Anda di halaman 1dari 14

HARTA DAN PERMASALAHANNYA

DI
S
U
S
U
N
OLEH:
KELOMPOK 1
NAMA : ZAHRATUL AINI

PRODI : HES

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH (STIS)


AL HILAL SIGLI
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul: “HARTA DAN PERMASALAHANNYA”. Shalawat dan salam kita panjatkan
kehadirpat Nabi Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kegelapan ke
alam yang penuh ilmu pengetahuan.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
Dosen Pembimbing, atas bimbingan kepada penulis sehingga tersusunnya makalah ini
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagai semua pihak. Penulis menyadari, dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan di masa akan datang.

Sigli, Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A.Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 1
C.Tujuan Penulisan ............................................................................................................................. 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
A. Pengertian Harta (maal) .............................................................................................................. 2
B. Kedudukan dan Fungsi Harta ..................................................................................................... 4
C. Tatacara Memperoleh Harta........................................................................................................ 7
D. Manfaat Harta ............................................................................................................................. 8
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 10
B. Saran ......................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Harta secara sederhana mengandung arti sesuatu yang dapat dimiliki. Ia termasuk
salah satu sendi bagi kehidupan manusia di dunia, karena tanpa harta atau secara khusus
makanan, manusia tidak akan dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, Allah SWT menyuruh
manusia untuk memperolehnya, memilikinya dan memanfaatkannya bagi kehidupan manusia
dan Allah melarang berbuat sesuatu yang akan merusak dan meniadakan harta itu.

Pemakalah kali ini akan menjelaskan definisi harta itu sendiri menurut para ulama
fuqaha, selanjutnya akan menjelaskan mengenai dalil-dalil yang memerintahkan manusia
agar mencari harta, dan juga fungsi harta itu sendiri bagi kehidupan umat manusia.

B.Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah “Untuk Lebih Paham Tentang Aspek Mengenai Harta”.

Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka


dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada :

1. Pengertian Harta

2. Kedudukan fungsi harta

3. Tatacara mendapatkan harta

4. Manfaat harta

C.Tujuan Penulisan
Pada dasarnya tujuan penulisan karya tulis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu
tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk
menyelesaikan tugas mata kulian Fiqih muamalah.

Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :

1. mengetahui pengertian Harta

2. mengetahui Kedudukan fungsi harta

3. mengetahui Tatacara mendapatkan harta

4. mengetahui Manfaat harta

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Harta (maal)

Harta dalam bahasa arab disebut al-maal, yang merupakan akar kata dari lafadz ___
yang berarti condong, cenderung, dan miring.
Dalam al-Muhith dan Lisan Arab, menjelaskan bahwa harta merupakan segala sesuatu
yang sangat diinginkan oleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya. Dengan demikian
unta, kambing, sapi, tanah, emas, perak, dan segala sesuatu yang disukai oleh manusia dan
memiliki nilai (qimah), ialah harta kekayaan. 1
-Ibnu Asyr- mengatakan bahwa “Kekayaan pada mulanya berarti emas dan perak,
tetapi kemudian berubah pengertiannya menjadi segala barang yang disimpan dan dimiliki

Sedangkan harta (al-maal), menurut Hanafiyah


“ialah sesuatu yang digandrungi oleh tabiat manusia dan memungkinkan untuk
disimpan hingga dibutuhkan”2

Maksud pendapat di atas definisi harta pada dasarnya merupakan sesuatu yang
bernilai dan dapat disimpan. Sehingga bagi sesuatu yang tidak dapat disimpan, tidak dapat
dikatagorikan sebagai harta. Adapun manfaat termasuk dalam katagori sesuatu yang dapat
dimiliki, ia tidak termasuk harta. Sebaliknya tidaklah termasuk harta kekayaan sesuatu yang
tidak mungkin dipunyai tetapi dapat diambil manfaatnya, seperti cahaya dan panas matahari.
Begitu juga tidaklah termasuk harta kekayaan sesuatu yang pada gahlibnya tidak dapat
diambil manfaatnya, tetapi dapat dipunyai secara kongrit dimiliki, seperti segenggam tanah,
setetes air, seekor lebah, sebutir beras dan sebagainya.
Dengan demikian, konsep harta menurut Imam Hanafi yaitu segala sesuatu yang
memenuhi dua kriteria :

