Anda di halaman 1dari 10

HADITS TENTANG HARTA (MAAL) DAN CARA

MENDAPATKANNYA

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas semester III

Mata Kuliah:

HADITS EKONOMI

Dosen Pengampu:

MISBACHUL MUNIR, M.H.

Oleh:

MIlatul Lu’luil Lathifah

Nim:

2020.03.01.0086

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TAHDZIB

JURUSAN EKONOMI SYARIAH PRODI EKONOMI BISNIS ISLAM

REJOAGUNG NGORO JOMBANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Yang mana atas segala rahmat dan
karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
makalah kami ini adalah Perilaku Bisnis yang Terlarang.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima aksih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Ilyas Nurul Azam,M.SI. selaku dosen mata kuliah Etika Bisnis Islam yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantudalam pembuatan makalah.

Kami jauh dari kata sempurna, namun kami harap makalah ini dapat bermanfaat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. Dan karena keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kami mohon kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Jombang,17 Januari 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

A. Definisi harta........................................................................................................... 1
B. Harta dalam pandangan islam.................................................................................. 2
C. Jenis-jenis harta....................................................................................................... 3
D. Cara mendapatkan harta.......................................................................................... 4
E. Kesimpulan.............................................................................................................. 6
F. Kritik dan saran....................................................................................................... 6

DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................................... 7

iii
A. Definisi harta
Harta bukan lah kata yang asing kita dengar baik dalam dunia ekonomi
maupun kehidupan sehari-hari.istilah harta dalam kehidupan sehari-hari dimaknai
sebagai kekayaan yang dimiliki seseorang. Harta merupakan kebutuhan inti dalam
kehidupan dimana manusia tidak akan bisa terpisah darinya.
Harta dapat merujuk kepada barang seperti uang dan sebagainya, yang
menjadi kekayaan dan merupakan barang yang dimiliki seseorang. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) harta didefinisikan sebagai kekayaan berwujud dan
tidak berwujud yang bernilai dan yang menurut hukum dimiliki perusahaan.1
Harta dalam Bahasa arab disebut al-maal yang berarti condong atau berpaling
dari tengah ke salah satu sisi. Al-mal dapat pula diartikan sebagai segala sesutau yang
menyenangkan manusia dan dapat mereka pelihara, abaik dalm bentuk materi maupun
manfaat.
Sedangkan dalam Al-qur’an, harta dipandang sebagai suatu ujian yang
diberikan Allah kepada umat-Nya. Allah berfirman;
‫انما اموالكم واوالركم فتنة واهللا عنره اجر عظيم‬
Artinya: “sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan
(bagimu), dan disisi Allah pahala yang besar.” (Q.S. At Taghabun:15).
Hal tersebut juga diperkuat oleh hadits tentang harta dari sabda Rasulullah saw
berikut: “ka’ab bin’iyadh telah berkata, aku mendengar Nabi bersabda,
“sesungguhnya bagi setiap umat ada fitnahnya (ujian), dan fitnah bagi umatku
adalah masalah harta“” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu hibban)
Menurut bahasa, perkataan harta adalah sama dengan perkataan mal dalam
Bahasa arab yang bermaksud apa-apa yang dimiliki dari segala sesuatu. Jika diteliti
dari sudut istilah, setengah daripada fuqoha mahdzab Hanafi menyatakan bahwa harta
adalah sesuatu yang menjurus pada kecenderungan manusia kepadanya secara semula,
jadi boleh disimpan dan boleh digunakan Ketika waktu yang dihajatkan. Sebagian
yang lain juga berpendapat harta adalah sesuatu yang pada kebiasaannya boleh
diambil manfaatnya daripadanya atau sesuatu yang boleh dimiliki dan dikawal
walaupun tanpa keperluan.

1
https://www.idntimes.com/business/finance/rinda-faradilla/apa-itu-harta/1

iv
Konsep harta dalam ekonomi islam saat ini adalah perihal yang sangat
penting. Hal ini sejalan dengan pesatnya pertumbuhan industri syariah, Lembaga
keuangan dan perbamkan syariah.

B. Harta Dalam Pandangan Islam


Harta dalam pandangan islam pada hakikatnya adalah milik allah, dimana
allah telah menyerahkan kepada manusia untuk menguasai harta tersebut sehingga
orang tersebut sah memiliki hartanya. Untuk itu harta dalam pandangan islam
memiliki kedudukan yang penting. Dalam kaitannya dengan kegiatan bisnis ekonomi
dan ritual ibadah, harta sangat diperhatikan sehingga dalam maqashid syariah
menjadikannya salah satu poin penting, yaitu memlihara atau menjaga harta.
Harta dalam pandangan syariah memiliki makna yang berbeda dengan harta
dalam pandangan konvensional. Secara umum, hal yang membedakan antara
keduanya adalah terletak pada posisi harta, dalam pandangan konvensional harta
sebagai alat pemuas, sementara dalam pandangan syar’i posisi harta adalah sebagai
wasilah/perantara untuk melakukan penghambaan kepada allah.
Mendefinisikan harta secara tepat dan baku itu memang sulit. Ini dikarenakan
harta memiliki sifat dan kekhususan yang berbeda-beda dengan akibat berbeda pula
dalam memandangnya. Ulama dulu mendefinisikan: segala hal yang dicintai watak
manusia dan dapat disimpan dan mempunyai nilai.
Harta termasuk salah satu keperluan pokok manusia dalm menjalani
kehidupan ini, sehingga oleh ulama’ushul fiqh persoalan harta dimasukkan kedalam
salah satu al-daruriyat al-khamsah (lima keperluan pokok), yang terdiri atas agama,
jiwa, akal, keturunan, dan harta. Selain merupakan salah satu keperluan hidup yang
pokok bagi manusia, harta juga merupakan perhiasan kehidupan dunia, sebagai
cobaan (fitna) saran untuk memenuhi kesenangan, dan saran untuk menghimpun
bekal bagi kehidupan akhirat.2
Pada hakikatnya semua harta ada di tanga nallah, karena Dia yang
menciptakan. Akan tetapi Allah memberikan hak kepada manusia untuk
memanfaatkannya (hak pakai). Jelaslah bahwa dalam islam kepemilikan pribadi, bai
katas barang=barang konsumsi ataupun barang-barang modal sangat dihormati
walaupun hakikatnya tidak mutlak dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan
dengan kepentingan orang lain dan dengan ajaran islam.
2
Abdul Rahman ghazaly et. Al., Fiqih Muamalat (Jakarta: kencana,2010), 20

v
C. Jenis-jenis harta
Berdasarkan sifatnya dalam ilmu ekonomi, harta atau aktiva dari suatu
perusahaan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu aktiva tetap (fixed asset) dan aktiva lancar
(current asset).
1. Harta tetap (fixed asset)
Harta tetap (fixed asset) merupakanharta milik perusahaan yang memiliki
bentuk fisik. Umumnya harta tetap (fixed asset) memiliki unsur ekonomis
lebih dari 1 tahun. Pengguna harta tetap memiliki tujuan untuk menyokong
suatu perusahaan dapat berjalan dan mencapai tujuannya. Berikut bebrapa
jenis harta yang termasuk harta tetap, yaitu;
 Tanah
 Bangunan atau Gedung
 Mesin-mesin
 Peralatan kantor
 Angkutan
2. Harta lancer (current asset)
Harta lancer (current asset) adalah harta aktiva yang tidak memiliki bentuk
fisik. Jadi harta lancer ini tidak seperti harta tetap, sehingga tidak bisa
digunakan untuk mendukung berjalannya perusahaan untuk mencapai
tujuannya.
Tetapi jenis harta lancar dapat dicairkan ke dalam mata uang dalam waktu
yang kurang dari 1 tahun, berikut jenis-jenis harta yang termasuk harta lancer,
yaitu;
 Uang tunai atau kas
 Surat-surat berharga
 Persediaan barang dagang
 Perlengkapan
 Piutang wesel
 Piutang pendapatan
 Piutang dagang

vi
D. Cara mendapatkan harta

Mencari kekayaan adalah salah satu perkara yang disyariatkan dalam islam. Di
dalam hadis banyak disebutkan ayat-ayat yang menyerukan untuk mencari rezeki dan
berusahadiatas bumi allah. Namun banyak manusia yang tidak mau berusaha sehingga
mereka dalam mencari harta menggunakan cara-cara yang tak halal. Hanya sedikit
dari mereka yang mau perduli dengan rambu-rambu syariat.
Rasulallah bersabda yang artinya:
“akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi perduli
dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah dengan cara yang halal ataukah
dengan cara yang haram”(HR.Bukhari)
Sekarang ini banyak orang-orang diluar sana yang tidak menghiraukan rambu-
rambu syariat, yang mereka fikirkan hanyalah bagaimana cara mereka mendapatkan
harta yang banyak, tidak perduli dengan jalan yang halal ataukah haram. Contohnya
saja menjual belikan narkoba, menerima suap, korupsi dan masih banyak yang
lainnya. Padahal itu semua jelas-jelas dilarang karena sangat melanggar rambu-rambu
syariat agama islam.

Rasulullah Shallahu’alaihi wa salam bersabda yang artinya :


“janganlah menganggap rezeki kalian lambat turun, sesungguhnya tidak ada
seorangpun meninggalkan duina ini melainkan setelah sempurna rezekinya. Carilah
rezeki dengan cara yang baik (dengan) mengambil yang halal dan meninggalkan
perkara yang haram”.(HR Ibnu Hibban).
Dari hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa Rasulullah Shallahu’alaihi
wasalam memerintahkan supaya kita memeriksa setiap rezeki yang kita peroleh.
Karena kelak kita pasti akan ditanya darimana harta itu diperoleh dan kemana kita
membelanjakan harta itu ? Oleh karena itu, kita harus memilih jalan yang halal dan
menjauhi jalan yang haram dalam mencari harta.
Dalam islam dijelaskan beberapa tingkatan etika dalam mencari harta,yang
pada dasarnya manusia bekerja adalah untuk mencari harta dan nafkah hidup,guna
memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia dan di akhirat.3

3
https://www.kompasiana.com/lailinadzirotul/5a909eb8cbe52379a022e8c2/adab-ketika-mencari-harta-
menurut-syari-ah-agama-islam

vii
1. Mempunyai bekal ilmu. Maksudnya,setiap manusia harus mempunyai sebuah ilmu
(pengetahuan) dimana ilmu tersebut nantinya yang akan menuntunnya dalam bermu'amalah.
Misalnya: transaksi antara penjual dan pembeli  yang harus sama-sama mengetahui hukum-
hukum jual beli untuk memasuki pasar.
2. Mempunyai bekal taqwa. Maksudnya adalah setiap orang pedagang,pegawai atau
apapun profesinya harus memiliki bekal taqwa. Pedagan yang tidak bertaqwa ,yaitu pedagang
tidak mengindahkan rambu-rambu syari'at,sehingga dia jatuh kedalam larangan-larangan
Allah SWT. Misalnya bersumpah palsu,menipu,berjhianat dan lain sebagainya untuk
melariskan dagangannya.
    Selain adanya sebuah syarat dalam beretika mencari harta,terdapat pula
beberapa adab dalam mencari harta (bekerja),diantaranya yaitu:
 Bekerja dengan ikhlas karena Allah
 Istiqomah, tekun dan bersungguh-sungguh dalam bekerja
 Jujur, adil dan amanah
 Menjaga etika sebagai muslim
 Tidak melanggar prinsip-prinsip syariah
 Menghindari syubhat
Disamping kita menghiasi diri dengan adab-adab maupun sifat-sifat yang baik
dalam mencari harta (bekerja),kita juga harus berhati -hati terhadap bahaya -bahaya
dala mencari harta serta menghindarinya semaksimal mungkin agar tidak terjerumus
dalam perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
karena jika kita tidak berhati-hati dalam mencari harta (bekerja) akan
mengakibatkan dampak negatif yang sangat besar,diantaranya dapat memusnahkan
seluruh pahala amal sholeh kita. Dan diantara beberapa adab atau sifat-sifat buruk
(tidak baik) dalam dunia kerja yang perlu dihindari dan wajib kita waspadai yaitu:
 Hasad (dengki)
 Saling bermusuhan
 Berprasangka buruk (su’udzon)
 Sombong
 Namimah (mengadu domba)
 Berbuat curang

viii
E. Kesimpulan
Harta dalam pandangan islam pada hakikatnya adalah milik allah, dimana
allah telah menyerahkan kepada manusia untuk menguasai harta tersebut sehingga
orang tersebut sah memiliki hartanya. Harta termasuk salah satu keperluan pokok
manusia dalm menjalani kehidupan ini, sehingga oleh ulama’ushul fiqh persoalan
harta dimasukkan kedalam salah satu al-daruriyat al-khamsah (lima keperluan pokok),
yang terdiri atas agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Berdasarkan sifatnya dalam ilmu ekonomi, harta atau aktiva dari suatu
perusahaan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu aktiva tetap (fixed asset) dan aktiva lancar
(current asset).
Dalam mendapatkan harta kita harus berhati-hati, karena bisa mengakibatkan
dampak negatif yang sangat besar,diantaranya dapat memusnahkan seluruh pahala
amal sholeh kita. Dan diantara beberapa adab atau sifat-sifat buruk (tidak baik) dalam
dunia kerja yang perlu dihindari dan wajib kita waspadai yaitu:
 Hasad (dengki)
 Saling bermusuhan
 Berprasangka buruk (su’udzon)
 Sombong
 Namimah (mengadu domba)
 Berbuat curang
Syarat dalam mendapatkan harta:
 Mempunyai bekal ilmu
 Mempunyai bekal taqwa
F. Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan
makalah dengan lebih banyak sumber dan lebih bertanggung jawab.

ix
DAFTAR RUJUKAN
https://www.idntimes.com/business/finance/rinda-faradilla/apa-itu-harta/1
Abdul Rahman ghazaly et. Al., Fiqih Muamalat (Jakarta: kenca
https://www.kompasiana.com/lailinadzirotul/5a909eb8cbe52379a022e8c2/adab-ketika-
mencari-harta-menurut-syari-ah-agama-islam na,2010), 20

Anda mungkin juga menyukai