Anda di halaman 1dari 13

HARTA DALAM ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah :


“Hadis Ekonomi”

Dosen Pengampu :
Hj. Nur Afiyah, S.Th.I, M.Ag.

Disusun oleh keompok 1 :

1. Febi Indria Kartikasari 21402036


2. Meyla Tri Wahyuni 21402042
3. Ainna Ningrul 21402062

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2022
1

A. Latar Belakang
Harta disebut dengan al-mal yang berasal dari kata ‫ َم َل ـ يَ ِم ُل ـ َم ْياَل‬yang
menurut bahasa berarti condong, cenderung atau miring. Harta adalah segala
sesuatu yang dapat diambil, disimpan dan dapat dimanfaatkan. Sesuatu yang
layak dimiliki menurut syarat serta dapat dimanfaatkan, disimpan/dikuasai
dan bersifat konkret. Harta bisa membuat manusia cenderung hatinya untuk
menguasai harta dan terkadang miring rasionya ketika sudah berhadapan
dengan harta. Harta merupakan sesuatu hal yang dibutuhkan manusia untuk
menjalankan kehidupannya. Harta mencakup segala sesuatu yang memiliki
nilai seperti uang, bangunan, sawah, ladang dan kendaraan. Persoalan tentang
harta ini bisa menjadikan seseorang baik namun juga bisa membuat sesorang
menjadi tidak baik, harta yang baik juga tudak menjamin kebahagiaan.

Kedudukan harta dalam islam memiliki peran penting oleh karena itu
harus dikelola agar dapat dijadikan sarana sebagai ibadah. Menjelaskan bahwa
harta tidak langsung mempunyai manfaat dan madhorat, harta ibarat sebilah
pisau. Oleh karena itu, harta harus dikelola dengan baik, karena ia akan
bermanfaat jika yang memegangnya adalah koki untuk memasak masakan.
Ḥadīṡ ini mengingatkan kepada manusia bahwa harta merupakan amanah
yang harus hati-hati dalam mencarinya dan harus benar dalam
menggunakannya, karena di hari kiamat akan ada pertanggung jawaban dalam
mengelola harta, bila keliru dalam mencarinya dan tidak benar dalam
menggunakannya, maka harta akan membuat manusia celaka di akhiratnya.

1
2

A. Pengertian Hadis Tentang Harta

Harta disebut dengan al-mal yang berasal dari kata ‫َل ـ مَيِ ُل ـ َمْياَل‬
َ ‫م‬yang
menurut bahasa berarti condong, cenderung atau miring. Harta bisa membuat
manusia cenderung hatinya untuk menguasai harta dan terkadang miring
rasionya ketika sudah berhadapan dengan harta.Terdapat pengertian harta
secara terminologi yang dibahas oleh para ulama yaitu:1
1. Menurut hanafiyah
ِ ْ‫ما مَيِيل ِإلَي ِه طَبع اإْل نْسا ُن ومُيْ ِكن اِىخار ه إىل وق‬
‫ت اَحْلَا َج ِة َْأو َكا َن َما‬ َ ُ ََ ُ َ َُ ْ ُ ْ َ
‫مُيْ ِك ُن ِحيَ ْازتَهُ و ِإ ْحَر َاز ُه َو َيْنتَ ِف ُع بِِه‬
“Segala yang diminati manusia dan dapat dihadirkan ketika
diperlukan, atau segala sesuatu yang dapat dimiliki, disimpan dan
dapat dimanfaatkan.
2. Jumhur Ulama
ِ ِ‫ُك ُّل ما لَه قِيمةٌ ي ْلزم مْتلَ ُفها ب‬
‫ض َمانِِه‬ َ ُ ُ َ َ َْ ُ َ
“Segala sesuatu yang mempunyai nilai, dan dikenakan ganti rugi bagi
orang yang merusaka atau melenyapkan.”

Segala sesuatu yang dimanfaatkan pada sesuatu yang legal menurut


hukum syara‟ (hukum Islam) seperti jual beli, pinjaman, konsumsi dan hibah
atau pemberian. Harta adalah segala sesuatu yang dapat diambil, disimpan dan
dapat dimanfaatkan. Sesuatu yang layak dimiliki menurut syarat serta dapat
dimanfaatkan, disimpan/dikuasai dan bersifat konkret.2

1
Firma Lovi Wahyuni, Wawasan Al-Qur`an dan Hadis tentang Harta, Jurnal Ba`abu Alimi, Vol.4
N0.1, April 2019.232
2
Moh. Ah. Subhan ZA. Konsep Harta Perspektif Ekonomi Islam. Akademika, Volume 10, Nomor 2,
Desember 2016. Hlm 264
3