Pertama : Sesuatu yang dipunyai dan bisa diambil manfaatnya menurut ghalib.
Kedua : Sesuatu yang dipunyai dan bisa diambil manfaatnya secara kongkrit
(a’ayan) seperti tanah, barang-barang perlengkapan, ternak dan uang

1
Djauwanai,Din zaudin. Pengantar Fiqih Muamalah.Jogjakarta: Pustaka Pelajar.2008.hal112.
2
Djauwanai,Din zaudin. Pengantar Fiqih Muamalah.Jogjakarta: Pustaka Pelajar.2008.hal113.

2
Menurut Jumhur Ulama’ Fiqh selain Hanafiyyah mendefinisikan konsep harta sebagai
berikut :

Dari pengertian di atas, Jumhur Ulama’ memberikan pandangan bahwa manfaat


termasuk harta, sebab yang penting adalah manfaatnya dan bukan dzatnya. Intinya bahwa
segala macam manfaat-manfaat atas sesuatu benda tersebut dapat dikuasai dengan menguasai
tempat dan sumbernya, karena seseorang yang memiliki sebuah mobil misalnya, tentu akan
melarang orang lain mempergunakan mobil itu tanpa izinnya. 3
Maksud manfaat menurut Jumhur Ulama’ dalam pembahasan ini adalah faedah atau
kegunaan yang dihasilkan dari benda yang tampak seperti mendiami rumah atau mengendarai
kendaraan. Adapun hak, yang ditetapkan syara’ kepada seseorang secara khusus dari
penguasaan sesuatu, terkadang dikaitkan dengan harta, seperti hak milik, hak minum, dan lain
lain. Akan tetapi terkadang tidak dikaitkan dengan harta, seperti hak mengasuh dan lain-lain.
Menurut Imam as-Suyuthi harta ialah segala sesuatu yang dapat dimiliki dan
mempunyai nilai jual yang akan terus ada, kecuali bila semua orang telah meninggalkannya.
Jika baru sebagian orang saja yang meninggalkannya, barang itu mungkin masih bermanfaat
bagi orang lain dan masih mempunyai nilai bagi mereka. 4
Menurut ahli hukum positif, dengan berpegang pada konsep harta yang disampaikan
Jumhur Ulama’ selain Hanafiyyah, mereka mendefinisikan bahwa benda dan manfaat-
manfaat itu adalah kesatuan dalam katagori harta kekayaan, begitu juga hak-hak, seperti hak
paten, hak mengarang, hak cipta dan sejenisnya.
Ibnu Najm mengatakan bahwa harta kekayaan, sesuai dengan apa yang ditegaskan
oleh ulama’-ulama’ Ushul Fiqh, adalah sesuatu yang dapat dimiliki dan disimpan untuk
keperluan tertentu dan hal itu terutama menyangkut yang kongkrit. Dengan demikian tidak
termasuk di dalamnya pemilikan semata-semata atas manfaat-manfaat saja. Dalam hal ini,
beliau menganalogikan konsep harta dalam persoalan waris dan wakaf, sebagaiman al-Kasyf
al-Kabir disebutkan bahwa zakat maupun waris hanya dapat terealisasi dengan menyerahkan
benda (harta atau tirkah dalam hal waris) yang kongkrit, dan tidak berlaku jika hanya
kepemilikan atas manfaat semata, tanpa menguasai wujudnya.

3
Ibid hal 115
4
Ibid hal 115

3
B. Kedudukan dan Fungsi Harta
1. Kedudukan Harta
Disebutkan harta termasuk salah satu keperluan pokok manusia dalam menjalani
kehidupan didunia ini, sehingga oleh para ulama ‘ushul fiqh persoalan harta dimasukkan
kedalam salah satu ad-dharuriyat al-khamsah (lima keperluan pokok), yang terdiri atas :
Agama, Jiwa, Akal, keturunan, dan harta. Oleh karena itu banyak manusia yang
mempertahankan harta dengan segala upaya yang dilakukan, sehingga dalam Al-Qur’an dan
Hadits banyak membicarakan harta serta kedudukannya.5

