Anda di halaman 1dari 9

HAK MILIK

DISUSUN OLEH :
KARINA ADLIL WINONA (2006200195)
M. IRHAMNA FACHRULIAN (2006200424)
RENZI ZIAN AZMI FALEVI (2006200346)

DOSEN HUKUM EKONOMI ISLAM :


SUDIRMAN SUPARMIN,Dr., Lc., M.A.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan
kesempatan dalam menggali pengetahuan, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Pembuatan Makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Hukum Ekonomi Islam oleh Dosen Pengampu Bapak SUDIRMAN
SUPARMIN,Dr., Lc., M.A.
Dalam makalah ini, kami sebagai penulis sadar bahwa penulisan kami
yang masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya baik isi
maupun penyusunannya. Atas dasar itu dengan senang hati penulis mengharapkan
kritik dan saran kepada para pembaca yang guna menyempurnakan makalah ini.
Hal tersebut semata – mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan tugas
ini. Mudah – mudahan dengan selesainya makalah ini, dapat memberikan manfaat
ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis dan para pembaca.

Medan, April 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan masalah.................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................5
A. Pengertian Hak Milik.............................................................................................5
B. Pembagian Hak Milik.............................................................................................6
C. Sumber-Sumber Kepemilikan................................................................................6
D. Studi Kasus Hak Milik............................................................................................6
BAB III................................................................................................................................8
PENUTUP...........................................................................................................................8
A. Kesimpulan............................................................................................................8
B. SARAN....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rasa ingin memiliki adalah faktor utama yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Rasa ini memberikan motivasi sekaligus tujuan kepada
manusia. Rasa ingin memiliki meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia dari
hal yang material seperti kepemilikan harta benda sampai kepada hal yang abstrak
seperti ingin memiliki kekuasaan/jabatan dan pangkat bahkan hal yang bersifat
spiritual sekalipun seperti ingin memiliki kebahagiaan. Dalam ilmu ekonomi, rasa
ingin memiliki ini sepadan dengan konsep kebutuhan. Dengan kata lain, manusia
ingin memiliki sesuatu karena membutuhkan sesuatu tersebut.
Ekonomi pada dasarnya hadir untuk mengatur mengenai kepemilikan yaitu
kepemilikan properti. Aristoteles mengatakan untuk hidup baik manusia
membutuhkan properti. Baik individu maupun negara membutuhkan properti
untuk mencapai tujuannya, yaitu tujuan yang baik. Lebih lanjut aristoteles
menjelaskan bahwa “property is a part of household, and the art of acquiring the
property is a part of the art of managing the household”. Properti adalah bagian
dari rumah tangga dan cara mengumpulkan properti adalah bagian dari cara
mengatur rumah tangga. Disini aristoteles memberikan penjelasan bahwa properti
adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan rumah tangga.
Kemudian aristoteles menekankan bahwa “no man can live well, or indeed live at
all, unless he be provided with necessary. Orang tidak dapat hidup dengan baik
bahkan hidup seadanya tanpa menyediakan properti yang dibutuhkannya. Disini
aristoteles menekankan kepada penekanan hidup yang baik dan menjadikan
properti sebagai syarat seseorang untuk hidup dengan baik, oleh karena itu
dibutuhkan pengaturan khusus terhadap kepemilikan properti dan cara
mendapatkannya.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hak milik ?
2. Apa saja pembagian dari hak milik ?
3. Apa sumber dari hak milik ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Milik


