jenis-jenis harta
Dosen Pengampun:
Abdullah, S.H.I.,M.A.
Disusun oleh:
Nailus Salsabila (202311036)
Zatul Mustara (202311029)
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
T.A 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul
“Konsepharta,pengertianharta,pembagianharta dan jenis-jenisharta” dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi kita Muhammad SAW, yang telah membawa serta membimbing kita
dari Zaman Jahiliyah menuju Zaman Islamiyah, dan semoga di Akhir Zaman nanti
kita mendapatkan syafaatnya, Aamiin.
Didalam penulisan makalah ini, tidak semata-mata berdasarkan
kemampuan penulis sendiri, melainkan juga berkat bantuan berbagai pihak yang
telah dengan rela, tulus dan ikhlas memberi dorongan, bantuan serta semangat
dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi
penulismaupunbagisemuapihak yang membutuhkan. Meskipun penulis telah
berusaha dengan sebaik-baiknya dalam menyusun makalah ini, namun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari sistematika makalah
maupun penyusunan kalimatnya.
Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis berharap pembaca
berkenan untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
A. Latar Belakang Makalah ............................................................. 1
B. Rumusan Makalah....................................................................... 2
C. Tujuan Makalah........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
33
A. Pengertian Harta.......................................................................... 3
B. Unsur-unsur Harta....................................................................... 4
C. Kedudukan Harta......................................................................... 4
D. Pembagian Harta......................................................................... 4
E. Fungsi Harta................................................................................ 4
F. Jenis-jenis Harta.......................................................................... 8
Kebebasan seseorang untuk memiliki dan memanfaatkan hartanya adalah sebatas yang
diperbolehkan oleh syara’. Oleh sebab itu, dalam pemilikan dan penggunaan harta, disamping
untuk kemaslahatan pribadi, juga harus dapat memberikan manfaat dan kemaslahatan pada orang
lain.
Inilah di antara fungsi social dari harta itu, karena suatu harta sebenarnya adalah milik
Allah yang dititipkan ketangan-tangan manusia. Manusia tidak memiliki harta secara mutlak
karena hartasebagai titipan sehingga dalam pandangan tentang harta, terdapat hak-hak orang lain.
Konsekuensi logis dari hal itu adalah adanya kewajiban bagi manusia untuk mengeluar
kansebagian kecil hartanya untuk berzakat dan ibadah lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Harta?
2. Apa yang dimaksud dengan Harta?
3. Apa saja Jenis-jenis Harta?
4. Berapakah pembagian harta dan apasaja pembagian-pembagiannya?
C. Tujuan masalah
1. Mendeskripsikan dan memahami Konsep Harta.
2. Mengetahui maksud dari Harta.
3. Mengetahui apa saja Jenis-jenisHarta.
4. Mendeskripsikan dan memahami bagaimana cara pembagian Harta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PengertianHarta
Harta dalam bahasa Arab disebut,al-mal yang berasal dari kata maala-yamiilu-mailan
yang berarti condong, cenderung, dan miring.Sedangkan harta(al-mal) menurut istilah imam
Hanafiah ialah
“sesuatu yang di gandrungitabi’at manusia yang memungkin kan untuk disimpan hingga
dibutuhkan”
Menurut Hanafiah, harta mesti dapat disimpan sehingga sesuatu yang tidak dapat
disimpan tidak dapat disebut harta.Menurut Hanafiah, manfaat tidak termasuk harta,tetapi
manfaat termasuk milik, Hanafiah membedakan harta dengan milik, yaitu:
Milik adalah sesuatu yang dapat digunakan secara khusus dan tidak dicampuri
penggunaannya oleh orang lain.
Harta adalah segala sesuatu yang dapat disimpan untuk digunakan Ketika dibutuhkan.
Dalam penggunaannya,harta bias dicampuri oleh orang lain. Jadi menurut Hanafiah yang
dimaksud harta hanyalah sesuatu yang berwujud (a’yan).
Menurut Sebagian ulama lainnya, bahwa yang dimaksud dengan harta ialah
“sesuatu diingin kan manusia berdasarkan tabi’atnya,baik manusia itu akan memberikannya
atau akan menyimpannya.”
Hanafiah menyatakan bahwa harta adalah sesuatu yang berwujud dan dapat disimpan
sehingga sesuatu yang tidak berwujud dan tidak dapat disimpan tidak termasuk
harta,seperti hak dan manfaat.
B. Unsur-unsur Harta
Menurut para fuqaha harta bersendi pada dua unsur, yaitu unsur‘aniyah dan unsur‘urf
Unsur ‘ainiyah ialah bahwa harta itu ada wujudnya dalam kenyataan(a’yan). Manfaat sebuah
rumah yang dipelihara manusia tidak disebut harta,tetapi termasuk milik atau hak.
