“ HARTA”
Dosen Pengampu
Dr.Rojja Febrian,Lc.,M.A
Oleh :
Kelompok :1
Kelas :3B
Anggota : Engla Guselviana (206910523)
Sherly Ansyarian Harahap (206910659)
Sopia (206910212)
Puji syukur kahadirat Allah SWT. Yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Harta” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Dr.Rojja Febrian.Lc.,M.A. pada mata kuliah AI Islam Fiqih Mu’amalat. Selain itu, maklah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Harta bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.Rojja Febrian.Lc.,M.A. selaku
Dosen pengampu mata kuliah Fiqih Mu’amalat yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menembah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahunanya sehingga kami dapat menyelesaikan makalh ini,
Kami menyadari, makalah yang kamu tulis ini masih sangat jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Pekanbaru, 2021
Penulis
A. Latar Belakang
Harta merupakan kebutuhan inti dalam kehidupan di mana manusia tidak akan
bisa terpisah darinya. Manusia termotivasi untuk mencari harta demi menjaga
eksistensinya dan menambah kenikmatan materi maupun non materi. Namun
demikian, semua motivasi ini dibatasi dengan tiga syarat, yaitu harta dikumpulkan
dengan cara yang halal, dipergunakan untuk hal-hal yang halal, dan dari harta ini
harus dikeluarkan hak Allah dan masyarakat di tempat dia hidup (Jauhar, 2009, p.
167). Oleh sebab itu, harta yang telah dimiliki oleh setiap individu selain didapatkan
dan digunakan juga harus dijaga..
Konsep harta dalam ekonomi Islam saat ini adalah perihal yang sangat
penting. Hal ini menyiratkan bahwa Islam dengan perangkat syariahnya mengatur
harta dan bagaimana pemeliharaan harta yang diinginkan oleh al-Syāri (Sang Pembuat
Hukum; Allah SWT).
Harta dalam pandangan Islam pada hakikatnya adalah milik Allah, di mana
Allah telah menyerahkannya kepada manusia untuk menguasai harta tersebut
sehingga orang tersebut sah memiliki hartanya. Untuk itu, harta dalam pandangan
Islam memiliki kedudukan yang penting. Hal ini adalah maksud dan tujuan Allah
dalam rangka memberikan kemaslahatan kepada manusia untuk kiranya dijadikan
sebagai pedoman di dalam berbisnis dan bermuamalah (Iswandi, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu pengertian Harta?
2. Apa Itu Asal-Usul Harta?
3. Apa Itu Macam-Macam Harta?
4. Apa Itu Kedudukan Harta?
5. Apa ItuFungsi Harta?
6. Apa Itu Pembagian Harta?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu pengertian Harta?
2. Untuk Mengetahui Apa Itu Asal-Usul Harta?
3. Untuk Mengetahui Apa Itu Macam-Macam Harta?
4. Untuk Mengetahui Apa Itu Kedudukan Harta?
5. Untuk Mengetahui Apa ItuFungsi Harta?
6. Untuk Mengetahui Apa Itu Pembagian Harta?
A. Pengertian Harta
a. Harta (mal) dari segi bahasa (etimologis) disebut dengan al-mal, yang berasal dari
kata “maala yamiilu-mailan” yang berarti condong, cenderung dan miring
(Suhendi, 2008, p. 9).
b. Secara terminologis, harta adalah segala sesuatu yang menyenangkan manusia dan
mereka pelihara, baik dalam bentuk materi maupun dalam manfaat (Hasan, 2003,
p. 55).
c. Mengenai kepemilikan mutlak harta/segala sesuatu yang ada di muka bumi ini
adalah milik Allah. Kepemilikan oleh manusia adalah hanya bersifat relatif,
sebatas untuk menjalankan amanah mengelola dan memanfaatkan sesuai dengan
ketentuan-Nya (Mardani, 2013, p. 61). Firman Allah dalam QS. Toha ayat 6:
“Kepunyaan-Nya lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi, semua yang
di antara keduanya, dan semua yang di bawah tanah.” (QS. Toha [20]: 6)
Dengan Demikian dapat disimpulkan Harta Adalah merupakan segala sesuatu yang
memiliki nilai dan kongkrit wujudnya, disukai oleh tabiat manusia secara umum,
dapat dimiliki, dapat disimpan dan dimanfaatkan dalam perkara legal menurut syara’,
seperti sebagai modal bisnis, pinjaman, konsumsi, hibah, dan sebagainya
B. Asal-Usul Harta
Harta al-‘ain adalah benda yang memiliki nilai dan berbentuk (berwujud).
Harta naf’i adalah a’radl yang berangsur-angsur tumbuh menurut
perkembangan masa. contohnya : listrik, oksigen
Mal Al-‘Ain dan Mal Al-Nafi
Harta mamluk adalah sesuatu yang masuk kebawah milik, milik per
orangan atau milik badan hukum. contohnya : gedung rumah sakit
Harta mubah adalah sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang,
seperti air pada mata air.
Harta mahjur adalah sesuatu yang tidak dibolehkan memiliki sendiri dan
memberikan pada orang lain menurut syariat, adakalanya benda itu benda
waqaf ataupun benda yang di khususkan untuk masyarakat umum.
g. Harta yang Dapat Dibagi dan Harta yang Tidak Dapat Dibagi
Harta yang dapat dibagi adalah harta yang tidak dapat menimbulkan
sesuatu kerugian atau kerusakan apabila harta itu dibagi-bagi, contohnya :
beras, tepung dan lainnya.
Harta yang tidak dapat dibagi adalah harta yang menimbulkan suatu
kerugian atau kerusakan apabila harta tersebut dibagi-bagi contohnya :
gelas, kursi, meja, mesin dan lainnya.
D. Kedudukan Harta
E. Fungsi Harta
Berfungsi untuk memelihara manusia, maka hak manusia dalam harta benda
harus dibayarkan sebagaimana mestinya dan jangan ditunda-tunda, seperti
membayar upah karyawan, mengembalikan pinjaman, membayar
zakat,membayar emas kawin, dsb.
Berfungsi untuk memperkokoh tali persaudaraan (ukhuwah), kasih sayang
sesama manusia dan mempersempit jurang pemisah antara kaum
aghniya’ dan dhu’afa’ seperti yang diisyarakatkan dalam surah al-Ma’arij ayat
24-25.
Berfungsi untuk berbuat baik dan mengarahkan kepada kebajikan dalam
rangka mewujudkan masyarakat sejahtera yang merata, merasakan kenikmatan
lahir dan batin.
Berfungsi sebagai penggerak dan pendorong bagi kerjasama dalam kehidupan
di dunia. Karena itu, harta harus beredar dan berputar dikalangan masyarakat,
bukan untuk disimpan dan ditimbun, seperti ditegaskan dalam surah al-
Taubah ayat 34.
Berfungsi sebagai modal ekonomi dalam kehidupan masyarakat demi
kepentingan bersama bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera, seperti
yang diisyarakatkan dari sabda nabi yang diriwayatkan Tirmidzi.
F. Pembagian Harta
Para ulama fikih membagi harta dari beberapa segi. Harta terdiri dari beberapa bagian,
tiap-tiap bagian memiliki ciri khusus dan hukumnya tersendiri. Adapun pembagian
harta antara lain:
9. Dilihat dari segi harta yang berbentuk benda dan harta yang berbentuk
tanggungan, dibagi:
a. Harta ‘ain, yaitu harta yang berbentuk benda seperti rumah, mobil, dan
lain sebagainya. Harta ‘ain terbagi menjadi dua, yaitu:
harta ‘ain dzati qimah, yakni benda yang memiliki bentuk yang
dipandang sebagai harta karena memiliki nilai
harta ‘ain ghair dzati qimah, yakni benda yang tidak dapat
dipandang sebagai harta karena tidak memiliki harga, seperti sebiji
beras.
b. Harta dayn, yaitu kepemilikan atas suatu harta di mana harta masih
berada dalam tanggung jawab seseorang. Artinya, si pemilik hanya
memiliki harta tersebut, namun ia tidak memiliki wujudnya dikarenakan
berada dalam tanggungan orang lain. Ulama Hanafiyah berpendapat
bahwa harta tidak dapat dibagi menjadi harta ‘ain dan dayn, karena harta
menurutnya ialah sesuatu yang berwujud, maka sesuatu yang tidak
berwujud tidaklah sebagai harta, misalnya hutang tidak dipandang sebagai
harta, tetapi hutang menurutnya adalah sifat pada tanggung jawab (washf
fi al-dzimmah) (Suhendi, 2008, p. 22)
A. Kesimpulan
Arti kata harta dalam bahasa Arab ialah al-mal yang maknanya condong,
cenderung dan miring. Sedangkan menurut istilah syar’i harta diartikan sebagai segala
sesuatu yang dimanfaatkan pada sesuatu yang legal menurut hukum syara’, seperti
jual-beli (al-bay), pinjam-meminjam (‘ariyah), konsumsi dan hibah atau pemberian.