Secara etimologi, Kepemilikan (al-milk) berasal dari bahasa Arab dari akar
kata "malaka" yang artinya penguasaan terhadap sesuatu. Kepemilikan atau al-
milk biasa juga disebut dengan hak milik atau milik saja. Para ahli fiqh
mendefinisikan hak milik (al-milk) sebagai ”kekhususan seseorang terhadap harta
yang diakui syari’ah, sehingga menjadikannya mempunyai kekuasaan khusus
terhadap suatu harta tersebut, baik memanfaatkan dan atau mentasharrufkannya”.
Konsep hak milik adalah fondasi dari bangunan ekonomi dan implikasi dari
konsep hak milik tersebut berkaitan dengan kesejahtraan dan kebahagiaan
manusia. Akan tetapi, dikarenakan asumsi yang tidak tepat mengenai manusia dan
kebutuhan manusia, maka sistem ekonomi yang dibangun justru menciptkan
ketidak adilan sosial, dimana terajadi jurang yang sangat lebar antara kelompkok
kaya dan kelompok miskin. Oleh karena itu, kajian tentang konsep hak milik
dalam perspektif sistem ekonomi kapitalis perlu dilakukan kajian dan dekonstuksi
untuk membangun suatu sistem yang lebih memberikan keadilan sosial bagi
manusia.
Kapitalisme sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya sangat menekankan
kepada kebebasan individu dan kepentingan individu. Oleh karena itu, konsep
kepemilikan berangkat dari kepemilikan seseorang atas dirinya sendiri. Setiap
orang secara bebas dan merdeka memiliki dirinya dan setiap hal yang terkait
dengan dirinya. Dengan kata lain, setiap orang dapat memiliki apapun yang sesuai
dengan dirinya. Dalam sistem kapitalisme, jika orang memiliki sesuatu maka
orang tersebut berhal untuk melakukan apa saja terhadap sesuatu tersebut, kalau
seseorang memiliki rumah atau tanah, maka orang tersebut bisa menjual,
menempati, ataupun membiarkan rumah/ranah tersebut kosong selama bertahun –
tahun lamanya. Dalam konsep ini pula setiap orang bisa memiliki apapun dalam
jumlah tidak terbatas. Kapitalisme yang berangkat dari motif kepentingan diri
tidak menghendaki ada peraturan yang berlebihan atau pembatasan mengenai hak
milik.

B. Pembagian Hak Milik


Menurut Afzalur Rahman Konsep kepemilikan harta dalam sistem ekonomi Islam
adalah diakuinya hak milik individu dan hak milik umum. Dimana kedua hak tersebut
tidaklah bersifat mutlak. Hal ini menunjukkan bahwa hak milik terkait erat dengan
prinsip bahwa manusia adalah pemegang amanah Allah SWT. Untuk itu manusia tidak
mempunyai hak untuk menguasai sesuatu hal tanpa mempertimbangkan dampaknya.
Dalam hal ini dilarang adanya penindasan terhadap hak orang lain, melalui harta yang
dimilikinya, karena didalam harta tersebut terdapat sebagian hak orang lain yang harus
dipenuhi. Islam membolehkan setiap individu untuk memiliki hak milik pribadi tapi harus
sesuai dengan ketentuan syari’at, sehingga hak milik pribadi dapat bermanfaat bagi
orang lain.