Unsur‘urf ialah segala sesuatu yang dipandang harta oleh seluruh manusia atau Sebagian
manusia,tidaklah manusia memelihara sesuatu kecuali menginginkan manfaatnya,baikmanfaat
madiyah maupun manfaat ma’nawiyah.
C. KedudukanHarta
Dijelaskan dalam Al quran bahwa harta merupakan perhiasan hidup,firman Allah
menyatakan.
َاْلَم اُلَو اْلَبُنْو َن ْيَنُةاْلَح ٰي وِةالُّد ْنَيۚا
ِز
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan-kehidupan dunia (Al-Kahfi :46).
ُز ِّي َن ِللَّن اِس ُحُّبٱلَّش َه َٰو ِتِم َن ٱلِّن َس ٓاِءَو ٱْلَبِنيَن َو ٱْل َقَٰن ِط يِر ٱْلُم َقنَط َر ِةِم َن ٱلَّذ َه ِبَو ٱْل ِفَّض ِةَو ٱْلَخ ْي ِل
ٱْلُم َس َّو َمِةَو ٱَأْلْن َٰع ِمَو ٱْلَح ْر ِثۗ َٰذ ِلَك َم َٰت ُعٱْلَح َي ٰو ِةٱلُّد ْن َي اۖ َو ٱلَّلُهِعنَد ُهۥُحْس ُنٱْلَمَٔـاِب
Jadikan indah menurut pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diiinginkan,yaitu
Wanita-wanita,anak-anak,harta yang banyak dar imas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak,dan sawah ladang.Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah lah tempat Kembali
yang baik (surga). (Ali Imran: 14).
Pada Alquran surat Al-Kahfi: 46 dan Al-Nisa:14 dijelaskan bahwa kebutuhan manusia
atau kesenangan manusia terhadap harta sama dengan kebutuhan manusia terhadap anak atau
keturunan. jadi, kebutuhan manusia terhadap harta merupakan kebutuhan mendasar.Dalam surah
Al-Dhuha : 6 Allah menyatakan:
َو َو َج َد َك َع اِئاًل َفَأْغ َنٰى
Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu di amemberikan kecukupan.
Disamping sebagai perhiasan,harta juga berkedudukan sebagai amanat,sebagaimana
Allah menyatakan:
Karena harta sebagai titipan, manusia tidak memiliki harta secara mutlak sehingga dalam
pandangan tentang harta,terdapat hak-hak orang lain, seperti zakat harta dan yang lainnya.
Kedudukan harta selanjutnya adalah sebaga imusuh,sebagaimana yang dinyatakan dalam surat
Al-Taghabun :14.
ٰٓيَاُّيَهااَّلِذ ْيَنٰا َم ُنْٓو اِاَّنِم ْنَاْز َو اِج ُك ْم َو َاْو اَل ِد ُك ْمَع ُد ًّو اَّلُك ْم َفاْح َذ ُرْو ُهْۚم
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada
yang menjadi musuh bagimu, makahati-hatilah kamu terhadap mereka(Al-Taghabun:14)
Pada ayat tersebut tidak dijelaskan bahwa harta berkedudukan sebagai musuh. Pada ayat
tersebut dijelaskan bahwa diantara istri-istri dan anak-anakada yang menjadi musuh. Pada surah
Al-Taghabun: 15 dijelaskan bahwa diantara harta dan anak disambung dengan wawuathaf,
dengan prinsip dalalat al-iqtiran dalam ushu lfiqh, bahwa sesuatu yang dijelaskan dengan
wawuathaf kedudukan hukumnya sama,seperti kewajiban umrah karena disamakan dengan
kewajiban melakukan haji.
D. PembagianHarta
Menurut fuqaha, hartadapat di tinjau dari beberapa segi. Harta terdiri dari beberapa
bagian, tiap –tiap bagian memiliki ciri khusus dan hukumnya tersendiri.pembagian jenis harta ini
sebagai berikut:
Harta mutaqawwim ialah segala sesuatu yang dapat dikuasai dengan pekerjaan
dan dibolehkan syara’ untuk memanfaatkannya. Maksud pengertianharta ghair al-
Mutaqawwim merupakan kebalikan dari harta mutaqawwim, yakni segala sesuatu
yang tidak dapa tdikuasai dengan pekerjaan dan dilarang oleh syara’ untuk
memanfaatkannya.
harta mitsli dan qimi sebagai sesatu yang memiliki persamaan atau kesetaraan
di pasar, tidak ad aperbedaan yang pada bagian bagiannya atau kesatuannya. harta
yang ada duanya atau dapat ditukar dengan hal serupa dan sama disebut mitsli dan
harta yang tidak duanya atau berbeda secara tepat disebut qimi.
harta manqul yaitu harta yang dapat dipindahkan dan diubah dari tempat satu
ketempat yang lain, baiktetap pada bentuk dan keadaan semula ataupun berubah
bentuk dan keadaannya dengan perpindahan dan perubahan tersebut. Sedangkan
harta ghair al-manqul maksudnya segala sesuatu yang tetap (hartatetap), yang tidak
mungkin dipindahkan dan diubah posisiny adari satu tempat ketempat yang lain
menurut asalnya, sepertikebun, rumah, pabrik, sawah dan lainnya.
harta ‘ain yaitu harta yang berbentuk. sedangkan, harta dayn harta yang
menjadi tanggungjawab seperti uang yang dititipkan ke orang lain.
Harta yang memiliki nilai dan berbentuk (berwujud), misalnya rumah, ternak , dan
lainnya.sedangkan,harta nafi’i yaitu harta yang tidak berbentuk .
Pembagian harta ini didasari oleh potensi harta menimbulkan kerugian atau
kerusakan apabila dibagikan. harta yang dapat dibagi yaitu harta tidak menimbulkan
kerugian atau kerusakan apabila dibagikan sepert iberas. sedangkan, harta yang tidak
dapat dibagi yaitu harta menimbulkan kerugian atau kerusakana pabila dibagikan
seperti benda-benda mewah.
9. Harta Pokok dan Hasil
Harta pokok ialah harta yang mungkin menimbulkan harta lain atau dalam
istilah ekonomi disebut harta modal.
harta khas yaitu harta milik individu yang tidak boleh diambil manfaatnya jika
tidak direstui pemiliknya. Sedangka hharta am yaitu harta milik umum yang
dibebaskan dalam mengambil manfaatnya.
E. Fungsi Harta
Fungsi harta sangat banyak, baik kegunaan dalam hal baik ,maupun kegunaan dalam hal jelek.
Diantara sekian banyak fungsi harta antara lain sebagai berikut:
F. Jenis-jenis Harta
Menurut sifatnya, harta atau aktiva dari suatu perusahaan dibagi menjadi 2 jenis. Yaitu
aktiva tetap (fixed asset) dan aktiva lancar (current asset)
1. Harta Tetap
Yang dimaksud dengan harta tetap adalah harta milik perusahaan yang memiliki bentuk
fisik. Harta tetap umumnya memiliki umur ekonomis lebih dari 1 tahun. Tujuan penggunaan
harta tetap adalah untuk menyokong agar perusahaan tersebut dapat berjalan dan mencapai
tujuannya. Ada beberapa jenis harta yang termasuk harta tetap, yaitu
a. Tanah
b. Gedung atau Bangunan
c. Mesin-mesin
d. Peralatan Kantor
e. Angkutan
2. Harta Lancar.
Harta lancer merupakan aktiva yang tidak memiliki bentuk fisik. Tidak seperti harta
tetap, harta lancer tidak bias digunakan untuk mendukung berjalannya perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Jenis harta ini bias dicairkan kedalam mata uang dalam waktu kurangdari 1
tahun. Harta yang termasuk jenis ini adalah:
Menuru tsifatnya, harta atau aktiva dari suatu perusahaan dibagi menjadi 2 jenis. Yaitu aktiva
tetap (fixed asset) dan aktiva lancar (current asset)
1. HartaTetap
Yang dimaksud dengan harta tetap adalah harta milik perusahaan yang memiliki
bentuk fisik. Harta tetap umumnya memiliki umur ekonomis lebih dari 1 tahun. Tujuan
penggunaan harta tetap adalah untuk menyokong agar perusahaan tersebut dapat berjalan
dan mencapai tujuannya.
2. Harta Lancar
Harta lancer merupakan aktiva yang tidak memiliki bentuk fisik. Tidak seperti
harta tetap, harta lancer tidak bias digunakan untuk mendukung berjalannya perusahaan
dalam mencapai tujuannya. Jenis harta ini bias dicairkan kedalam mata uang dalam
waktu kurangdari 1 tahun.
B. Saran
Penulis menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Untuk mencegah munculnya kezaliman dalam rumahtangga akibat pembagian harta bersama
yang tidak tepat, maka adabaikny ajika setiap harta yang tumbuh dari masing-masing harta
bersama tersebu tdidaftarkan.
2. Agar kepada masyarakat yang ingin melakukan pernikahan supaya membuat perjanjian
mengenai pembagian harta bersama, agar ketika terjadi perceraian tidak terjadi perselisihan
dalam pembagian harta bersama.
3. Pemerintah diharapkan dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang ketentuan
pembagian harta bersama menurut hokum positif dan hukumi slam.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Idris.1986.Fiqh al-syafi’iyah, Jakarta:Karya Indah.
Al-Husaini,Abu Bakri bin Muhammad.1994. Kifayah al Akhyar. Beirut: Dar al-Kutub al- Ilmiah.