Anda di halaman 1dari 14

MUAMALAH AL AMWAL

Di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu :
Nihro Afandi, S.E, M,EI

Di susun oleh :
Ayu Mubarokatum Maulidah : 202205290007

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA
TAHUN 2023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang Muamalah Al
Amwal ". Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu,
kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Sidoarjo, 30 Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi ...................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II Pembahasan
A. Pengertian Al Amwal ...................................................................................3
B. Pembagian dan Macam Macam Al Amwal ..................................................4
C. Fungsi Al Amwal .........................................................................................6
D. Pemberian Kepada orang lain Al Amwal .....................................................7
BAB III Penutup
A. Kesimpulan ..................................................................................................9
Daftar Pustaka............................................................................................................10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
properti dimilikidan kepercayaan Allah SWT, pemberian kepada
manusiapenggunaan dan distribusinya dan akan dimintai pertanggungjawaban di
hadapan Tuhan. JadiKita harus memanfaatkan aset menuruti pengaturan Tuhan. kata
yang sering kita dengar Dunia "pelanggan adalah raja" Transaksi jual beli, membentuk
mentalitas Oleh karena itu, kita harus diperlakukan sebagai budaya dagang, budaya
tampak menjadikan pembeli sebagai penjual pembantu. Jadi penjual harus melamar
seperti para pelayan rajanya, dalam memberikan pelayanan. Proses Interaksi di atas
disebut dalam Islam muamalah maliyah.bagian dari muamalah tak terpisahkan dalam
hidup Manusia pada umumnya. Kerajaan Muamara Kelola semua transaksi dan urusan
merupakan salah satu disiplin ilmu Pembahasan lain dalam al fiqh. 1
Dalam posisi kontradiktif, realitas muamalah umum gambar untuk penjual
sering sombong dalam berbagai hal Ekspresi negatif. Mangsa dengan curang
(mengambil terlepas dari keuntungan sepihak pembeli rugi), penjualan barang
Tidak berdasarkan promosi, bahkan tidak Mereka jarang memberi tip pada timbangan.
Perkembangan lebih lanjut dalam pengembangan real estat Eksploitatif kelompok lain
juga sering hadir, dan Laba diduga berubah menjadi
istilah utama. Tinjauan Etis yang Mendalam Jual beli menjadi semakin tidak terlihat
karena diukur hanya dengan keuntungan. melihat keuntungan sebagai tujuan pada
prinsipnya prinsip diterapkan pada Sekularisme Ekonom Itu juga tidak liberal, jadi
jarang Berpegang pada prinsip saling menguntungkan. tentu saja, jika hanya
keuntungan yang di dapat akhiri dan menghalalkan segala caramasuk amalan di
muamalah.
Islam adalah agama kebahagiaan yang mengatur segala bidang kehidupan
manusia, termasuk urusan harta. Kekayaan Islam mutlak milik Allah. Ayat-ayat Al-
Qur'an berulang kali menjelaskan hak mutlak Allah atas kekayaan di bumi. Manusia
hanya mempercayakan perwakilan untuk menggunakan dan mengelola aset ini dengan
cara yang diizinkan. Allah adalah pemilik seluruh bumi dan isinya, sehingga
kepemilikan manusia hanya relatif dan terbatas pada pengelolaan dan pemanfaatannya

1
Eka Sakti Sabililla, Prinsip Prinsip Mualama dalam Islam, Jurnal Perbankan Syariah, Vol 2 No
1, 2018, Hlm 28

1
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh hukum syariah. 2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pokok masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Apa pengertian Al Amwal ?
2. Apa saja Pembagian dan Macam Macam Al Amwal?
3. Apa Fungsi Al- Amwal?
4. Bagaimana pemberian kepada orang lain al amwal?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk menjelaskan pengertian Al Amwal
2. Untuk mengetahui Pembagian dan Macam Macam Al Amwal
3. Untuk mengetahui Fungsi Al Amwal
4. Untuk mengetahui pemberian kepada orang lain al amwal

BAB II
2
Ummi Kalsum, Distribusi Pendapatan dan Kekayaan dalam Ekonomi Islam, Jurnal Studi
Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol 3 No1, 2018, Hlm 46

