Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“TAFSIR AYAT TENTANG HARTA”

Makalah Ini Dipresentasikan Pada Mata Kuliah: Tafsir Ayat-Ayat Al-


Qur’an
Dosen Pengampu: Al-Fajri Ramadhani, SE., Sy., ME

DISUSUN OLEH

Kelompok: 6
1. Muhammad Ardiansyah (221610300)
2. Wahyu Adi Saputra (221610213)
3. Derlian Saputra (221610289)

LOKAL: 2 ESY A

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSTUTUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANGHARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PRODI EKONOMI SYARI’AH
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah
pada mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Al-Qur’an tepat pada waktunya.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada Dosen Pengampu bapak


Al-Fajri Ramadhani, SE., Sy., ME yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan makalah ini serta teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah dengan judul “Tafsir
Ayat Tentang Harta” dapat terselesaikan.

Penulis berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan


pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, penulis ucapkan terimakasih.

Muara Bulian, Juni 2023

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................2

BAB II PEMBAHSAN

A. Apa yang dimaksud harta..........................................................3


B. Bagaimana kepemilikan harta....................................................4
C. Bagaimana fungsi harta.............................................................7
D. Bagaimana tafsir ayat Al-Qur’an temtang harta ........................9

BAB III PENETUP

A. Kesimpulan................................................................................13
B. Saran.........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harta dalam bahasa arab disebut al-maal, yang mempunyai arti
condong, cenderung, miring. Manusia cenderung ingin memiliki dan
menguasai harta. Menurut Hanafiyah harta adalah sesuatu yang
digandrungi oleh tabiat manusia dan memunkinkan untuk disimpan hingga
dibutuhkan. Jadi pengertian Harta adalah suatu aset kekayaan kebendaan
yang di butuhkan, di cari, dan di miliki oleh manusia. Harta juga sangat
berguna bagi semua orang, karena dengan harta kekayaan manusia
dapat memenuhi segala kebutuhan baik yang di inginkan atau yang
sedang di butuhkan. Harta dapat menjadi kebahagiaan dunia dan akhirat
apabila digunakan dalam hal yang benar, sebaliknya jika digunakan dalam
hal yang salah maka akan menjadi suatu keburukan seperti hal nya pisau
terkadang pisau dapat menolong dan terkadang dapat membunuh.
Harta merupakan hal yang sangat penting bagi manusia karena
dengan harta kita bisa memenuhi kebutuhan kita. Kita harus bisa
mengelola harta kita dengan baik agar tidak salah dipergunakan dan
mempergunakannya untuk hal yang bermanfaat. Dengan demikian maka
dapat di katakan bahwa semua manusia pastinya ingin selalu
memperbanyak harta kekayaan dan selalu ingin memilikinya agar bisa
menjadikan generasi penerusnya menjadi lebih baik.1
Di dalam Al-qur’an telah di jelaskan bahwa hanya milik Allah lah
segala yang ada di dunia begitupun pada harta yang kita miliki, manusia
hanyalah sebagai pengelola. Tujuan dalam memiliki harta pun tidak lain
yang utama adalah untuk menambah ketakwaan kepada-Nya, dan dalam
aspek sosial agar mendistribusikan kekayaan yang di miliki karna dalam

