Disusun oleh:
Ahmad Ikram (20410140)
AHWAL SYAKSHIYYAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
INSTITUT AGAMA ISLAM AS'ADIYAH SENGKANG
2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Permasalahannya" ini bisa selesai tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah ”Fiqhi
perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
Ahmad Ikram
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4
A. LATAR BELAKANG.................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................5
A. Pengertian Harta ........................................................................................5
B. Jenis-jenis Harta...........................................................................................6
C. Kepemilikan Harta.......................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
harta pun kian beragam . Dari cara yang halal seperti bekerja keras hingga
orang yang menggunaka “jalan pintas”.Salah satu cara memperoleh harta itu
berbagai syarat dan ketentuan yang di atur dalam hukum Islam tersebut
diharapkan seorang generasi penerus keluarga atau anak dari salah satu orang
dengan tidak mendzalimi atau merugikan orang lain . Untuk itu ,kita perlu
khususnya sebagai masyarakat islam Indonesia ,maka kita pun perlu tau
bagaimana fikih Islam (KHI) mengaturnya.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Harta
bahasan yang penting dalam Islam. Harta atau dalam bahasa arab disebut al-
mengatakan, bahwa harta kekayaan, sesuai dengan apa yang ditegaskan oleh
ulama-ulama ushul fiqh, adalah sesuatu yang dapat dimiliki dan disimpan untuk
harta itu berwujud atau kenyataan (a’yun). sebagai contoh, manfaat sebuah
rumah yang dipelihara manusia tidak disebut harta, tetapi termasuk milik atau
hak.
bersifat madiyyah maupun ma’nawiyyah.
maal atau harta. Islam meyakini bahwa semua harta di dunia ini adalah milik
demikian, Islam juga mengakui hak pribadi seseorang. Untuk itu Islam
menyewa, gadai menggadai, dan sebagainya, serta melarang penipuan, riba dan
mewajibkan kepada orang yang merusak barang orang lain untuk membayarnya,
harta yang dirusak oleh anak-anak yang di bawah tanggungannya, bahkan yang
B. Jenis-jenis Harta
1. Harta Mutaqawwim dan Harta Ghairal-mutaqawwim
Harta mutaqawwim ialah segala sesuatu yang dapat dikuasai
dengan pekerjaan dan dibolehkan syara’ untuk memanfaatkannya.
Maksud pengertian harta ghair al-Mutaqawwim merupakan kebalikan dari
harta mutaqawwim, yakni segala sesuatu yang tidak dapat dikuasai dengan
pekerjaan dan dilarang oleh syara’ untuk memanfaatkannya.
5. Harta ‘Ain dan Dayn
6. Harta Nafi’i
7. Harta Mamluk, Mubah dan Mahjur
pembagian harta ini didasari oleh potensi harta menimbulkan kerugian atau
kerusakan apabila dibagikan. harta yang dapat dibagi yaitu harta tidak
menimbulkan kerugian atau kerusakan apabila dibagikan seperti beras.
sedangkan, harta yang tidak dapat dibagi yaitu harta menimbulkan kerugian
atau kerusakan apabila dibagikan seperti benda-benda mewah.
harta pokok ialah harta yang mungkin menumbulkan harta lain atau dalam
istilah ekonomi disebut harta modal.
C. Kepemilikan Harta
Kepemilikan (al-milkiyyah) adalah istilah hukum Islam yang menandakan
hubungan antara manusia dan harta yang menjadikan harta itu secara khusus
melekat padanya. Berdasarkan definisi ini, perolehan properti oleh seorang
individu, dengan cara yang sah, memberikan hak kepadanya untuk memiliki
hubungan eksklusif dengan properti itu, menggunakan atau menanganinya
selama tidak ada hambatan hukum untuk berurusan seperti itu.
Pada dasarnya menurut firman Allah SWT sesungguhnya seluruh harta
atau kekayaan adalah milik Allah SWT.
A. KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan kepemilikan harta ialah kekuasaan atas benda dan
manfaatnya secara utuh. Di dalam Islam umat muslim senantiasa dianjurkan
untuk mencari rezki yang baik dan halal حلل و طيبdan sangat dilarang untuk
meyembah kekayaan sebagaimana hadis rasulullah yang artinya “Terkutuk
bagi mereka yang menjadi penyembah dinar dan terkutuk pula bagi mereka
yang menjadi penyembah dirham”.
B. SARAN
Demikian yang dapat penulis sampaikan dalam makalah ini apabila ter