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al Amwal
Al-amwal adalah bentuk jamak dari maal, yang berarti harta atau kekayaan
dalam Islam. Amwal adalah benda atau harta yang dapat dimiliki, dikuasai,
diusahakan dan dialihkan, meliputi benda berwujud dan tidak berwujud, benda
terdaftar dan tidak terdaftar, benda bergerak dan tidak bergerak serta hak-hak yang
mempunyai nilai ekonomis. Amwal dapat diperoleh dengan pertukaran, warisan,
hibah, wasiat, penambahan alami, jual beli, luqathah, sumbangan atau cara lain yang
ditentukan oleh hukum Syariah. Sedangkan menurut kesepakatan para Ulama, harta
adalah “sesuatu yang bernilai yang dapat diberikan ganti rugi kepada mereka yang
merusak atau menghilangkannya.”2 Harta adalah kebutuhan, beredar dalam
kehidupan, dan merupakan sarana kehidupan di akhirat. dari Al-Qur'an, kita dapat
Memahami bahwa harta adalah salah satu permata dunia dalam Surat al-Kahfi (QS.18:
46) berbunyi sebagai berikut :

Al-amwal adalah bentuk jama dari maal yang memiliki arti harta atau kekayaan dalam
islam. Amwal merupakan benda atau harta yang dapat dimiliki, dikuasai, diusahakan, dan
dialihkan, baik benda berwujud maupun tidak berwujud, baik benda yang terdaftar
maupun
yang tidak terdaftar, baik benda yang bergerak maupun yang tidak bergerak, dan hak
yang
mempunyai nilai ekonomis. Amwal tersebut dapat diperoleh dengan cara
pertukaran,
pewarisan, hibah, wasiat, pertambahan alamiah, jual-beli, luqathah, wakaf atau cara lain
yang

Harta
merupakan suatu kebutuhan dan beredar dalam kehidupan yang juga sebagai media untuk
kehidupan di akhirat. Di antara ayat Alqur’anyang menyatakan bahwa harta merupakan
salah
satu perhiasan dunia dapat kita pahami dalam surat al-Kahfi (QS.18:46) yang
berbunyi
sebagai berikut:
‫لم اريخ و اباوث كبر دنع ريخ تاحالصال تايقابال و ىيندال ةايحال ةنيز نونبال و الم‬

Artinya: “Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebijakan
yangterus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi tuhanmu (Allah SWT) serta
lebih baik untuk menjadi harapan.

3
Sebagai makhluk sosial, manusia sangat membutuhkan kekayaan dalam hidup dan
kehidupannya, sehingga masalah harta benda termasuk dalam salah satu dari lima
kebutuhan dasar yang terdiri dari agama, nyawa, darah dan harta benda. Kekayaannya
masih dalam batas yang diperbolehkan syara. Oleh karena itu, dalam kaitannya
dengan pemilikan dan penggunaan harta harus dapat memberikan manfaat dan
keuntungan bagi orang lain di samping keuntungan pribadi pemilik harta. Dari kata
“mala” yang secara etimologis berarti condong, miring, miring atau berputar dari
pusat ke satu sisi, dan al-mal diartikan sebagai segala sesuatu yang menyenangkan hati
manusia dan menopangnya, baik dalam bentuk materi maupun manfaat. 3
Menurut defenisi Imam Syafi’i tersebut harta adalah sesuatu yang mempunyai
nilai,dapat diperjualbelikan dan memiliki konsekuansi bagi orang yang merusaknya,
yaitu denganmengganti atau menanggung seharga harta yang dirusaknya. Dari definisi
di atas, terdapatperbedaan esensi harta yang dikemukakan jumhur ulama dengan
ulama Hanafiyah. Menurutjumhur ulama, harta itu tidak saja bersifat materi,
melainkan juga termasuk manfaat darisuatu benda. Akan tetapi, ulama Hanafiyah
berpendapat bahwa dimaksud dengan harta ituhanyalah yang bersifat materi,
sedangkan manfaat termasuk ke dalam pengertian milik.
Berdasarkan pejelasan diatas, Islam berpendapat dan mengajarkan bahwa harta
atau kekayaan dapat diperoleh oleh seseorang dengan melalui usaha dan juga melalui
pewarisan (harta warisan). Islam melarang perbuatan yang menyia-menyiakan harta
kekayaan. Uang di dalam Islam dapat diusahakan untuk memperoleh keuntungan
darinya, seperti dengan jalan diinvestasikan, serta dapat dibelanjakan melalui jalan
atau cara-cara yang halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip kebolehan di dalam Islam.
Mematuhi ajaran-ajaran Islam yang demikian itu, muslim dapat memantaskan dirinya,
keluarganya dan juga masyarakat (ummah) dapat memperoleh kebahagiaan dan
imbalan-imbalan baik di dunia ini maupun di akhirat kelak.Harta kekayaan harus
diusahakan untuk menghasilkan keutungan dan didistribusikan atau dibagikan
sebagamana cara-cara yang diperbolehkan menurut syariat Islam. Maksudnya adalah
pendapatan atau modal dalam Islam tidak boleh dihasilkan atau diperoleh dari cara-
cara yang aktivitas usaha atau bisnis yang dilarang.

Artinya: “Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebijakan yang
terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi tuhanmu (Allah SWT) serta lebih baik
untuk menjadi harapan.

3
Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kontemporer (Sumatra Utara: FEBI UIN-SU Press, 2018) Hal. 37

4
B. Pembagian dan Macam Macam Al – Amwal
fuqoha membagi harga menjadi beberapa bagian. Distribusi aset secara umum
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Mal Mutaqawwim Menurut Wahbah Zuhaili al-mal al mutaqawwimia adalah
harta yang diperoleh atau diperoleh manusia dengan kerja keras, dan syara'
membolehkan untuk digunakan. Petani garam, nelayan laut, dll.
2. Al mal ghairu al-mutaqawwim adalah: harta yang belum tercapai atau dicapai
melalui usaha, artinya harta tersebut belum sepenuhnya berada di tangan
manusia. Misalnya; ikan di laut, minyak di kerak bumi, dll.
3. Mal Mitsli dan Mal Qimy: Al-mal al-mitsli adalah jenis properti yang mudah
ditemukan di pasar (tanpa ada perbedaan bentuk fisik atau bagian sama sekali).
Harta karun Mitsli dapat dibagi menjadi 4 bagian :4
a) Sesuatu yang bisa ditimbang. Seperti; garam, ikan, merica, dll.
b) Benda yang dapat dipertukarkan dan diukur. Seperti; beras, tepung, dll.
c) Pengukuran muatan. Seperti; kain, stiker dan lain-lain
d) Benda yang dapat dihitung. Telur, apel, jeruk, salak, dll. 12d. Al-mal al-
qimy adalah harta yang sulit didapatkan di pasaran, atau yang bisa
didapatkan tetapi berbeda (tidak persis) jenisnya kecuali nilai harganya.
Misalnya; domba, tanah, kayu, dll.
e) Mal Istihlaki istihlaki adalah sesuatu yang tidak dimanfaatkan dan
digunakan secara normal, melainkan dengan membelanjakannya.
Dengan kata lain, begitu kita menggunakannya, itu akan berakhir.
seperti; makanan, minuman, kayu bakar, bahan bakar, dll. 5
f) Isti'maili adalah sesuatu yang menggunakannya berulang-ulang dalam
materi yang dipertahankannya. Dengan kata lain, tidak akan habis atau
hilang setelah sekali pakai, tetapi dapat digunakan dalam waktu yang
lama sesuai dengan karakteristik masing-masing karakter. Misalnya;
perkebunan, pakaian, rumah, tempat tidur, dll.6
g) Mal Manqul Al-mal manqul adalah semua harta yang dapat diangkut
(dipindahkan) dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain. Seperti; uang,
4
Akhmad Farroh Hasan, M.SI, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer (Teori dan
Praktek), Malang, UIN-Maliki Malang Press, Oktober 2018, hal. 3
5
Akhmad Farroh Hasan, M.SI, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer (Teori dan
Praktek), Malang, UIN-Maliki Malang Press, Oktober 2018, hal. 4
6
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah Membahas Hukum
Pokok Dalam Interaksi Sosial-Ekonomi, (Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra: 2009), hlm.143-147