1
Dinzaudin Djauwani. Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta.Pustaka Pelajar.
2008. hal. 82.

3
2

harta kita ada bagian milik orang lain yang membutuhkan, agar harta itu
tidak beredar pada orang-orang kaya saja.
Eksistensi harta dalam Al-Qur’an berkaitan erat dengan segala hal
yang disebut sebagai harta di dalamnya. Selain itu ia juga berkaitan
dengan hikmah diberikannya harta kepada manusia, terkadang ia menjadi
nikmat, namun tidak jarang menjadi ujian. Makna harta (al-mal) dalam Al-
Qur’an adalah segala sesuatu yang memiliki nilai guna bagi manusia, baik
berupa materi ataupun manfaat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
maka penulis telah merumuskan beberapa pokok masalah yang akan
menjadi pembahasan dalam makalah ini. Adapun pokok permasalahan
tersebut ialah:
1. Apa yang dimaksud harta?
2. Bagaimana kepemilikan harta?
3. Bagaimana fungsi harta?
4. Bagaimana tafsir ayat Al-Qur’an tentang harta?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas maka tujuan yang
hendak dicapai pada makalah ini ialah:
1. Untuk mengetahui tentang harta.
2. Untuk memahami kepemilikan harta.
3. Untuk memahami fungsi harta.
4. Untuk memahami tafsir ayat Al-Qur’an tentang harta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Harta
Al-Qur’an menyebut kata al-mal (harta) tidak kurang dari 86 kali.
Penyebutan berulang-ulang terhadap sesuatu di dalam al-Qur’an
menunjukkan adanya perhatian khusus dan penting terhadap sesuatu itu.
Harta merupakan bagian penting dari kehidupan yang tidak dipisahkan
dan selalu diupayakan oleh manusia dalam kehidupannya terutama di
dalam Islam.
Setiap manusia memerlukan adanya harta, ia adalah penopang
bagi kehidupan di dunia. Selain itu ia juga menjadi penolong sekaligus
beban bagi para pemiliknya di akhirat kelak. Tidak ada seorangpun yang
tidak membutuhkan harta. Bahkan seseorang rela pergi pagi pulang
petang hanya untuk mendapatkan harta. Tidak jarang terjadi pertengkaran
dan nyawa melayang hanya karena memperebutkan harta. Harta adalah
cobaan (fitnah) bagi manusia, dengan harta seseorang bisa masuk surga
dan dengan harta pula seseorang dapat terjerumus ke dalam neraka.2
Harta dikatakan mal karena selamanya cenderung kepadanya dan
akan hilang. Yusuf al-Qaradawi menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali oleh manusia
untuk menyimpan dan memilikinya.
Harta atau kekayaan yang dimaksud dalam makalah ini adalah
terjemahan dari kata al-mâl. Dengan demikian, salah satu bagian dari
makalah ini akan menelusuri kata al-mâl dalam lembaran-lembaran
mushhaf Alquran.
Secara etimologi, lafaz al-mal merupakan ungkapan bahasa Arab
yang diterjemahkan dengan “harta” dalam bahasa Indonesia. Dalam
Ensiklopedi Hukum Islam disebutkan bahwa almal berasal dari ma-la yang
artinya condong atau berpaling dari tengah ke salah satu sisi. Sedangkan

2
Ibid., hal. 97.

3
4

secara terminologi berarti segala sesuatu yang menyenangkan manusia


dan mereka pelihara, baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk
manfaat. Sejauh ini, tidak ditemukan terjemahan yang berlainan terhadap
ungkapan selain “harta” tersebut. Sedangkan harta itu sendiri dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “barang-barang (uang
dan sebagainya) yang menjadi kekayaan; barang-barang milik orang;
kekayaan berwujud dan tidak berwujud yang bernilai dan yang menurut
hukum dimiliki perusahaan.3

B. Kepemilikan Harta
Konsep kepemilikan harta dalam Islam mempunyai karakteristik
yang unik, yang sejalan dan selaras dengan fitrah manusia. Berbeda
dengan dua konsep yang berkembang saat ini, yakni kapitalisme dan
komunisme, tak satu pun dari kedua sistem itu yang berhasil
menempatkan individu atau pribadi selaras dalam suatu tatanan
kehidupan sosial. Kebebasan dalam hak milik individu merupakan dasar
dari konsep kapitalisme, dan penghapusan atas hak milik individu
merupakan sasaran pokok dari ajaran sosialisme-komunisme. Ini terjadi
karena dalam sistem ekonomi sosialis tidak dikenal kepemilikan individu
(private property), yang ada hanya kepemilikan negara (state property)
yang dibagikan secara merata kepada seluruh individu masyarakat.
Kepemilikan negara selamanya tidak bisa diubah menjadi
kepemilikan individu. Sebaliknya, di dalam sistem ekonomi kapitalis
dikenal kepemilikan individu (private property), dan hak kepemilikan ini
merupakan dasar dari kapitalisme. Pemilik harta bebas mengembangkan
kekayaan dengan cara apa pun untuk meningkatkan kekuasaan dan
pengaruh perserikatan perusahaan; perusahaan yang mempunyai hak
memonopoli harga dan produksi, berujung pada kekayaan hanya pada
segelintir orang. Hak milik yang tanpa batas ini telah membuat si kaya