Harta memiliki kedudukan dalam kehidupan manusia sebagaimana yang
terdapat dalam ayat-ayat Al-qur’an: harta sebagai amanah (titipan) dari allah SWT,
manusia hanyalah pemegang amanah (dalam surat Al-Hadid ayat 7), harta sebagai
perhiasan hidup yang memungkinkan manusia menikmatinya dengan baik dan tidak
berlebih-lebihan ( dalam surat Ali Imran ayat 14), harta sebagai ujian keimanan
(dalam surat At-Taghabun ayat 15).
Dalam harta pun ada beberapa pembagian harta menurut jenis, bentuk dan
pemanfa’atannya, diantaranya : . Pertama, menjelaskan harta dilihat dari segi wujud
atau bentuknya harta. Bentuk harta terbagi menjadi dua, yaitu berupa‘ain (benda atau
barang) dan manaafi’ (manfaat). kedua, berdasarkan boleh tidaknya untuk
memanfaatkan harta dibagi menjadi mutaqawwim dan ghairul mutaqawwim.
Sedangkan yang ketiga, harta dilihat dari sisi ada atau tidaknya persamaan dari harta
tersebut di pasaran, terbagi menjadi mitsli dan qiimi.
B. Saran
Semoga kita dapat mengetahui (dari makalah ini) tentang harta dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari karena sebagian orang masih ada
yang tidak mengetahui akan harta, kedudukan harta bagi manusia dan pembagian
harta, agar mereka yang belum tahu menjadi paham akan arti harta dalam kehidupan
dan harta juga bukanlah yang utama untuk dicari atau dimiliki selamanya karena
ketika manusia mati akan meninggalkan hartanya tidak dibawa kealam kubur satu
persen pun, kecuali mereka atau orang yang memanfa’atkan harta dengan sebaik-
baiknya demi kemajuan syariat Islam, atau tidak melanggar aturan harta dalam hokum
syara’.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih kurang dari sempurna,
maka dari itu untuk menyempurnakan makalah ini dan makalah selanjutnya kami
meminta koreksi dan kritikan dari para pembaca terutama dosen pembimbing dari
mata kuliah Fiqh Muamalah.
Aprianto, Naerul. Edwin Kiki. (2007). Konsep harta dalam tinjauan maqashid syariah.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiD68L_mZ_zAhWFIbc
AHYMlCTQQFnoECAkQAw&url=http%3A%2F%2Fjournal.uii.ac.id%2FJIELariba
%2Farticle%2Fdownload%2F9655%2F7819&usg=AOvVaw2NM-
_SG9LwFaKZTDG62KPN vol. 3, issue 2, 65-74.
Islam, Redaksi Dalam. Dalam Islam.com. Retrieved from 10 Jenis Harta Dalam Islam:
https://dalamislam.com/dasar-islam/jenis-harta-dalam-islam
Palupi, Wening. Purbatin. (2013). HARTA DALAM ISLAM(Peran Harta Dalam
Pengembangan Aktivitas Bisnis Islami). At-Tahdzib Vol.1 Nomor
2,https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjU-
Y6_m5_zAhWKfH0KHQuAAFIQFnoECAoQAQ&url=http%3A%2F
%2Fejournal.kopertais4.or.id%2Fmataraman%2Findex.php%2Ftahdzib%2Farticle
%2Fdownload%2F970%, 1-18.
RIZAL. (2015). Eksistensi Harta Dalam Islam. Jurnal Penelitian, Vol. 9, No.
1,https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwig1
IC_mp_zAhXYV30KHfk_BT4QFnoECAMQAQ&url=https%3A%2F
%2Fmoraref.kemenag.go.id%2Fdocuments%2Farticle
%2F97406410605896723&usg=AOvVaw0d46, 1-20.