DISUSUN OLEH
Kelompok: 6
1. Muhammad Ardiansyah (221610300)
2. Wahyu Adi Saputra (221610213)
3. Derlian Saputra (221610289)
LOKAL: 2 ESY A
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
pada mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Al-Qur’an tepat pada waktunya.
Tim Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................2
BAB II PEMBAHSAN
A. Kesimpulan................................................................................13
B. Saran.........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harta dalam bahasa arab disebut al-maal, yang mempunyai arti
condong, cenderung, miring. Manusia cenderung ingin memiliki dan
menguasai harta. Menurut Hanafiyah harta adalah sesuatu yang
digandrungi oleh tabiat manusia dan memunkinkan untuk disimpan hingga
dibutuhkan. Jadi pengertian Harta adalah suatu aset kekayaan kebendaan
yang di butuhkan, di cari, dan di miliki oleh manusia. Harta juga sangat
berguna bagi semua orang, karena dengan harta kekayaan manusia
dapat memenuhi segala kebutuhan baik yang di inginkan atau yang
sedang di butuhkan. Harta dapat menjadi kebahagiaan dunia dan akhirat
apabila digunakan dalam hal yang benar, sebaliknya jika digunakan dalam
hal yang salah maka akan menjadi suatu keburukan seperti hal nya pisau
terkadang pisau dapat menolong dan terkadang dapat membunuh.
Harta merupakan hal yang sangat penting bagi manusia karena
dengan harta kita bisa memenuhi kebutuhan kita. Kita harus bisa
mengelola harta kita dengan baik agar tidak salah dipergunakan dan
mempergunakannya untuk hal yang bermanfaat. Dengan demikian maka
dapat di katakan bahwa semua manusia pastinya ingin selalu
memperbanyak harta kekayaan dan selalu ingin memilikinya agar bisa
menjadikan generasi penerusnya menjadi lebih baik.1
Di dalam Al-qur’an telah di jelaskan bahwa hanya milik Allah lah
segala yang ada di dunia begitupun pada harta yang kita miliki, manusia
hanyalah sebagai pengelola. Tujuan dalam memiliki harta pun tidak lain
yang utama adalah untuk menambah ketakwaan kepada-Nya, dan dalam
aspek sosial agar mendistribusikan kekayaan yang di miliki karna dalam
1
Dinzaudin Djauwani. Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta.Pustaka Pelajar.
2008. hal. 82.
3
2
harta kita ada bagian milik orang lain yang membutuhkan, agar harta itu
tidak beredar pada orang-orang kaya saja.
Eksistensi harta dalam Al-Qur’an berkaitan erat dengan segala hal
yang disebut sebagai harta di dalamnya. Selain itu ia juga berkaitan
dengan hikmah diberikannya harta kepada manusia, terkadang ia menjadi
nikmat, namun tidak jarang menjadi ujian. Makna harta (al-mal) dalam Al-
Qur’an adalah segala sesuatu yang memiliki nilai guna bagi manusia, baik
berupa materi ataupun manfaat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
maka penulis telah merumuskan beberapa pokok masalah yang akan
menjadi pembahasan dalam makalah ini. Adapun pokok permasalahan
tersebut ialah:
1. Apa yang dimaksud harta?
2. Bagaimana kepemilikan harta?
3. Bagaimana fungsi harta?
4. Bagaimana tafsir ayat Al-Qur’an tentang harta?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas maka tujuan yang
hendak dicapai pada makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui tentang harta.
2. Untuk memahami kepemilikan harta.
3. Untuk memahami fungsi harta.
4. Untuk memahami tafsir ayat Al-Qur’an tentang harta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Harta
Al-Qur’an menyebut kata al-mal (harta) tidak kurang dari 86 kali.
Penyebutan berulang-ulang terhadap sesuatu di dalam al-Qur’an
menunjukkan adanya perhatian khusus dan penting terhadap sesuatu itu.
Harta merupakan bagian penting dari kehidupan yang tidak dipisahkan
dan selalu diupayakan oleh manusia dalam kehidupannya terutama di
dalam Islam.