3
Dahlan, Abdul Azis (ed.) et. al., Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 2, Jakarta: Ichtiar
Baru Van Hoeve, 1997. hal. 141.
5

menjadi lebih kaya dan si miskin menjadi lebih miskin, sehingga


kesenjangan sosial atau pembagian kekayaan dan pendapatan yang tidak
merata tampak sangat mencolok di tatanan sosial masyarakat atau
negara.
Mengenai kepemilikan harta, ajaran Islam menekankan tentang
pentingnya memadukan antara pengakuan terhadap kepemilikan sosial
(social property) dan kepemilikan pribadi (private property). Islam tidak
menghendaki adanya gap di masyarakat dengan perbedaan status
ekonomi yang sangat mencolok. Ajaran Islam memberikan kebebasan
untuk memiliki harta, namun dengan tetap memperhatikan keseimbangan.
Dalam persoalan siapa saja pemilik dari harta, berdasarkan
penafsiran berbagai ayat oleh para mufassir, terdapat beberapa tingkatan
bentuk kepemilikan, antara lain:
1. Allah Sebagai Pemilik Mutlak
Al-Qur’an mengajarkan suatu prinsip yang unik tentang status
kepemilikan harta. Keunikan dimaksud adalah terletak pada prinsip umum
bahwa harta bukan merupakan milik manusia, atau makhluk lainnya.
Sebaliknya pemilik harta secara mutlak adalah Allah Swt.
Pemilik mutlak segala sesuatu di muka bumi adalah Allah.
Kepemilikan oleh manusia hanya bersifat relatif, sebatas untuk
melaksanakan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan
ketentuan-Nya. Pemahaman demikian memberikan suatu keterbatasan
bagi manusia dalam hal pemilikan harta. Dengan kata lain, tidak ada satu
makhluk pun termasuk manusia yang dapat mengklaim bahwa ia memiliki
harta secara mutlak.

2. Harta Milik Manusia Bersama Secara Keseluruhan


Maksud dari bentuk kepemilikan harta secara keseluruhan ini
adalah adanya tuntutan dari agama agar terjadinya peredaran harta
kepada seluruh manusia. Dengan kata lain, kepemilikan dalam bentuk ini
mempunyai arti luas dan umum. Maksudnya adalah dengan kepemilikan
6

dalam bentuk ini, bukan berarti seseorang dapat mengambil atau


memanfaatkan harta orang lain sebagaimana ia memanfaatkan hartanya
sendiri. Tetapi kepemilikan yang dimaksud di sini adalah bahwa semua
manusia mempunyai kesempatan untuk mencari harta, serta tidak
seorang pun diberikan hak untuk mempersempit peredaran harta dalam
lingkungan manusia. Dalam ajaran Islam, dikatakan bahwa dalam setiap
harta seseorang terdapat bagian orang lain, sehingga setiap muslim yang
mempunyai banyak harta wajib membayar zakatnya kepada orang yang
berhak menerimanya.
Islam dengan serius mendorong terjadinya penyebaran dan
peredaran harta secara terus menerus di kalangan masyarakat, sehingga
memberikan kesan bahwa harta tersebut merupakan milik seluruh
manusia, bukan hanya milik satu orang saja. Karena itu, Islam mengecam
upaya mengumpulkan harta, seperti menumpuk barang-barang kebutuhan
pokok dengan tujuan mengambil keuntungan yang berlipat ganda, karena
langkanya barang tersebut di pasaran. Di samping itu, Islam juga
mengajarkan orang yang mampu untuk mengikhlaskan sebagian hartanya
untuk diberikan kepada orang yang tidak mampu. Lebih jauh dengan
prinsip ini dapat dipahami bahwa sifat harta selalu berpindah-pindah dari
tangan manusia yang satu ke tangan manusia yang lain, dan seterusnya.
Sehingga tidak ada manusia yang dapat mempertahankan kepemilikan
harta tersebut tanpa mau memindahkan kepada yang lain, karena semua
manusia membutuhkan jasa dan material dari orang lain.

