Anda di halaman 1dari 9

i

MAKALAH EKONOMI SYARIAH

“KONSEP HARTA DAN KEPEMILIKAN DALAM EKONOMI SYARIAH”

DISUSUN OLEH:
MAULANA DAVA ARIZKI 211011250061
PUPUT WAISAHNI 211011250066
HANNI MAYANG SARI.P 211011250166
ROSMIYATI 211011250206
ARDIAN DWI HARYANTO 211011250120

KELAS 04SAKE004

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGGERANG SELATAN
2023
ii

DAFTAR ISI

Daftar Isi .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Harta Dan Kepemilika ................................................................... 3


2.2 Jenis - Jenis Harta Dan Kepemilikan .............................................................. 5
2.3 Hukum Dalam Islam ......................................................................................... 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 6

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 6


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekonomi syariah merupakan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada prinsip-
prinsip Islam dan hukum-hukum syariah. Sistem ini berkembang sebagai respons terhadap
kebutuhan masyarakat Muslim untuk memiliki suatu kerangka ekonomi yang sesuai
dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip agama Islam. Salah satu konsep sentral dalam
ekonomi syariah adalah konsep harta dan kepemilikan, yang mengatur cara individu dan
masyarakat Islam berinteraksi dengan harta dan aset.

Pentingnya memahami konsep harta dan kepemilikan dalam konteks ekonomi


syariah tidak dapat diabaikan. Ekonomi syariah memiliki dampak yang signifikan pada
kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Muslim di seluruh dunia. Dalam
ekonomi syariah, harta dan kepemilikan bukan hanya sekadar aspek ekonomi, tetapi juga
memiliki dimensi moral dan etika yang kuat.

Dalam ekonomi syariah, harta dan kepemilikan memiliki peran yang sangat penting
dalam mempengaruhi distribusi kekayaan, pengembangan ekonomi, serta kesejahteraan
sosial masyarakat Muslim. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang konsep
ini sangat diperlukan agar masyarakat, pelaku bisnis, dan lembaga keuangan dapat
beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Dalam konteks global yang terus berubah, di mana ekonomi syariah semakin
mendapatkan perhatian internasional, penelitian tentang konsep harta dan kepemilikan
dalam ekonomi syariah menjadi semakin relevan. Dengan menjelajahi dan menganalisis
konsep ini, kita dapat memahami bagaimana ekonomi syariah dapat memberikan
kontribusi positif pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan keadilan sosial.

Dalam makalah ini, kami akan menguraikan konsep harta dan kepemilikan dalam
ekonomi syariah, mengidentifikasi implikasinya, serta menganalisis cara implementasinya
dalam lembaga-lembaga keuangan syariah, investasi, dan distribusi kekayaan. Penelitian
ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih baik tentang peran penting konsep
harta dan kepemilikan dalam ekonomi syariah dan dampaknya terhadap masyarakat
Muslim dan ekonomi global secara keseluruhan.
2

1.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab sejumlah pertanyaan kunci yang


mencakup aspek-aspek berikut:
• Bagaimana konsep harta dan kepemilikan didefinisikan dalam konteks ekonomi
syariah?
• Apa saja jenis - jenis harta dan kepemilikan dalam ekonomi syariah?
• Hukum apa saja yang mangatur tentang harta?

1.3. Tujuan

Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian harta dan kepemilikan, cara-
cara memperoleh harta, jenis - jenis kepemilikan dan bagaimana tindakan - tindakan
pengelolaan harta yang diperbolehkan dan dilarang dalam ekonomi syariah. Melalui
Risetasi, Anda harus mampu :
• Mendefinisikan pengertian pengertian harta dan kepemilikan dalam ekonomi
Syariah.
• Menjelaskan jenis-jenis harta dan kepemilikan dalam ekonomi Syariah
• Menjelaskan hukum-hukum Islam yang mengatur tindakan manusia dalam harta
dan kepemilikan
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Harta dan Kepemilikan dalam Ekonomi Syariah.

