Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Harta merupakan kebutuhan inti dalam kehidupan dimana manusia tidak
akan bisa terpisah darinya. Secara umum, harta merupakan sesuatu yang di sukai
manusia, seperti hasil pertanian, perak dan emas, ternak atau barang-barang lain
yang termasuk perhiasan dunia. Sehingga persoalan harta dimasukkan kedalam
salah satu lima keperluan pokok yang diatur oleh Al-Qur’an dan as-sunah. Oleh
karena itu, Allah SWT menyuruh manusia untuk memperolehnya, memilikinya
dan memanfaatkannya bagi kehidupan manusia dan Allah melarang berbuat
sesuatu yang akan merusak dan meniadakan harta itu.
Manusia termotivasi untuk mencari harta demi menjaga eksistensinya demi
menambah kenikmatan materi dan religi, dia tidak boleh berdiri sebagai
penghalang antara dirinya dengan harta. Namun, semua motivasi ini di batasi
dengan tiga syarat, yaitu harta di kumpulkan dengan cara yang halal,
dipergunakan untuk hal-hal yang halal, dan dari harta ini harus di keluarkan hak
Allah dan masyarakat tempat dia hidup.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian harta ?
2. Ada berapa pembagian harta ?
3. Bagaimana kedudukan harta ?
4. Apa fungsi dari harta ?
5. Bagaimana sifat-sifat harta ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui devinisi harta
2. Untuk mengetahui pembagian harta
3. Untuk mengetahui kedudukan harta
4. Untuk mengetahui fungsi dari harta
5. Untuk mengetahui sifat-sifat dari harta

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Harta
Istilah Mal atau harta di gunakan oleh para fuqaha salaf dalam pengertian
yang sempit. Istilah Mal hanya diterapkan pada objek-objek yang tampak, yaitu
barang yag memenuhi kebutuhan jasmani dan nyata.1
Secara bahasa, sebagaimana dijelaskan dalam al-Mukhith karya al-Fairuz
Abadi, dalam bahasa Arab, harta disebut al-mal atau jamaknya al-amwal. Secara
harfiah, harta (al-mal) adalah malaktahu min kulli sya’i (harta adalah segala
sesuatu yang engkau punyai). Adapun secara terminologis, harta diartikan
sebagai sesuatu yang di manfaatkan dalam perkala yang legal menurut hukum
syara’ (hukum islam), seperti bisnis, pinjaman, konsumsi, dan hibah
(pemberian). Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa apapun,baik barang
atau jasa , yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan dunia merupakan
harta. Uang, tanah, kendaraan, rumah, perhiasan, perabotan rumah tangga, hasil
perkebunan, hasil kelautan, dan pakaian termasuk dalam kategori al-amwal
(harta kekayaan).2
Harta mempunyai dua krateria yaitu :
1. Sesuatu bisa memenuhi kebutuhan manusia, hingga pada akhirnya dapat
mendatangkan kepuasan dan ketenangan atas kebutuhan tersebut.
2. Sesuatu harus dalam genggaman pemilikan, konsekwensi bila belum dimiliki,
maka tidak bisa dikatakan sebaai harta, misalnya barang-barang tambang yang
berada dihampara bumi.3

B. Pembagian harta
1
Fathurraman djamil, hukum ekonomi isam ( Jakarta timur: sinar grafika, 2013 ), hal.173.
2
Mardani, hukum bisnis syariah (jakarta: prenadamedia group, 2014 ), hal.127-128.
3
Abdul rokhim, ekonomi isam perspektif Muhammad SAW ( jember: Stai jember press, 2013 ), hal.28.