5
harta dagangan dan lain-lain. 7
h) Al-mal ghairu manqul ('iqar) justru kebalikannya, tidak dapat
dipindahkan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain. Seperti tanah,
rumah, dan lain-lain
i) Ain dan Dain, Al-mal al-'Ain adalah aset yang berwujud fisik, seperti
rumah, mobil, pakaian, dan lain-lain. Kekayaan dibagi menjadi dua
pasangan, di antaranya
j) Pusat Perbelanjaan Mamluk Pusat Perbelanjaan Mamluk adalah sesuatu
yang dimiliki baik oleh perorangan maupun badan hukum seperti
pemerintah atau yayasan.
k) Mal mubah adalah yang semula bukan milik siapa-siapa, seperti mata
air, tanah, binatang buruan dari laut, pohon-pohon di hutan dan buah-
buahannya.
l) Mal mahjur adalah sesuatu yang tidak dapat dimiliki oleh diri sendiri dan
dapat diberikan kepada orang lain sesuai dengan kaidah syari'ahad.
Typical Mall dan 'am Mall, Typical Mal adalah milik pribadi yang tidak
berafiliasi dengan yang lain. Properti ini tidak boleh dieksploitasi atau
digunakan kecuali dengan sukarela atau dengan izin dari pemiliknya.
m) Mal'am adalah milik umum atau milik bersama dan setiap orang dapat
menggunakannya menurut ketelitian yang disepakati bersama oleh
masyarakat atau penguasa.

C. Funsgi Al Amwal
Tujuan Allah SWT memberikan nikmat berupa harta adalah untuk menunjang dan
memperoleh pemenuhan kebutuhan hidup. Oleh karena itu, dalam menggunakan harta
seseorang harus digunakan secara bijaksana sesuai dengan fungsinya agar harta
tersebut membawa sesuatu yang bermanfaat dan bukan sesuatu yang merugikan,
sebagaimana firman Allah dalam Surat Al isrof (kelebihan) - Ayat 31 Araf berbunyi
sebagai berikut:8

‫فارعال نيفرسمال بحي ل هنااوفرست لو وبرشا و ولكو‬

rtinya : Makan dan minuimlah oleh kalian dan janganlah kalian berlebih-lebihan,
7
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Raja Grafindo: 2002), hal.25
8
Akhmad Farroh Hasan, M.SI, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga Kontemporer (Teori dan
Praktek), Malang, UIN-Maliki Malang Press, Oktober 2018, hal. 2-3

6
sesunggunya Allah tidak suka terhadap orang yang berlebih-lebihan
artinya : Makan dan minuimlah oleh kalian dan janganlah kalian berlebih-
lebihan,sesunggunya Allah tidak suka terhadap orang yang berlebih-lebihan
Harta merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia, sebagai sarana
bertahan hidup, jual beli, dan lain-lain, harta akan lebih bermanfaat jika digunakan
untuk tujuan yang bermanfaat. Maka tentunya harta memiliki banyak fungsi, fungsi al-
amwal atau harta adalah sebagai berikut : 9
1. Membantu menyempurnakan amalan ibadah mahdhah yang membutuhkan
dana, seperti haji.
2. Meningkatkan keimanan kepada Allah (taqwaan) karena kemiskinan
cenderung mendekati syirik, sehingga yang memiliki uang meningkatkan
ketaqwaan dan keimanan kita
3. Melanjutkan dan meningkatkan kehidupan dari satu masa ke masa berikutnya
(kelahiran kembali). Membesarkan keturunan yang berkualitas dan berharga.
4. Mengintegrasikan kehidupan duniawi dan Ukhrawi.
5. Mengembangkan ilmu karena tanpa modal belajar menjadi sulit dan
menyusahkan
6. Kekayaan adalah bagaimana roda kehidupan mengalir
7. Memudahkan interaksi antar manusia karena perbedaan sosial dan masyarakat
perlu saling memaafkan

D. Pemberian Kepada Orang Lain Al Amwal


Manusia sebagai makhluk sosial memang membutuhkan harta dalam kehidupan
dan kehidupannya, sehingga masalah harta termasuk dalam salah satu adh-dharuriyat
al-khamsah (lima kebutuhan pokok) yang terdiri dari agama, jiwa, keturunan dan
harta. Menjaga kekayaan seseorang adalah dasar Islam, tetapi aset tidak dapat
digunakan sesuka hati, dan tentu saja, mereka yang membutuhkan aset yang kita
miliki lebih banyak memiliki saham dan hak. Oleh karena itu, pemilikan dan
penggunaan harta harus dapat memberikan keuntungan dan manfaat bagi orang lain,
selain keuntungan pribadi pemilik harta.