1. Kedudukan harta didalam Al-Qur’an ialah sebagai berikut:


a. Harta adalah milik Allah, Manusia bukanlah pemilik mutlak, tetapi dibatasi oleh hak-hak
Allah sehingga wajib dikeluarkan zakatnya dan peruntukan ibadah lain dari harta tersebut.
Allah berfirman didalam Al-Qur’an:

‫ني فِ ِيه‬ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ
َ ‫آمنُوا ِِب هَّلل َوَر ُسوله َوأَنْف ُقوا ِمها َج َعلَ ُك ْم ُم ْستَ ْخلَف‬
Artinya :
”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari
harta mu yang telah Allah pinjamkan kepada mu. (QS. Al-Hadid:7)

b. Harta sebagai sarana untuk memperoleh bekal menuju kehidupan akhirat. Allah

berfirman:

ٌ ‫اَله ِذيْ َن يُْن ِف ُق ْو َن اَْم َوا ََلُْم ِِف َسبِْي ِل هللاِ ُثُه ََل يُْتبِعُ ْو َن َما اَنْ َف ُق ْوا َوََل اَ ًذا ََلُْم اَ ْج ُرُه ْم ِِْن ََ َرهِِِّ ْم َوََل ََ ْو‬

.‫َِلَْي ِه ْم َوََل ُه ْم َْيَزنُ ْو َن‬


Artinya:
“orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak
mengiringi apa yang dinafkahkanya itu dengan menyebut-nyebut pemberianya dan dengan
tidak menyakiti(perasaan sang penerima), mereka memperoleh pahala di sisi tuhan mereka.
Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak(pula) mereka bersedih hati”.(Q.S Al-
Baqarah:262)

5
Haruen,Nasrun, Fiqih muamalah.Jakarta: Gaya Media Pratama. 2007.hal98

4
c. Harta merupakan sarana untuk memenuhi kesenangan.
Didalam al-Qur’an Allah berfirman:

ْ ‫ب َوالْ ِفض ِهة َو‬


‫اْلَْي ِل الْ ُم َس هوَم ِة‬ ِ َ‫ات ِمن النِهس ِاء والْبنِني والْ َقن‬
ِ ‫اط ِري الْم َقْنطَرةِ ِمن ال هذ َه‬ ِ ‫ب الش‬ ِ ‫ُزيِه َن لِلن‬
َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ‫هه َو‬ َ ُّ ‫هاس ُح‬
ِ ‫اَّلل ِِْن ََه حسن الْم‬
.‫آب‬ ِ ْ ‫ث َذلِك متاع‬ِ ‫اْلر‬ ِ
َ ُ ْ ُ ُ ُ‫اْلَيَاة الَُّنْيَا َو ه‬ ُ ََ َ َْْ ‫َو ْاْلَنْ َعام َو‬
Artinya:

”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang


diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan
disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S. Al-Imran:14)

d. Harta sebagai ujian, pada Q.S.Ath-Taghaabun : 15

.‫َج ٌر َع ِظيم‬ ِ ِ
ْ ‫إِنَّ َما أ َْم َوالُ ُك ْم َوأ َْوََل ُد ُك ْم ف ْت نَةٌ َواللَّهُ ع ْن َدهُ أ‬
Artinya :
”Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian hanyalah cobaan (bagi kalian) disisi
Allah-lah pahala yang besar.
e. Harta sebagai perhiasan, Harta merupakan perhiasan dunia yang hanya bersifat
sementara dan untuk itulah maka sebagai seorang muslim hendaknya dapat memanfaatkan
harta dengan sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah. Didalam Q.S. Al-Kahfi:46, Allah
berfirman:

...‫ال َوالْبَ نُ ْو َن ِزيْنَةُ اْلَيَوةِ الَُّنْيَا‬


ُ ‫اَلْ َم‬
Artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan didunia".