3
Pengelompokan harta (benda) dapat didasarkan kepada sebagai macam
segi, yaitu:
1. Di tinjau dari segi dapat atau tidaknya dipindahkan, maka harta (benda)
dibagi menjadi dua yaitu:
a. Harta (benda) bergerak.
Benda bergerak adalah benda-benda yang mungkin dipindahkan ke
tempat lain, yaitu benda-benda yang ada di atas tanah , seperti bangunan,
pohon, binatang, dan barang-barang.
b. Harta (benda) tidak bergerak /tetap.
Harta (benda) tidak bergerak/tetap adalah benda yang tidak mungkin
dipindahkan ketempat lain, yaitu tanah dan pekarangan.
Ulama-ulama mazhab maliki memandang pohon dan bangunan sebagai
benda tetap sebab menurut pendapat Imam Malik, yang disebut benda
bergerak adalah benda yang mungkin dipindahkan ketempat lain tanpa
mengalami perubahan bentuknya. Rumah tidak termasuk benda bergerak
sebab apabila dipindahkan ke tempat lain akan berubah bentuknya,
menjadi puing-puin. Demikian pula pohon besar, apabila dipindahkan
ketempat lain, ia akan berbentuk potongan-potongan kayu.
Pembagian benda menjadi benda tetap dan benda bergerak ini diperlukan
sebab dalam banyak segi hukum perikatan, pembedaan ini mempunyai
arti penting. Misalnya, apabila seseorang dinyatakan jatuh pailit, untuk
melunasi utang-utangnya, lebih dahulu dilakukan penjualan hak
miliknya yang berupa benda-benda bergerak. Kalau belum mencukupi,
baru dilakukan penjualan benda-benda tetapnya.
2. Ditinjau dari segi dapat atau tidaknya diganti dengan benda lain, harta
(benda) dibagi kepada dua, yaitu:
a. Harta (benda) Mitsli (benda yang dapat diganti dengan benda yang lain
yang sama).
Harta Mitsli yaitu harta yang ada jenisnya di pasaran, yaitu harta yang
ditimbang atau ditakar seperti gandum, beras, kapas, dan besi.

4
b. Harta ( benda) Qimi ( benda yang hanya dapat di ganti dengan harga
(qimi).
Harta Qimi yaitu harta yang tidak jenis yang sama dalam satuannya di
pasaran atau ada jenisnya tetapi pada setiap unitnya berbeda dalam
kualitasnya, seperti satuan perpohonan, logam mulia, dan alat-alat rumah
tangga.
3. Ditinjau dari segi bernilai atau tidaknya, harta (benda) dibagi dua,
a. yaitu:
Harta (benda) mutaqawwim (benda bernilai).
Harta mutaqawwim ini ialah semua harta yang baik jenisnya maupun
cara memperoleh dan penggunaannya. Misalnya, kerbau kerbau halal
dimakan oleh umat islam, tetapi kerbau tersebut disembelih tidak syah
menurut syara’, misalnya dipukul, maka daging kerbau tidak bisa
dimanfaatkan karena cara penyembelihannya batal menurut syara’.
b. Harta (benda) ghair mutaqawwim (benda tidak bernilai).
Harta ghair nutaqawwim yaitu sesuatu yang tidak boleh diambil
manfaatnya menurut syara’.
Harta yang ghairu mutaqawwim ialah kebalikan dari harta mutaqawwim
yakni yang tidak boleh diambil manfaatnya, baik jenisnya, cara
memperolehnya, maupun cara penggunaanya. Misalnya, babi termasuk
harta ghair mutaqawwim, karena jenisnya. Sepatu yang diperoleh dengan
cara mencuritermasuk ghair mutaqawwim karena cara memperolehnya
yang haram. Uang yang di sumbangkan untuk mebangun tempat
pelacuran, termasuk harta ghair mutaqawwim karena penggunannya itu.
4. Dilihat dari segi pemanfaatnya, harta terbagi atas:
a. Isti’mali, yaitu harta-harta yang apabila digunakan atau dimanfaatkan
sudah banyak digunakan seperti lahan pertanian, rumah, dan buku.
b. Istihlaqi, yaitu harta yang apabila dimanfaatkan berakibat kepada
menghabiskan harta itu. Contohnya seperti sabun, makanan, dan
minuman.

