka
Manan, M. A. (1980). Islamic Economics, Theory and Practice. In Idarah biyah (p. 3). India.
Naqvi, S. N. (1997). Menggagas Ilmu Ekonomi Islam terj. M. Saiful Anam dan. Yogyakarta:
PT. Dana Bhakti Wakaf.
Rahadi Kristiyanto, S. M. (2022, April 5). Konsep Ekonomi Islam. Retrieved from
https://ilmusyariahdoktoral.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/526/konsep-ekonomi-islam
W, M. G. (2008). In Memahami Bunga dab Riba Ala Muslim Indonesia (pp. 30-31).
Yogyakarta: Bina Ruhani Insan Press.