Berdasarkan definisi ulama Hanafiyah dapat dipahami bahwa yang


termasuk harta adalah sesuatu yang dapat dikuasai, dipelihara dan
dimanfaatkan. Dengan demikian sesuatu yang tidak disimpan dan tidak
dapat dimanfaatkan tidak masuk kategori harta. Sedangkan definisi jumhur
ulama lebih terfokus bahwa harta adalah segala sesuatu yang bernilai, yang
diutamakan adalah manfaatnya bukan zatnya (benda). Definisi kalangan
jumhur ulama tersebut, lebih luas cakupannya, sehingga segala sesuatu yang
dimiliki manusia yang memiliki nilai dan manfaat, misalnya tanah, uang,
kendaraan, rumah, perhiasan, termasuk juga pakaian, perabotan rumah
tangga, hasil perkebunan, hasil karya cipta dan lain-lain, termasuk kategori
harta.3

Terdapat macam-macam harta menurut para fuquha, mereka


menganalisis dan membagi beberapa macam kalsifikasi, yaitu:4

1. Harta Mutaqawwin dan Gair Mutaqawwin

Harta muttaqawwin (bernilai) merupakan sesuatu yang boleh diambil


manfaatnya menurut syara, berarti harta tersebut dapat bernilai secara
syara`. Atau semua harta yang baik jenisnya maupun cara
memperoleh dan penggunaannya. Contohnya seperti satu kilogram
beras, satu kilogram daging sapi dan lain sebagainya. Sedangkan
Gair Mutaqawwin (tidak bernilai) merupakan sesuatu yang tidak
boleh diambil manfaatnya, baik jenisnya, cara memperolehnya
maupun cara penggunaanya. Contohnya seperti daging anjing, babi
atau sebutir beras.

2. Harta Misli dan Qimi


3
Dahlia Haliah Ma‟u. “Harta Dalam Perspektif Al-Qur‟an.” Jurnal Khatulistiwa – Journal Of Islamic
Studies, Volume 3 Nomor 1 Maret 2013. Hal 88-89.
4
Muhammad Mansur, Konsep Harta dalam Al-Qur`an dan Hadist, Jurnal Hukum Islam, Vol.15,
No.1,Juni 2017
4

Harta misli (ada padanannya) merupakan benda-benda yang ada


persamaan dan satu kesatuannya, yang berati dapat berdiri
sebagaimana ditempat yang lain tanpa ada perbedaan yang perlu
dinilai, contohnya seperti baju, celana, motor dan lainnya yang
semua ada padanannya. Adapun harta Qimi merupakan benda-benda
yang kurang dalam satu kesatuannya karena tidak dapat berdiri
sebagian ditempat sebagian yang lain tanpa ada perbedaan. Misalnya
benda yang berharga namun tidak ada atau jarang padanannya
contohnya seperti barang antik, mobil limited edition daan lain-lain.

3. Harta Istihlak dan Harta Isti`mal

Harta Istihlak merupakan suatu barang yang tidak dapat diambil


kegunaan dan manfaatnya secara biasa kecuali dengan
menghabisnkannya contohnya seperti bensin, korek api dan lain-lain.
Benda yang hanya dimanfaatkan satu kali setelah itu habis.
Sedangkan harta Isti`mal merupakan sesuatu yang dapat digunakan
berulang kali dan materinya tetap terpelihara. Harta Isti`mal tidaklah
habis dengan satu penggunaan satu kali tetapi dapat digunakan lama
menurut apa adanya contohnya seperti pakaian, mobil, motor benda
tersebut tidak habis dipakai satu kali akan tetapi hanya ada
perubahan dari barang baru akan semakin susut nilainya.

4. Harta Manqul dan Harta Gair Manqul/Iqar

Harta Manqul (mudah dipindahkan) merupakan harta yang dapat


dipindahkan (bergerak) daroi satu tempat ke tempat yang lain baik
tetap maupun berubah kepada bentuk yang lainnya contohnya seperti
uang, hewan, kendaraan, benda-benda yang ditimbang atau diukur.
Harta Gair manqul/iqar (tidak dapat dipindahkan) merupakan sesuatu
5

yang tidak dapat dipindahkan dan dibawa dari satu tempat ke tempat
yang lain contohnya seperti tanah dan rumah.

