Anda di halaman 1dari 8

LUQATHAH kelompok 12

Renche F mahesty
Widia Lestiawati
Ray Mondo
DOSEN PENGAMPU : HENDRA
EKA SAPUTRA S.E., M, SEI
Pengertian luqathah

menurut istilah fiqih, barang temun itu sama dengan


"luqathah". luqathah bersal dari bahasa arab yang berarti benda
yang tertinggal dan didapati oleh orang lain. luqathah secara
etimologi berarti "barang temuan"
dan dapat disimpulkan pengertian luqathah adalah barang
yang tercecer dijalan dan ditemukan oleh orang lain. barang
temuan yang dimaksud bisa berupa harta, serta hewan.
secara syara, luqathah adalah hata yang hilang dan ia termasuk
barang yang diinginkan oleh semua orang-orang secara umum.
Hukum mengambil luqathah

mengambil barang temuan hukumnya sunnah. Ada yang


mengatakan wajib dan ada yag mengatakan bahwa apabila
barang tersebut berada di tempat yang dianggap aman oleh
penemuannya ketika ditinggalkannya maka
dianjurkanbaginya untuk mengambilnya.
Perselisihan ini berlaku bagi orang yang merdeka, balig, dan
berakal, meskipun dia bukan muslim. Sementara orang yag
tidak merdeka, belum balig, dan tidak berakal tidak dibebani
untuk memungut barang temuan.

Hukum mengambil luqathah


Terdapat perbedaan pendapat ulama fiqh tentang hukum memungut
barang temuan di jalanan.
Pendapat pertama dikemukakan ulama Malikiyah dan Hanabilah.
Menurut mereka, apabila seseorang menemukan barang ditengah jalan,
maka makhruk hukumnya memungut barang itu, karena perbuatan itu
boleh menjerumuskannya untuk memanfaatkan atau memakan barang
yang haram.
Pendapat kedua, dikemukakan oleh ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah.
Menurut mereka, jika seseorang menemukan barang atau harta disuatu
tempat sedang pemiliknya tidak diketahui, barang itu lebih baik dipungut
atau diambil, apabila orang yang menemukan khawatir barang itu akan
hilang atau ditemukan oleh orangorang yang tidak bertanggung jawab

Rukun luqathah

mengambil barang temuan, terdapat perbedaan pendapat


dikalangan para ulama. Menurut Imam Abu Hanifah dan Imam
Syafi’i, yang lebih utama adalah mengambilnya (boleh
mengambilnya).
Dengan mempertimbangkan, apabila orang yang menemukan
khawatir barang temuan itu akan hilang/ditemukan oleh orang
yang tidak bertanggung jawab dan mengakibatkan tersia-sianya
harta tersebut.
Orang yang menemukan barang, Penemuan merupakan
kekuasaan terhadap sesuatu, maka yang diperbolehkan
menemukan barang temuan adalah setiap orang yang
merdeka, Muslim dan baligh.
Rukun luqathah

Barang Temuan Barang, temuan merupakan harta yang


seseorang, tidak diketahui pemiliknya dan harta itu tidak
termasuk harta yang boleh dimiliki (al-mubah).
Hukum luqathah menurut
pandangan islam
Hukum pengambilan barang temuan dapat berubah-ubah tergantung pada
kondisi tempat dan kemampuan penemunya. Masih melansir dari buku yang
sama, hukum mengambil barang temuan dalam Islam di antaranya:
1. Hukum mengambil barang temuan adalah sunnah apabila penemu barang
percaya kepada dirinya sendiri. Artinya, ia sanggup mengurus segala yang
berhubungan dengan pemeliharaan barang tersebut sebagaimana mestinya.
2. Hukumnya wajib mengambil barang temuan. Hal ini berlaku bila penemunya
percaya pada dirinya sendiri bahwa ia mampu mengurus benda-benda temuan itu
sebagaimana mestinya. Kemudian adanya sangkaan bila benda-benda itu tidak
diambil akan hilang sia-sia atau diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab
3. Hukumnya menjadi makruh apabila orang yang mengambil tidak percaya
dengan dirinya sendiri. Artinya, ia khawatir akan berbuat khianat terhadap
barang yang ditemukannya di kemudian hari.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai