Anda di halaman 1dari 11

HARTA DAN PERMASALAHANNYA

“Disusun dalam rangka memenuhi


salah satu tugas individu pada Mata Kuliah "Fiqhi Muamalah”
Dosen Pengampu : Gurutta Sri Wahyuni, S.H.I, M.H.

Disusun oleh:
Ahmad Ikram (20410140)

AHWAL SYAKSHIYYAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM AS'ADIYAH SENGKANG
2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah "Harta Dan

Permasalahannya" ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari

penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ”Fiqhi

Muamalah” yang membahas mengenai Permasalahan Harta...

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.

Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai

perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

dan semua pihak.

Sengkang, 9 Maret 2023

Ahmad Ikram
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. LATAR BELAKANG.................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
A. Pengertian Harta ........................................................................................5
B. Jenis-jenis Harta...........................................................................................6
C. Kepemilikan Harta.......................................................................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................11


A. KESIMPULAN..........................................................................................12
B. SARAN........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Harta adalah benda berharga yang dimiliki manusia. Karena harta

itu,manusia dapat memperoleh apapun yang dikendakinya. Harta itu dapat

berwujud benda bergerak ataupun benda tidak bergerak .Cara memperoleh

harta pun kian beragam . Dari cara yang halal seperti bekerja keras hingga

orang yang menggunaka “jalan pintas”.Salah satu cara memperoleh harta itu

adalah melalui jalur warisan yaitu memperoleh sejumlah harta yang

diakibatkan meninggalnya seseorang .Tentunya cara ini pun harus sesuai

dengan prosedur hukum yang berlaku .Khususnya hukum Islam. Melalui

berbagai syarat dan ketentuan yang di atur dalam hukum Islam tersebut

diharapkan seorang generasi penerus keluarga atau anak dari salah satu orang

tua yang meninggal dapat memperoleh harta peninggalan orang tuanya

dengan tidak mendzalimi atau merugikan orang lain . Untuk itu ,kita perlu

mengetahui bagaimanakah hukum kewarisan itu dalam agama Islam dan

khususnya sebagai masyarakat islam Indonesia ,maka kita pun perlu tau
bagaimana fikih Islam (KHI) mengaturnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Harta?

2. Bagaimana Jenis-jenis Harta?

3. Bagaimana Kepemilikan Harta?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Harta

Konsep mengenai harta dan kepemilikan merupakan salah satu pokok

bahasan yang penting dalam Islam. Harta atau dalam bahasa arab disebut al-

maal secara bahasa berarti condong, cenderung atau miring.

Sedangkan secara istilah diartikan sebagai segala sesuatu yang sangat

diinginkan oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya. Ibnu Najm

mengatakan, bahwa harta kekayaan, sesuai dengan apa yang ditegaskan oleh

ulama-ulama ushul fiqh, adalah sesuatu yang dapat dimiliki dan disimpan untuk

keperluan tertentu dan hal itu terutama menyangkut yang kongkrit.

Menurut para fuqaha, harta dalam perspektif Islam bersendi pada dua

unsur; Pertama, unsur ‘aniyyah dan Kedua, unsur ‘urf. Unsur ‘aniyyah berarti

harta itu berwujud atau kenyataan (a’yun). sebagai contoh, manfaat sebuah

rumah yang dipelihara manusia tidak disebut harta, tetapi termasuk milik atau

hak.

Sedangkan unsur ‘urf  adalah segala sesuatu yang dipandang harta oleh


seluruh manusia atau oleh sebagian manusia, tidaklah manusia memelihara 

sesuatu kecuali menginginkan manfaatnya, baik manfaat yang

bersifat madiyyah maupun ma’nawiyyah.