5
5. Dilihat dari segi status harta, harta dibagi menjadi.
a. Al-mal al-mamluk, yaitu harta yang telah dimiliki, baik pemiliknya itu
pribadi ataupun badan hukum, seperti negara dan organisasi
kemasyarakatan. Al-mal al-mamluk terbagi kepada dua bentuk, yaitu
harta milik pribadi dn harta milik bersama (serikat).
b. Al-mal al-mubah, yaitu harta yang tidak dimilki seseorang, seperti air
yang ada di sumbernya, hewan buruan dan kayu di hutan belan tara yang
belum di jamah dan dimiliki orang dn ikan di lautan lepas. Harta seperti
ini boleh dimanfaatkan oleh setiap orang, dengan syarat tidak merusak
kelestarian alam.
c. Al-mal al-mahjur, yaitu harta yang ada larangan syara’ untuk
memilikinya, baik karena harta itu dijadikan harta wakaf maupun di
peruntukkan bagi kepentingan umum. Harta seperti ini tidak boleh
dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi tertentu.
6. Dilihat dari segi boleh dibagi atau tidak, harta dibagi kepada:
a. Harta yang boleh dibagi. Pengertian “boleh dibagi” yaitu apabila harta itu
di bagi, maka harta itu tidak rusak dan manfaatnya tidak hilang. Misalnya
satu karung duku, gandum,dan anggurboleh dibagi tanpa merusak duku,
gandum dan anggur itu.
b. Harta yang tidak boleh dibagi. Pengertian “tidak boleh dibagi” yaitu
harta yang apabila di bagi, maka manfaat benda itu akan hilang, seperti
gelas, dan sebuah kursi.4

Terkait dengan hak terhadap harta dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Harta pribadi, harta ini tidak boleh diambil oleh orang melainka
dengan kerelaan hati dari pemiiknya.
4
Mardani, hukum bisnis syariah (jakarta: prenadamedia group, 2014 ), hal.128-130.

6
b. Harta milik Allah, pada dasarnya harta adalah miik Allah, manusia
hanya diberi kesempatan memilikinya sementara.
c. Harta milik sesama, konsekuensi harta ini adalah didahulukannya
kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi.5

C. Kedudukan harta
Kedudukan harta dalam islam , yaitu sebagaai berikut:
1. Harta sebagai jalan bukan sewbagai tujuan.
Materi atau harta dalam pandangan islam adalah sebagai jalan, bukan satu-
satunya tujuan, yaitu jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan
untuk sarana penunjang ibadah kepada Allah. Oleh karena itu, harta harus
dimanfaatkan dijalan yang diridhai Allah dan tidak boleh digunakan untuk
sesuatu yang bertentangan dengan syariat islam, dan tidak boleh berlebihan
atau boros dalam menggunakannya.
2. Harta yang baik adalah jika diperoleh dari yang halal dan digunakan menurut
tempatnya.
Telah diriwayatkan dari Umar r.a bahwa ia berkata, Rasulullah SAW
bersabda: “Dunia itu bagaikan tumbuh-tumbuhan yang menarik. Barangsiapa
yang mencari harta dunia dari harta yang halal, kemudian dibelanjakan
sesuai haknya, maka Allah SWT akanmemberi pahala dan akan dimasukkan
ke dalam surga. Dan barang siapa yang mencari harta dunia bukan dari jalan
yang halal dan dibelanjakan bukan pada haknya, maka Allah SWT akan
menempatkan ketempat yang hina. Dan banyak orang ambisi dalam mencari
harta Allah dan Rasull-Nya, ia masuk neraka pada hari kiamat (karena
dengan jalan haram dan membelanjakannya di jalan haram).
3. Harta adalah perhiasan hidup dunia.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-kahfi (18):46. Yang
Artinya:

5
Nurul huda, investasi pada pasar modal syariah ( Jakarta: kencana prenada media group, 2007 ),hal.5-
6.

7
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalanyang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu
serta lebih bsik untuk menjadi harapan.”
4. Harta untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kesenangan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran (3):14. Yang
artinya :
“Dijadikan indah pada (padangan) manusia kecintaan kepada apa apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
Baik (surga).”
5. Harta mencegah sifat kufur.
Tingginya nilai harta dan kedudukannya dalam islam dinyatakan oleh sikap
islam terhadap kemiskinan dan ta’awwudz-nya Rasulullah SAW dari
kejahatan yang di timbulkan oleh kefakira. Hal ini banyak dijumpai di dalam
hadis. Diantaranya, Nabi berdo’a, “Ya Allah! Lindungilah aku dari kejahatan
(fitnah) kekayaan dan kejahatan fitnah kemiskinan” (HR. Bukari).
Nabi menerangkan bahwa kemiskinan bisa menyebabkan manusi terjerumus
pada perbuatan jahat. Di dalam sebuah hadis tentang seorang yang
bersedekah tiga malam berturut-turut, dan di rahasiakannya. Nabi bersabda
kepadanya, “Adapun sedekahmu kepada pencuri semoga membuatnya
berhenti dari mencuri, apa pun sedekahmu kepada tunasusila semoga
membuatnya tidak lagi berbuat susila.”
6. Harta sebagai ujian dan cobaan
Harta hanyalah kenikmatan dari Allah sebagai ujian bagi hamba-Nya,
apakah dengan harta itu mereka bersyukur atau menjadi kufur. Oleh karena
itu, disebutkan oleh Allah harta sebagai fitnah atau ujian sebagai mana emas
diuji dengan dibakar.
Allah SWT berfirman dalam QS.al-Anfal (8):28. Yang artinya :

8
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagi
cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
Dan QS. At-taghabun (64):15. Yang artinya :
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu):di
sisi Allah-lah pahala yang besar.”
7. Harta yang berfungsi sosial untuk kesejahteraan masyarakat dan stabilitas
negara. Oleh karena itu, menurut Ibnu Khaldun dalam kitabnya
Muqaddimah, sebagaimana dikutip oleh Wiku Suryumurti, harta dalam
kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat serta stabilitas negara, dapat
diterapkan dalam beberapa poin berikut:
a. Kekayaan tidak akan berkembang bila di timbun tau ditumpuk (tidak
dimanfaatkan).
b. Kekayaan akan tumbuh dan bertambah bila digunakan seluruhnya untuk
kesejateraan masyarakat, memenuhi hak-hak masyarakat, serta untuk
mengurangi penderitaan masyarakat.
c. Penggunaan kekayaan bagi masyarakat akan membuat keadaan mereka
semakin baik.
d. Kondisi masyarakat yang semakinbaik akan memperkuat negara menjadi
makmur.
e. Negara yang kuat dan makmur akan memiliki kedaulatan dan disegani
oleh negara tentangganya.
Adapun kedudukan harta menurut Hadis Nabi Muhammad SAW, sebagai
berikut.
1. Kecelakaan bagi penghamba pada harta.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi SAW: “Celakalah orang yang menjadi
hamba dinar (uang). Orang yang menjadi hamba toga atau pakaian. Bila
diberi, dia bangga, bila tidak diberi dia marah. Mudah-mudahan dia celaka
dan merasa sakit. Jika dia kena suatu musibah, dia tidak akan memperoleh
jalan keluar”(HR. Bukhari).
2. Pengahamba harta adalah orang-orang yang terkutu.

9
Rasulullah SAW bersabda: “Terkutuklah orang yang menjadi hamba dinar
dan terkutuk pula orang yang menjadi hamba dirham. “(HR. Tirmidzi). 6

D. Fungsi harta
Fungsi harta secara syariat, yaitu:
1. Kesempatan ibadah madhdhah, seperti shalat memerlukan kain untuk
menutup aurat.
2. Memelihara dan meningkatkan keimanan serta ketaqwaan kepada Allah
SWT. Karena kemiskinan mendekatkan diri kepada kekufuran.
3. Meneruskan estafet ke3hidupan, agar tidak meninggalkan generasi yang
lemah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa’(4):9. Yang
artinya :
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.”
4. Menyelaraskan anatara kehidupan dunia dan akhirat. Rasulullah SAW
bersabda: “Tidaklah seseorang itu makan walaupun sedikit yang lebih baik
daripada makanan yang 3dihasilkan dari keringatnya sendiri. Sesungguhnya
Nabi Allah, Daud, telah makan dari hasil keringatnya sendiri” (HR.
Bukhari).
Dalam hadis lain dinyatakan: “Bukanlah orang yang baik bagi mereka, yang
meninggalkan masalah dunia untuk masalah akhirat, dan meninggalkan
masalah akhirat untuk urusan dunia, melainkan seimbang di antara
keduanya, karena masalah dunia dapat menyampaikan manusia kepada
akhirat” (HR. Bukhari).
5. Bekal mencari dan mengambangkan ilmu.