Dalam ekonomi syariah, harta (maal) adalah konsep yang mencakup segala jenis aset,
kekayaan, atau benda yang memiliki nilai ekonomi dan dimiliki oleh individu atau entitas.
Harta dalam ekonomi syariah juga termasuk uang, properti, barang-barang, investasi, dan
semua aset yang dapat dimiliki dan diperdagangkan dalam sistem ekonomi yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam. Pengertian Harta dalam al-Qur’an: “Dijadikan indah dalam
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-
anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan
sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang
baik (surga)”. (QS. Ali Imron 3:14).
Sedangkan pengertian Harta menurut al-Sunnah Rasulullah Shallahu Alaihi
Wassallam bersabda: “Sebaik-sebaiknya harta ialah yang berada pada orang salih”. (HR.
Bukhari dan Muslim). Dari hadis ini dapat diketahui bahwa mal/harta sebagai milik pribadi
menjadi nikmat bila digunakan untuk kebaikan semisal dengan kebaikan orang salih yang
menggunakan harta tersebut. Namun demikian, keberadaan harta bukan menjadi tujuan hidup.
Karenanya, pemilik harta diharapkan tidak lupa mengabdi kepada Allah. Dilihat dari kacamata
istilah fiqh, ulama berbeda pendapat tentang definisi al-maal, perbedaan itu muncul dari
makna atau substansi yang dihadirkan dalam definisi. Perbedaan pandangan tersebut dapat
dikatagorikan dalam dua pendapat. Yakni :
1. Pendapat Hanafiyah.
Menurut Hanafiyah, al-maal adalah segala sesuatu yang mungkin dimiliki, disimpan, dan
dimanfaatkan. Pendapat ini mensyaratkan dua unsur yang harus terdapat dalam al-maal;
Pertama, dimungkinkan untuk dimiliki, disimpan, dengan demikian al-maal harus bersifat
tangible. Sesuatu yang bersifat ingtanguble seperti, ilmu, kesehatan, kompetisi, prestise,
image, dan lainnya tidak bisa dikatagorikan sebagau al-maal. Kedua, sesuatu itu harus bisa
dikuasai dan disimpan, oksigen (berbeda dengan oksigen yang telah dimasukkan dalam
tabung oksigen), cahaya matahari dan rembulan tidak bisa dikatagorikan sebagai al-maal.
2. Pendapat Mayoritas Ulama.Mayoritas ulama fiqh, al-maal adalah segala sesuatu yang
memiliki nilai, dimana bagi orang yang merusaknya berkewajiban untuk menanggung atau
menggantinya. Lebih lanjut Imam Syafii mengatakan, al-maal dikhususkan pada sesuatu
yang bernilai dan bisa diperjualbelikan dan memiliki konsekuensi bagi yang merusaknya.
Berdasarkan pengertian ini, al-maal haruslah sesuatu yang dapat merefleksikan sebuah
nilai finansial, dalam arti ia bisa diukur dengan satuan moneter. Menanggapi persoalan
definisi harta, Mustafa Ahmad Zarqa (1984, hal289) menegaskan, memang terdapat
perbedaan mendasar antara pandangan syariah dengan qanun (hukum). Menurut beliau,
sesuatu itu dikatakan harta (almaal) jika memenuhi dua syarat, yaitu;
a. Sesuatu itu harus berwujud materi dan bisa di raba,
b. Biasanya manusia akan berusaha untuk meraihnya, dan menjaganya agartidak diambil
atau dimiliki orang lain.
4

Dengan demikian harta itu haruslah memiliki nilai materi. Berdasarkan persyaratan
ini, maka yang dikatakan sebagi harta adalah segala dzat ('ain) yang dianggap memiliki
nilai materi bagi kalangan masyarakat. Pendapat ini secara otomatis menafikan hak dan
manfaat untuk masuk dalam katagori harta. Jika dilihat, pendapat Mustafa Ahmad Zarqa
ini cenderung dekat dengan pendapat Ulama Hanafiyah.

Dalam Ilmu Fiqh Islam beberapa kelompok fuqaha mendefinisikan makna harta secara
terminologi diantaranya sebagai berikut :
a. Madzab Hanafi
Harta adalah sesuatu yang memungkinkan untuk disimpan guna memenuhi hajat sewaktu
dibutuhkan.
b. Madzab Maliki
Harta adalah sesuatu yang memungkinkan prosespemilikan yang mendapat perlindungan
hukumtatkala pemilikan tersebut terganggu oleh upaypemilikan orang lain.
c. Madzab Syafi’i
Harta adalah sesuatu yang mempunyai nilai jualdan tidak disia-siakan oleh manusia,
meskipun dalam jumlah yang kecil atau sesuatu yang didalamnya terdapat manfaat yang
diakui oleh syara’ dan adat kebiasaan. Dalam hal ini kriteriaMadzab Syafi’i sama dengan
Madzab Maliki
d. Madzab Hambali
Harta adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkasecara mutlak setiap saat, baik dalam keadaan
perlu maupun tidak. Sesuatu yang tidak memilikinilai guna secara syara’, tidak dapat
dikategorikan sebagai harta. Demikian juga, sesuatu yang nilaigunayang diperbolehkan,
melainkan pengecualian. Hal ini karena kebolehan sesuatuyang tidak diperbolehkan kecuali
pada waktu darurat, kebolehannya sangat terbatas.

Kepemilikan (milk) dalam ekonomi syariah merujuk pada hak eksklusif seseorang atau
entitas terhadap suatu harta atau aset tertentu. Ini mencakup hak untuk memiliki,
menggunakan, menjual, atau mewarisi harta tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Konsep kepemilikan dalam Islam menekankan pentingnya etika, keadilan, dan
tanggung jawab sosial dalam pengelolaan dan pemanfaatan harta. Secara bahasa,
kepemilikan bermakna pemilikan atas manusia atas suatu harta dan kewenangan untuk
bertransaksi secara bebas terhadapnya. Menurut istilah ulama fiqh, kepemilikan adalah
keistimewaan atas suatu benda yang menghalangi pihak lain bertindak atasnya dan
memungkinkan pemiliknya untuk bertransaksi secara langsung di atasnya selama tidak
ada halangan syara'.

