Kelompok II
Kami menyadari dalam makalah ini tentu masih banyak terdapat berbagai
kekurangan yang tak lain merupakan kekurangan dari diri kami sendiri. Maka dari
itu, kami mengharapkan kepada para pembaca sekalian agar kiranya berkenan
memberikan kritik maupun saran yang membangun untuk kami.
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran .......................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hingga saat ini, bisnis merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia dan merupakan salah satu sarana yang populer dalam mencari rezeki atau
harta kekayaan. Meskipun pada kenyataannya banyak yang mengalami kegagalan
dalam perintisannya, namun tidak sedikit yang telah merasakan hasil dari kerja
kerasnya. Tidak heran jika Islam memberikan tuntunan bahkan perhatiannya
dalam hal kegiatan usaha sebagaimana juga telah dicontohkan oleh Rasulullah
SAW.
1
Nanat Fatah Natsir, Etos Kerja Wirausahawan Muslim, (Bandung: Gunung Djati Press, 1999), hal.
37.
1
Muslim dapat memuliakan hidup dengan mengolah sumber daya alam dan
manusia yang cukup melimpah,2 yang telah dikarunikan oleh Allah SWT.
Aktifitas ekonomi sangat terkait dengan hajat hidup orang banyak. Karena
itu Islam menekankan agar aktifitas ekonomi dimaksudkan tidak semata-mata
berorientasi sebagai pemuas keinginan semata tetapi lebih kepada pemenuhan
kebutuhan dengan pencarian kehidupan berkeseimbangan yang disertai dengan
tuntunan syariat dan perilaku positif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu harta dan bagaimana konsepnya dalam pandangan islam?
2. Apa saja ayat-ayat yang terkait dengan konsep harta dalam islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu harta dan bagaimana konsepnya dalam
pandangan islam.
2. Untuk mengetahui apa saja ayat-ayat yang terkait dengan konsep harta
dalam islam.
2
Dawam Rahardjo, Islam Dan Transformasi Sosial-Ekonomi, (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan
Filsafat, 1999), hal. 56.
3
Yusuf Qardhawi, Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami, diterjemahkan oleh Didin
Hafidhuddin dengan judul, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, (Jakarta: Robbani
Press, 1997), hal. 86.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Abdul Rahman Ghazaly.,at all, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 17.
5
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 59.
6
Ibid.
3
dan sebagainya. Hal itu tidak disebut harta sebab terlalu sedikit hingga
zatnya tidak bisa dimanfaatkan kecuali jika disatukan dengan hal lain.7
2. Konsep Harta dalam Ekonomi Islam
Islam mempunyai pandangan yang pasti tentang harta dan ekonomi, yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pemilik mutlak harta; segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini adalah
milik Allah SWT. Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif,
sebatas untuk menjalankan amanah mengelola dan memanfaatkannya
sesuai dengan ketentuan-Nya.
b. Status harta yang dimiliki manusia adalah9:
1) Harta sebagai titipan, karena memang manusia tidak mampu
mengadakan benda dari tiada. Pencipta awal dari segala sesuatu
adalah Allah SWT.
2) Harta sebagai perhiasan hidup
3) Harta sebagai ujian keimanan.
4) Harta sebagai bekal ibadah.
5) Harta sebagai rizki yang baik dan kenikmatan di tangan orang-
orang yang baik.10
7
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), hal. 22.
8
Yusuf Qardhawi, Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami, diterjemahkan oleh Didin
Hafidhuddin dengan judul, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, hal. 87-88.
9
Mardani, Op.Cit., hal. 61.
10
Yusuf Qardhawi, Malamih Al-Mujtama’ Al-Muslim Alladzi Nansyuduhu, diterjemahkan oleh
Setiawan Budi Utomo dengan judul, Anatomi Masyarakat Islam,hal. 182.
4
c. Cara perolehan atau kepemilikan harta.
Harta dapat diperoleh melalui berbagai macam cara antara lain melalui
usaha yang halal dan sesuai dengan aturan Allah SWT 11 . Dalam
pengkajian terhadap hukum syara’ menunjukkan bahwa sebab-sebab
kepemilikan terdiri atas lima perkara12, yaitu:
• Bekerja (produksi atau usaha yang baik).