3. Harta Sebagai Milik Pribadi Seseorang


Bentuk kepemilikan harta yang bersifat pribadi ini, merupakan
pemahaman yang lazim dipahami semua manusia. Semua personal
manusia mempunyai harta, baik sedikit maupun banyak. Dengan harta
tersebut, manusia dapat melakukan amalan baik dan amalan buruk,
sesuai dengan watak manusia tersebut. Ayat-ayat Alquran yang
membahas tentang harta, lebih banyak terfokus kepada harta yang dimiliki
7

secara pribadi pada setiap manusia. Ayat-ayat tersebut bertujuan


mengarahkan sifat dan sikap manusia dalam mencari, memiliki, dan
mempergunakannya pada jalan yang benar.4

C. Fungsi Harta
Salah satu hal yang dapat dipetik dari berbagai ayat yang di
dalamnya terkandung lafaz al-mal adalah mengenai fungsi harta tersebut.
Bila dikembalikan kepada siapa yang memberikan harta, yaitu Allah, maka
dapat dipahami bahwa Allah memberikan harta kepada manusia antara
lain untuk menjadi bekal hidup. Tanpa harta, manusia akan mengalami
kesulitan dalam hidupnya, karena tidak dapat memenuhi berbagai
kebutuhan kesehariannya, serta sulit meningkatkan ibadah kepada Allah
serta mengabdikan diri kepada sesama manusia. Dengan demikian,
fungsi harta secara rinci berdasarkan berbagai ayat Alquran dapat
dikategorikan sebagai berikut:
1. Salah Satu Bekal Untuk Beribadah
Harta merupakan salah satu bentuk modal bagi manusia untuk
melakukan segala perbuatan yang bernilai positif (ibadah). Dalam Islam,
terdapat ibadah yang membutuhkan harta dalam pelaksanaannya. Di
antara ibadah dimaksud adalah zakat, sedekah, dan hibah. Zakat
merupakan ibadah wajib yang dibebankan kepada orang yang memiliki
kekayaan yang telah memenuhi syaratsyarat yang telah ditetapkan. Oleh
sebab itu, dapat dikatakan bahwa beribadah dengan harta merupakan
sesuatu yang berat untuk dilaksanakan. Hal demikian, karena adanya sifat
cinta manusia terhadap harta yang mereka usahakan dengan susah
payah.
Di samping itu, adanya kecondongan dalam benak manusia bahwa
harta merupakan milik mutlak dirinya, sehingga ia bersikap tidak mau
mengeluarkan sedikit pun miliknya, karena ia takut akan berkurang. Untuk