Setiap manusia memerlukan adanya harta, ia adalah penopang
bagi kehidupan di dunia. Selain itu ia juga menjadi penolong sekaligus
beban bagi para pemiliknya di akhirat kelak. Tidak ada seorangpun yang
tidak membutuhkan harta. Bahkan seseorang rela pergi pagi pulang
petang hanya untuk mendapatkan harta. Tidak jarang terjadi pertengkaran
dan nyawa melayang hanya karena memperebutkan harta. Harta adalah
cobaan (fitnah) bagi manusia, dengan harta seseorang bisa masuk surga
dan dengan harta pula seseorang dapat terjerumus ke dalam neraka.2
Harta dikatakan mal karena selamanya cenderung kepadanya dan
akan hilang. Yusuf al-Qaradawi menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia
untuk menyimpan dan memilikinya.
Harta atau kekayaan yang dimaksud dalam makalah ini adalah
terjemahan dari kata al-mâl. Dengan demikian, salah satu bagian dari
makalah ini akan menelusuri kata al-mâl dalam lembaran-lembaran
mushhaf Alquran.
Secara etimologi, lafaz al-mal merupakan ungkapan bahasa Arab
yang diterjemahkan dengan “harta” dalam bahasa Indonesia. Dalam
Ensiklopedi Hukum Islam disebutkan bahwa almal berasal dari ma-la yang
artinya condong atau berpaling dari tengah ke salah satu sisi. Sedangkan
2
Ibid., hal. 97.
3
4
B. Kepemilikan Harta
Konsep kepemilikan harta dalam Islam mempunyai karakteristik
yang unik, yang sejalan dan selaras dengan fitrah manusia. Berbeda
dengan dua konsep yang berkembang saat ini, yakni kapitalisme dan
komunisme, tak satu pun dari kedua sistem itu yang berhasil
menempatkan individu atau pribadi selaras dalam suatu tatanan
kehidupan sosial. Kebebasan dalam hak milik individu merupakan dasar
dari konsep kapitalisme, dan penghapusan atas hak milik individu
merupakan sasaran pokok dari ajaran sosialisme-komunisme. Ini terjadi
karena dalam sistem ekonomi sosialis tidak dikenal kepemilikan individu
(private property), yang ada hanya kepemilikan negara (state property)
yang dibagikan secara merata kepada seluruh individu masyarakat.
Kepemilikan negara selamanya tidak bisa diubah menjadi
kepemilikan individu. Sebaliknya, di dalam sistem ekonomi kapitalis
dikenal kepemilikan individu (private property), dan hak kepemilikan ini
merupakan dasar dari kapitalisme. Pemilik harta bebas mengembangkan
kekayaan dengan cara apa pun untuk meningkatkan kekuasaan dan
pengaruh perserikatan perusahaan; perusahaan yang mempunyai hak
memonopoli harga dan produksi, berujung pada kekayaan hanya pada
segelintir orang. Hak milik yang tanpa batas ini telah membuat si kaya
3
Dahlan, Abdul Azis (ed.) et. al., Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 2, Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1997. hal. 141.
5
C. Fungsi Harta
Salah satu hal yang dapat dipetik dari berbagai ayat yang di
dalamnya terkandung lafaz al-mal adalah mengenai fungsi harta tersebut.
Bila dikembalikan kepada siapa yang memberikan harta, yaitu Allah, maka
dapat dipahami bahwa Allah memberikan harta kepada manusia antara
lain untuk menjadi bekal hidup. Tanpa harta, manusia akan mengalami
kesulitan dalam hidupnya, karena tidak dapat memenuhi berbagai
kebutuhan kesehariannya, serta sulit meningkatkan ibadah kepada Allah
serta mengabdikan diri kepada sesama manusia. Dengan demikian,
fungsi harta secara rinci berdasarkan berbagai ayat Alquran dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Salah Satu Bekal Untuk Beribadah
Harta merupakan salah satu bentuk modal bagi manusia untuk
melakukan segala perbuatan yang bernilai positif (ibadah). Dalam Islam,
terdapat ibadah yang membutuhkan harta dalam pelaksanaannya. Di
antara ibadah dimaksud adalah zakat, sedekah, dan hibah. Zakat
merupakan ibadah wajib yang dibebankan kepada orang yang memiliki
kekayaan yang telah memenuhi syaratsyarat yang telah ditetapkan. Oleh
sebab itu, dapat dikatakan bahwa beribadah dengan harta merupakan
sesuatu yang berat untuk dilaksanakan. Hal demikian, karena adanya sifat
cinta manusia terhadap harta yang mereka usahakan dengan susah
payah.
Di samping itu, adanya kecondongan dalam benak manusia bahwa
harta merupakan milik mutlak dirinya, sehingga ia bersikap tidak mau
mengeluarkan sedikit pun miliknya, karena ia takut akan berkurang. Untuk
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1996. hal. 120.
