Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI TENTANG HARTA

DOSEN PENGAMPU : Jaya Miharja, M.S.I

NAMA KELOMPOK : Faqih Al Hudawi (220201052)


Hul Fahmi (220201053)
M. Umam Firdaus (220201069)

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Puji rasa syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini sehingga bisa disajikan kepada
teman-teman semua, sehingga bisa menjadi suatu pembelajaran yang bisa bermanfaat bagi
kita semua.

Shalawat dan Salam tidak lupa kita haturkan kehariban junjungan alam baginda Nabi besar
Muhammad SAW. yang telah rela mati-matian untuk memperjuangkan agama Allah SWT.
salah satunya adalah mengubah pemikiran orang-orang jahiliyah yang penuh dengan
kejahilan (bodoh) kepada pemikiran yang berlandaskan tuntunan syariat dalam islam (Al-
Qur’an dan Sunnah).

Dan juga tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen Jaya Miharja, M.S.I yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk bisa menyelesaikan dan mensajikan
makalah ini walaupun banyak kekurangan dan kekeliruan dalam makalah ini.

Dan juga kami berterima kasih kepada teman teman yang menyempatkan diri untuk membaca
dan mendengarkan makalah kami, apabila ada tulisan atau isi kalimat yang kurang tepat atau
tidak sesuai dan tidak dapat dimengerti kami sebagai pemateri meminta maaf sebesar
besarnya, karena kami juga insan yang kurang sempurna dan baru belajar dalam .
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................

A. Latar belakang ...................................................................................................


B. Rumusan masalah ..............................................................................................
C. Tujuan masalah ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

A. Pengertian harta .................................................................................................


B. Pembagian harta atau hak milik ...........................................................................
C. Fungsi harta ........................................................................................................
D. Asas pemilikan harta ..........................................................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................................

A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Harta merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Harta dapat
mencakup aspek material, spiritual, dan emosional yang dimiliki oleh seseorang atau
kelompok. Pemilik harta memiliki hak kepemilikan dan penggunaan atas harta yang
dimilikinya. Namun, hak ini tidak selalu mudah untuk dijalankan karena terdapat berbagai
pandangan dan teori tentang harta.

Teori tentang harta menjadi penting karena berkaitan dengan hak kepemilikan dan
penggunaan harta oleh masyarakat. Beberapa teori tentang harta yang dikemukakan oleh para
ahli memiliki pandangan yang berbeda-beda. Teori-teori ini mencakup aspek utilitarianisme,
properti, distributivisme, dan pancasila.

Dalam praktiknya, teori-teori tentang harta ini menjadi penting dalam kebijakan
pemerintah dalam hal pengelolaan harta negara, pembagian kekayaan, dan pengaturan hak
kepemilikan. Selain itu, teori tentang harta juga berperan penting dalam pandangan masyarakat
tentang kekayaan dan pemilik harta.

Makalah tentang teori tentang harta ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
lebih mendalam tentang hak kepemilikan dan penggunaan harta dalam masyarakat. Makalah
ini akan membahas beberapa teori tentang harta yang dikemukakan oleh para ahli, serta
implikasinya dalam praktiknya. Dengan demikian, diharapkan makalah ini dapat memberikan
kontribusi dalam pengembangan pemikiran tentang harta dan hak kepemilikan di masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimana praktik hukum islam terhadap masalah kepemilikan harta dan pandangan
ulama mengenai kepemilikan harta?
2) Apa saja fungsi harta?
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian harta

Harta atau maal jama’nya adalah Amwal, secara etimologi mempunyai beberapa arti
yaitu condong, cenderung, dan miring. Karena memang manusia condong dan cenderung
untuk memiliki harta. Ada juga mengartikan Al-Maal dengan sesuatu yang menyenangkan
manusia dan mereka menjaganya, baik dalam bentuk materi maupun manfaat. Adapun
pengertian harta secara terminologi, yaitu sesuatu yang diinginkan manusia berdasarkan
tabi’at nya, baik manusia itu akan memberinya atau menyimpannya 1. Menurut Abu
Hanifah manfaat dan milik tidak disebut harta. Ia membedakan harta dan milik 2, atau harta
adalah suatu zat (‘ain), yang berharga bersifat materi yang berputar di antara manusia.

Dan islam mempunyai pandangan yang pasti tentang harta dan ekonomi. Pandangan
tersebut dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Mengenai pemilik mutak harta atau segala sesuatu yang ada di muka bumi ini adalah
Allah S.W.T. kepimilikan oleh manusia hanya bersifat relative atau sebatas
menjalankan amanah mengelola dan memanfaatkannya.
2. Status harta yang dimiliki manusia yaitu :
a. Harta sebagai titipan karena memang manusia tidak mampu mengaadakan
benda dari tiada.
b. Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia dapat
menikmatinya dengan baik dan tidak berlebih-lebihan.
c. Harta sebagai ujian keimanan, hal ini mencakup tentang cara mendapatkan
dan memanfaatkannya.
d. Harta sebagai bekal ibadah yakni untuk melaksanakan perintah-Nya dan
melaksanakan muamalah di antara manusia.
e. Cara memperoleh atau kepemilikan harta dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara yaitu melaluui usaha atau mata pencaharian yang halal dan sesuai
dengan aturan Allah S.W.T.

B. Pembagian harta atau hak miik

1
Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung : Pustaka setia, 2000) hlm. 21
2
Milik adalah sesuatu yang dapat digunakan secara khusus dan tidak dapat di campuri penggunaannya oleh
manusia.
Ulama membagi harta dilihat dari berbagai segi, di antara lain :

1. Dilihat dari aspek kebolehan memanfaatkannya oleh syara’, harta dibagi kepada
mutaqawwim yaitu sesuatu yang di boleh di manfaatkan menurut syara’ 3. Adapun
ghoiru mutaqawwim yaitu sesuatu yang tidak boleh di manfaatkan menurut ketentuan
syara’ baik jenisnya, cara memperolehnya maupun cara penggunaannya.
2. Dilihat dari segi jenismya harta dibagi menjadi harta manqul dan harta ghoiru
manqul. harta manqul yang dapat dipindakan dari satu tempat ketempat lain, seperti
emas, perak, perunggu, pakaian, kendaraan dan lain sebagainya. Adapun harta ghairu
manqul yaitu harta yang tidak dapat dipindahkan dari satu tempat ketempat lain
seperti tanah dan bangunan yang ada diatas nya.
3. Dilihat dari segi manfaatnya, harta dibagi kepada harta isti’mali dan istihlaki. Harta
isti’mali yaitu harta yang apabila digunakan atau dimanfaatkan benda itu tetap utuh,
sekalipun manfaatnya sudah banyak digunakan seperti kebun, tempat tidur, rumah,
sepatu dan lain sebagainya. adapun harta istiihlaki yaitu harta yang apabila
dimanfaatkan berakibat menghabiskan harta itu, seperti sabun, makanan dan lain
sebagainya.
4. Dilihat dari segi ada atau tidak adanya harta sejenis dipasaran, harta dibagi kepada
harta mitsli dan qimi, harta mitsli adalah harta yang ada jenisnya dipasaran, yaitu harta
yang ditimbang atau ditakar seperti gandum dan beras, adapun harta qimi adalah harta
yang tidak ada jenis yang sama dalam satuannya dipasaran, atau ada jenisnya tetapi
pada setiap unitnya berbeda dalam kualitasnya, seperti satuan pepohonan, logam
mulia, dan alat-alat rumah tangga.
5. Dilihat dari status harta, harta dibagi kepada harta mamluk, mubah, dan mahjur. Harta
mamluk adalah harta yang telah dimiliki. Harta mubah adalah harta yang asalnya
bukan milik seseorang, seperti mata air, bianatang buruan darat, laut, pohon-pohonan
di hutan, dan buah-buahannya. Adapun harta mahjur adalah harta yang ada larangan
syara’ untuk memilikinya, baik karena harta itu dijadikan harta wakaf maupun
diperuntukkan untuk kepentingan umum.
6. Harta dilihat dari segi boleh dibagi atau tidak, harta dikelompokkan kepada mal-qabil
li alqismah (harta yang dapat dibagi) dan mal ghairu qabil li alkismah (harta yang
tidak dapat dibagi).

3
M. Zaidi Abdad, Lembaga Perekonomian ummat di dunia islam, (Bandung, Angkasa, 2000)hlm. 55
7. Dilihat dari segi berkembang atau tidaknya harta itu baik hasilnya itu melalui upaya
manusia maupun dengan sendirinya berdasarkan ciptaan Allah SWT maka harta
dibagi kepada: harta ashl (pokok) dan harta al samar (harta hasil).
8. Dilihat dari segi pemiliknya, harta dibagi kepada harta khas dan harta am’, harta khas
adalah pribadi yang tidak bersekutu kepada yang lain. Adapun harta am’ adalah harta
milik umum dalam kurung bersama yang boleh diambil manfaatnya misalnya sungai,
jalan raya dan sebagainya.4
9. Dilihat dari segi harta yang berbentuk benda dan harta yang berbentuk tanggungan,
harta ini dibagi menjadi dua yaitu harta ain dan harta dain. Harta ain ini adalah harta
yang berbentuk benda seperti mobil, beras dll. 5

C. Fungsi harta

Fungsi harta sesuai ketentuan syari’at Islam adalah sebagai berikut :

1. Kesempurnaan ibadah mahdhah, karena ibadah memerlukan sarana, seperti kain dan
mukena untuk menutup aurat.
2. Memelihara dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah s.w.t. karena
kefakiran dapat membawa kepada kekufuran.
3. Meneruskan estafet kehidupan, karena Allah melarang meninggalkan generasi
penerus yang lemah dalam ekonomi.
4. Menyelaraskan antara kehidupan dunia dan akhirat.
5. Bekal mencari dan mengembangkan ilmu.
6. Keharmonisan hidup bernegara dan bermasyarakat, sehingga orang kaya dapat
memberikan pekerjaan kepada orang miskin. 6

Sebenarnya bisa saja diperluas fungsi harta, akan tetapi tidak boleh dalam
penggunaannya bertentangan dengan syari’at Islam, karen aharta itu akan di
pertanggungjawabkan kepada Allah di akhirat kelak.

D. Asas kepemilikan harta (Amwal)

Menurut pasal 17 kompilasi hukum ekonomi syri’ah, pemilikan harta di dasarkan


pada asas sebagai berikut :

4
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007) hlm. 81
5
Hendi Suhendi, loc, cit, hlm 22.
6
Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2021) hlm. 30
1. Amanah, bahwa pemilik harta pada dasarnya merupakan titipan dari Allah s.w.t.
untuk digunakan untuk kepentingan hidup.
2. Infiradiyah, bahwa pemilik benda pada dasarnya bersifat individual dan penyatuan
benda dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha atau korporasi.
3. Ijtima’iyah, bahwa pemilikan benda tidak hanya memiliki fungsi pemenuhan
kebutuhan hidup pemiliknya, tetapi pada saat yang sama di dalamnya terdapat hak
masyarakat.
4. Manfaat, bahwa pemilikan harta benda pada dasranya di arahkan untuk memperbesar
manfaat dan mempersempit mudharat.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Memiliki harta dan memproduksi barang barang yang baik adalah sah menurut Islam.
Namun, kepemilikan harta itu bukanlah tujuan, akan tetapi sarana untuk menikmati karunia
Allah dan wasilah untuk mewujudakn kemaslahatan umum. Belanja dan konsumsi adalah
tindakan yang mendorong masyarakat berproduksi hingga terpenuhi segala kebutuhan
hidupnya. Jika tidak ada manusia yang bersedia menjaadi konsumen dan jika daya beli
masyarakat berkurang karena sifat kikir yang melampaui batas, maka cepat atau lambat roda
produksi niscaya akan terhenti.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita bisa sadar dan tidak memanfaatkan harta secara
berlebihan(boros).
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ika Yunia Fauzia, Prinsip Dasar Ekonomi Islam, PRENADAMEDIA, 2015

Dr. Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah, PRENADMEDIA, 2012

Dr. Mardani, Hukum Bisnis Syari’ah, PRENADAMEDIA, 2014

Anda mungkin juga menyukai