B. Hadis Tentang Harta Baik

Harta merupakan sesuatu hal yang dibutuhkan manusia untuk


menjalankan kehidupannya. Harta mencakup segala sesuatu yang memiliki
nilai seperti uang, bangunan, sawah, ladang dan kendaraan. Persoalan tentang
harta ini bisa menjadikan seseorang baik namun juga bisa membuat sesorang
menjadi tidak baik, harta yang baik juga tudak menjamin kebahagiaan.
Berkaitan dengan penggunaan harta kekayaan serta manfaat harta ,
Rasulullah Saw. Memberikan tuntunan sangat jelas agar seseorang dapat
menggunakan hartanya, sesuai harapan setiap orang yang beriman bahwa hartanya
dapat memberikan kebaikan sesungguhnya, dalam sabdanya Rasulullah Saw.
Menyatakan:

،‫مايل ملي‬:‫العبد‬ُ ‫يقول‬ ِ ‫ول‬


ُ : ‫اهلل ـ صلى اللهعليه وسلم ـ قَ َل‬ َّ ‫َع ْن أ يِب ُهَر ْيَر َة‬
ُ ‫أن َر ُس‬
ِ
‫هب وتا ِر ُكهُ للنا س‬ ْ ، ‫ ما أكل فأفافْىن‬: ‫وإن من ما ِله ثال ثًا‬
ٌ ‫ فهوذا‬، ‫أوأعطَى فأقىن‬ َّ

“Dari AbuHurairah bahwa Rasulullah Saw bersabda:”berkata seorang


hamba:hartaku!sesungguhnya kebaikan dari hartanya itu ada tiga perkara:
apa yang dimakannya itu habis, atau apa yang dipakaiannya ia akan lusuh,
atau apa yang diberi (disedekahkan karena Allah SWT), itulah yang akan
memberinya kebaikan. Adapun harta yang selainnya maka akan pergi dan
ditinggalkan untuk manusia.”(H.R. Muslim)
6

‫ «أيُّكم‬: ‫ قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬:‫عن ابن مسعود رضي اهلل عنه قال‬
‫ب‬ُّ ‫أح‬ ِ ُ
َ ‫ ما منَّا أحد إال َمالُه‬،‫ يا رسول اهلل‬:‫ب إليه من مالَه؟» قالوا‬
ُّ ‫أح‬
َ ‫مال وارثه‬
َّ ‫ومال وارثِه ما‬
‫أخر‬ ُ ،‫ «فإن مالَه ما قدَّم‬:‫ قال‬.‫»إليه‬.
“Dari Abdullah bin Mas‟ud rd ia berkata, Nabi saw bersabda: “Siapakah di
antara kalian yang harta ahli warisnya lebih ia cintai daripada hartanya
sendiri?” Mereka (para shahabat) menjawab, Tidak ada di antara kami
kecuali hartanya lebih ia cintai, Beliau saw bersabda: “Sungguh hartanya
adalah apa yang telah ia infakkan dan harta ahli warisnya adalah yang ia
tinggallakan (tidak diinfakkan).” (HR. Bukhari)5

Secara tabiat, manusia pasti mencintai yang namanya harta. Akan


tetapi mereka berbeda-beda dalam kadar kecintaan terhadap harta tersebut.
Ada diantara mereka yang mencintai harta melebihi cintanya kepada Allah
dan rasul-Nya, bahkan hak Allah dan rasulNya diabaikan demi meraup harta
tersebut, sehingga hartanya akan membuat dia celaka dan sengsara di dunia
lebih-lebih di hari akhirat.

Rasulullah saw dalam hadits yang mulia ini ingin menjelaskan kepada
kita bahwa harta yang yang sebenarnya atau harta yang akan memberi
manfaat bagi kita di hari akhirat nanti adalah harta yang telah kita keluarkan
di jalan Allah baik dengan berinfak, bershadakoh, manyantuni anak yatim dan
lain-lain.

C. Membiasakan Sebaik-baiknya Harta


Kedudukan harta dalam islam memiliki peran penting oleh karena itu
harus dikelola agar dapat dijadikan sarana sebagai ibadah. Shalat, zakat, haji
dan jihad semuanya membutuhkan harta sehingga seorang muslim seharusnya

5
El-Majalis. Syarah Hadits: Harta Anda Yang Sebenarnya. On-line:
http://www.elmajalis.com/2014/01/syarah-hadits-harta-anda-yang-sebenarnya.html
7

memiliki harta, agar dapat melaksanakan ibadah secara sempurna. Dalam


sebuah hadis beliau bersabda:6

‫الصا لِ ِح‬
َّ ‫الصالِ ِح لِ َلر ْج ِل‬
َّ ‫نِعِ َّما بِالْ َم ِال‬
“sebaik-baik harta yang baik adalah harta yang dimiliki hamba yang baik.
(H.R. Ahmad)
Dalam hadis ini rasulullah Saw. Menjelaskan bahwa harta tidak langsung
mempunyai manfaat dan madhorat, harta ibarat sebilah pisau. Oleh karena itu,
harta harus dikelola dengan baik, karena ia akan bermanfaat jika yang
memegangnya adalah koki untuk memasak masakan. akan tetapi juka pisau
dipegang oleh orang jahat, pisau akan menjadi alat untuk menakut-nakuti,
melukai bahkan membunuh manusia.

