Anda di halaman 1dari 12

ZAKAT BARANG TEMUAN (LUQHOTOH)

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah hukum dan wakaf )

DosenPengampumatakuliah:
DR. Ghandi Liyorba Indra, S. AG., M.AG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk melengkapi
tugas mata kuliah hukum zakat dan wakaf yang membahas tentang “Konsep zakat
barang temuan (luqhotoh)”. Terima kasih pula kami ucapkan kepada bapak dosen
yang telah memberikan kepercayaan kepada kelompok kami dalam
menyelesaikan tugas makalah hokum zakat dan wakaf ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini pada akhirnya. Akhir kata, penulis berharap
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, 24 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................2

A. Pengertian AL- Luqhatah........................................................................2

B. Hukum pengambilan barang temuan.......................................................5

C. Rukun AL-Luqathah................................................................................9

D. Macam- macam benda yang di peroleh..................................................3

E.Mengenal barang temuan…………………………………………..……………………………..8


BAB III PENUTUP...................................................................................16

A. KESIMPULAN.....................................................................................16

B. SARAN.................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang.
Dalam kehidupan manusia seperti saat sekarang ini, banyak manusia yang
tergesa-sega dalam melakukan aktivitas sehingga seringkali manusia menjatuhkan
barang mereka tanpa disadari.
Ada juga kasus mengenai tentang ditemukannya hewan peliharaan yang
terlepas dan tersesat di suatu tempat. Dengan hal seperti itumungkin pernah kita
alami. Kemudian jika barang yang hilang tersebut ditemukan seseorang, apakah
barang tersebut boleh diambil ? dan apakah hukumnya bagi yang menemukannya.
Untuk menjawab berbagai aspek tentang al-luqathah ( barang temuan )
maka kami sebagai penulis akan membahas mengenai hal tersebut.

B.            Rumusan Masalah.


A.    Pengertian Al-Luqathah ( Barang Temuan ) .
B.     Hukum Pengambilan Barang Temuan ( Al-Luqhatah ).
C.     Rukun Al-Luqathah ( Barang Temuan ).
D.    Macam-macam Benda yang Diperoleh.
E.     Mengenalkan Benda Temuan ( Al-Luqathah ).

4
BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Al-Luqathah ( Barang Temuan ).


Barang temuan dalam bahasa arab1 (bahasa fuqaha) disebut al-Luqathah,
sedangkan menurut bahasa (etimologi) artinya ialah :
‫اشيئ الملتقط‬.
“Sesuatu yang ditemukan atau didapat”
Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri, al-Luqathah ( barang temuan ) ialah :
‫اسم لشيئ المتقط‬.
“Nama untuk sesuatu yang ditemukan”
Sedangkan menurut istilah (terminologi) yang dimaksud dengan al-Luqathah
sebagaimana yang di ta’rifkan oleh para ulama adalah sebagai berikut
a.       Muhammad al-Syarbini al-Khatib berpendapat bahwa yang dimaksud dengan
al-Luqathah ialah :
‫ما و جد من حق محترم غير محرور ال يعرف الوا جد مستحقه‬.
“Sesuatu yang ditemukan atas dasar hak yang mulia , tidak terjaga dan yang
menemukan tidak mengetahui mustahiqnya”
b.      Syaikh Syihab al-Din al-Qalyubi dan Syaikh Umairah berpendapat , bahwa yang
dimaksud dengan al-Luqathah ialah :
‫ما و جد من ما ل او محتص ضا ئع لغير حر بي ليس بمحروز وال ممتنع بقو ته وال يعرف الوا جد ما لكه‬.
“Sesuatu dari harta atau sesuatu yang secara khusus semerbak ditemukan bukan di
daerah harby , tidak terpelihara , dan tidak dilarang karena kekuatannya , yang
menemukan tidak mengetahui pemilik barang tersebut.”
c.       Al-Imam Taqiy al-Din Abi Bakr Muhammad al-Husaini bahwa al-Luqathah
menurut syara’ ialah :
‫اخذ ما ل محترم من مصيعة ليحفظه او ليتملكه يعدالتعريف‬.
“Pengambilan harta yang mulia sebab tersia-siakan untuk dipeliharanya atau
dimilikinya setelah diumumkan.”
d.      Syaikh Ibrahim al-Bajuri, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan al-
Luqathah ialah :

5
‫ما ض ع من ما لكه بسقو ط او غفلة ونحو ها‬.
“ Sesuatu yang disia-siakan pemilinya , baik karena jatuh, lupa, atau yang
seumpamanya.”
e.       Idris Ahmad berpendapat bahwa yang dimaksud al-Luqathah ialah sesuatu
barang yang ditemukan karena jatuh dari tangan pemiliknya dan yang menemukan
tidak mengetahui pemilik barang yang ditemukan.
Dari definisi-definisi yang dijelaskan oleh para ulama,secara umum dapat
diketahui bahwa yang dimaksud al-Luqathah ialah memperoleh sesuatu yang
tersia-siakan dan tidak diketahui pemiliknya.
B. Hukum Pengambilan Barang Temuan ( Al-Luqhatah ).
Hukum pengambilan barang temuan dapat berubah-ubah tergantung pada
kondisi tempat dan kemampuan penemunya. Hukun pengambilan barang temuan (
al- Luqhatah ) antara lain sebagai berikut :
a.       Wajib, yakni wajib mengambil barang temuan bagi penemunya apabila orang
tersebut percaya kepada dirinya bahwa ia mampu mengurus benda-benda temuan
itu sebagaimana mestinya dan terdapat sangkaan berat bila benda-benda itu tidak
diambil akan hilang sia-sia atau diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab.
b.      Sunnat, yakni sunnat mengambil benda-benda temuan bagi penemunya , apabila
penemu percaya pada dirinya bahwa ia akan mampu memelihara benda-benda
temuan itu dengan sebgaimana mestinya , tetapi bila tidak diambil pun barang-
barang tersebut tidak dikhawatirkan akan hilang sia-sia atau tidak akan diambil
oleh orang-orang yang tidak dapat dipercaya.
c.       Makruh, bagi seseorang yang menemukan harta, kemudian masih ragu-ragu
apakah dia akan mampu memelihara benda-benda tersebut atau tidak dan bila
tidak diambil benda tersebut tidak dikhawatirkan akan terbengkalai , maka bagi
orang tersebut makruh untuk mengambil benda-benda tersebut.
d.      Haram, bagi orang yang menemukan sesuatu benda, kemudian dia mngetahui
bahwa dirinya sering terkena penyakit tamak dan yakin bahwa dirinya tidak akan
mampu memelihara harta tersebut sebagaimana mestinya, maka dia haram untuk
mengambil benda-benda tersebut.
C. Rukun Al-Luqathah ( Barang Temuan ).

6
Rukun-rukun dalam al-Luqathah ada dua yaitu orang yang mengambil ( yang
menemukan ) dan benda-benda atau barang yang diambil.
D. Macam-macam Benda yang Diperoleh.
Terdapat macam-macam benda yang dapat ditemukan oleh manusia ,
macam-macam benda temuan itu adalah sebagai berikut :
a.       Benda-benda tahan lama, yaitu benda-benda yang dapat disimpan dalam waktu
yang lama , misalnya mas,perak, pisau, gergaji, meja, dan yang lainnya,
b.      Benda-benda yang tidak tahan lama, yakni benda-benda yang tidak dapat
disimpan pada waktu yang lama , misalnya makanan , tepung, buah-buahan, dan
sebagainya . benda-benda seperti ini bleh dimakan atau dijual supaya tidak tersia-
sia. Bila kemudian baru datang pemiliknya , maka penemu wajib
mengembalikannya atau uang seharga benda-benda yang dijual atau dimakan ,
berkaitan dengan ini terdapat salah satu hadist yaitu :
‫ عن انس رض مر رسول هللا ص م بتمر فى الطريق فقال لو ال انى أ خاف ان تكون من الصدقة ألكلتها‬.
“ Dari Anas r.a, ia berkata : “ Rasulullah Saw. Lewat dan menemukan sebuah
tamar ditengah jalan , kemudian beliau bersabda, “Kalau aku tidak khawatir
bahwa tamar itu sebagian dari sedekah orang , maka aku akan makan tamar
tersebut “ ( Riwayat Bukhari dan Muslim ).
c.       Benda-benda yang memerlukan perawatan , seperti padi harus dikeringkan atau
kulit hewan perlu disamak.
d.      Benda-benda yang memerlukan perbelanjaan , seperti binatang ternak, unta
,sapi, kuda, kambing, dan ayam. Pada hakikatnya binatang-binatang itu tidak
dinamakan al-Luqathah, tetapi disebut al-dhalalah, yakni binatang-binatang yang
tersesat atau kesasar.
Binatang-binatang yang ditemukan oleh seseorang secara umum dapat dibagi
dua , yaitu berikut ini :
a.       Binatang-binatang yang kuat , yakni binatang-binatang yang mampu menjaga
dirinya dari serangan binatang buas, umpamanya unta, kerbau, dan kuda , baik
menjaga dirinya dengan cara melawan ataupun lari. Binatang yang mampu
menjaga dirinya boleh diambil hanya untuk dijaga saja, kemudian diserahkan
kepada penguasa , maka lepaslah tanggungan pengambilan.