• Mendapatkan harta (Warisan).
• Usaha sendiri (untuk menyambung hidup).
• Harta pemberian Negara.
• Harta yang diperoleh tanpa adanya upaya (saling menolong
yang halal atau santunan).
س ْو ِل ٖه َوا َ ْن ِفقُ ْوا ِم َّما َج َعلَ ُك ْم ُّم ْست َْخلَ ِفيْنَ فِ ْي ِۗ ِه فَالَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِم ْن ُك ْم َوا َ ْنفَقُ ْوا لَ ُه ْم ِ ٰا ِمنُ ْوا ِب ه
ُ اّٰلل َو َر
اَجْ ٌر َك ِبي ٌْر
Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang- orang
yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya
memperoleh pahala yang besar.
b. Makna Mufradat
• ٰا َمنُ ْواyaitu berimanlah kamu
• ِاّٰلل
بِ هyaitu kepada allah
• س ْول ِٖه
ُ َو َرyaitu dan rasul-nya
• َواَ ْن ِفقُ ْواyaitu dan belanjakanlah/nafkahkan
• مِ َّماyaitu dari apa-apa
11
Mardani, Op.cit., hal. 61.
12
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis; Menangkap Spirit Ajaran Lngit dan Pesan Moral Ajaran Bumi,
hal. 111.
5
• َجعَلَ ُك ْمyaitu dia jadikan kamu
• َ ُّم ْست َْخلَ ِفيْنyaitu orang-orang yang menguasa
• فِ ْي ِهyaitu padanya
• َ فَالَّ ِذيْنyaitu maka orang-orang yang
• ٰا َمنُ ْواyaitu beriman
• مِ ْن ُك ْمyaitu diantara kamu
• َوا َ ْنفَقُ ْواyaitu dan mereka membelanjakan/menafkahkan
• لَ ُه ْمyaitu bagi mereka
• اَجْ ٌرyaitu pahala
• َك ِبي ٌْرyaitu besar.
c. Makna Global
d. Tafsir ayat
13
Abdul Wahid Al-Faizin, Nashr Akbar, Tafsir Ekonomi Kontemporer: Menggali Teori Ekonomi dari
Ayat-Ayat Al-Qur’an (Depok: Gema Insani, 2018), hal. 177
6
perhitungan dan menyiksa mereka karena tindakan mereka meninggalkan apa
yang telah diwajihkan kepada mereka.14
َ َمالِي َمالِي! َو َه ْل لَكَ مِ ْن َما ِلكَ ِإ ََّّل َما أَ َك ْلت: يَقُو ُل ا ْبنُ آ َد َم، ]1:" {أَ ْلهَا ُك ُم التَّكَاث ُ ُر} [التَّكَاث ُ ِر
َ ص َّد ْقتَ َفأ َ ْم
ضيْتَ ؟ َ َ أَ ْو ت، َستَ َفأ َ ْبلَيْت ْ ِ أ َ ْو لَب، َ" َفأ َ ْفنَيْت.
14
Abdullah Bin Muhammad, dkk, Tafsir Ibnu Katsir Jil. 8. (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2004),
hal. 44
7
Adapun yang selain itu, maka ia akan pergi dan ditinggalkan untuk
orang lain.
Dan firman Allah SWT. {“ } َفالَّ ِذينَ آ َمنُوا مِ ْن ُك ْم َوأ َ ْنفَقُوا لَ ُه ْم أ َ ْج ٌر َك ِبي ٌرMaka
orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari
hartanya memperoleh pahala yang besar” Yang demikian itu merupakan
motivasi untuk beriman dan berinfak dalam ketaatan.15
Tidak disebutkan.