‫ب فَِإ َّن اهللَ َي ْقَبلُ َها‬ ‫ِإ‬ ٍ ٍ ِ ٍ ِ ِ َ ‫من تَصد‬


َ ِّ‫َّق ب َع ْدل مَتَْرة م ْن َك ْسب طَيِّب َوالَ َي ْقبَ ُل اهللُ الَّ الطَّي‬ َ َْ
‫ َحىَّت تَ ُك ْو َن ِمثْ َل اجْلَبَ ِل‬،ُ‫َأح ُد ُك ْم َفلَُّوه‬ ِ ِ ِ‫بِي ِمينِ ِه مُثَّ ير ِّبيها ل‬.
َ ْ‫صاحبِه َك َما يَُريِّب‬َ َ ْ َُ ْ َ
“Barangsiapa yang bersedekah dengan sesuatu yang senilai dengan sebutir
kurma dari usaha yang halal, sedangkan Allah tidaklah menerima kecuali
yang thayyib (yang baik), maka Allah akan menerima sedekahnya dengan
tangan kanan-Nya kemudian mengembangkannya untuk pemiliknya seperti
seorang di antara kalian membesarkan kuda kecilnya hingga sedekah tersebut
menjadi besar seperti gunung.” (HR. Bukhari)

‫َأخ َذ َها اللَّهُ بِيَ ِمينِ ِه َفُيَربِّ َيها َك َما يَُرىِّب‬


َ َّ‫ب ِإال‬ ٍ ِّ‫ب طَي‬ ٍ ‫َأح ٌد بِتَ ْمر ٍة ِم ْن َكس‬
ْ َ َ ‫َّق‬ ُ ‫صد‬ َ َ‫الَ َيت‬
ْ ‫وصهُ َحىَّت تَ ُكو َن ِمثْ َل اجْلَبَ ِل َْأو‬
‫َأعظَ َم‬ َ ُ‫َأح ُد ُك ْم َفلَُّوهُ َْأو َقل‬
َ

6
Basrowi, M.Zaki, Manajemen Harta Dalam Islam Dari Perspektif Hadist, Jurnal syarikah, Vol. 6 No. 2,
Desemberr 2020, 164.
8

“Tidaklah seseorang bersedekah dengan sebutir kurma dari hasil kerjanya


yang halal melainkan Allah akan mengambil sedekah tersebut dengan tangan
kanan-Nya lalu Dia membesarkannya sebagaimana ia membesarkan anak
kuda atau anak unta betinanya hingga sampai semisal gunung atau lebih
besar dari itu” (HR. Muslim)

Salah satu karakteristik ekonomi Islam mengenai harta terutama dalam


hal pemanfaatan atau distribusi yang tidak terdapat dalam ekonomi kapitalis
maupun sosialis adalah zakat. Sistem perekonomian di luar Islam tidak
mengenal tuntutan Allah kepada pemilik harta, agar menyisihkan sebagian
harta tertentu sebagai pembersih jiwa dari sifat kikir, dengki, dendam dan sifat
buruk lainnya.7

Bagi siapa saja yang diberi amanah harta di dunia, maka di akhirat
akan dimintai pertanggungjawaban, sebagaimana Rasulullah bersabda:

ِ ِِ ِ ِِ َ ‫ول قَ َد َما َعْب ٍد َي ْو َم الْ ِقيَ َام ِة َحىَّت يُ ْس‬


‫يما‬ َ ‫َأل َع ْن عُ ْم ِره ف‬
َ ‫يما َأْفنَاهُ َو َع ْن ع ْلمه ف‬ ُ ‫الَ َت ُز‬
ِ ِِ ِ ِ ِ ِِ
َ ‫يما َأْن َف َقهُ َو َع ْن ج ْسمه ف‬
ُ‫يما َأبْالَه‬ َ ‫َف َع َل َو َع ْن َماله م ْن َأيْ َن ا ْكتَ َسبَهُ َوف‬
“Pada hari kiamat kelak seorang hamba tidak akan melangkahkan kakinya
kecuali akan ditanya tentang empat perkara; tentang umurnya untuk apa ia
habiskan, tentang ilmunya sejauh mana ia mengamālkannya, tentang
hartanya darimana ia mendapatkannya dan untuk apa ia pergunakan, serta
tentang semua anggota tubuhnya apa yang ia perbuat
dengannya.”(Tirmiżi,Jilid 2: 882)

Dari Ḥadīṡ ini mengingatkan kepada manusia bahwa harta merupakan


amanah yang harus hati-hati dalam mencarinya dan harus benar dalam
menggunakannya, karena di hari kiamat akan ada pertanggung jawaban dalam
mengelola harta, bila keliru dalam mencarinya dan tidak benar dalam

7
Veitsal rifai dan Andi Buchari, Islamic Economics (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 362
9

menggunakannya, maka harta akan membuat manusia celaka di akhiratnya.


Oleh karena itu ada empat kelompok manusia dalam mengelola hartanya,
kelompok pertama adalah kelompok yang akan selamat, yaitu mereka yang
mendapatkan harta dengan cara yang halal dan menggunakannya dengan cara
yang halal, kelompok kedua yaitu, mereka mengumpulkan harta dengan cara
yang halal namun digunakan untuk sesuatu yang haram, ketiga, adalah mereka
yang mengumpulkan harta dari jalan haram dan menggunakannya untuk
sesuatu yang haram, keempat adalah mereka yang mengumpulkan harta
dengan cara yang haram kemudian menggunakannya untuk yang halal,
demikian pula harta digunakan untuk sesuatu yang halal namun disertai riya’.8

D. Kesimpulan

Harta dapat diartikan apa saja yang dimiliki manusia. Secara


kedudukan harta memiliki enam pokok diantaranya : pemiliki mutlak dari
seluruh kekayaan adalah Allah SWT, status harta yang ada pada manusia,
naluri manusia senang terhadap harta, pemilikan harta dapat dilakukan
melalui usaha atau mata pencarian yang halal dan sesuai dengan aturan-Nya,
dilarang mencari harta dengan berusaha atau bekerja yang melupakan mati,
dilarang menempuh usaha yang haram.

Kedudukan Harta dalam Islam. Pemilik mutlak terhadap segala sesuatu


yang ada di muka bumi ini adalah milik Allah SWT. Kepemilikan oleh
manusia bersifat relatif, sebatas untuk melaksanakan amanah mengelola dan
memanfaatkan sesuai dengan ketentuan-Nya. Status harta yang dimiliki
manusia adalah sebagai berikut Harta sebagai amanah (titipan) dari Allah
SWT, Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia bisa
menikmatinya dengan baik dan tidak berlebih-lebihan, Harta sebagai ujian
keimanan. Harta sebagai bekal ibadah, Merupakan nikmat yang harus
8
Veitsal rifai dan Andi Buchari, Islamic Economics (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 362
10

disyukuri naluri manusia senang terhadap harta, Pemilikan harta dapat


dilakukan melalui usaha atau mata pencarian yang halal dan sesuai dengan
aturan-Nya,Metode mendapatkan dan membelanjakan harta yang islami
Dalam mencari harta dengan berusaha (bekerja), haruslah dengan cara baik
dan halal.
11

DAFRAR PUSAKA

Basrowi, M.Zaki. (2020). Manajemen Harta Dalam Islam Dari Perspektif Hadist,
Jurnal syarikah, Vol.6 No. 2, Desember.

Dahlia Haliah Ma‟u. (2013). Harta Dalam Perspektif Al-Qur‟an. Jurnal


Khatulistiwa – Journal Of Islamic Studies, Volume 3 Nomor 1 Maret 2013.

El-Majalis. Syarah Hadits: Harta Anda Yang Sebenarnya. On-line:


http://www.elmajalis.com/2014/01/syarah-hadits-harta-anda-yang-
sebenarnya.html

Moh. Ah. Subhan ZA. (2016). Konsep Harta Perspektif Ekonomi Islam. Akademika,
Volume 10, Nomor 2, Desember.

Mansur., Muhammad. (2017). Konsep Harta dalam Al-Qur`an dan Hadist, Jurnal
Hukum Islam, Vol.15, No.1,Juni.

Rifai, Veitsal., Andi Buchari. Islamic Economics (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009)

Wahyuni, Firma., Lovi. (2019). Wawasan Al-Qur`an dan Hadis tentang Harta, Jurnal
Ba`abu Alimi, Vol.4 N0.1, April.
12

Anda mungkin juga menyukai