Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AL-LUQATHAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Fiqih

Dosen Pengampu : Lelah Nurjamilah,S.Ag.M.Pd.I

Di susun oleh :

Hani Sri Handayani

`Ekonomi Syariah 1-C

PRODI EKONOMI SYARIAH/FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG

TASIKMALAYA

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan pada Allah SWT. hanya kepada-Nya lah saya
memuji dan hanya kepada-Nya lah saya memohon pertolongan. Tidak lupa
shalawat serta salam saya haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan. Saya selaku penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang terlibat, terkhusus kepada Dosen Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Fiqih Ibu Lelah Nurjamilah,S.Ag.M.Pd.I yang telah membimbing
saya dalam menulis makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Cipasung, 9 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang...................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................

C. Tujuan .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Pengertian Al-Luqathah.....................................................................

B. Dasar hukum Al-Luqathah..................................................................

C. Hukum Al-Luqathah............................................................................

D. Rukun Luqathah...................................................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................

B. Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara tidak sengaja sering kali kita menemukan barang dijalan dan kita
bingung harus berbuat apa terhadap barang tersebut, mau diambil atau dibiarkan
saja. Kalau mau mengambil apa diperbolehkan dalam Islam, dan kalau barang
tersebut dibiarkan saja apakah tidak mubadhir.Hal ini terjadi karena kita tidak
mengetahui hukum menemukan barang temuan (Luqathah).

Dalam pembahasan kali ini, pemakalah ingin membahas dua diantara


muamalah yang diajarkan Nabi Muhammad yaitu Luqathah. Karena di dalam
pembahasan ini terdapat suatu hikmah yang sangat besar untuk kehidupan sosial.

Allah SWT telah menjadikan manusia selain sebagai makluk individu juga telah
menjadikan manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia itu butuh akan orang
lain, hal ini tentunya agar mereka bisa saling tolong menolong, tukar menukar
keperluan dalam segala macam urusan kepentingan hidup masing-masing, jadi
disini tampak jelas sekali bahwa manusia itu seakan tidak bisa lepas dari orang
lain dalam menjalankan segala macam aktivitasnya, baik aktivitas pribadi maupun
aktivitas yang ditujukan untuk kemashlahatan umum salah satu bentuk yang
menyatakan bahwa manusia butuh orang lain adalah melalui jalan interaksi
muamalah.

Dalam kehidupan kira kira sering merasa berkewajiban untuk memberikan


sesuatu yang menjadi hak orang lain, salah satu hak orang lain tersebut adalah
mengembalikan barang yang hilang kepada orang yang memilikinya, dalam
makalah ini penulis mencoba untuk menguraikan sedikit tentang barang temuan
dan sesuatu yang berhubungan dengannya.
A. Rumusan Masalah

Dari beberapa uraian diatas tentang Ihya Al-Mawat yang sebagian dapat
dipaparkan, maka beberapa pertanyaan yang perlunya untuk di jawab agar tidak
ada keraguan lagi.

1. Apa yang dimaksud dengan Al-Luqathah?

2. Apa landasan hukum dari Al-Luqathah?

3. Bagaimana hukum dari Al-Luqathah?

B. Tujuan
Dari uraian rumusan masalah diatas, dapat di spesifikasikan beberapa
Tujuan penulis penyusun makalah ini, diaantaranya :
1. Untuk mengetahui pengertian Al-Luqathah
2. Untuk mengetahui landasan hukum dari Al-Luqathah
3. Untuk mengetahui hukum dari Al-Luqathah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Luqathah
Luqathah (Barang Temuan) adalah barang-barang yang didapat
(ditemukan) dari tempat yang tidak di ketahui pemiliknya. Umumnya
berlaku untuk barang-barang yang bukan hewan, adapun penemuan hewan
biasa disebut dengan al Dhallah (sesat)
Barang temuan dalam (bahasa arab) disebut al-Luqathah, menurut
bahasa (etimologi) artinya ialah : ‫ اشيئ الملتقط‬Sesuatu yang ditemukan
atau didapat”

Menurut syaikh Ibrahim al bajuri bahwa al-Luqathah ialah:


‫ االسم للشيئ الملتقط‬Nama untuk sesuatu yang ditemukan”

Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan al-


luqathah sebagaimana yang ditakrifkan oleh para ulama’adalah sebagai
berikut:
a. Menurut Muhammad al-syarbini al-khatib pengertian al-Luqhathah
ialah: ‘’ sesuatu yang ditemukan atas dasar hak yang mulia, tidak terjaga
dan yang menemukan tidak mengetahui mustahiqnya (pemiliknya)”

b. Syaikh syihab al-din al-qalyubi dan syaikh umairah mendefinisikan al-


luqhathah ialah sesuatu dari harta atau sesuatu yang secara khusus
semerbak ditemukan bukan didaerah harby (daerahnya orang-orang yang
merdeka), tidak terpelihara dan tidak dilarang karena kekuatanya, yang
menemukan tidak mengetahui pemilik barang tersebut”.

c. Syaikh Ibrahim al-bajuri berpendapat bahwa yang dimaksud dengan


luqhathah adalah sesuatu yang disia-siakan oleh pemiliknya, baik karena
jatuh lupa atau yang seumpamanya”.
Dari definisi-definisi yang dijelaskan oleh para ulama’, Secara
umum dapat diketahui bahwa pengertian luqathah ialah memperoleh
sesuatu yang tersia-siakan dan tidak diketahui pemiliknya.

B. Dasar hukum Al-Luqathah


1. Al Qur’an
………dan barang siapa menghidupkannya, maka seolah-olah telah
menghidupkan seluruh manusia. (QS. Al Maidah, 32)

2. As Sunnah
Ada beberapa hadist yang menerangkan mengenai barang temuan antara
lain hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Zaid ibn
Khalid al Juhai :
“Dari Zaid ibn Khalid al Juhani ra. Sesungguhnya Nabi Saw
ditanya perihal barang temuan ; emas dan perak ? Nabi menjawab,
ketahuilah olehmu talinya (ikatannya), bungkusnya kemudian umumkan
selama setahun, jika dalam masa itu tidak ada yang mengakuinya,bolehlah
barang tenuan itu anda belanjakan,sebagai amanat ditanganmu, jika
kemudian pemiliknya datang memintanya, serahkanlah (danti barangnya/
harganya) ………. (HR. Bukhori dan Muslim).

Dalam hadits lain disebutkan juga barang yang di temukan itu


harus diketahui talinya, ukurannya dan bilanganya.
C. Hukum Al-Luqathah

Ada beberapa hukum yang berkaitan dengan barang temuan,antara lain


sebagaimana yang telah disampaikan oleh Sulaiman Rasjid dalam bukunya Fiqih
Islam, yaitu :

1. Wajib ; Apabila dalam dugaan kita barang yang kita temukan apabila kita tidak
mengambilnya maka barangtersebut akan jatuh kepada orang yang “Salah”.

‫خذها فهي لك أو ألخيك أو للذئب‬

2. Sunnah ; Apabila orang yang mengambil batang tersebut percaya kepada


dirinya bahwa dirinya sanggup untuk mengerjakan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pemeliharaan barangtersebut sebagaimana mestinya. Bagi orang yang
percaya kepada dirinya bahwa ia sanggup/mampu mengerjakan segala yang
bersangkutan dengan pemeliharaan barang itu sebagaimana mestinya. Tetapi bila
tidak diambilpun barang-barang tersebut tidak dikhawatirkan akan hilang sia-sia
atau tidak akan diambil oleh orang-orang yang tidak dapat dipercaya,

3. Haram ; Apabila Orang yang mengambilnya tidak percaya terhadap dirinya


dan dirinya juga menyadari bahwa dirinya mempunyai ketamakan terhadap harta.

4. Makruh : Bagi orang yang tidak percaya kepada dirinya (ragu-ragu) bahwa ia
akan dapat merawat barang temuan itu atau tidak,

5. Mustahab (dianjurkan) : Bila barang yang ditemukan itu berada ditempat yang
aman, dan tidak menyebabkan hilang bila tidak diambil.

6. Mubah (boleh) : Hukum ini berdasarkan hadits Rasulullah saw.: “Rasulullah


saw. ditanya mengenai luqathah emas dan perak. Beliau lalu menjawab,
“Kenalilah pengikat dan kemasannya, kemudian umumkan selama setahun. Jika
kamu tidak mengetahui (pemiliknya), gunakanlah dan hendaklah menjadi barang
titipan padamu. Jika suatu hari nanti orang yang mencarinya dating, berikan
kepadanya.” (HR. Bukhari Muslim).
D. Rukun Luqathah

Adapun rukun luqathah meliputi :

1. Yang mengambil, harus adil, sekiranya yang mengambil orang yang tidak adil,
hakim berhak mencabut barang itu dari orang tersebut, dan memberikannya
kepada orang yang adil dan ahli. Begitu juga kalau yang mengambilnya anak
kecil, hendaknya diurus oleh walinya.

2. Barang yang di dapat, sesuatu yang di dapat ada 4 macam :

a. Barang yang dapat disimpan lama, (seperti emas dan perak), hendaknya
disimpan di tempat yamng layak dengan keadaaan barang itu, kemudian
diberitahukan kepada umum di tempat-tempat yang ramai dalam masa satu tahun.
Juga hendaklah di kenal beberapa sifat, barang di dapatnya itu, umpamanya
tempat, tutup, ikat, timbangan, atau bilangannya. Sewaktu memberitahukannya
hendaklah diterangkan sebagian dari sifat-sifat itu jangan semuanya, agar tidak
terambil oleh orang-orang yang tidak berhak

b. Barang yang tidak tahan lama untuk disimpan, seperti makanan, barang yang
serupa ini yang mengambil boleh memilih antara mempergunakan barang itu, asal
dia sanggip menggantinya apabila bertemu dengan yang punya barang, atau ia
jual, uangnya hendaknya dia simpan agar kelak dapat dibrikannya kepada yang
punya.

c. Barang yang dapat tahan lama dengan usaha, seperti susu, dapat disimpan
lama apabila dibuat keju. Yang mengambil hendaklah memperhatikan yang lebih
berfaedah bagi yang empunya (dijual atau dibuat keju).

d. Sesuatu yang berhajat pada nafkah, yaitu binatang atau manusia, anak kecil
umpamanya. Tentang binatang ada dua macam, pertama : binatang yang kuat,
berarti dapat menjaga dirinya sendiri terhadap binatang yang buas, seperti unta,
kerbau, kuda, binatang yang seperti ini lebih baik dibiarkan saja , tidak usah
diambil .kedua : binatang yang lemah, tidak kuat menjaga dirinya terhadap bahaya
binatang yang buas. Binatang seperti ini hendaklah diambil, karena ditakutkan
terancam bahaya dan dapat diterkam binatang buas, sesudah diambil ia harus
melakukan salah satu dari tiga cara:

1). Disembelih terus dimakan, dengan syarat ia sanggup membayar harganya


apabila bertemu dengan yang empunya.

2). Dengan suka rela memberi makan pada hewan tersebut.

3). Menjualnya kemudian menyimpan harganya. jika ternyata si pemilik datang


kepadanya, maka sipenemu harus memberikan sejumlah uang yang diperoleh dari
penjualan hewan tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam pembahasan di atas maka dapat


disimpulkan bahwa barang temuan atau yang biasa disebut luqathah adalah segala
macam benda yang didapatkan dari tempat yang tidak diketahui pemiliknya.
Adapun hukum asalnya adalah sunah, dan hal ini bisa beribah sesuai dengan
kondisi dari si penemu, jika si penemu ingin menguasai barang yang ia temukan
maka ia berkewajiban mengumumkan baeang tersebut selama setahun jika barang
yang ia temukan adalah barang yang berharga, sedangkan untuk barang yang
sepele maka cukup diberitahu sekiranya sampai si pemilik tidak lagi
mengungkitnya.

B. Saran

Demikian makalah ini saya buat. Saya yakin makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu, Saya meminta kritik
dan saran dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi saya selaku penulis dan umumnya bagi pembaca semua. Terima
kasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://juniskaefendi.blogspot.com/2015/04/fiqih-muamalah-tentang-barang-
temuan.html

https://www.kompasiana.com/maratuz/5564e802197b618a321be797/luqatah-
atau-barang-temuan

http://www.makalah.co.id/2016/09/makalah-barang-temuan-luqathah.html

Anda mungkin juga menyukai