f. Istinbat Ayat
b. Makna Mufradat
15
Abdullah Bin Muhammad, dkk, Tafsir Ibnu Katsir Jil. 8. (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2004),
hal. 45
8
• َ ُزيِنyaitu dijadikan indah (pandangan)
• ِ َّ لِلنyaitu bagi manusia
اس
• ُّ حُبyaitu kecintaan
• ت َّ الyaitu segala yang diingini
ِ ش َه ٰو
• َ مِ نyaitu dari
• ِس ۤاء
َ ِ النyaitu wanita-wanita
• َ َو ْالبَنِيْنyaitu dan anak-anak
• َو ْالقَنَاطِ ي ِْرyaitu dan harta
• ِط َرة َ ْال ُمقَ ْنyaitu yang banyak
• َ مِ نyaitu dari
• ِ الذَّ َهyaitu emas
ب
• َّ َو ْال ِفyaitu dan perak
ض ِة
• َو ْال َخ ْي ِلyaitu dan kuda
• َ ْال ُمyaitu yang pilihan. telah diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas , dia
س َّو َم ِة
menuturkan, al-musawwamah berarti yang gembalakan dan yang sangat
bagus. Demikian juga yang diriwayatkan dari Mujahid, 'Ikrimah, Sa'id bin
Jubair, 'Abdurrahman bin 'Abylullah bin Abzi, as-Suddi, ar-Rabi' bin Anas,
Abu Sinan, dan selain mereka. Dan Mak-hul mengatakan: "Al-musawwamah
berarti belang putih di dahi dan kaki-kakinya." Dan ada juga yang
berpendapat lain16
• َ ْ َوyaitu dan binatang ternak. Yang dimaksud ialah unta, sapi, dan
اْل ْن َع ِام
kambing
• ِ َو ْال َح ْرyaitu dan sawah ladang. Yakni tanah yang digunakan untuk bercotok
ث
tanam dan bertani.
• َ ٰذلِكyaitu demikian itu
• ُ َمت َاعyaitu kesenangan
• ْال َح ٰيو ِةyaitu kehidupan
• الدُّ ْنيَاyaitu dunia
16
Abdullah Bin Muhammad, dkk.. Tafsir Ibnu Katsir Jil. 2, (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003)
hal. 20
9
• ُّٰللا
َو هyaitu dan Allah
• ِع ْندَهyaitu di sisi-Nya
• ُح ْس ُنyaitu yang terbaik
• ِ ْال َم ٰاyaitu tempat kembali
ب
d. Makna Global
Dalam ayat itu disebutkan bahwa termasuk dalam kategori harta adalah emas,
perak, kuda, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang.17
e. Tafsir ayat
Aku tidak meninggalkan suatu fitnah yang lebih bahaya bagi kaum laki-
laki daripada wanita.18
« ع ْنهَا
َ اب
َ غَ عتْهُ َوإِ ْن َ َ َوإِ ْن أَ َم َر َها أ،ُس َّرتْه
َ طا َ َ إِ ْن ن،ُ َو َخ ْي ُر َمتَا ِعهَا ا ْل َم ْرأَةُ الصَّا ِلحَة،ٌال ُّد ْنيَا َمتَاع
َ ظ َر إِلَ ْيهَا
َ » َح ِف
ِ ظتْهُ فِي نَ ْف
سهَا َو َما ِل ِه
17
Abdul Wahid Al-Faizin, Nashr Akbar, Op.cit., hal. 173
18
Abdullah Bin Muhammad, dkk.. Tafsir Ibnu Katsir Jil. 2, (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003)
hal. 18
10
jika memerintahnya, maka dia mentaatinya, dan jika ia (suami) tidak berada di
sisinya, dia senantiasa menjaga dirinya dan (menjaga) harta suaminya." (HR.
Muslim, an-Nasa'i dan Ibnu Majah).
َ ُ َو ُج ِعلَتْ قُ َّرة،يب
«ع ْينِي فِي الص َََّل ِة ُ الط َ ِب ِإلَ َّي الن
ِ سا ُء َو َ » ُح ِب
19
Abdullah Bin Muhammad, dkk, Tafsir Ibnu Katsir Jil. 2. (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003),
hal. 19
11
adh-Dhahhak dan lainnya. Dan Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Abu Hurairah
sebagai hadits mauquf seperti riwayat Waki' dalam tafsirnya. Dan inilah yang
lebih shahih.
20
Abdullah Bin Muhammad, dkk, Tafsir Ibnu Katsir Jil. 2. (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003),
hal. 21
12
berkata jika dia masuk islam, segala kemewahan dan kebesaran yang telah
dianugerahkan oleh Raja Romawi akan dicabut kembali dari dia. Dan ada pula
riwayat bahwa setelah kaum muslimin mendapat kemenangan gilang-gemilang
dalam peperangan Badar, Rosulullah pernah mengajak kaum Yahudi di Madinah
supaya masuk islam. Tetapi mereka tidak mau, melainkan mereka banggakan
kekuatan, kebesaran jumlah harta mereka dan kelengkapan senjata mereka. Maka
menurut riwayat itu, inilah sebab turun ayat ini. Memberi peringatan bahwa
semuanya itu hanyalah sesuatu yang diperhiaskan saja oleh syaitan bagi manusia,
karena keinginan-keinginan syahwat.21
g. Istinbat Ayat
Pada ayat ini telah disebutkan enam macam hal yang menjadi kesukaan
atau favorit bagi manusia, yakni wanita, anak-anak, emas dan perak, kuda atau
kendaraan (jika zaman sekarang itu mobil), binatang-binatang ternak, dan terakhir
sawah dan ladang. Keenam hal tersebut tak jarang membuat manusia menjadi
sombong dan memperbuat hal-hal yang dilarang. Maka alangkah baiknya bagi
kita untuk menyadari bahwasanya harta-harta di dunia tidaklah kekal dan semua
pada akhirnya akan kembali kepada Allah SWT.
َّ ََّوا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أ َ ْم َوالُ ُك ْم َوأ َ ْوَّل ُد ُك ْم فِتْنَةٌ َوأَن
َّللاَ ِع ْن َدهُ أَجْ ٌر ع َِظي ٌم
Dan ketahuilah bahwa harta kalian dan anak-anak kalian itu hanyalah
sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.
b. Makna Mufradat
• َوا ْعلَ ُمواyaitu dan ketahuilah
• أَنَّ َماyaitu bahwa
• أَ ْم َوالُ ُك ْمyaitu hartamu
21
https://ashaabullkahfi.blogspot.com/2018/05/makalah-tafsir-ahkam-surat-ali-imran.html?m=1
(diakses pada tanggal 3 Oktober 2021)
13
• َوأَ ْوْلدُ ُك ْمyaitu dan anak-anakmu itu
• ٌ فِتْنَةyaitu hanyalah (sebagai) cobaan
• َوأ َ َّنyaitu dan sesungguhnya Allah
• َّ yaitu Allah
َّٰللا
• ُ ِع ْندَهyaitu di sisi-Nya
• أَجْ ٌرyaitu (ada) pahala
• عظِ ي ٌم
َ yaitu yang besar
c. Makna Global
d. Tafsir ayat
Firman-Nya, {ٌ}وا ْعلَ ُموا أَنَّ َما أ َ ْم َوالُ ُك ْم َوأ َ ْوَّل ُد ُك ْم ِفتْنَة
َ "Dan ketahuilah, bahwa
hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan." Maksudnya adalah,
ujian dan cobaan dari Allah SWT kepada kalian, saat Dia memberikan harta dan
anak itu kepada kalian, supaya Dia mengetahui adakah kalian mensyukuri-Nya
atas pemberian ini, menaati-Nya dalam urusannya, ataukah kalian tersibukkan
olehnya (harta dan anak-anak) dari Allah SWT dan menjadikan keduanya sebagai
pengganti Allah SWT.23
22
Abdul Wahid Al-Faizin, Nashr Akbar, Op.cit., hal. 176
23
Abdullah Bin Muhammad, dkk, Tafsir Ibnu Katsir Jil. 4. (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003),
hal 31
14
memberi arti apa-apa bagimu, sedang Allah SWT-lah Dzat yang mengatur, yang
memiliki dunia dan akhirat, Dia memiliki pahala yang besar pada hari Kiamat.24
ب ُّ ِ َو َم ْن َكانَ يُح،َب ِإلَ ْي ِه مِ َّما س َِواهُ َما َّ سولُهُ أَح َّ َ َم ْن كَان:ان
ُ َّللاُ َو َر ِ اْلي َمِ ْ َث َم ْن كُنَّ فِي ِه َو َج َد ِب ِهنَّ ح َََل َوة ٌ ث َ ََل
َّ َُب إِلَ ْي ِه مِ ْن أ َ ْن يَ ْر ِج َع إِلَى ا ْل ُك ْف ِر بَ ْع َد إِ ْذ أَ ْنقَذَه
َُّللاُ مِ ْنه َّ َو َم ْن كَانَ أ َ ْن يُ ْلقَى فِي النَّ ِار أَح،ّلِل
ِ َّ ِ "ا ْل َم ْر َء ََّل يُحِ بُّهُ إِ ََّّل
"Ada tiga hal, siapa saja yang tiga hal itu ada padanya, ia
mendapatkan manisnya iman; (yaitu) hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia
cintai daripada selain keduanya, hendaklah seseorang mencintai orang lain, ia
tidak mencintainya kecuali karena Allah dan hendaklah ia benci untuk kembali ke
dalam kekufuran sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam api neraka."
