Anda di halaman 1dari 6

2.

LUQATHAH

a. Pengertian Luqathah

Luqathah adalah barang yang ditemukan di tempat yang bukan milik perorangan.
Misalnya: seorang Muslim menemukan uang atau pakaian di jalan, karena ia merasa kahwatir
uang taua pakaian itu akan tersia-siakan, maka ia mengambilnya.

Luqathah juga merupakan harta yang terpelihara yang siap hilang dan tidak diketahui
pemiliknya. Ada pula yang memberikan ta’rif luqatah, yaitu mengambil barang agar tidak
sia-sia untuk dijaga atau dimiliki setelah diumumkan.

Biasanya luqathah dipakai untuk harta selain hewan, jika hewan yang hilang, maka
disebut dhaallah.

b. Hukum dan Dalil Hukum Luqathah

Hukum Luqathah

a. Sunah, bagi orang yang percaya kepada dirinya sanggup mengerjakan segala hal yang
berkaitan dengan pemeliharaan barang tersebut.

b. Wajib, jika dikawatirkan barang tersebut akan hilang sia-sia.

c. Makruh, apabila orang yang menemukan barang tidak percaya pada dirinya.

Adapun mengambil barang temuan (luqathah) yang terkenal dikalangan jumhur ialah
hukumnya Mubah, berdasarkan sabda Rasulullah SAW ketika ditanya tentang hal tersebut,

.‫احبُ َها َو ِإ ََّّل فَشَأْنُ َك‬


ِ ‫ص‬ َ ‫ ث ُ َّم‬,‫ص َها َو ِو َكا َءهَا‬
َ ‫ع ِر ْف َها فَإِ ْن َجا َء‬ َ ‫ف ِعفَا‬
ْ ‫اِع ِْر‬
"Kenalilah tempat barang tersebut dan talinya, kemudian umumkanlah (barang temuan
itu) selama setahun. Jika pemiliknya datang, (maka berikanlah kepadanya). Tetapi jika
pemiliknya tidak datang, maka urusan itu terserah kepadamu." [HR. Bukhari, no. 2430].

Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang seekor kambing yang tersesat, beliau menjawab,

ِ ْ‫ي لَ َك أَ ْو ِِل َ ِخي َْك أَ ْو ِل ِلذئ‬


.‫ب‬ َ ‫ُخ ْذهَا فَ ِه‬
"Ambillah ia karena ia menjadi milikmu, atau milik saudaramu, atau milik serigala."

[HR. Bukhari no. 2430; Muslim, no. 1722].


َ َ‫َّلَ َي ْرفَ ُع لُق‬
‫طتَ َها ِإَّلَّ ُم ْنشِد‬
" Tidak ada yang memungutnya kecuali yang mengumumkanya.”

c. Ketentuan dalam Luqathah

a). Jika luqathah berupa suatu barang yang tidak ada harganya, seperti sebutir kurma
atau sebutir anggur atau kain yang sudah usang, maka seorang Muslim boleh mengambinya
dan memanfaatkannya pada saat itu juga, dan tidak perlu mengumumkannya kepada khalayak
ramai.

b). Jika luqathah berupa suatu barang yang berharga dan diminati oleh kebanyakan
orang, maka penemuannya harus mengumumkannya selama setahun penuh. Jika pemiliknya
datang kepadanya, kemudian menyebutkan tempat (penyimpanan barang) beserta isi dan ciri-
cirinya, maka penemunya harus memberikannya kepada pemiliknya. Jika pemiliknya tidak
datang kepadanya setelah setahun, maka ia diperbolehkan memanfaatkannya atau
menyedekahkannya dengan niat bahwa ia akan menggantinya, jika suatu saat pemiliknya tiba.

c). Luqathah di kota Mekkah tidak boleh diambil kecuali jika penemunya merasa
khawatir bahwa barang tersebut akan rusak. Jadi seseorang yang mengambil barang temuan di
kota Makkah, wajib mengumumkannya selama berada di kota Makkah. Jika ia hendak keluar
dari kota Makkah, maka ia harus menyerahkan barang itu kepada penguasa setempat.

Berdasarkan sabda Rasulullah SAW

ُ َ‫ص ْيدُهُ َو ََّل ت ُ ْلتَق‬


‫ط‬ َ ‫ ََّل يُ ْع‬،‫ِإ َّن َهذَ ْالبَلَدَ َح َرام‬
َ ‫ضدُ ش َْو ُكهُ َو ََّل يُ ْختَلَى خ َََلهُ َو ََّل يُنَفَّ ُر‬
َ َ‫لُق‬
. ٍ‫طتُهُ إ َ ََّّل ِل ُمعَ ِرف‬
"Sesungguhnyanegeri ini (Makkah) adalah tanah haram, di mana tumbuh-tumbuhannya tidak
boleh dipotong, rerumputannya tidak boleh disabit, hewan buruannya tidak boleh diburu dan
barang temuannya tidak boleh diambil, kecuali bagi orang yang berkenan untuk
mengumumkannya." [HR. Bukhari, no. 1587].

d). Jika luqathah itu berupa seekor kambing yang ditemukan di padang pasir, maka
boleh diambil dan dimanfaatkan pada saat itu juga, akan tetapi jika itu berupa seekor unta,
maka tidak boleh diambil apa pun alasannya, berdasarkan sabda Rasulullah SAW,
َّ ‫ تَ ِردُ ْال َما َء َوتَأ ْ ُك ُل ال‬،‫َما لَ َك َولَ َها َم َع َها ِحذَا ُؤهَا َو ِسقَا ُؤهَا‬
‫ش َج َر َحتَّى َي ِج ْي َء‬
.‫احبُ َها فَيَأ ْ ُخذَهَا‬
ِ ‫ص‬َ
"Kamu tidah berhak untuk mengambilnya (unta), karena bersamanya terdapat sepatunya dan
tempat minumnya. Ia biasa pergi ke tempat air dan memakan daun pohon sehingga pemiliknya
(datang) untuk serta mengambilnya."

Rukun Luqatah

a. Orang yang menemukan barang (Multaqith)

b. Barang yang ditemukan.

Untuk jenis-jenis barang luqatah (temuan) adalah sebagai berikut:

1. Barang yang dapat tahan lama, untuk hukumnya seperti yang sudah disebutkan diatas.

2. Barang yang tidak tetap utuh atau tidak tahan lama jika disimpan seperti makanan,
mengenai barang ini bagi yang mengambilnya beoleh memilih satu diantara dua pilihan
yang pertama siap memakan barang tersebut dan bersedia menggantinya atau membayar
harganya dan yang kedua menjual barang tersebut dan menyimpan uangnya.

3. Barang yang diawetkan, contohnya kurma yang hampir matang, maka yang
menemukan dapat melakukan sesuatu yang dianggap bisa bermanfaat seperti menjual
dan menyimpan uangnya atau mengeringkan lalu disimpan.

4. Yang memerlukan biaya perawatan seperti hewan. Dalam hal ini ada dua yang harus
diperhatikan:

a. Ternak yang tidak bisa melindungi dirinya sendiriterhadap binatang buas maka yang
menemukannya boleh memilih tiga hal:

 Menyembelih untuk dimakan, lalu bersedia untuk menggantinya

 Membiarkannya saja dan memberikan makan secara suka rela

 Menjual dan menyimpan uangnya


b. Hewan yang dapat melindungi dirinya sendiri dari serangan binatang buas. Terhadap
binatang seperti ini ditentukan sebagai berikut:

 Jika binatang ini ditemukan di tanah lapang hendak lah ia membiarkannya

 Jika ditemukan di tempat kediaman manusia maka boleh memilih tiga pihan yang sudah
disebutkan diatas

Kalau yang hilang anak kecil hendaklah dirawat dan mendidiknya sebagai mana mestinya.
firman Allah Swt:

َ َّ‫َو َم ْن أَ ْح َياهَا فَ َكأَنَّ َما أ َ ْح َيا الن‬


‫اس َج ِميعا‬
“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya” (QS Al-maidah :32)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Syuf’ah adalah menjual sesuatu dengan memprioritaskan yang lebih dekat


hubungannya dari pada yang jauh. dengan kata lain Syuf’ah ialah hak yang diambil
dengan paksa oleh syarikat lama dari pada syarikat baru.

Syuf’ah dengan mim dhammah dan faa sukun, ia adalah bahasa yang diambil dari
kata asy-syaf’u artinya az-zauj (pasangan).

Secara syara’ yaitu berpindahnya bagian seorang sekutu kepada sekutu yang lain
yang sebelumnya berpindah kepada orang asing dengan pengganti yang sama yang telah
ditentukan.

Al-Luqathah yaitu setiap harta yang terjaga yang dimungkin-kan hilang dan tidak
dikenali siapa pemiliknya. Dan lebih sering dipakai untuk selain hewan, adapun untuk
hewan maka dikatakan dhaalah.

Kewajiban orang Yang Menemukan Barang (Multaqith)


Barangsiapa menemukan barang, maka wajib baginya untuk mengetahui jenis dan
jumlahnya, kemudian mempersaksikan kepada orang yang adil, kemudian ia
menyimpannya dan diumumkan selama setahun. Apabila pemiliknya
memberitahukannya sesuai ciri-cirinya, maka ia wajib memberikan kepada orang
tersebut walaupun setelah lewat satu tahun, jika tidak (ada yang mengakuinya), maka ia
boleh memanfaatkannya.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Jabir al-Jaza'iri, Abu Bakar. Cet XII tahun 1419 H/ 2015. Minhajul Muslim. Jakarta: DARUL
HAQ.

https://almanhaj.or.id/1007-syufah.html

https://almanhaj.or.id/1229-luqathah-barang-temuan.html

https://www.muslimpintar.com/pengertian-hukum-dan-rukun-luqatah-barang-temuan/

https://www.muslimpintar.com/pengertian-syufah-dan-dasar-hukumnya/

https://yufidia.com/belajar-fikih-luqathah-bag-1/

Anda mungkin juga menyukai