Disusun oleh:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Khaeratun, S.Ag., S.H., M.H.
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Hukum Ekonomi Syariah karena telah
membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Ibu Khaeratun, S.Ag., S.H., M.H. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan para pembaca mengenai sumber yang menjadi dasar dari hukum
ekonomi syariah dan prinsip-prinsip yang digunakan dalam ekonomi syariah.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3. Tujuan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. Sumber Hukum Ekonomi Syariah............................................................................3
2.2.1. Al-Quran....................................................................................................3
2.2.2. Hadis dan Sunnah.......................................................................................4
2.2.3. Ijtihad.........................................................................................................4
2.2. Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah.............................................................................7
2.2.1. Prinsip Tauhid............................................................................................7
2.2.2. Prinsip Keadilan.........................................................................................9
2.2.3. Prinsip Kemaslahatan...............................................................................10
2.2.4. Prinsip Ta’Awun (Tolong-Menolong)......................................................11
2.2.5. Prinsip Keseimbangan..............................................................................12
2.2.6. Prinsip Khalifah........................................................................................12
2.2.7. Prinsip Al-Amwal (Harta)........................................................................12
BAB III PENUTUP.........................................................................................................13
3.1. Kesimpulan............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia akan terus bertahan hidup untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya, seperti kebutuhan primer, sekunder, dan
tersier. Dalam memenuhi kebutuhannya tersebut, tentunya tidak akan terlepas dari
kegiatan jual beli, sewa-menyewa, hutang-piutang, dan lain sebagainya. Maka dari
itu, dibutuhkan ilmu untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan tersebut,
dimana yang kita kenal saat ini adalah ilmu ekonomi. Singkatnya, ekonomi adalah
usaha dalam membuat barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia dengan sumber daya yang terbatas.
Dewasa ini, terdapat banyak teori ekonomi yang berkembang, salah satunya
adalah ekonomi syariah, dimana Ekonomi syariah merupakan salah satu cabang
ilmu ekonomi yang menggunakan syariat Islam sebagai landasan teori dan
pelaksanaanya. Selain itu, ekonomi syariah dikenal sebagai ekonomi yang lahir
guna sebagai penengah atas sistem ekonomi yang telah ada sebelumnya yang
dianggap belum mampu untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Dalam
penerapan ekonomi syariah tersebut tentunya terdapat sumber yang dijadikan
pedoman atau dasar bagi ekonomi syariah. Di mana salah satu sumber dari hukum
ekonomi syariah Al-Quran. Selain sumber, penerapan ekonomi syariah juga
berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip dasar yang melandasinya. Maka dari
itu, dalam makalah ini, kami akan mengupas lebih dalam mengenai sumber dan
juga prinsip dari ekonomi syariah.
1. Apa saja sumber-sumber yang menjadi dasar dari Hukum Ekonomi Syariah?
2. Apa saja prinsip-prinsip yang diterapkan dalam Ekonomi Syariah?
1
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan
dari makalah ini, yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sumber yang menjadi dasar dari Hukum Ekonomi Syariah.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang diterapkan dalam Ekonomi Syariah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sumber Hukum Ekonomi Syariah
Ekonomi Syariah adalah ekonomi yang didasarkan pada ketuhanan.
Sedangkan, Hukum Ekonomi Syariah merupakan seperangkat kaidah yang
mengatur aktivitas manusia di bidang perekonomian, baik itu produksi, distribusi,
maupun konsumsi dengan berpedoman pada nilai-nilai dasar Islam yang
didasarkan pada ketetapan Allah dan ketentuan Rasul-Nya.
2.2.1. Al-Quran
Al-Quran adalah suatu dasar Hukum Ekonomi Syariah yang menjadi
sumber serta rujukan yang pertama bagi syariat Islam sebab di dalam Al-Quran
termuat kaidah-kaidah yang sifatnya global dan bersifat rinci. Dapat dikatakan
bahwa Al-Quran merupakan sumber utama bagi Hukum Ekonomi Syariah dimana
dalam Al-Quran telah dijelaskan secara rinci mengenai dasar-dasar hukum serta
diatur pula mengenai berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk ekonomi.
3
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa Al-Quran menjadi sumber paling utama bagi Hukum
Ekonomi Syariah.
2.2.3. Ijtihad
Selain kedua sumber di atas, sumber Hukum Ekonomi Syariah lainnya
adalah hasil ijtihad manusia melalui proses penalaran. Pelaku ekonomi dan bisnis
membutuhkan pedoman lainnya selain kedua sumber sebelumnya, maka ijtihad
hadir menjadi pedoman saat mereka melakukan kegiatan perekonomian sesuai
dengan nilai-nilai Islam. Ijtihad diartikan sebagai mengerahkan atau mencurahkan
seluruh daya upaya yang dimiliki secara optimal dalam menetapkan hukum Islam.
Dalam ijtihad dimuat berbagai hal yang belum terjawab secara jelas oleh ayat-ayat
Al-Quran dan Hadis. Terdapat beberapa sumber Hukum Ekonomi Syariah
berdasarkan ijtihad manusia dengan menggunakan berbagai metode atau cara,
yakni sebagai berikut:
a. Ijma’
4
Secara etimologi ijma’ berarti kesepakatan. Menurut al-Tufi, ijma’ adalah
kesepakatan para mujtahid dari umat Islam pada zamannya tentang problematika
agama. Sedangkan, menurut al-Nazzzam, ijma diartikan sebagai setiap perkataan
yang memiliki suatu argumen meskipun hanya satu qaul. Secara garis besar ijma’
merupakan suatu persetujuan atau kesamaan pendapat dari para ahli atau pemuka
agama tentang suatu permasalahan pada suatu tempat di suatu masa. Aplikasi
ijma’ dalam permasalahan Ekonomi Syariah saat ini terdapat pada ijma’ mengenai
haramnya bunga bank dan juga reksadana konvensional yang menurut ijma’
ulama adalah haram.
b. Qiyas
c. Istidlal
Penarikan kesimpulan dari dua hal yang berlainan atau bertolak belakang
merupakan pengertian dari Istidlal. Salah satu contoh penggunaan istidlal dalam
Ekonomi Syariah adalah pemberian status boleh (ibahah) dari transaksi salam,
dimana hal ini berbeda dengan hukum jual beli secara general yang menetapkan
syarat bahwa obyek jual beli harus tersedia dan dapat diserahterimakan, sementara
salam yang ada hanya kriterianya saja dan belum terdapat obyeknya secara nyata
atau riil.
5
d. Maslahah al-Mursalah
e. Istihsan
f. Istishab
Secara umum, istishab didefinisikan sebagai penetapan hukum atas suatu hal
menurut keadaan sebelumnya hingga lahir suatu dalil yang mengubahnya. Artinya
bahwa penerapan istishab dilaksanakan dengan menjalankan apa yang telah ada
sebelumnya sebab belum terdapat aturan lainnya yang dapat membatalkan atau
mengubah hukum tersebut.
g. Urf
Sumber lainnya yang digunakan adalah urf. Urf merupakan suatu adat atau
kebiasaan yang tak berlawanan dengan hukum Islam dan dapat ditetapkan berlaku
bagi seluruh masyarakat yang bersangkutan. Salah satu contoh penerapan urf
6
dalam ekonomi Syariah adalah penetapan status hukum atas transaksi salam atau
jual beli dengan menggunakan sistem pesanan. Oleh karena transaksi yang
demikian telah menjadi suatu kebiasaan atau adat yang berdampak positif pada
masyarakat, maka transaksi jual beli salam tersebut diperbolehkan.
7
kepuasan spiritual serta sosial. Prinsip tauhid dalam usaha sangat esensial sebab
prinsip ini mengajarkan kepada manusia bahwa hubungan kemanusiaan sama
pentingnya dengan hubungan dengan Allah SWT. Dengan demikian, dapat
ditegaskan bahwa Islam melandaskan ekonomi sebagai usaha untuk bekal
beribadah kepada-Nya.
Katakanlah (Muhammad) "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepadaNya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (Q.S. 112: 1-
4).
Pada intinya, Prinsip tauhid adalah dasar dari setiap bentuk aktivitas
kehidupan manusia. Hal ini ditegaskan oleh Seorang penafsir Hadist terkemuka di
Indonesia, yakni Quraish Shihab (2009: 410) yang menyatakan bahwasannya
tauhid mengantar manusia dalam kegiatan ekonomi untuk meyakini bahwa
kekayaan apapun yang dimiliki seseorang adalah milik Allah. Melihat pernyataan
yang dilontarkan oleh Quraish Shihab tersebut, manusia dalam memiliki sesuatu
dengan jumlah kekayaan yang sangat berlimpah, pada dasarnya hal tersebut harus
disadari bahwasannya harta itu hanya milik Allah semata dan semua itu hanya
titipan sementara. Quraish Shihab dengan saja melontarkan hal tersebut sebab
melihat sebagian manusia sangat sukar mengontrol keinginannya untuk
mendapatkan keuntungan meskipun pada waktu yang sama ia menganiaya dan
menyiksa manusia maupun makhluk lain guna memenuhi hasrat dan keinginannya
tersebut.
8
menghindari segala bentuk eksploitasi terhadap sesama manusia. Dari sini dapat
dipahami mengapa Islam khususnya ekonomi syariah melarang transaksi yang
mengandung unsur riba, pencurian, penipuan terselubung, bahkan melarang
menawarkan barang pada konsumen pada saat konsumen tersebut bernegosiasi
dengan pihak lain.
Oleh karena itu, pada hakikatnya prinsip tauhid adalah prinsip yang utama
dalam menjalankan sistem ekonomi syariah, sebab prinsip ini merupakan prinsip
yang menopang prinsip-prinsip dasar ekonomi syariah lainnya. Pada pokoknya
prinsip tauhid menekankan agar kita sebagai manusia untuk sadar bahwasannya
seorang manusia dalam mengejar kekayaannya tidak hanya untuk dunia saja,
tetapi juga mengejar kekayaan kehidupan setelah kematian yang dalam hal ini
adalah akhirat.
9
dalam ekonomi tidak hanya didasarkan pada ayat-ayat Al-Quran dan Sunnah Nabi
saja, tetapi juga berdasarkan pada pertimbangan hukum alam.
10
sebagai tujuan akhir dari pensyariatan penetapaan norma-norma syariah.
Agaknya, dalam rangka memperhatikan kemaslahatan inilah, dalam sejarah
pengelolaan sub-sub ordinasi ekonomi Islam, suatu kasus bisa saja berubah
ketentuan hukumnya apabila ‘illatnya (maslahat atau madarat) telah hilang. Begitu
pula sesuatu yang pada dasarnya boleh, tetapi dalam waktu atau kondisi tertentu
bisa saja hal tersebut ditetapkan hukumnya sebagai suatu yang terlarang (haram).
Contohnya saja keharaman dalam menggunakan jasa bank konvensional yang
tidak berlaku bagi orang yang tinggal di daerah yang belum ada bank syariah.
11
dan komunal. Fungsi sosial harta dalam Alquran adalah untuk menciptakan
masyarakat yang etis dan egaliter. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa mencari keuntungan atau akad komersil dengan berbagai
aktivitas ekonomi adalah sesuatu yang terpuji dalam ajaran Islam. Akan tetapi,
aktivitas ekonomi tersebut diharapkan juga memberi suatu dampak positif
terhadap masyarakat serta menimbulkan kezaliman. Jika sebaliknya, cara-cara
mendapatkan harta tersebut menyebabkan kemudharatan bagi pihak lain, maka
akad tersebut menjadi batal, dan penggunaannya yang tidak etis dan egaliter akan
membuat individu yang bersangkutan tercela dalam pandangan syarak.
12
2.2.7. Prinsip Al-Amwal (Harta)
Dalam ekonomi syariah, terdapat prinsip Al-amwal yang mengartikan
harta untuk dipahami sebagai suatu titipan dari Allah. Di mana pada hakikatnya
segala sesuatu yang ada di dunia dengan bentuk dan jumlah berapapun seluruhnya
adalah milik Allah dan hal tersebut hanya dititipkan saja kepada manusia oleh
Allah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ekonomi syariah merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yang
menggunakan syariat Islam sebagai landasan teori dan pelaksanaanya. Ekonomi
Syariah ini mendasarkan kegiatan perekonomian pada ketuhanan. Sedangkan,
Hukum Ekonomi Syariah merupakan seperangkat kaidah yang mengatur aktivitas
manusia di bidang perekonomian, baik itu produksi, distribusi, maupun konsumsi
dengan berpedoman pada nilai-nilai dasar Islam yang didasarkan pada ketetapan
Allah dan ketentuan Rasul-Nya. Di mana Hukum Ekonomi Syariah bersumber
dari Al-Quran, Hadis dan Sunnah, Ijtihad, Ijma, Qiyas, Istidlal, Maslahah al-
Mursalah, Istihsan, Istishab, dan Urf.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Z., & Wijaya, E. (2019). Dinamika Penerapan Ijtihad Bidang Hukum
Ekonomi Syariah Di Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan, 49 (2),
300-310.
15