Renche F mahesty Widia Lestiawati Ray Mondo DOSEN PENGAMPU : HENDRA EKA SAPUTRA S.E., M, SEI Pengertian luqathah
menurut istilah fiqih, barang temun itu sama dengan
"luqathah". luqathah bersal dari bahasa arab yang berarti benda yang tertinggal dan didapati oleh orang lain. luqathah secara etimologi berarti "barang temuan" dan dapat disimpulkan pengertian luqathah adalah barang yang tercecer dijalan dan ditemukan oleh orang lain. barang temuan yang dimaksud bisa berupa harta, serta hewan. secara syara, luqathah adalah hata yang hilang dan ia termasuk barang yang diinginkan oleh semua orang-orang secara umum. Hukum mengambil luqathah
mengambil barang temuan hukumnya sunnah. Ada yang
mengatakan wajib dan ada yag mengatakan bahwa apabila barang tersebut berada di tempat yang dianggap aman oleh penemuannya ketika ditinggalkannya maka dianjurkanbaginya untuk mengambilnya. Perselisihan ini berlaku bagi orang yang merdeka, balig, dan berakal, meskipun dia bukan muslim. Sementara orang yag tidak merdeka, belum balig, dan tidak berakal tidak dibebani untuk memungut barang temuan.
Hukum mengambil luqathah
Terdapat perbedaan pendapat ulama fiqh tentang hukum memungut barang temuan di jalanan. Pendapat pertama dikemukakan ulama Malikiyah dan Hanabilah. Menurut mereka, apabila seseorang menemukan barang ditengah jalan, maka makhruk hukumnya memungut barang itu, karena perbuatan itu boleh menjerumuskannya untuk memanfaatkan atau memakan barang yang haram. Pendapat kedua, dikemukakan oleh ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah. Menurut mereka, jika seseorang menemukan barang atau harta disuatu tempat sedang pemiliknya tidak diketahui, barang itu lebih baik dipungut atau diambil, apabila orang yang menemukan khawatir barang itu akan hilang atau ditemukan oleh orangorang yang tidak bertanggung jawab
Rukun luqathah
mengambil barang temuan, terdapat perbedaan pendapat
dikalangan para ulama. Menurut Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i, yang lebih utama adalah mengambilnya (boleh mengambilnya). Dengan mempertimbangkan, apabila orang yang menemukan khawatir barang temuan itu akan hilang/ditemukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan mengakibatkan tersia-sianya harta tersebut. Orang yang menemukan barang, Penemuan merupakan kekuasaan terhadap sesuatu, maka yang diperbolehkan menemukan barang temuan adalah setiap orang yang merdeka, Muslim dan baligh. Rukun luqathah
Barang Temuan Barang, temuan merupakan harta yang
seseorang, tidak diketahui pemiliknya dan harta itu tidak termasuk harta yang boleh dimiliki (al-mubah). Hukum luqathah menurut pandangan islam Hukum pengambilan barang temuan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi tempat dan kemampuan penemunya. Masih melansir dari buku yang sama, hukum mengambil barang temuan dalam Islam di antaranya: 1. Hukum mengambil barang temuan adalah sunnah apabila penemu barang percaya kepada dirinya sendiri. Artinya, ia sanggup mengurus segala yang berhubungan dengan pemeliharaan barang tersebut sebagaimana mestinya. 2. Hukumnya wajib mengambil barang temuan. Hal ini berlaku bila penemunya percaya pada dirinya sendiri bahwa ia mampu mengurus benda-benda temuan itu sebagaimana mestinya. Kemudian adanya sangkaan bila benda-benda itu tidak diambil akan hilang sia-sia atau diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab 3. Hukumnya menjadi makruh apabila orang yang mengambil tidak percaya dengan dirinya sendiri. Artinya, ia khawatir akan berbuat khianat terhadap barang yang ditemukannya di kemudian hari. TERIMA KASIH