2. Kedudukan Harta didalam as-Sunnah


a. Harta adalah penyebab fitnah :

‫ول إِ َّن لِ ُك ِّل أ َُّم ٍة فِ ْت نَةً َوفِ ْت نَةُ أ َُّمتِي‬


ُ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم يَ ُق‬ ُ ‫ال َس ِم ْع‬
َ ‫ت النَّبِ َّي‬ ٍ َ‫ب بْ ِن ِعي‬
َ َ‫اض ق‬ ِ ‫َع ْن َك ْع‬

ِ ‫يث حسن‬ ِ ِ
ٌ ‫يح غَ ِر‬
.‫يب‬ ٌ ‫صح‬َ ٌ َ َ ٌ ‫يسى َه َذا َحد‬
َ ‫ال أَبُو ع‬
َ َ‫ال ق‬
ُ ‫ال َْم‬
Artinya:

5
“Dari Ka’ab bin “Iyyadh telah berkata, aku mendengar nabi bersabda,”
sesungguhnya bagi setiap umatku adanya fitnah (ujian) nya dan fitnah bagi umatku adalah
masalah harta”.
b. Harta sebuah nikmat ketika dimanfaatkan oleh orang-orang yang shalih.
Disamping diperhatikannya kepentingan umum, kepentingan pribadi juga diperhatikan, maka
berlakulah ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Masyarakat tidak boleh mengganggu dan melanggar kepentingan pribadi, selama tidak
merugikan orang lain dan masyarakat.
2. Karena pemilikan manfaat berhubungan serta dengan hartanya, maka boleh pemilik
(manfaat) untuk memindahkan hak miliknya kepada orang lain, misalnya dengan cara
menjualnya, menghibahkannya dan sebagainya.
3. Pada pokoknya, pemilikan manfaat itu kekal tidak terkait oleh waktu.
Dalam kaitan ini dapat dijelaskan bentuk-bentuk larangan yang berkenaan dengan
harta yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi, produksi, distribusi dan konsumsi harta:
1. Perkara-perkara yang merendahkan martabat dan akhlak manusia, berupa:
a. Memakan harta sesama manusia dengan cara yang batal,
b. Memakan harta dengan jalan penipuan,
c. Dengan jalan melanggar janji dan sumpah,
d. Dengan jalan pencurian.
2. Perkara-perkara yang merugikan hak perorangan dan kepentingan sebagian atau
keseluruhan masyarakat, berupa perdagangan yang memakai bunga.
3. Penimbuan harta debgan jalan kikir, orang-orang yang menimbun harta dengan maksud
untuk meninggikan (menaikan) harga sehingga ia memperoleh keuntungan yang
berlipat ganda.
4. Aktivitas yang merupakan pemborosan (mubazir), baik pemborosan yang
menghabiskan harta pribadi, perusahaan, masyarakat atau negara maupun yang sifatnya
mengeksploitasi sumber-sumber alam secara berlebihan dan tidak memperhatikan
kelestarian lingkungan (ekologi).
5. Memproduksi, memperdagangkan dan mengkonsumsi barang-barang yang terlarang
seperti narkotika dan minuman keras kecuali untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan
kesehatan.

6
2. Fungsi Harta
Harta dipelihara manusia karena manusia membutuhkan manfaat harta tersebut, maka
fungsi harta amat banyak, baik kegunaan dalam yang baik, maupun kegunaan dam hal yang
jelek, yaitu:6
a. Untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang khas (mahdhah), sebab untuk
ibadah memerlukan alat-alat seperti kain untuk menutup aurat dalam pelaksanaan
shalat, bekal untuk melaksanakan ibadah haji, berzakat, shadaqah, hibbah dan yang
lainnya.
b. Untuk meningkatkan keimanan (ketaqwaan) kepada Allah.
c. Untuk menyelaraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan dunia dan akhirat.
d. Untuk meneruskan kehidupan dari satu periode ke periode berikutnya.

C. Tatacara Memperoleh Harta


Ada beberapa sebab kepemilikan dalam Islam yaitu:

a. Bekerja (al-‘Amal)

Pemilikan harta harus didapatkan dengan usaha (amal) atau mata pencaharian

(maisyah) yang halal. Dilarang mencari harta, berusaha dan bekerja yang dapat melupakan

kematian, melupakan dzikrullah, melupakan shalat dan zakat, memusatkan kekayaanhanya

pada kelompok orang kaya saja. Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti kegiatan

riba, perjudian, jual beli barang haram, mencuri dan sejenisnya, curang dalam takaran dan

timbangan, dan caracara bathil lainnya yang dapat merugikan.7

b. Warisan (al-irts)

c. Harta untuk menyambung hidup

d. Harta pemberian negara (I’tha’u ad-daulah)

e. Harta yang diperoleh oleh seseorang dengan tanpa mengeluarkan daya dan upaya apapun.

6
Haruen,Nasrun, Fiqih muamalah.Jakarta: Gaya Media Pratama. 2007.hal 129
7
Mardani, Hukum Bisnis Syari’ah (Cet. I; Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 113.

7
Prof. Dr. Veithzal Rival et al., menerangkan bahwa kepemilikan individu diperoleh

dari bekerja, warisan, hibah, hadiah, wasiat, mahar, barang temuan, dan jual beli. Islam

melarang memperoleh harta melalui cara yang tidak diridhai Allah swt dan merugikan pihak

lain, seperti riba, menipu, jasa pelacuran, perdagangan gelap, produksi/penjualan

alkohol/miras, narkoba, judi, spekulasi valuta asing, spekulasi pasar modal, money game,

korupsi, curang dalam takaran dan timbangan, ihktikar dan sebagainya.

Fathurrahman Djamil, menyebutkan beberapa faktor kepemilikan harta sebagai

berikut:

1) Bekerja (amal/kasab)

Yang termasuk bekerja misalnya; menghidupkan tanah mati, menggali kandungan bumi,

berburu, makelar (samsarah).

2) Transaksi (akad), baik transaksi pertukaran (mu’awadhah) maupun transaksi yang

berbentuk pencampuran (mukhtalith)

3) Warisan

4) Nasionalisasi aset-aset

5) Pemberian negara/pemberian sukarela.8

D. Manfaat Harta
Adapun manfaat harta adalah:
a. Untuk mengembangkan dan menegakkan ilmu-ilmu, karena menurut ilmu tanpa
modal akan tersa sulit, seperti sesorang tidak bisa kuliah di perguruan tinggi bila ia
tidak memiliki biaya.
b. Untuk memutarkan (mentasharuf) peranan-peranan kehidupan yakni adanya
pembantu dan tuan. Adanya orang kaya dan miskin sehingga antara pihak saling
membutuhkan karena itu tersusunlah masyarakat yang harmonis dan berkecukupan.

8
Mardani, Hukum Bisnis Syari’ah, h. 118.

8
c. Untuk menumbuhkan silahturrahim, karena adanya perbedaan dan keperluan sehingga
terjadilah interaksi dan komunikasi silaturrahim dalam rangka saling mencukupi
kebutuhan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Harta adalah sesuatu yang dibutuhkan dan di peroleh manusia,baik berupa benda yang
tampak seperti mas perak maupun yang tidak tampak yakni manfaat seperti pakaian,tempat
tinggal. Sehingga persoalan harta dimasukkan kedalam salah satu lima keperluan pokok yang
diatur oleh Al-Qur’an dan as-sunah. Adapun fungsi harta diantaranya kesempurnaan ibadah
mahdzah,memelihara dan meningkatkan keimanan dan serta menyelaraskan antara kehidupan
dunia dan akhirat. Sedangkan pembagian harta di bagi menjadi sepuluh bagian.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat. Semoga dapat bermanfaat bagi pemakalah
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Dan pastinya makalah ini terdapat kekurangan,
maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Djauwanai,Din zaudin. Pengantar Fiqih Muamalah.Jogjakarta: Pustaka Pelajar.2008


Haruen,Nasrun, Fiqih muamalah.Jakarta: Gaya Media Pratama. 2007.
Sya’I,Rahmat, Fiqih muamalah. Bandung: Pustaka Setia. 2001
Mardani, Hukum Bisnis Syari’ah (Cet. I; Jakarta: Prenadamedia Group, 2014)
Yusuf al-Qaradhawi, Fiqhuz Zakat, jilid ke-1, Bairut-Libabon : Muassasat ar- Risalah, 1973

11

Anda mungkin juga menyukai