Ketika seseorang telah memiliki harta benda dengan jalan yang dibenarkan syara',
maka ia memiliki kewenangan khusus atasnya. Ia memiliki kekhususan untuk mengambil
manfaat atau bertransaksi atasnya sepanjang tidak ada halangan syara' yang mencegahnya,
seperti gila, safih , anak kecil, dan lainnya. Keistimewaan itu juga bisa mencegah orang
lain untk memanfaatkan atau bertransaksi atas kepemilikan harta tersebut, kecuali terdapat
aturan syara' yang memperbolehkannya, seperti adanya akad wakalah.
5

2.2. Jenis-Jenis Harta dan Kepemilikan dalam Ekonomi Syariah

Dalam ekonomi syariah, harta dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain:

• Harta Liquida: Termasuk uang tunai, simpanan bank, dan instrumen keuangan yang
likuid.
• Harta Produktif: Melibatkan aset yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan,
seperti bisnis, properti sewa, atau saham dalam perusahaan.
• Harta Konsumtif: Merujuk pada barang-barang konsumsi pribadi seperti rumah,
kendaraan, dan perhiasan.
• Harta Investasi: Termasuk portofolio investasi, saham, obligasi, dan bentuk-bentuk
investasi lainnya.

Kepemilikan dalam ekonomi syariah dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti:

• Kepemilikan Individu: Hak kepemilikan atas harta yang dimiliki oleh individu.
• Kepemilikan Bersama: Kepemilikan bersama antara dua atau lebih individu atas
suatu aset atau properti.
• Kepemilikan Perusahaan: Kepemilikan saham dalam perusahaan atau entitas
bisnis.
• Kepemilikan Pemerintah: Kepemilikan aset oleh pemerintah atau lembaga publik.
• Kepemilikan Komunal: Kepemilikan bersama masyarakat atas sumber daya
tertentu seperti tanah wakaf atau hutan.

2.3. Hukum Islam yang Mengatur Tindakan Manusia dalam Harta dan Kepemilikan

1. Hukum Warisan (Faraid).

Dalam Islam, hukum warisan mengatur pembagian harta orang yang meninggal
kepada ahli waris sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Al-Quran. Ini adalah
salah satu aspek yang penting dalam pengaturan harta dalam ekonomi syariah untuk
memastikan distribusi yang adil.

2. Zakat

Zakat adalah sumbangan wajib yang harus dikeluarkan oleh individu Muslim yang
memiliki harta tertentu untuk membantu yang membutuhkan dan mendistribusikan
kekayaan secara lebih adil dalam masyarakat. Zakat adalah instrumen utama dalam
distribusi kekayaan dalam ekonomi syariah.

3. Wakaf
6

Wakaf adalah sumbangan amal berupa harta atau properti yang ditujukan untuk
kepentingan umum atau kemanusiaan, seperti membangun sekolah, rumah sakit, atau
masjid. Hukum wakaf mengatur penggunaan harta yang diberikan untuk tujuan amal
tersebut.

4. Prinsip Tanggung Jawab Sosial

Islam mengajarkan pentingnya tanggung jawab sosial individu yang memiliki


harta. Hal ini mencakup membantu yang membutuhkan, berpartisipasi dalam
pembangunan masyarakat, dan menjaga hak-hak sosial dalam penggunaan harta.
7

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam ekonomi syariah, konsep harta dan kepemilikan memiliki makna yang khas, di
mana harta mencakup semua jenis aset dan kekayaan yang dimiliki individu atau kelompok,
termasuk uang, properti, dan investasi. Kepemilikan adalah hak eksklusif atas suatu harta atau
aset tertentu, yang harus dijalankan dengan etika, keadilan, dan tanggung jawab sosial sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam.
Pengertian ini mencerminkan landasan yang kuat dalam ekonomi syariah, di mana
prinsip-prinsip seperti larangan riba, larangan maysir, promosi zakat, dan tanggung jawab
sosial menjadi pedoman utama dalam pengelolaan harta dan kepemilikan. Islam juga
mengatur hukum warisan, zakat, dan wakaf sebagai bagian integral dari pengaturan harta dan
kepemilikan untuk mencapai distribusi kekayaan yang lebih adil dalam masyarakat.
Pentingnya memahami dan menghormati konsep harta dan kepemilikan dalam
ekonomi syariah adalah langkah penting dalam membangun sistem ekonomi yang sesuai
dengan nilai-nilai agama Islam dan mempromosikan keadilan serta keberlanjutan ekonomi
yang inklusif.

3.2. Saran
Untuk memahami dan mengapresiasi ekonomi syariah secara menyeluruh, penting
bagi peneliti, praktisi bisnis, dan lembaga keuangan untuk memiliki pemahaman yang
mendalam tentang konsep harta dan kepemilikan dalam konteks syariah. Oleh karena itu,
penelitian yang melibatkan analisis konsep ini sangat diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai