Anda di halaman 1dari 4

CATATAN PERKULIAHAN JAMSOSTEK – PERTEMUAN 3 (7 MARET)

Sejarah Terbentuknya Jamsostek Bagi Pekerja/Buruh

1. Masa Permulaan
 Abad 19
Pada sekitar Abad 19 di wilayah Eropa Barat terdapat 3 kelompok masyarakat, yakni:
a) Masyarakat miskin
 Masyaarakat miskin merupakan masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan.
 Diberlakukan peraturan yang berlaku hanya untuk masyarakat miskin, yakni
Poor Laws. Kebijakan tersebut memberikan tunjangan kepada masyarakat
miskin setiap bulannya, dimana besarnya tunjangan tsb lebih besar disbanding
pekerja/buruh.
 Pekerja/buruh merasa kebijakan tersebut tidak adil. Maka, pekerja/buruh
menuntut agar Poor Laws juga berlaku kepada mereka yang sudah bekerja
keras. Dengan adanya tuntutan tsb Poor Laws berlaku pula kepada
pekerja/buruh. Ini yang menjadi tonggak awal jaminan social (jamsostek)
kepada pekerja atau buruh. Akan tetapi, istilah Jaminan Sosial baru dikenal
pertama kali di Amerika Serikat pada tahun 1974.
 Kesimpulannya, berlakunya Poor Laws bagi pekerja/buruh menjadi tonggak
awal dimulainya jaminan social bagi pekerja/buruh.
b) Pekerja/Buruh
c) Kaya
2. Masa Sebelum Asuransi Sosial
 Berlakunya Poor Laws, menyebabkan dimulainya gerakan pada tahun 1880. Gerakan
tersebut berkenaan dengan mengatur dan menentukan bagaimana pekerja/buruh
mengatasi risiko ekonomis atau mendapatkan jaminan social. Dimana salah satu
fungsi jaminan social adalah untuk mengatasi atau mengurangi risiko risiko
berkenaan dengan ekonomi.
 Lahir beberapa metode mengenai bagaimana cara pekerja/buruh mengatasi risiko
ekonomis, yakni Metode tabungan kecil, Metode tanggung jawab pengusaha, dan
Metode asuransi komersial.
a. Metode Tabungan Kecil
- Pekerja/buruh disarankan untuk membuat tabungan yang tujuannya untuk
mencegah agar setidak tidaknya dapat mengatasi risiko ekonomis yang
mungkin menimpa pekerja/buruh. Namun, metode ini memiliki kelemahan,
sehingga metode tabungan kecil ini sulit untuk diharapkan guna dapat
mengatasi risiko ekonomis.
- Kelemahan metode tabungan kecil, yakni:
1) Upah buruh sedemikian rendahnya sehingga sulit untuk bisa ditabung
2) Risiko ekonomis tidak bisa dipastikan kapan datangnya, sehingga bisa jadi
tabungan pekerja masih sedikit, tetapi sudah terkena risiko
Contoh: pekerja/buruh baru menabung Rp10.000, tiba-tiba terkena risiko
Rp50.000 atau bahkan belum menabung sudah terkena risiko
b. Metode Tanggung Jawab Pengusaha
 Lahirnya metode ini dikarenakan metode tabungan kecil tidak dapat diharapkan.
Dalam metode tanggung jawab pengusaha, tanggung jawab dibebankan kepada
pengusaha yang berani mempekerjakan seseorang sehingga ia harus
bertanggungjawab atas risiko yang menimpa pekerja/buruhnya. Berkaitan
dengan asas employeer’s liability.
 Kelemahan metode tanggung jawab pengusaha:
1) Tanggung jawab pengusaha didasarkan pada besar/kecilnya perusahaan
Apabila perusahaannya besar, maka akan memberikan jaminan yang besar.
Sedangkan, perusahaan kecil akan memberikan jaminan yang kecil pula
2) Umumnya tanggung jawab pengusaha didasarkan atas adanya kecelakaan
kerja dalam hubungan kerja/Pengusaha hanya bertanggungjawab atas
kecelakaan dalam hubungan kerja saja.
Hanya diberikan kepada pekerja/buruh yang memiliki hubungan kerja dengan
si pengusaha dan mengalami kecelakaan kerja.
3) Pada umumnya, tanggung jawab pengusaha harus dimohonkan/diminta
Karena harus dimohon/diminta, jadi muncul rasa segan/takut dari
pekerja/buruh
 Kecelakaan yang tergolong sebagai kecelakaan kerja dalam kaitannya
dengan hubungan kerja, yakni:
1) Kecelakaan yang terjadi di tempat kerja
Maksudnya bahwa kecelakaan tersebut terjadi karena bahan/alat-alat yang
digunakan untuk bekerja di tempat kerja.
2) Pekerja/buruh sakit sewaktu menjalankan pekerjaan
Sakit sewaktu menjalankan pekerjaan ini dikarenakan bahan/alat yang
digunakan untuk bekerja.
3) Pekerja/buruh meninggal waktu menjalankan pekerjaan
 Metode tanggung jawab pengusaha pernah digunakan oleh Indonesia dengan
adanya UU Nomor 33 Tahun 1947 tentang kecelakaan. Namun, metode tersebut
tidak dapat berjalan dengan baik karena pada saat itu Indonesia baru merdeka
sehingga perekonomian belum stabil.
c. Metode Asuransi Komersial
 Dengan adanya metode asuransi komersial, pengusaha diminta
mengasuransikan pekerja/buruhnya ke perusahaan asuransi komersial.
 Kelemahan metode asuransi komersial, yakni:
1) Iuran/preminya relatif lebih tinggi/cukup besar
Premi yang harus dibayarkan relatif besar dan pada pokoknya bila dipikirkan
hanya menimbulkan kerugian karna nilai rupiah akan berbeda dalam jangka
waktu masa tanggungan tersebut pada akhirnya diberikan kepada tertanggung.
2) Tidak semua jenis risiko bisa ditanggunglagi oleh perusahaan asuransi
komersial
3) Tidak semua pekerja/buruh dapat dipertanggungkan karena adanya test
kebutuhan
Guna menjadi tertanggung di perusahaan asuransi komersial terdapat test
kebutuhan tersebut, seperti terlebih dahulu akan ditanyakan apakah calon
tertanggung memiliki penyakit sebelum terlibat dengan asuransi serta tak
menerima lansia.

Adanya kelemahan dari berbagai metode diatas, seorang ahli/pakar OU Bismark


mencetuskan adanya metode asuransi social.

3. Masa Asuransi Sosial


 Metode asuransi social dikatakan sebagai metode yang cukup baik hingga saat ini.
 Indonesia menggunakan metdoe asuransi social dengan PMP No. 3 Tahun 1964.
 Sejarah peraturan mengenai asuransi:
1) UU Nomor 33 thaun 1947 tentang Kecelakaan (Masih menggunakan metode
tanggung jawab pengusaha)
2) PMP Nomor 3 Tahun 1964
3) PP Nomor 33 Tahun 1977
4) UU Nomor 3 Tahun 1992

Anda mungkin juga menyukai