‫ ملسو هيلع ال ىلص يبنال ينعت هتعمس اهنا سيق تنب ةمطاف نع‬: ‫ةاكزال ىوس قح المال ىف سيل لوقي‬
artinya : “Dari Fatimah binti Qais bahwa sesungguhnya dia mendengarkannya
Nabisaw bersabda: pada setiap harta seseorang itu ada hak (orang lain), selain zakat.
9
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Raja Grafindo: 2002), hlm. 38-3

7
Hak orang lain yang terkandung dalam harta milik seseorang disebut hak
masyarakat yang berfungsi secara sosial untuk kesejahteraan sesama manusia. Selain
itu, Allah juga mengharamkan pemborosan harta, sebagaimana firman-Nya yang
artinya: “Allah SWT mengharamkan pemborosan harta. 10

Manusia sebagai makhluk sosial sangat memerlukan harta dalam menjalani hidup dan
kehidupan di dunia, sehingga persoalan harta termasuk ke dalam salah satu adh-
dharuriyat al-
khamsah (lima kebutuhan pokok) yang terdiri dari agama, jiwa, keturunan
24
dan harta.
Dengan demikian seseorang dalam mempertahankan dan menjaga hartanya merupakan
hal
yang mendasar dalam iskam, akan tetapi seseorang juga tidak boleh sewenang-wenang
dalam
mempergunakan harta, tentunya ada bagian dan hak orang yang lebih membutuhkan
dalam
harta yang kita miliki. Oleh sebab itu, terhadap kepemilikan dan penggunaan harta, selain
untuk kemaslahatan pribadi pemilik harta, juga harus dapat memberikan
manfaat dan
kemaslahatan untuk orang lain
Dalam ajaran islam penggunaan harta haruslah senantiasa untuk penggunaan
pengabdian dan ibadah kepada Allah.SWT yang mana tidak ada tujuan lain yaitu
melainkan
mendekatkan diri kepadanya. Pemanfaatan harta pribadi tidak hanya untuk pemilik
harta
tersebut, melainkan untuk saling membantu kepada kemaslahatan sosial
masyarakat lain,
dalam perkara ini Rasulullah SAW bersabda :
‫ ملسو هيلع ال ىلص يبنال ينعت هتعمس اهنا سيق تنب ةمطاف‬: ‫ةاكزال ىوس قح المال ىف سيل لوقي‬
Artinya : “Dari Fatimah binti Qais bahwa sesungguhnya dia mendengarkannya
Nabi
saw bersabda: pada setiap harta seseorang itu ada hak (orang lain), selain zakat.
Hak-hak orang lain yang terdapat di dalam harta seseorang inilah yang disebut
dengan
hak masyarakat yang berfungsi sosial untuk kesejahteraan sesama manusia. Di
samping itu,
Rasulullah SAW juga melarang membuang-buang harta, sebagaimana
sabda beliau yang
artinya: “Rasulullah SAW melarang membuang-buang
‫ال لبحب اومصتعت نا و ءيش هب اوكرشت لو هودبعت نا مكل ىضريف اثلث مكل حركي و اثلث مكل ىضري ال نا‬
‫المال ةعاضاو الؤسال ةرثك و الق و ليق مكل هركي و اوكرفت لو اعيمج‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah meridhai tiga hal bagi kalian dan murka apabila
kalian melakukan tiga hal. Allah ridha jika kalian menyembahNya dan tidak