Dalam Islam kedudukan harta merupakan hal penting yang dibuktikan

bahwa terdapat lima maqashid syariah yang salah satu diantaranya adalah al-

maal atau harta. Islam meyakini bahwa semua harta di dunia ini adalah milik

Allah ta’ala, manusia hanya berhak untuk memanfaatkannya saja. Meskipun

demikian, Islam juga mengakui hak pribadi seseorang. Untuk itu Islam

mensyariatkan peraturan-peraturan mengenai muamalah seperti jual beli, sewa-

menyewa, gadai menggadai, dan sebagainya, serta melarang penipuan, riba dan
mewajibkan kepada orang yang merusak barang orang lain untuk membayarnya,

harta yang dirusak oleh anak-anak yang di bawah tanggungannya, bahkan yang

dirusak oleh binatang peliharaannya sekalipun.

Perlindungan Islam terhadap harta benda seseorang tercermin dalam firmanNya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”
(Q.S. An-Nisa: 29-32)

B. Jenis-jenis Harta

1. Harta Mutaqawwim dan Harta Ghairal-mutaqawwim
Harta mutaqawwim ialah segala sesuatu yang dapat dikuasai
dengan pekerjaan dan dibolehkan syara’ untuk  memanfaatkannya.
Maksud pengertian harta ghair al-Mutaqawwim merupakan kebalikan dari
harta mutaqawwim, yakni segala sesuatu yang tidak dapat dikuasai dengan
pekerjaan dan dilarang oleh syara’ untuk memanfaatkannya.

2. Mal Mitsli dan Mal Qimi

harta mitsli dan qimi  sebagai sesatu yang memiliki persamaan atau


kesetaraan di pasar, tidak ada perbedaan yang pada bagian bagiannya atau
kesatuannya. harta yang ada duanya atau dapat ditukar dengan hal serupa
dan sama disebut mitsli dan harta yang tidak duanya atau berbeda secara
tepat disebut qimi.

3. Mal Istihlak dan Mal Isti’mal


harta istihlak merupakan harta yang penggunaannya hanya sekali pakai
sedangkan harta isti’mal harta yang penggunaannya bisa berkali-kali pakai.

4. Mal Manqul dan Mal Ghair al-Manqul

harta manqul yaitu harta yang dapat dipindahkan dan diubah dari tempat


satu ketempat yang lain, baik tetap pada bentuk dan keadaan semula ataupun
berubah bentuk dan keadaannya dengan perpindahan dan perubahan tersebut.
Sedangkan harta ghair al-manqul maksudnya segala sesuatu yang tetap (harta
tetap), yang tidak mungkin dipindahkan dan diubah posisinya dari satu tempat
ketempat yang lain menurut asalnya, seperti kebun, rumah, pabrik, sawah dan
lainnya.

5. Harta ‘Ain dan Dayn

harta ‘ain yaitu harta yang berbentuk. sedangkan, harta dayn harta yang


menjadi tanggung jawab seperti uang yang dititipkan ke orang lain.

6. Harta Nafi’i

harta nafi’i yaitu harta yang tidak berbentuk

7. Harta Mamluk, Mubah dan Mahjur

harta mamluk yaitu harta yang statusnya memilikik kepemilikian baik


individu, umum atau negara. harta mubah yaitu hukum harta pada asalnya yaitu
tidak ada yang memiliki. sedangkan, harta mahjur yaitu harta yang tidak boleh
dimilikioleh pribadi.

8. Harta Dapat Dibagi dan Tidak Dapat Dibagi

pembagian harta ini didasari oleh potensi harta menimbulkan kerugian atau
kerusakan apabila dibagikan. harta yang dapat dibagi yaitu harta tidak
menimbulkan kerugian atau kerusakan apabila dibagikan seperti beras.
sedangkan, harta yang tidak dapat dibagi yaitu harta menimbulkan kerugian
atau kerusakan apabila dibagikan seperti benda-benda mewah.

9. Harta Pokok dan Hasil

harta pokok ialah harta yang mungkin menumbulkan harta lain atau dalam
istilah ekonomi disebut harta modal.

10. Harta Khas dan ‘Am

harta khas yaitu harta milik individu yang tidak boleh diambil manfaatnya


jika tidak direstui pemiliknya. sedangkah harta am yaitu harta milik umum
yang dibebaskan dalam mengambil manfaatnya.

