MAKALAH
Oleh Dosen :
Disusun Oleh:
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, wr.wb
Segala puja dan puji semoga tetap senantiasa dipanjatkan kepada kehadirat Allah swt
Atas rahmat dan hidayah-Nya, Shalawat serta salam semoga senantiasa dihaturkan kepada
baginda Rasulullah saw, para sahabat dan keluarga serta para pengikutnya sampai di hari
kiamat. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep Hak
Milik dan Kepemilikan Dalam Ekonomi Islam" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Islam. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang konsep hak milik dan kepemilikan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Machrus selaku
Dosen pengampu Mata Kuliah Ekonomi Islam. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Sejarah dan Paham Kepemilikan......................................................................................2
2.2 Unsur dan Sebab Kepemilikan dalam Islam....................................................................2
2.2.1 Unsur Hak Kepemilikan dalam Islam........................................................................2
2.2.2 Sebab Kepemilikan dalam Islam...............................................................................3
2.3 Bentuk – bentuk Hak Milik dalam Islam.........................................................................8
BAB III PENUTUP...................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
3.2 Saran.................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
LAMPIRAN BIODATA KELOMPOK 10..............................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dalam islam merupakan hidup yang penuh makna ketika kehidupan itu sebagai
suatu kehidupan yang bebas.
Hak milik pribadi merupaka gejala yang permanen, penting, melekat dan tidak
bersifat transtori. Hal ini merupakan bagian penting dariaturan masyarakat
islami.
Menurut islam, alat-alat bisnis akan selalu berjalan secara fair dan legal
(shahih). Masalah penggajian harus dilakukan secara adil dan benar. Al-
Qur’an mengatakan kepada kita bahwa kita harus mendapatkan kekayaan
(harta) dengan cara yang halal dan kita akan mempertanggung atas
pengeluaran uang yang kita miliki.
Hak Milik Umum dan Sektor Pemrintah (Public Property and the
Government Sektor)
Dalam hal ini kita harus membedakan antara kepemilikikan public
dengan milik pemerintah, sejak duhulu para Fukaha mengatakan mengenai
jalan, sengai dan sebagainya adalah milik masyarakat dan dipelihara oleh
masyarakat bukan oleh pemerintah.
Wakaf (Waqf/Voluntary Sector)
Wakaf adalah milik langsung masyarakat dan bebasa dari pengawasan
baik sector swasta maupun pemerintah.Wakaf dapat disebut sector sukarela.
Maslah waqaf tidak jelas secara eksplisit di dalam al-qur’an, akan tetapi di
jelaska secara implicit di dalam ajaran Al-qur’an dan sunnah, serta pernah di
jalankan oleh Rasulullah SAW.
Kelembagaan wakaf ini sangatlah besar perannya dan penting dalam sejarah
kaum muslimin dan memberikan jawaban yang benar terhadap permasalahan.
3
Menurut Taqyudin an-Nabani, dikatan ada lima sebab orang dapat memiliki
barang antara lain :
1. Bekerja
Kata bekerja sangat luas maknanya, beraneka ragam jenisnya,
bermacam-macam bentuknya. Allah telah menentukan bentuk-bentuk
kerja dan jenisnya yang layak untuk di kerjakan sebagai sebab
kepemilikan. Dalam hukum-hukum syariat sudah sangat jelas
ketentuan-ketentuan akan hal ini. Bentuk-bentuk bekerja yang
dijadikan sebagai sebab kepemilikan adalah sebagai berikut:
a. Berburu
Yang juga termasuk kedalam kategori bekerja adalah berburu.