7
b.      Binatang-binatang yang tidak dapat menjaga dirinya dari sengan-serangan
binatang buas, baik karena tidak mampu melawan maupun karena tidak mampu
malawan maupun karena tidak dapat menghindari, seperti anak kambing, dan
anak sapi. Binatang-binatang ini boleh diambil untuk dimiliki , baik untuk
dipelihara , disembelih , maupun untuk dijual. Bila datang pemilik untuk
memintanya , maka wajib dikembalikan hewannya atau seharganya.
Dalam sebuah hadist yng diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Zaid ibn
Khalid al-Juhanni r.a. bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw :
‫يا رسو ل هللا فضا لة الغنم ؟ قال خذ ها فانما هى لك أو أل خيك او أل خيك او لذ نب قال ي••ا رس••و ل هللا فض‬
‫لة الال بل ما لك ولها سقا ئها وخذائها تر دالماء وتأ كل الشجر حتى يلقا ها ربها‬.
“ Ya Rasulullah , bagaimana baiknya kambing yang tersesat ?. Beliau menjawab ,
“ Ambilah dia , karena dia boleh untuk engkau , saudara engkau atau untuk srigala
bila engkau biarkan “ dia bertanya lagi , “ Lalu bagaimana dengan unta yang
tersesat ?. Beliau Menjawab : “ Tidak boleh engkau miliki karena unta dapat
mengurus dirinya sendiri , ia dapat mencari air dan ia sanggup memakan buah-
buahan hingga dijumpai oleh pemiliknya .”

E. Mengenalkan Benda Temuan ( Al-Luqathah ).


Wajib bagi orang yang menemukan sesuatu dan mengambilnya untuk
mnegamati tanda-tanda yang membedakannya dengan benda-benda lainnya , baik
berbentuk tempatnya atau ikatannya demikian pula yang berhubungan dengan
jenis dan ukurannya, baik ditimbang, ditakar, maupun diukur.
Penemu dan pengambil barang yang ditemukan berkewajiban pula
memelihara benda-benda temuannya sebagaimana memelihara benda-benda
temuannya sebagaimana memelihara bendanya sendiri.
Setelah 2 kewajiban tersebut , dia juga berkewajiban , mengumumkan
kepada masyarakat , dengan berbagai cara , baik dengan pengeras suara , radio,
televisi, surat kabar, atau media masa lainnya.
Cara mengumumkannya tidak mesti tiap hari , tetapi boleh satu kali atau dua
kali dalam seminggu, kemudian sekali sebulan , dan terakhir dua kali setahun.