10
Sri Sudiarti, Fiqh Muamalah Kontemporer (Sumatra Utara: FEBI UIN-SU Press, 2018) Hal.41

8
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan (Allah ridla) jika kalian
berpegang pada tali Allah seluruhnya dan kalian saling menasehati terhadap para
penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah Artinya: “Sesungguhnya Allah meridhai
tiga hal bagi kalian dan murka apabila kalianmelakukan tiga hal. Allah ridha jika
kalian menyembahNya dan tidak mempersekutukan-Nyadengan sesuatu apapun, dan
(Allah ridla) jika kalian berpegang pada tali Allah seluruhnyadan kalian saling
menasehati terhadap para penguasa yang mengatur urusan kalian. Allah murka jika
kalian sibuk dengan desas-desus, banyak mengemukakan pertanyaan yang
tidakberguna serta membuangbuang harta.”(HR. Muslim)

9
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam dalam Tinjauan Teoritis
dan Praktis. (jakarta:
Prenada Media Group 2010). Hal.35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-amwal adalah bentuk jamak dari maal, yang berarti harta atau
kekayaan dalam Islam. Amwal adalah benda atau harta yang dapat
dimiliki, dikuasai, diusahakan dan dialihkan, meliputi benda berwujud dan
tidak berwujud, benda terdaftar dan tidak terdaftar, benda bergerak dan
tidak bergerak serta hak-hak yang mempunyai nilai ekonomis. Amwal
dapat diperoleh dengan pertukaran, warisan, hibah, wasiat, penambahan
alami, jual beli, luqathah, sumbangan atau cara lain yang ditentukan oleh
hukum Syariah . Sedangkan menurut kesepakatan para Ulama, harta
adalah sesuatu yang bernilai yang dapat diberikan ganti rugi kepada
mereka yang merusak atau menghilangkannya. fuqoha membagi harga
menjadi beberapa bagian. Distribusi aset secara umum meliputi hal-hal
sebagai berikut
1. Mal Mutaqawwim Menurut Wahbah Zuhaili al-mal al mutaqawwimia
adalah harta yang diperoleh atau diperoleh manusia dengan kerja keras,
dan syara membolehkan untuk digunakan. Petani garam, nelayan laut,
dll.
2. Al mal ghairu al-mutaqawwim adalah harta yang belum tercapai atau
dicapai melalui usaha, artinya harta tersebut belum sepenuhnya berada
di tangan manusia. Misalnya ikan di laut, minyak di kerak bumi, dll.
3. Mal Mitsli dan Mal Qimy Al-mal al-mitsli adalah jenis properti yang
mudah ditemukan di pasar tanpa ada perbedaan bentuk fisik atau
bagian sama sekali. Harta karun Mitsli dapat dibagi menjadi
4. bagian Tujuan Allah SWT memberikan nikmat berupa harta adalah
untuk menunjang dan memperoleh pemenuhan kebutuhan hidup.

10
DAFTAR PUSTAKA

Sabililla Eka Sakti, 2018 Prinsip Prinsip Mualama dalam Islam, Jurnal
Perbankan Syariah, Vol 2 No 1.
Ummi Kalsum, 2018, Distribusi Pendapatan dan Kekayaan dalam Ekonomi
Islam, Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol 3 No1)
Sri Sudiarti, 2018, Fiqh Muamalah Kontemporer (Sumatra Utara: FEBI UIN-SU
Press)
Akhmad Farroh Hasan, M.SI, 2018, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga
Kontemporer (Teori dan Praktek), Malang, UIN-Maliki Malang Press)
Hasan Akhmad Farroh, M.SI, 2018, Fiqh Muammalah dari Klasik hingga
Kontemporer (Teori dan Praktek), Malang, UIN-Maliki Malang Press,)
Hasbi Ash-Shiddieqy Teungku Muhammad, 2009, Pengantar Fiqh Muamalah
Membahas Hukum Pokok Dalam Interaksi Sosial-Ekonomi, (Semarang,
PT. Pustaka Rizki Putra)
Suhendi Hendi, 2002 Fiqh Muamalah, (Jakarta, Raja Grafindo)
Sudiarti Sri, 2018, Fiqh Muamalah Kontemporer (Sumatra Utara: FEBI UIN-SU
Press)

11

Anda mungkin juga menyukai