4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1996. hal. 120.
8

membangkitkan semangat ibadah dalam bentuk harta ini, dalam banyak


ayat digambarkan pahala atau ganjaran yang berlipat ganda, sehingga
timbullah keinginan untuk melakukan ibadah berupa pemberian harta
kepada orang yang membutuhkan bantuan harta tersebut.
2. Salah Satu Penunjang Kehidupan
Dalam kehidupan sehari-hari, harta merupakan salah satu unsur
yang sangat penting, sehingga tanpa harta yang cukup membuat
kehidupan seseorang tidak sempurna. Akibat yang lebih membahayakan
adalah timbulnya kejahatankejahatan dalam masyarakat sehingga
kehidupan menjadi tidak aman. Begitu juga sebaliknya, tidak sedikit orang
yang terlalu menginginkan harta sehingga waktunya dihabiskan semata-
mata untuk mencari harta dan melupakan ibadah kepada Allah.
3. Salah Satu Media Untuk Mencoba Keimanan Manusia
Di antara fungsi harta (al-mal) bagi manusia adalah sebagai
cobaan. Bentuk cobaan yang berhubungan dengan harta ini dapat saja
berupa diberikan harta yang berlimpah atau sebaliknya dikurangi harta,
sehingga seseorang mengalami kekurangan dan ketidakcukupan.
Dikatakan cobaan, baik ketika harta berlimpah maupun ketika berkurang,
karena seseorang diuji sejauh mana dapat menerima keadaan yang
berhubungan dengan harta tersebut. Ketika seseorang memperoleh harta
yang banyak, akan diuji sejauh mana ia mampu memanfaatkan harta
tersebut pada jalan yang sesuai dengan syariat. Sebaliknya cobaan bagi
orang yang dikurangi hartanya adalah bagaimana ia sanggup menerima
keadaan tersebut dengan penuh kesabaran.
4. Salah Satu Pendukung Untuk Menjadi Pemimpin
Harta merupakan salah satu pendukung bagi seseorang yang ingin
menjadi penguasa. Suatu hal yang kecil dapat terjadi bila seseorang
menjadi penguasa tanpa didukung oleh harta yang cukup. jika Allah
berkehendak menjadikan seseorang sebagai penguasa, maka akan terjadi
walaupun tanpa didukung oleh harta yang memadai. Tetapi dalam
pemahaman yang umum, harta dan kekuasaan merupakan dua hal yang
9

tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak mungkin seseorang


menjadi pemimpin (penguasa) tanpa mempunyai bekal harta sedikit pun.
Dialog dalam ayat di atas berupa keheranan bagaimana seseorang
diangkat menjadi raja, tanpa ada harta.
5. Salah Satu Bentuk Perhiasan Hidup
Harta juga berfungsi sebagai salah satu hiasan dalam kehidupan
manusia. Fungsi ini sebenarnya juga mengandung pilihan bagi umat
manusia apakah ia dalam kehidupannya lebih mendahulukan harta atau
lebih mengutamakan amalan-amalan saleh. Akan tetapi Alquran
mengarahkan manusia agar lebih mementingkan amal saleh.5

D. Tafsir Ayat Al-Qur’an Tentang Harta


1. Surah Al-Kahfi ayat 46

)٤٦(‫َاْلَم اُل َو اْلَبُنْو َن ِزْيَنُة اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَيۚا َو اْلٰب ِقٰي ُت الّٰص ِلٰح ُت َخْيٌر ِع ْنَد َر ِّبَك َثَو اًبا َّوَخْيٌر َاَم ًال‬
Artinya: “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia
tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik
pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan”.
a. Tafsir Ibnu Katsir (Mufassir Al-Turats)
Ayat ini tidak ada riwayat sabab nuzulnya, tetapi dari sisi
munasabah atau korelasinya dengan ayat sebelumnya antara lain; ayat 45
menyebut tentang perumpaan kehidupan dunia yang fana, yang akan
tiada arti dan lenyap, demikian juga harta kekayaan dan harta benda yang
dibanggakan di dunia.6
Kata kunci ayat ini merupakan “harta dan keturunan merupakan
perhiasan dunia”, sedangkan amal shalih dan zikir seperti tahlil, tasbih,
dan tahmid lebih baik pahalanya dan lebih diharapkan balasannya di sisi
Allah. Maksudnya harta dan anak-anak yang digunakan untuk perhiasan
5
Departemen Agama RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik: Pembangunan Ekonomi
Umat, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2009. HAL. 88.
6
Golay, A. Hamid Hasan, Indeks Terjemah Al-Qur’an al-Karim, Jilid 2, Jakarta:
Yayasan Halimatussa’diyah, 1997. hal. 30.
10