C. Sumber-Sumber Kepemilikan
Sumber sumber yang dapat dijadikan dasar untuk memperoleh hak milik
dalam hukum islam antara lain:
1. Ihrazul mubahat yaitu memiliki benda-benda yang boleh dimiliki,atu
menempatkan sesuatu yang boleh dimiliki di sesuatu tempatuntuk dimiliki.
2. Al- uqud (aqad)
3. Al- khalafiyah (pewarisan)
4. Attawalludu minal mamluk (berkembang biak)
Empat inilah yang menyebabkan timbulnya hak pemilikan didalam syara’ kita
ini.
D. Studi Kasus Hak Milik
kasus sengketa tanah warisan dan penyelesaiannya yaitu Putusan MA Nomor
1989 K/PDT/2001
Objek sengketa adalah tanah milik penggugat/termohon kasasi yang diperoleh dari
ibunya bernama Sitti binti Bitte. Ibunya meminjamkan tanah kepada Hadda untuk
dikerjakan sementara. Kemudian, Hadda meninggal dunia di tahun 1990, dan di
tahun 1991 Sitti binti Bitte juga meninggal dunia (hal. 1).
Maka, objek sengketa selanjutnya dikuasai dan dikerjakan oleh
tergugat/pemohon kasasi. Namun, perbuatan tergugat tersebut tidak
diberitahukan/seizin penggugat, sehingga perbuatan tergugat adalah melawan
hukum (hal. 1).
Berdasarkan fakta hukum tersebut, penggugat memilih untuk menyelesaikan
sengketa ini ke Pengadilan Negeri Watampone dengan menyampaikan
permohonan untuk menyatakan bahwa objek sengketa adalah sah milik
penggugat yang diperoleh dari ibunya bernama Sitti binti Bitte sebagai tanah
warisan dan menyatakan objek sengketa berstatus pinjaman Hadda dari Sitti binti
Bitte (hal. 1-2)
Dalam putusannya, Mahkamah Agung berpendapat berdasarkan semua surat-
surat dan saksi-saksi yang diajukan penggugat bila dikaitkan satu dengan yang
lain cukup bukti yang menyatakan bahwa tanah objek sengketa adalah milik Sitti
binti Bitte yang kemudian jatuh menjadi warisan milik penggugat (hal. 4).
Dengan demikian, pengadilan menolak permohonan kasasi dari pemohon
kasasi/tergugat (hal. 6).
Kesimpulannya, penyelesaian sengketa tanah tidak hanya dapat diselesaikan
melalui jalur litigasi saja, melainkan juga melalui jalur non litigasi, seperti
arbitrase, mediasi, juga konsil
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep dasar hak milik dalam hukum islam memiliki keunikan tersendiri di
bandingkan dengan hukum yang lain. karakteristik tersebut dapat dilihat baik segi
pengertian ,pembagian, dan sumber-sumber memperoleh hakmilik.Sumber-
sumber yang dapat dijadikan dasar untukmemperoleh hak milik dalam hukum
islam antara lain:
1. Ihrazul mubahat yaitu memiliki benda-benda yang boleh dimiliki,atu
menempatkan sesuatu yang boleh dimiliki di sesuatu tempatuntuk dimiliki.
2. Al- uqud (aqad)
3. Al- khalafiyah (pewarisan)
4. Attawalludu minal mamluk (berkembang biak)

B. SARAN
Dalam memahami tentang hak milik tentunya akan menemui perbedaan antara
ulama satu dengan yang lainnya. Maka dariitu, kita sebagai mahasiswa tidak
sepantasnya saling salah menyalahkan pendapat satu dengan yang lainnya. Karena
setiap pendapat yang dikeluarkan oleh para ulama dan ilmuan tentunya semuanya
memiliki dasar. Kita harus lebih bijak dalam mengatasi perbedaan. Sebagai
mahasiswa yang di pandang sebagai generasi intelektual yang tinggi, hendak nya
kita mampu merangkum setiap ilmu yang didapat dengan pemahaman konsep dan
penerapan ilmu secara seimbang. Semoga dengan adanya makalah ini, sedikit
banyak mampu menyumbang kan ilmu pengetahuan tentang hak milik dan dapat
di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al- Karim.
Abdul Ghafur, Ruslan Noor. Kebijakan Distribusi Ekonomi Islam Dalam
Membangun Keadilan Ekonomi Indonesia, ISLAMICA 6, no. 2 (2012), h. 316-327.
--------,Konsep Distribusi dalam ekonomi Islam, Cet I; Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2013
PAfzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam , Cet II; Yogyakarta: PT Dana Bakti Ali,
Mabid ,dkk. Redistributive Justice in a Developed Economy: An Islamic Perspective,
paper presented at 6th International Conference on Islamic Economics and Finance,
(Jakarta: Bank Indonesia, 2005Wakaf, 1996
Ahmad, Muhammad al ‘Asal dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Ekonomi
Islam Prinsipprinsip dan Tujuannya, Terjemahan oleh Abu Ahmad dan Umar S, (Jakarta :
Bina Ilmu, 1980)
Adiwarman, Azwar Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: IT Indonesia, 2002)
Ash-Shadr Muhammad Syahid, Keunggulan Ekonomi Islam, ( Jakarta : Pustaka
Zahra, 2002)
 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Raaja Grafindo persada, Jakarta, 2008.

Anda mungkin juga menyukai