Ekonomi Syariah
Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Harta dan
Kepemilikan dalam Ekonomi Syariah ”.
Makalah ini disusun sedemikian rupa untuk memenuhi salah satu tugas
Ekonomi Syariah. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari
berbagai pihak maka makalah ini tidak dapat terwujud. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orangtua yang telah memberikan bantuan moral serta spiritual.
2. Ibram Pinondang Dalimunthe, S.E., Sy., M.M., CFRM selaku dosen mata
kuliah Ekonomi Syariah.
3. Rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
Penulis sadar bahwa penulis hanyalah manusia biasa. Makalah ini pasti banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh kerena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari teman-teman yang akan penulis gunakan untuk pembuatan
makalah yang akan datang supaya lebih baik lagi. Semoga makalah ini memberi
manfaat khususnya bagi aktivitas pendidikan dan umumnya bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu kecintaan manusia terhadap harta ini harus mendapatkan
bimbingan wahyu yang mengarahkannya bahwa harta bukanlah tujuan hidup ini,
akan tetapi hanya sebagai wasilah belaka yang nanti di hari kiamat harus
dipertanggungjawabkan.
Harta dalam Islam dianggap sebagai bagian dari aktivitas dan tiang
kehidupan yang dijadikan Allah sebagai sarana untuk membantu proses tukar
menukar (jual beli) , dan juga digunakan sebagai ukuran terhadap nilai. Allah
memerintahkan untuk saling menukarnya dan melarang menimbunnya.
Oleh karena itu syariat Islam dengan kaidah dan konsepnya akan
mengontrol cara untuk mendapatkan harta, menyalurkannya, proses pertukaran
dengan barang lain serta pengaturan hak-hak orang lain dalam harta itu.
iii
1.2 TUJUAN PENULISAN
1. Apa yang dimaksud dengan harta dan kepemilikan dalam ekonomi syariah
?
2. Apa saja Jenis-jenis harta dan kepemilikan dalam ekonomi syariah ?
3. Bagaimana Hukum-hukum Islam yang mengatur tindakan manusia dalam
harta dan kepemilikan ?
1.3 MANFAAT
1. Penulisan makalah ini diharapkan dapat Memenuhi salah satu Tugas
Ekonomi Syariah sekaligus menjadi sumber informasi bagi yang
membutuhkan.
2. Penulis mengaharapkan tulisan ini bisa menjadi suatu pemaparan yang
dapat memberikan informasi dan bahan evaluasi bagi pembaca mengenai
Konsep Harta dan Kepemilikan dalam ekonomi Syariah
iv
BAB II
PEMBAHASAN
1. Harta
Harta dalam bahasa Arab disebut al-mal yang menurut bahasa berarti
condong, cenderung, atau miring. Al-mal juga diartikan sebagai segala sesuatu
yang menyenangkan manusia dan mereka pelihara, baik dalam bentuk materi
maupun manfaat.
1) Harta dapat dikuasai dan dipelihara; sesuatu yang tidak disimpan atau
dipelihara secara nyata tidak dapat dikatakan harta.
seperti daging bangkai atau makanan yang basi tidak dapat disebut harta, atau
bermanfaat tetapi menurut kebiasaan tidak diperhitungkan manusia, seperti satu
1
biji gandum, segenggam tanah dan sebagainya. Hal itu tidak disebut harta sebab
terlalu sedikit hingga zatnya tidak bias dimanfaatkan kecuali jika disatukan
dengan hal lain
2. Kepemilikan
Kata milik berasal dari bahasa Arab al-milk, yang secara etimologi berarti
penguasaan terhadap sesuatu. Al-milk juga berarti sesuatu yang dimiliki (harta).
Milk juga berarti hubungan seseorang dengan suatu harta yang diakui oleh syara’,
yang menjadikannya mempunyai kekuasaan khusus terhadap harta itu, sehingga ia
dapat melakukan tindakan hukum terhadap harta tersebut kecuali adanya larangan
syara’.Kata milik dalam Bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari kata al-
milk dalam bahasa Arab.
2
2.2 JENIS – JENIS HARTA DAN KEPEMILIKAN DALAM EKONOMI
SYARIAH
3
2) Mal Mitsli dan Mal Qimi
a. Harta Mitsli
Dalam pembagian ini, harta diartikan sebagai sesuatu yang
memiliki persamaan atau kesetaraan di pasar, tidak ada perbedaan
yang pada bagian-bagiannya atau kesatuannya, yaitu perbedaan
atau kekurangan yang biasa terjadi dalam aktivitas ekonomi.
Harta mitsli terbagi atas empat bagian yaitu: harta yang ditakar,
seperti gandum, harta yang ditimbang, seperti kapas dan besi, harta
yang dihitung, seperti telur, dan harta yang dijual dengan meter,
seperti kain, papan, dan lain-lainnya.
b. Harta Qimi
Yaitu harta yang tidak mempunyai persamaan di pasar atau
mempunyai persamaan, tetapi ada perbedaan menurut kebiasaan
antara kesatuannya pada nilai, seperti binatang dan pohon.