(HR. Al-Bukhari).
'Abdur Razzaq bin Abi Qatadah dan az-Zuhri berkata: "Ayat ini turun
berkenaan dengan Abu Lubabah bin 'Abdul Mundzir, saat diutus oleh Rasulullah
ke Bani Quraizhah guna memerintahkan mereka untuk menerima keputusan
24
Ibid.
25
Abdullah Bin Muhammad, dkk, Tafsir Ibnu Katsir Jil. 4. (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003),
hal 32
15
Rasulullah SAW, lalu mereka meminta pendapat darinya dalam hal ini, lalu ia
memberikan pendapat kepada mereka dan memberikan isyarat dengan tangannya
ke lehernya, maksudnya, hal itu adalah penyembelihan. Kemudian Abu Lubabah
sadar dan melihat bahwa dirinya telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya,
maka dia bersumpah tidak akan merasakan makanan apa pun sehingga meninggal,
atau Allah menerima taubatnya. Abu Lubabah pergi ke Masjid Madinah, lalu
mengikatkan dirinya pada salah satu tiang masjid, lalu ia berdiam di situ selama
sembilan hari, sehingga terjatuh tidak sadarkan diri karena kepayahan, sehingga
Allah menurunkan (ayat tentang) penerimaan taubatnya kepada Rasul-Nya, maka
orang-orang berdatangan kepadanya memberikan berita gembira atas diterimanya
taubat dia. Mereka hendak melepaskannya dari tiang itu, lalu dia bersumpah
bahwa tidak boleh ada seorang pun yang melepaskan ikatannya selain Rasulullah
dengan tangan beliau, lalu Rasulullah melepaskannya, lalu dia berkata: "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya saya telah bernadzar untuk melepas seluruh hartaku
sebagai sedekah." Maka Rasulullah bersabda: "Cukuplah 1/3-nya engkau
sedekahkan dengan harta itu."26
f. Istinbat Ayat
Mengingatkan kembali kepada kita bahwa cinta kepada harta dan anak
tidak boleh lebih dari mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya. Karena harta dan
anak sebenarnya adalah titipan dan terkadang membawa kepada ke mudharatan.
26
Abdullah Bin Muhammad, dkk, Tafsir Ibnu Katsir Jil. 4. (Bogor: Pustaka Imam asy-Syafi’I, 2003),
hal. 30
16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Harta dalam bahasa Arab disebut al-mal yang menurut bahasa berarti
condong, cenderung, atau miring. Al-mal juga diartikan sebagai segala sesuatu
yang menyenangkan manusia dan mereka pelihara, baik dalam bentuk materi
maupun manfaat. Sikap Islam terhadap harta, merupakan bagian dari sikapnya
terhadap kehidupan dunia. Dan sikap Islam terhadap dunia adalah sikap
pertengahan yang seimbang. Harta dapat diperoleh melalui berbagai macam cara
antara lain melalui usaha yang halal dan sesuai dengan aturan Allah SWT yakni
dengan Bekerja; Warisan; Usaha sendiri; Harta pemberian Negara; Harta yang
diperoleh tanpa adanya upaya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Bin Muhammad, dkk. 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 2. Bogor:
Pustaka Imam asy-Syafi’i.
Abdullah Bin Muhammad, dkk. 2003. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 4. Bogor:
Pustaka Imam asy-Syafi’i.
Abdullah Bin Muhammad, dkk. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 8. Bogor:
Pustaka Imam asy-Syafi’i.
Qardhawi, Yusuf. 1997. Daurul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami,
diterjemahkan oleh Didin Hafidhuddin dengan judul, Peran Nilai dan Moral
dalam Perekonomian Islam. Jakarta: Robbani Press.
18