8
Waktu-waktu untuk mengumumkan berbeda-beda karena berbeda-beda pula
benda yang ditemukan , apabila benda yang ditemukan sepuluh dirham ke atas ,
hendaknya masa pemberitaannya sela satu tahun, bila harga yang ditemukan
kurang dari harga tersebut, boleh di beritahukan selama tiga atau enam hari.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh akhmad dan tabrani bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
‫من التقط لقطة يسيرة حبال اود ر هما او شبه ذلك فليعز فها ثال ثة ايا م فان كان قلق ذ لك فليعر فه س••نة اي••ام‬
‫فان جا ء صا حبها واالفليتصد قها‬.
“ Barang siapa yang memungut suatu barang tercecer yag sedikit, misalnya seutas
tali, satu dirham , atau yang seumpamanya , maka hendaklah diberitahukan
selama tiga hari, jika selama itu pemiliknya tidak datang hendaklah di
shadaqahkan “
Menurut hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud dari Jabir r.a berkata :
‫رخص لنا رسو ل هللا ص م فى العصا والسوط والحبل واشبا به يلتقطه الرجل يبتفع به‬.
“ Rasulullah Saw memberi keringanan kepada kami mengenai penemuan tongkat ,
cambuk , tali, dan sebagainya yang dipungut seorang supaya di mamfaatkannya
( dipergunakan ).
Rasulullah Saw, pernah ditanya tentang benda-benda yang ditemukan di jalan
Amirah , beliau berkata :
‫عر فها حو ال فان وجد ت با غيها فادها أليه واال فهى لك‬.
“ Beritahukanlah selama satu tahun , jika tidak kau temui pemiliknya serahkanlah
kepadanya , jika tidak maka itu menjadi milikmu.
Berdasarkan hadist riwayat Akhmad dan Abu dawud dari jabir r.a bahwa
benda-benda temuan yang harganya tidak mahal, seperti tali , cambuk , dan
sejenisnya tidak usah diumumkan kepada khalayak luas.
Karena barang tersebut barang yang kecil atau remeh nilainya, maka dari itu
tidak usah diumumkan .Tolak ukurnya yaitu Syaikh Abdullah Al-Jibrin
Rahimahullahu mejelaskan salah satu tolak ukurnya, “Jika hilang, maka
pemiliknya biasanya tidak berusaha mencarinya dan tidak menaruh perhatian
padanya.
Contoh : 

9
Jadi pada kasus jika kehilangan , uang Rp 500,- di saat ini bisa dikatakan
remeh dan kurang bernilai, jika kita kehilangan uang Rp.500,-, maka kita tidak
datang ke tempat perkiraan hilang dan kita tidak peduli karena nilainya kecil.
Mengenai barang temuan yang berbentuk makanan tidak perlu
diperkenalkan ( diumumkan ) selama satu tahun , cukup diperkenalkan selama di
duga kuat adanya kemungkinan bahwa pemiliknya tidak lagi menuntutnya .
penemu boleh memamfaatkan barang itu bila tidak diketahui pemiliknya.

10
BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan.
·           Barang temuan dalam bahasa arab (bahasa fuqaha) disebut al-Luqathah,
sedangkan menurut bahasa (etimologi) artinya ialah :
‫اشيئ الملتقط‬.
“Sesuatu yang ditemukan atau didapat”
·           Menurut Syaikh Ibrahim al-Bajuri, al-Luqathah ( barang temuan ) ialah :
‫اسم لشيئ المتقط‬.
“Nama untuk sesuatu yang ditemukan”
·           Syaikh Syihab al-Din al-Qalyubi dan Syaikh Umairah berpendapat , bahwa
yang dimaksud dengan al-Luqathah ialah :
‫ما و جد من ما ل او محتص ضا ئع لغير حر بي ليس بمحروز وال ممتنع بقو ته وال يعرف الوا جد ما لكه‬.
“Sesuatu dari harta atau sesuatu yang secara khusus semerbak ditemukan bukan di
daerah harby , tidak terpelihara , dan tidak dilarang karena kekuatannya , yang
menemukan tidak mengetahui pemilik barang tersebut.”

B.            Saran.
Alhamdulillah kami panjatkan sebagai implementasi rasa syukur kami atas
selesainya makalah ini. Namun dengan selesainya bukan berarti telah sempurna,
Oleh karena itulah saran serta kritik yang bersifat membangun dari saudara selalu
kami nantikan.untuk dijadikan suatu pertimbangan dalam setiap langkah sihingga
kami terus termotivasi kearah yang lebih baik tentunya dimasa masa yang akan
datang.akhirnya kami ucapkan terima kasih sebanyak banyaknya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Moh Zaini. Fiqih Muamalah,( Pena Salsabila,Surabaya:2014 ), hlm, 68.


Hendi Suhendi. Fiqih Muamalah,( PT Raja Grafindo Persada,Jakarta:2002 ), hlm,
198.
Hendi Suhendi. Fiqih Muamalah,( PT Raja Grafindo Persada,Jakarta:2002 ), hlm,
199.
Hendi Suhendi. Fiqih Muamalah,( PT Raja Grafindo Persada,Jakarta:2002 ), hlm,
200.
Karim , Helmi. Fiqh Muamalah.( PT Raja Grafindo persada, Jakarta: 1997 ), hlm,
88.
Hendi Suhendi. Fiqih Muamalah,( PT Raja Grafindo Persada,Jakarta:2002 ), hlm,
202.

12

Anda mungkin juga menyukai