4
uang yang digunakan untuk membayar hutang, dipandang habis
menurut hukum walaupun uang tersebut masih utuhm hanya pindah
kepemilikan.
b. Harta Isti’mal
Ialah harta yang dapat digunakan berulang kali, artinya wujud
benda tersebut tidaklah habis atau musnah dalam sekali pemakaian,
seperti kebun, tempat tidur, baju, sepatu, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, perbedaan antara dua jenis harta tersebut di atas,
terletak pada dzat benda itu sendiri, mal istihlak habis dzatnya
dalam sekali pemakaian dan mal isti’mal tidak habis dalam sekali
pemanfaatan (bisa dipakai berulang-ulang).
5
5) Mal ‘Ain dan Mal Dayn
a. Harta ‘Ain
Ialah harta yang berbentuk benda, seperti rumah, pakaian, beras,
kendaraan, dan yang lainnya.
b. Harta Dayn
Ialah kepemilikan atas suatu harta dimana harta masih berada
dalam tanggung jawab seseorang, artinya si pemilik hanya
memiliki harta tersebut, namun ia tidak memiliki wujudnya
dikarenakan berada dalam tanggungan orang lain.
6
7) Mal Mamluk, Mubah dan Mahjur
a. Harta Mamluk
ialah sesuatu yang merupakan hak milik baik milik perorangan
maupun milik badan seperti pemerintah dan yayasan.
b. Harta Mubah
Yaitu sesuatu yang pada asalnya bukan merupakan hak milik
perseorangan seperti air pada air mata, binatang buruan darat, laut,
pohon-pohon di lautan dan buah-buahannya.
c. Harta Mahjur
Yaitu harta yang dilarang oleh syara’ untuk dimiliki sendiri dan
memberikannya kepada orang lain. Adakalanya harta tersebut
berbentuk wakaf ataupun benda yang dukhususkan untuk
masyarakat umum, seperti jalan raya, masjid-masjid, kuburan-
kuburan, dan yang lainnya.
8) Harta Yang Dapat Dibagi dan Harta Yang Tidak Dapat Dibagi
a. Harta yang dapat dibagi (mal qabil li al-qismah)
ialah harta yang tidak menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan
bila harta itu dibagi-bagi, misalnya beras, jagung, tepung dan
sebagainya.
b. Harta yang dapat dibagi (mal ghair al-qabil li al-qismah)
ialah harta yang menimbulkan suatu kerugian atau kerusakan
apabila harta tersebut dibagi-bagi misalnya gelas, kemeja, mesin
dan sebagainya.
7
9) Harta Pokok (ashl) dan Harta Hasil (tsamar)
a. Harta pokok
ialah harta yang memungkinkan darinya muncul harta lain
b. Harta hasil ialah harta yang muncul dari harta lain (harta pokok)
Pokok harta juga bisa disebut modal, misalnya uang, emas, dan
yang lainnya, contoh harta pokok dan harta hasil ialah bulu domba
dihasilkan dari domba, maka domba merupakan harta pokok dan
bulunya merupakan harta hasil, atau kebau yang beranak, anaknya
dianggap sebagai tsamarah dan induknya yang melahirkan disebut
harta pokok.
8
syariah dan ada kontrol. Selain itu seseorang akhirnya dapat memiliki
otoritas untuk mengelola kekayaan yang dimilikinya.
a. Bekerja
b. Pewarisan
d. Pemberian Negara
9
bidang yang haram seperti membuka rumah bordil, diskotik dan lain-
lain.
10
umum harus memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada
masyarakat luas.
11
a. Harta ghanimah, anfal (harta yang diperoleh dari rampasan perang
dengan orang kafir), fay' (harta yang diperoleh dari musuh tanpa
peperangan) dan khumus
b. Harta yang berasal dari kharaj (hak kaum muslim atas tanah yang
diperoleh dari orang kafir, baik melalui peperangan atau tidak)
c. Harta yang berasal dari jizyah (hak yang diberikan Allah kepada
kaum muslim dari orang kafir sebagai tunduknya mereka kepada
Islam)
f. Harta yang tidak ada ahli warisnya atau kelebihan harta dari sisa
waris (amwal al-fadla)
i. Harta lain milik negara, semisal: padang pasir, gunung, pantai, laut
dan tanah mati yang tidak ada pemiliknya.
12
tidak boleh diberikan Negara kepada siapapun, meskipun Negara dapat
membolehkan orang-orang untuk mengambil manfaatnya. Adapun
terhadap milik Negara, khalifah berhak untuk memberikan harta tersebut
kepada individu tertentu sesuai dengan kebijakannya.
13
• Pemanfaatan
• Penunaian hak
• Tidak merugikan pihak lain
• Kepemilikan secara sah
• Penggunaan berimbang
Macam-macam kepemilikan
• Kepemilikan individu (private property)
• Kepemilikan umum (collective property)
• Kepemilikan Negara (state property)
14
kepemilikan misalnya (bekerja) serta akad-akad muamalah yang wajar
misalnya (jual beli dan ijarah).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
16
3.2 SARAN
Ekonomi Syariah Islam telah terbukti dalam membangun ekonomi nasional jadi
pemerintah harus segera mempergunakan sistem ekonomi Islam untuk mencapai
keadilan dan kemakmuran bagi rakyat. Pemerintah jangan menghilangkan sistem
ekonomi Islam pada era sekarang ini melainkan harus terus menjaga ekonomi
Syariah Islam.Mengenai pembelanjaan harta, Islam mengajarkan agar
membelanjakan hartanya mula-mula untuk mencukupkan kebutuhan dirinya
sendiri, lalu untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya,
barulah memenuhi kebutuhan masyarakat
17
DAFTAR PUSTAKA
18