C. Kepemilikan Harta
Kepemilikan (al-milkiyyah) adalah istilah hukum Islam yang menandakan
hubungan antara manusia dan harta yang menjadikan harta itu secara khusus
melekat padanya. Berdasarkan definisi ini, perolehan properti oleh seorang
individu, dengan cara yang sah, memberikan hak kepadanya untuk memiliki
hubungan eksklusif dengan properti itu, menggunakan atau menanganinya
selama tidak ada hambatan hukum untuk berurusan seperti itu.
Pada dasarnya menurut firman Allah SWT sesungguhnya seluruh harta
atau kekayaan adalah milik Allah SWT.

Seperti firmannya pada Ayat alquran surat Al-maidah: 20

“Dan ingatlah ketika musa berkata kepada kaumnya: hai kaumku,


ingatlah nikmat allah atasmu keika ia mengangkat nabi-nabi diantaramu, dan
dijadikannya kamu orang-orang yang merdeka, dan diberikannya kepadamu
apa-apa yang belum pernah diberikan kepada seseorangpun diantara umat
umat yang lain.”
Dalam Islam kepemilikan harta dibagia atas kepemilikan pribadi atau
individu, kepemilikan bersama atau komunal/umum dan kepemilkan milik
negara.
Islam mengakui kepemilikan individu asal didapatkan dan dibelanjakan
dengan cara yang syar’i. harta pribadi dalam penggunaanya tidak boleh memiliki
dampak negatif terhadap pihak lain. selain itu, individu bebas dalam
pemanfaatan harta miliknya secara produktif, melindungi harta tersebut dan
memindahkannya dengan dibatasi oleh syariat yang ada. hal ini untuk
mengurangi kesia-siaan dalam kepemilikan harta
Selain kepemilikan pribadi Islam juga mengakui kepemilikan umum dan
Negara. kepemilikan umum meliputi mineral padat, cair dan gas yang asalnya
dari dalam perut bumi. benda benda tersebut dimasukkan ke dalam golongan
milik umum karena memiliki kebermanfaatan besar bagi masyarakat dan
menyangkut hajat hidup masyarakat itu sendiri sehingga dimasukkan kedalam
golongan harta milik umum dan dikelola oleh negara.
Sedangkan, harta milik negara yaitu segala bentuk penarikan yang
dilakukan oleh negara secara syari kepada masyarakatnya seperti pajak, hasil
pengelolahan pertanian, perdagangan dan industri yang masuk kedalam kas
negara. harta milik negara ini kemudian dibelanjakan untuk kepentingan
warganya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan kepemilikan harta ialah kekuasaan atas benda dan
manfaatnya secara utuh. Di dalam Islam umat muslim senantiasa dianjurkan
untuk mencari rezki yang baik dan halal ‫ حلل و طيب‬dan sangat dilarang untuk
meyembah kekayaan sebagaimana hadis rasulullah yang artinya “Terkutuk
bagi mereka yang menjadi penyembah dinar dan terkutuk pula bagi mereka
yang menjadi penyembah dirham”.

B. SARAN

Demikian yang dapat penulis sampaikan dalam makalah ini apabila ter

dapat kekurangan atau pun kesalahan dalam makalah mohon di maafkan.


DAFTAR PUSTAKA

Palupi, Wening Purbatin.2012.”HARTA DALAM ISLAM (Peran Harta


dalam Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami).”At-Tahdzib 1.2,pp. 154-171

Laluddin, H, Mohamad, MN, Nasohah, Z & Ahmad,S. 2012.” Property


and ownership Rightform an Islamic Prespective” Advances in Natural and
Applied Sciences, Vol 6, no.7, pp. 1124-1129.

Murlan, Eka. 2012.” Konsep kepmilikan harta dalam Ekonomi Islam


menurut Afzalur rahman di Buku Economic Doctrines of Islam.”Skripsi UIN
Sultan Syarif Kasim

Anda mungkin juga menyukai