Yang termasuk kedalam berburu yang diperbolehkan dalam
Islam adalah berburu seluruh jenis Ikan, mutiara, permata dan
hasil buruan laut lainnya. Begitu juga dengan buruan hewan-
hewan darat dan udara, seperti berburu burung,rusa dan lain-
lain. Ketentuanya binatang buruan adalah binatang bebas,
artinya binatang atau harta tersebut tidak dimiliki oleh orang
lain, dan merupakan kepemilikan umum. Sebagaimana Allah
berfirman akan kebolehan dalam berburu:
“Dihalalkan bagi kalian binatang buruan laut dan makanan
(yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagi kalian
dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan. Diharamkan atas
kalian (menangkap) binatang buruan darat selama sedang
ihram.” (Q.S al Maidah : 96)
“Apabila kalian telah menyelesaikan ibadah haji maka bolehlah
kalian berburu” (Q.S Al Maidah : 2)
“Mereka bertanya kepada mu, “Apakah yang dihalalkan bagi
mereka?” Katakanlah: “Dihalalkan bagi kalian yang baik-baik
dan buruan yang ditangkap oleh binatang buruan yang telah
kalian latih untuk berburu menurut apa yang telah Allah
ajarkan kepada kalian. Karena itu, makanlah dari apa yang
ditangkapnya untuk kalian dan sebutlah nama Allah atas
binatang buruan itu (waktu melepasnya).” (Q.S Al Maidah:4)
4
Abu Tsa’labah al Khasyani juga pernah berkata : “Aku pernah
mendatangi Rasulullah saw, lalu bertanya “Rasulullah kami
bisa berburu didarat. Aku berburu dengan busurku, dan kadang
berburu dengan dengan anjingku yang terlatih maupun
anjingku yang tidak terlatih.katakanlah kepadaku, apa yang
selayaknya aku lakukan ? Beliau menjawab, “tentang apa yang
aku ingat, bahwa kalian berburu di darat, maka engkau berburu
dengan busurmu, kemudian sebutlah asma Allah setiap
(melepas busur) pada buruanmu, lalu makanlah. Hewn yang
engkau buru dengan anjingmu yang terlatih dan engkau sebut
asma Allah (ketika melepas anjing)kepada buruanmu,
makanlah. Adapun hewan yang engkau buru denagn anjing
yang tidak terlatih , sembelihlah kemudian makanlah. “ (HR An
nasai dan Ibnu Majah)
c. Mudharabah
Mudharabah adalah kerjasama antar dua orang atau lebih dalam
suatu perdagangan. Modal dari satu pihak sedang pihak lain
memberikan tenaga. Hasil dari keuntungan akan di bagi sesuai
kesepakatan. Hasil inilah yang sah untuk dimiliki. Oleh karena
itu mudharabah termasuk dari bekerja. Rasulullah bersabda :
5
“Perlindungan Allah SWT diatas dua orang yang melakuakan
kerjasama selama mereka tidak saling mengkhianati. Jika salah
seorang dari mereka saling mengkhianati mitranya, maka Allah
akan mencabut perlindungan Nya terhadap keduanya.” (HR.
DaruQutni)
d. Musaqat
Musaqat adalah seseoarang menyerahkan kebunnya untuk
dikelola oleh orang lain merawat dan mengurus kebun tersebut,
yang darinya akan mendapa bagi hasil dari hasil panennya.
Dengan demikian musaqat merupakan termasuk dalam kategori
bekerja yang dibolehkan oleh syariat. Sebagimana Abdullah bin
Umar mengatakan :
“sesungguhnya Rasulullah pernah memperkerjakan penduduk
Khaibar dengan upah berupa buah atau tanaman dari hasil yang
diperoleh.” (HR. Muslim)
e. Ijarah
Yang termasuk kedalam kategori bekerja adalah Ijarah, yaitu
kontrak kerja. Artinya mengontrak tenaga para pekerja atau
buruh yang bekerja untuk dirinya. Allah berfirman:
“Apakah mereka membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilah
yang menentukan diantara mereka penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, serta meninggikan sebagian mereka atas
sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka
memperkerjakan sebagian yang lain.” (QS. Az Zukhruf: 32)
2. Warisan
Sifatnya yaitu kepemilikan akan harta secara turunan kepemilikan dari
orang tua. Akan hal ini Allah telah jelaskan dalam hukum-hukum yang
sudah sangat jelas. Allah berfirman:
“Allah mensyariatkan kepada kalian tentang (pembagian harta pusaka
untuk0 anak-anak kalian, yaitu: bagian seorang anak laki-laki sama
dengan bagian dua orang anak perempuan; jika anak itu semuanya
6
wanita lebih dari dua orang maka bagi mereka dua pertiga dari harta
yang ditinggalkan.” (QS. An Nisa : 11)
7
b. Ganti rugi, seperti Diyat (denda) atas oaring yang terbunuh atau
terluka.
c. Mendapat mahar yang diperoleh melalui akad nikah
d. Laqathan (barang temuan)
8
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Menurut Islam harta pada hakikatnya adalah milik Allah. Namun karena Allah
telah menyerahkan kekuasaannya atas harta tersebut kepada manusia, maka perolehan
seseorang untuk memamfaatkan serta mengmbangkan harta yang ia miliki. Sebab,
ketika orang memiliki harta, maka esensinya harta tersebut hanya untuk
dimamfaatkan.
Dengan demikian, pengelolan harta dalam islam adalah sama dengan mengelola
dan memamfaatkan zat benda. Hal demikian inilah yang disebut dengan pemilikan
III.2 Saran
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekeliruan
karena minimnya referensi yang kami dapatkan.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://fadly-vousaime.blogspot.com/2011/10/sejarah-dan-paham-kepemilikan.html
https://www.gustani.id/2011/07/konsep-kepemilikan-dalam-islam.html
10
LAMPIRAN BIODATA KELOMPOK 10
11