di dunia tidak dijadikan untuk meraih keridhaan Allah, atau mereka


bukanlah sesuatu yang dimanfaatkan untuk mendapat kehidupan akhirat.
Akan tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh yaitu segala amal
kebaikan, baik itu yang diraih dengan mengeluarkan harta atau yang
diraih dengan mengerahkan tenaga. Maka amalan itu akan tetap terjaga di
sisi Allah. Dengan begitu, lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu yaitu lebih
baik pahalanya daripada perhiasan dari harta dan anak keturunan, serta
lebih banyak manfaatnya bagi pemiliknya.
b. Kesimpulan Ayat
Pada surat Al-Kahfi ayat 46, mengandung bahwa (Harta dan anak-
anak adalah perhiasan kehidupan dunia) keduanya dapat dijadikan
sebagai perhiasan di dalam kehidupan dunia (tetapi amalan-amalan yang
kekal lagi saleh) yaitu mengucapkan kalimat: Subhaanallaah Wal
Hamdulillaah Wa Laa Ilaaha Illallaah Wallaahu Akbar; menurut sebagian
ulama ditambahkan Walaa Haulaa Walaa Quwwata Illaa Billaahi (adalah
lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan) hal yang diharap-harapkan dan menjadi dambaan manusia di
sisi Allah swt.7

2. Surah Ali ‘Imran ayat 14


‫ُز ِّيَن ِللَّناِس ُحُّب الَّشَهٰو ِت ِم َن الِّنَس ۤا ِء َو اْلَبِنْيَن َو اْلَقَناِط ْيِر اْلُم َقْنَطَرِة ِم َن الَّذ َهِب َو اْلِفَّض ِة َو اْلَخْيِل‬
)١٤(‫اْلُم َسَّو َم ِة َو اَاْلْنَع اِم َو اْلَح ْر ِثۗ ٰذ ِلَك َم َتاُع اْلَح ٰي وِة الُّد ْنَياۗ َو ُهّٰللا ِع ْنَدٗه ُح ْسُن اْلَم ٰا ِب‬

Artinya: “Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta


terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan,
anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan
perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik”.

7
https://www.google.com/amp/s/tafsir.learn-quran.co/id/amp/surat-18-al-kahfi/
ayat-46, diakses pada 02 Juni 2023.
11

a. Tafsir Ibnu Katsir (Mufassir Al-Turats)

Jaidil Kamal dalam Jurnal An-Nahl Universitas Islam Negeri


Sumatera Utara menjelaskan Tafsir Surat Ali Imran Ayat 14 melalui
Tafsir Ibnu Katsir (Mufassir Al-Turats). Berikut penjelasannya:

Ayat 14 pada Surat Ali Imran ini menjelaskan pada manusia


berbagai macam kelezatan manusia, di antaranya perempuan dan
anak keturunan, dimulai dari kata perempuan. Karena perempuan
menurut ulama mufassir adalah fitnah yang paling besar. Dalam
hadits Rasullulah SAW dikatakan tidaklah ku tinggalkan fitnah
padamu yang lebih besar yaitu perempuan.

Sedangkan jika maksud dari mereka adalah kemuliaan dan


memperbanyak keturunan, merupakan suatu yang dianjurkan dan
diminta, bahkan disunahkan. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW
yang memberikan kabar gembira tentang pernikahan dan
keturunan, “Sesungguhnya perbaikan umat ini adalah kemuliaan
pada perempuan tersebut, bisa menghasilkan banyak keturunan
dan dunia adalah kesenangan yang paling baik itu terdapat pada
perempuan yang solehah.

Selain itu, cinta terhadap harta terkadang tujuannya adalah


untuk kesombongan dan bermegah-megahan atau takabur pada
orang-orang lemah. Maka, dikatakan cinta pada dunia dan semena-
mena pada orang fakir ini hukumnya sangat dibenci dalam agama
Islam. Baiknya, harta dinafkahkan untuk memberikan bantuan
terhadap karib kerabat dengan tujuan menjalin tali silaturrahim.

b. Kesimpulan Ayat
Ayat ini juga tidak ada sabab nuzulnya, maka dapat ditelusuri
pemahaman maknanya dari korelasinya dengan ayat sebelum dan
sesudahnya; misalnya cinta dunia adalah merupakan salah satu karakter
orang-orang yang mengingkari anugerah Tuhan. Sehingga mampu
12