8
)٤٦(َاْلَم اُل َو اْلَبُنْو َن ِزْيَنُة اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَيۚا َو اْلٰب ِقٰي ُت الّٰص ِلٰح ُت َخْيٌر ِع ْنَد َر ِّبَك َثَو اًبا َّوَخْيٌر َاَم ًال
Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia
tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan”.
a. Tafsir Ibnu Katsir (Mufassir Al-Turats)
Ayat ini tidak ada riwayat sabab nuzulnya, tetapi dari sisi
munasabah atau korelasinya dengan ayat sebelumnya antara lain; ayat 45
menyebut tentang perumpaan kehidupan dunia yang fana, yang akan
tiada arti dan lenyap, demikian juga harta kekayaan dan harta benda yang
dibanggakan di dunia.6
Kata kunci ayat ini merupakan “harta dan keturunan merupakan
perhiasan dunia”, sedangkan amal shalih dan zikir seperti tahlil, tasbih,
dan tahmid lebih baik pahalanya dan lebih diharapkan balasannya di sisi
Allah. Maksudnya harta dan anak-anak yang digunakan untuk perhiasan
5
Departemen Agama RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik: Pembangunan Ekonomi
Umat, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2009. HAL. 88.
6
Golay, A. Hamid Hasan, Indeks Terjemah Al-Qur’an al-Karim, Jilid 2, Jakarta:
Yayasan Halimatussa’diyah, 1997. hal. 30.
10
7
https://www.google.com/amp/s/tafsir.learn-quran.co/id/amp/surat-18-al-kahfi/
ayat-46, diakses pada 02 Juni 2023.
11
b. Kesimpulan Ayat
Ayat ini juga tidak ada sabab nuzulnya, maka dapat ditelusuri
pemahaman maknanya dari korelasinya dengan ayat sebelum dan
sesudahnya; misalnya cinta dunia adalah merupakan salah satu karakter
orang-orang yang mengingkari anugerah Tuhan. Sehingga mampu
12
8
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
vol. 1 dan 2, Jakarta: Lentera Hati, 2000. hal. 70.
9
https://www.detik.com/jatim/berita/d-6290753/surat-ali-imran-ayat-14-bacaan-
arti-dan-tafsirnya/amp, diakses pada 02 Juni 2023.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harta adalah adalah suatu aset kekayaan kebendaan yang di
butuhkan, di cari, dan di miliki oleh manusia. Harta juga sangat berguna
bagi semua orang, karena dengan harta kekayaan manusia dapat
memenuhi segala kebutuhan baik yang di inginkan atau yang sedang di
butuhkan. Di dalam harta terdapat konsep yaitu Sebagai Fitnah Ujian
Keimanan, Sebagai Hiasan Hidup (Perhiasan Dunia), sebagai pegengan
terhadap orang yang dapat mengelolanya. Harta harus berfungsi sosial, ia
harus menjadi media yang membangun hubungan timbal balik yang
harmonis. Harta memiliki peranan penting dalam dunia ekonomi, karena
dalam dunia perekonomian selalu ada sangkut pautnya dengan harta.
Didunia perekonomian harta adalah sesuatu yang biasa dijadikan alat
tukar menukar dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dengan makalah ini
dapat menambah pengetahuan kita dalam mempelajari tentang Tafsir
Ayat Tentang Harta yang tentunya sangatlah penting. Kami menyadari
bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari
segi tulisan maupun reverensi yang diperlukan. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah kami berikutnya, dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Abdul Azis (ed.) et. al., Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 2, Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997.
Departemen Agama RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik: Pembangunan Ekonomi
Umat, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2009.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Dinzaudin Djauwani. Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta.Pustaka
Pelajar. 2008.
Golay, A. Hamid Hasan, Indeks Terjemah Al-Qur’an al-Karim, Jilid 2,
Jakarta: Yayasan Halimatussa’diyah, 1997.
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an, vol. 1 dan 2, Jakarta: Lentera Hati, 2000.
https://www.google.com/amp/s/tafsir.learn-quran.co/id/amp/surat-18-al-
kahfi/ayat-46, diakses pada 02 Juni 2023.
https://www.detik.com/jatim/berita/d-6290753/surat-ali-imran-ayat-14-
bacaan-arti-dan-tafsirnya/amp, diakses pada 02 Juni 2023.
14