Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HARTA

Untuk Memenuhi Tugas Makalah Fiqh Muamalah

Dosen: Dr. Suwandi, M.H

Disusun Oleh Kelompok 1:

Ike Dwi Rahmania (220203110003)

Azzikra Tunasza (220203110020)

Adelia Putri Chalista (220203110024)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil Aalamiin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S
WT, karena dengan taufiq dan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga d
apat menyelesaikan penulisan makalah dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini seb
agai persyaratan perkuliahan mata kuliah Fiqh Muamalah progam studi Hukum Tata
Negara Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi kita, nabi akhir
ul zaman Rasulullah Muhammad SAW. Yang telah membimbing umat dari kegelapa
n menuju zaman terang benderang, yakni agama islam berserta syariatnya
Terselesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari peran, dukungan bantuan
serta bimbingan pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Suwa
ndi, M.H selaku Dosen Pengampu dan seluruh anggota kelompok (1) yang telah berp
eran dalam terselesainya makalah ini.
Atas kebaikan dan kebijaksanaan beliau semua, penulis tidak bisa memberika
n imbalan yang sepantasnya, kecuali penulis hanya bisa menyampaikan terimakasih y
ang sebesar-besarnya
Hanya kepada Allah SWT kami memohon semoga hasil karya penulisan maka
lah ini bermanfaat, baik untuk penulis ataupun para pembaca pada umumnya dan men
jadikan amal yang mulia disisi Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal `Aalamiin
Wassalamualaikum Wr. Wb

Malang, 6 Maret 2023


DAFTAR ISI

MAKALAH............................................................................................................................0
PENGERTIAN HARTA........................................................................................................0
DAFTAR ISI............................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
Tujuan Pembahasan..........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Pengertian harta.........................................................................................................3
B. Kedudukan harta.......................................................................................................4
C. Fungsi harta................................................................................................................5
D. Pembagian harta........................................................................................................6
E. Jenis jenis harta..........................................................................................................8
BAB III...................................................................................................................................9
PENUTUP..............................................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harta (al mal) merupakan salah satu komponen utama dalam kehidupan
manusia. Harta sangat dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan hajat manusia.
Beberapa ibadah, harta atau kemampuan finansial menjadi tolak ukur kewajiban
ibadah. 1

Harta secara Bahasa ialah segala sesuatu yang diperoleh dan dimiliki dengan
sebuah upaya, baik yang berbentuk materi seperti emas, perak, hewan dan tumbuhan
atau manfaat seperti berkendara, berpakaian dan bernaung. Sedangkan hal hal yang
tidak dimiliki seseorang tidak dapat dikatakan dengan harta seperti burung yang ada
di udara, ikan yang ada di air, pepohonan yang ada di hutan, dan barang tambang
yang masih ada di perut bumi. 2

Dalam Bahasa arab ucapan yang mengindikasikan makna harta ialah


“condong, cenderung, dan miring”. Dalam definisi ini, al mal ialah sesuatu yang
dipunyai oleh pribadi ataupun kelompok, baik berupa benda, barang perdagangan,
uang, maupun hewan. Sementara itu, dalam Bahasa inggris ucapan yang
mengindikasikan definisi tentang harta ialah property yang berarti sesuatu yang bisa
dipunyai, bai kia bisa dirasakan seperti bangunan ataupun yang tidak bisa dirasakan
dalam format fisik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari harta?
2. Bagaimana kedudukan dari harta?
3. Apa fungsi dari harta?
4. Sebutkan pembagian dari harta
5. Sebutkan jenis jenis harta

1
Muhammad Utsman Syabir, Al-Madhal.HLM 67
2
Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuhu, Jilid 4 (Damaskus:Dar Al-Fikr, 1985), Cet. 2, Hlm.
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian harta
2. Untuk mengetahui kedudukan dari harta
3. Untuk mengetahui fungsi, pembagian, serta jenis jenis harta

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian harta

Harta dalam bahasa arab disebut dengan “al-mal” yang secara etimologi b
erarti condong, cenderung, atau miring. Al-mal juga diartikan sebagai segala sesu
atu yang menyenangkan manusia dan mereka pelihara, baik dalam bentuk materi,
maupun manfaat. 3

Berdasarkan pendapat ulama fiqih, harta yakni :

a) Pendapat hanafiyah, semua yang memiliki harga nominal dan bagi


orang yang merusaknya harus menggati nominal tersebut
b) Pendapat maliki, harta ialah orang yang mempunyai hak, dan oran
g lain tidak punya ha katas sesuatu atas sesuatu tersebut, hal itu dik
etahui oleh halayak umum (masyarakat)
c) Pendapat syafi’iyah, harta ialah sesuatu yang bermanfaat bagi pemi
liknya yang bernilai
d) Pendapat hambali, harta ialah segala sesuatu yang mempunyai harg
a nominal baik dari sisi ekonomi dan dilindungi oleh UU negara.4

Penjelasan diatas dapat dipahami bahwa harta segala benda yang mempuny
ai sifat berharga mempunyai harga nominal dan bermanfaat bagi pemiliknya dan b
ernilai yang dilindungi oleh UU negara, dan biasanya bersifat materi. Maksud dari
materi tersebut ialah materi yang mempunyai nilai dan dapat dipakai untuk berinte
raksi dalam masalah ekonomi di kehidupan manusia.

Harta dalam pandangan syariah memiliki makna yang berbeda dengan hart
a dalam pandangan konvensional. Secara umum, hal yang membedakan antara ked
3
Narun Haroen , Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 74.
4
Abdul Rohman, dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group: 2010), Hlm 18-19
uanya adalah terletak pada posisi harta, dalam pandangan konvensional harta seba
gai alat pemuas, sementara dalam pandangan syar’I posisi harta adalah sebagai wa
silah atau perantara untuk melakukan penghambaan kepada Allah SWT. Perbedaa
n pandangan ini berimplikasi pada definisi tentang harta, fungsi harta, dan bahkan
eksistensi harta.

B. Kedudukan harta
Pada surat al kahfi : 46 dan al nisa : 14 dijelaskan bahwa harta merupakan per
hiasan hidup dan kebutuhan manusia atau kesenangan manusia terhadap harta sam
a dengan kebutuhan manusia terhadap anak atau keturunan. Jadi, kebutuhan manus
ia terhadap harta merupakan kebutuhan yang mendasar. Di samping sebagai perhia
san, harta juga berkedudukan sebagai amanat (fitnah).
Kedudukan selanjutnya adalah sebagai musuh bagaimana yang dinyatakan d
alam surat at taghabun : 14. Pada ayat tersebut tidak dijelaskan bahwa harta berke
dudukan sebagai musuh. Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa diantara istri istri da
n anak anak ada yang menjadi musuh. Pada surat at taghabun : 15 dijelaskan bahw
a antara harta dan anak disambung dengan wawu athaf, dengan prinsip dalalat al-i
qtiran dalam ushul fiqih, bahwa sesuatu yang dijelaskan dengan wawu athaf kedud
ukan hukumnya sama, seperti kewajiban umroh karena disamakan dengan kewajib
an melakukan haji.
Berkenaan dengan harta pula, dalam al quran dijelaskan larangan larangan yan
g berkaitan dengan aktifitas ekonomi yang meliputi produksi, distribusi, dan konsu
msi harta, dalam kaitan ini dapat dijelaskan bentuk bentuk larangan tersebut sebag
ai berikut :
a. Perkara perkara yang merendahkan martabat dan ahklak manusia
b. Perkara perkara yang merugikan hak perorangan dan kepentingan Sebagia
n atau keseluruhan masyarakat, berupa perdagangan yang memakai bunga
c. Penimbunan harta dengan jalan kikir
d. Aktivitas yang merupakan pemborosan (mubazir)

4
e. Memproduksi, memperdagangkan, dan mengkonsumsi barang barang yan
g terlarang seperti narkotika dan minuman keras, kecuali untuk kepentinga
n ilmu pengetahuan dan kesehatan.5

C. Fungsi harta
Harta mempunyai status sangat urgent dalam kehidupan insan, hartalah ya
ng bisa menunjang segala kegiatan insan, termasuk untuk memenuhi kebutuha
n pokok insan (papan, sandang dan pangan). Dalam ulasan ini akan dikemuka
kan penggunaan harta, diantaranya ialah :
a. Harta berguna sebagai penyempurna dalam melaksanakan berbagai ibadah
termasuk rukun islam yang lima misalnya : ibadah haji, zakat, dan ibadah l
ainnya
b. Dapat menambahkan keimanan umat manusia kepada Allah SWT, sebab s
edikit banyak kemiskinan dapat menjerumuskan orang pada perilaku peril
aku yang negatif. Dalam hal ini yang mempunyai harta sedikit banyaknya
dapat menambahkan keimanan pada yang maha kuasa
c. Untuk melanjutkan dan memperbaiki kehidupan dari satu period eke perio
de berikutnya (regenerasi). Memperbaiki generasi yang berkualitas dan be
rnilai.
d. Untuk mengintegrasikan kehidupan duniawi dan ukhrowi
e. Harta juga dapat sebagai modal bagi kaum intelektual dan bagi orang yang
ingin bergelut dalam dunia Pendidikan atau ingin melanjutkan pendidikan
nya, terlebih pada zaman sekarang.
f. Harta ialah sarana mobilitas roda kehidupan
g. Harta juga dapat menyambung silahturahmi diantara manusia, karena suda
h factor alam manusia ada yang membutuhkan dan ada yang memberi solu
si dari kebutuhan tersebut.6

5
Hendi Suhendi, M.Si., Fiqh Muamalah (Jakarta, Raja Grafindo:2002), Hlm 12-17
6
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Raja Grafindo:2002), hlm. 38-39
D. Pembagian harta
Menurut fuqoha, harta dapat ditinjau dari beberapa segi. Harta terdiri dari
beberapa bagian, tiap tiap bagian memiliki ciri khusus dan hukumnya tersendi
ri. Pembagian jenis hart aini sebagai berikut :
1. Mal mutaqawwim dan ghair mutaqawwim
a. Mal mutaqawwim
Harta mutaqawwim adalah semua harta yang baik jenisnya maupun ca
ra memperoleh dan penggunaannya.
b. Ghair mutaqawwim
Ialah yang tidak boleh diambil manfaatnya, baik jenisnya, cara mempe
rolehnya, maupun cara penggunaannya
2. Mal mitsli dan mal qimi
a. Harta mitsli
Benda benda yang ada persamaan dalam kesatuan kesatuannya, dalam
arti dapat berdiri sebagiannya di tempat yang lain, tanpa ada perbedaan
yang perlu dinilai.
b. Harta qimi
Benda benda yang kurang dalam kesatuan kesatuannya, karena tidak d
apat berdiri sebagian di tempat sebagian yang lainnya tanpa ada perbe
daan.
3. Harta istihlak dan harta isti’mal
a. Harta istihlak
Terbagi menjadi dua ada yang istihlak haqiqi dan istihlak huquqi. Hata
istihlak haqiqi ialah suatu benda yang menjadi harta yang secara jelas
(nyata) zat nya habis sekali digunakan. Istihlak huquqi ialah harta yang
sudah habis nilainya bila telah digunakan, tetapi zat nya masih tetap ad
a.
b. Harta isti’mal

6
Yaitu tidaklah habis sekali digunakan, tetapi dapat digunakan lama me
nurut apa adanya.
4. Harta manqul dan harta ghair manqul
a. Harta manqul
Segala harta yang dapat dipindahkan (bergerak) dari satu tempat ke te
mpat yang lain
b. Harta ghair manqul
Sesuatu yang tidak bisa dipindahkan dan dibawa dari satu tempat ke te
mpat yang lain
5. Harta ‘ain dan harta dain
a. Harta ain ialah harta yang berbentuk benda
Harta ain terbagi menjadi 2 yaitu
 harta ain dzati qimah, yaitu benda yang memeliki bentuk yang
dipandang sebagain harta karena memiliki nilai
 harta ain ghyr dzati qimah yaitu benda yang tidak dapat dipan
dang sebagai harta karena tidak memiliki harga.
b. Harta dayn sesuatu yang berada dalam tanggung jawab
6. Mal al-ain dan mal al-naf’i (manfaat)
a. Harta ‘aini ialah benda yang memiliki nilai dan berbentuk (berwujud)
b. Harta nafi’ ialah a’radl yang berangsur-angsur tumbuh menurut perkr
mbangan masa, oleh karena itu mal al-nafi’i tidak berwujud dan tidak
mungkin disimpan.
7. Harta mamluk mubah dan mahjur
a. Harta mamluk ialah sesuatu yang masuk kebawah milik, milik peroran
gan maupun badan hukum, seperti pemerintah dan Yayasan.
b. Harta mubah ialah sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang s
eperti air pada mata air, binatang buruan darat, laut, pohon pohon di hu
tan dan buah buahannya.
c. Harta mahjur ialah, sesuatu yang tidak dibolehkan dimiliki sendiri dan
memberikan kepada orang lain menurut syariat, ada kalanya bend aitu
benda waqof ataupun benda yang di khususkan untuk masyaratkat um
um.
8. Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
a. Harta yang dapat dibagi ialah, harta yang tidak menimbulkan suatu ker
ugian atau kerusakan apabila hart aitu dibagi bagi
b. Harta yang tidak dapat dibagi ialah, harta yang menimbulkan suatu ker
ugian atau kerusakan apabila harta tersebut dibagi bagi
9. Harta pokok dan harta hasil (buah)
a. Harta pokok ialah, harta yang mungkin darinya terjadi harta yang lain
b. Harta hasil ialah, harta yang terjadi dari harta yang lain
10. Harta khas dan harta ‘am
a. Harta khas ialah, harta pribadi tidak bersekutu dengan yang lain, tidak
boleh diambil manfaatnya tanpa disetujui pemiliknya.
b. Harta ‘am ialah, harta milik umum yang boleh diambil manfaatnya.7

E. Jenis jenis harta


a. Harta bergerak yang fisiknya dapat berpindah pindah dari satu lokasi ke lokasi
yang lain dan dapat dibawa kemana mana. Misalnya hp, laptop, sepeda,
sepeda motor, dll.
b. Harta yang fisiknya tidak dapat berpindah pindah dari satu lokasi ke lokasi
yang lain oleh pemiliknya. Seperti : rumah, apartemen, villa, hotel, dll. 8

7
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Raja Grafindo:2002), hlm. 19-27
8
Hasbi Ash-Shiddiegy, Pengantar Fiqh Muamalah Membahas Hukum, hlm 146-147

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Harta dalam bahasa arab disebut dengan “al-mal” yang secara etimologi bera
rti condong, cenderung, atau miring. Harta dalam pandangan syariah memili
ki makna yang berbeda dengan harta dalam pandangan konvensional.
2. Harta merupakan perhiasan hidup dan kebutuhan manusia atau kesenangan
manusia terhadap harta sama dengan kebutuhan manusia terhadap anak atau
keturunan. Kedudukan selanjutnya adalah sebagai musuh, dijelaskan bahwa
diantara istri istri dan anak anak ada yang menjadi musuh.
3. Harta mempunyai status sangat urgent dalam kehidupan insan, hartalah yang
bisa menunjang segala kegiatan insan, termasuk untuk memenuhi kebutuhan
pokok insan (papan, sandang dan pangan).
4. Harta dibagi menjadi 10 :
a. Mal mutaqawwim dan ghair mutaqawwim
b. Mal mitsli dan mal qimi
c. Harta istihlaq dan harta isti’mal
d. Harta manqul dan harta ghair manqul
e. Harta ‘ain dan harta dayn
f. Mal al ‘ain dan mal al naf’i
g. Harta mamluk, mubah, dan mahjur
h. Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
i. Harta pokok dan harta hasil
j. Harta khas dan harta ‘am
5. Janis jenis harta dibagi menjadi 2 :
a. Harta bergerak yang fisiknya dapat berpindah pindah dari satu lokasi ke
lasi yang lain dan dapat dibawa kemana mana.
b. Harta yang fisiknya tidak dapat berpindah pindah dari satu lokasi ke lokasi
yang lain oleh pemiliknya.BSaran
B. Saran
Makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu dalam penyusunan makalah ini
penulis mohon kritikan dan saran dari bapak dosen dan para pembaca agar makalah
ini menjadi lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Utsman Syabir, Al-Madhal.HLM 67

Wahbah Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuhu, Jilid 4 (Damaskus:Dar Al-Fikr,


1985), Cet. 2, Hlm.

Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam dalam Tinjauan
Teoritis dan Praktis. (Jakarta: Prenada Media Group 2010). Hlm 35

Narun Haroen , Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 74.

Abdul Rohman, dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group:
2010), Hlm 18-19

Hendi Suhendi, M.Si., Fiqh Muamalah (Jakarta, Raja Grafindo:2002), Hlm 12-17

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Raja Grafindo:2002), hlm. 38-39

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Raja Grafindo:2002), hlm. 19-27

Hasbi Ash-Shiddiegy, Pengantar Fiqh Muamalah Membahas Hukum, hlm 146-147

Anda mungkin juga menyukai