melupakan hubungan seseorang dengan Tuhannya. Dan harta


merupakan bagian dari hiasan dunia tersebut.8
Kata kunci ayat ini merupakan “kecintaan manusia terhadap apa
yang diinginkannya”, seperti wanita, anak-anak, harta yang berupa emas
maupun perak, dan juga binatang ternak. Akan tetapi itu semua
merupakan kesenangan dunia yang hanya bersifat fana. Dan hanya
kembali disisi Allah lah merupakan tempat yang paling baik. Maksud dari
ayat ini adalah Allah mengabarkan tentang kondisi manusia ketika
mendahulukan dunia atas akhirat, lalu antara kedua alam tersebut, di
mana Allah mengabarkan bahwa manusia dihiasi dengan perkara-perkara
tersebut hingga mereka meliriknya dengan mata mereka, dan mereka
ilusikan manisnya dalam hati mereka, jiwa-jiwa mereka terbuai dalam
kenikmatan-kenikmatannya. Seperti Syahwat yang menyenangkan hati itu
dibuat menjadi sesuatu yang dicintai oleh manusia, yaitu wanita yang
untuk dinikmati dan membuat keturunan, anak laki-laki, harta melimpah
yang telah terkumpul atau berlipat-lipat mencapai jumlah yang sangat
banyak berupa emas, perak, kuda dari keturunan yang baik dan istimewa
yang memiliki beberapa tanda, hewan-hewan ternak (unta, sapi, dan
kambing) dan hasil pertanian. Dan setiap kelompok dari manusia itu
condong kepada salah satu jenis dari jenis-jenis kenikmatan tersebut,
yang sebenarnya mereka telah menjadikannya sebagai cita-cita terbesar
mereka dan puncak dari pengetahuan mereka. Padahal itu semua hanya
kenikmatan yang sedikit yang akan lenyap dalam waktu yang sekejap,
maka itulah “kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat
kembali yang baik (surga).9

8
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
vol. 1 dan 2, Jakarta: Lentera Hati, 2000. hal. 70.
9
https://www.detik.com/jatim/berita/d-6290753/surat-ali-imran-ayat-14-bacaan-
arti-dan-tafsirnya/amp, diakses pada 02 Juni 2023.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harta adalah adalah suatu aset kekayaan kebendaan yang di
butuhkan, di cari, dan di miliki oleh manusia. Harta juga sangat berguna
bagi semua orang, karena dengan harta kekayaan manusia dapat
memenuhi segala kebutuhan baik yang di inginkan atau yang sedang di
butuhkan. Di dalam harta terdapat konsep yaitu Sebagai Fitnah Ujian
Keimanan, Sebagai Hiasan Hidup (Perhiasan Dunia), sebagai pegengan
terhadap orang yang dapat mengelolanya. Harta harus berfungsi sosial, ia
harus menjadi media yang membangun hubungan timbal balik yang
harmonis. Harta memiliki peranan penting dalam dunia ekonomi, karena
dalam dunia perekonomian selalu ada sangkut pautnya dengan harta.
Didunia perekonomian harta adalah sesuatu yang biasa dijadikan alat
tukar menukar dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, semoga dengan makalah ini
dapat menambah pengetahuan kita dalam mempelajari tentang Tafsir
Ayat Tentang Harta yang tentunya sangatlah penting. Kami menyadari
bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari
segi tulisan maupun reverensi yang diperlukan. Untuk itu kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah kami berikutnya, dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

13
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, Abdul Azis (ed.) et. al., Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 2, Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997.
Departemen Agama RI, Tafsir Al-Qur’an Tematik: Pembangunan Ekonomi
Umat, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2009.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Dinzaudin Djauwani. Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta.Pustaka
Pelajar. 2008.
Golay, A. Hamid Hasan, Indeks Terjemah Al-Qur’an al-Karim, Jilid 2,
Jakarta: Yayasan Halimatussa’diyah, 1997.
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur’an, vol. 1 dan 2, Jakarta: Lentera Hati, 2000.
https://www.google.com/amp/s/tafsir.learn-quran.co/id/amp/surat-18-al-
kahfi/ayat-46, diakses pada 02 Juni 2023.
https://www.detik.com/jatim/berita/d-6290753/surat-ali-imran-ayat-14-
bacaan-arti-dan-tafsirnya/amp, diakses pada 02 Juni 2023.

14

Anda mungkin juga menyukai