6
Mardani, hukum bisnis syariah (jakarta: prenadamedia group, 2014 ), hal.130-133.

10
6. Keharmonisan hidup bernegara dan bermasyarakat, seperti orang kaya yang
memberi pekerjaan kepada orang miskin.
7. Untuk memutarkan (men-tasharuf) peranan-peranan kehidupan yakni adanya
pembangtu dan tuan, adanya orang kaya dan miskin yang saling
membutuhkan sehingga tersusunlah masyarakatyang harmonis dan
berkecukupan.
8. Untuk menumbuhkan silaturahmi, karena adanya perbedaan dan keperluan,
misalnya Ciamis merupakan daerah penghasil galendo, Bandung merupakan
daerah penghasil kain, maka orang Bandung yang membutuhkan galendo
akan membeli produk orng Ciamis yang membutuhkan kain akan membeli
produk orang Bandung. Dengan begitu terjadilah interaksi dan komunitas
silaturahmi dalam rangka saling mencukupi kebutuhan. Oleh karena itu,
perputaran harta dianjurkan. Allah berfirman dalam QS. Al-Hasyr (59):7.
Yang artinya :
“Supaya harta itu jangan beredar saja diantara orang-orang kaya saja di
antara kamu”.7

E. Sifat-sifat Harta

Harta Perhiasan Dunia

Ujian

1. Perhiasan dunia

Syariat islam mengajarkan kepada manusia agar menikmati


kebahagiaaan da kebaikan hidup didunia. Menurut islam, kehidupan yang
sejahtera secara ekonomi haruslah diupayakan. Bahkan, keadaan ini merupakan
sebagai pendorong yang baik agar tercipta dan dapat meningkatkan kualitas

7
Mardani, hukum bisnis syariah (jakarta: prenadamedia group, 2014 ), hal.1134-135.

11
hubungan dengan Allah, dengan harta yang mencukupi ketika kebutuhan
pokoknya tercukupi maka kesejahteraan ekonomis seseorang pada akhirnya akan
tercapai. Dorongan memperoleh harta secara berkecukupan bukalah sesuatu
yang hina, karena Allah memang menempatkan harta sebagai perhiasan dan
kesenangan. Disebutkan dalam a-qur’an surah a-kahfi ayat 46 yang artinya :
Harta dan anak-anak itu merupakan perhiasan kehidupan dunia.

Sebaiknya, manusia tidak perlu menghindari harta karena bukan


selamanya harta itu bencana bagi pemiliknya.8

2. Harta adalah ujian

Menurut perspektif islam, harta bukanlah sebagai bukanlah sebagai alat


untuk bersenang-senang semata. Namun, harta juga merupakan ujian
kenikmatan dari Allah SWT. Didalam al-qur’an Allah berfirman yang artinya :
dan ketahuilah harta dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai ujian ( cobaa ).
( Q.S Al-anfal : 28 )

Berdasarkan ayat diatas kita menemukan bahwa harta ditangan orang


mukmin adaah sarana menuju pahala dari Allah, sebagaimana harta ditangan
orang kafir adalah tanda kemurkaan Allah kepadanya.9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Harta adalah sesuatu yang di butuhkan dan di peroleh manusia, baik
berupa benda yang tampak seperti mas, perak maupun yang tidak tampak yakni
manfaat seperti pakaian, tempat tinggal. Sehingga persoalan harta dimasukkan

8
M. sholahuddin, asas-asas ekonomi islam, ( Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2007 ),hal. 46.
9
M. sholahuddin, asas-asas ekonomi islam, ( Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2007 ), hal.51-52.

12
kedalam salah satu lima keperluan pokok yang diatur oleh Al-Qur’an dan as-
sunnah. Adapun fungsi harta diantaranya kesempurnaan ibadah mahdzah,
memelihara dan meningkatkan keimanan dan serta menyelaraskan anatar
kehidupan dunia dan akhirat.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat semoga dapat menjadi bahan
pembelajaran serta acuan untuk makalah selanjutnya. Kami sepenuhnya
menyadari kekurangan dari makalah kami, dengan penuh kerendahan hati, kami
meminta saran dan kritik yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah
kami selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Sholahuddin, M. 2007. Asas-asas ekoomi islam. Jakarta: PT rajagrafindo persada.

Rokhim, abdul. 2013. Ekonomi islam perspektif Muhammad SAW. Jember: Stain jember
press.

13
Huda. Nurul.2007. investasi pada pasar modal syariah. Jakarta: kencana prenada media
group.

Djamil. Fathurrahman. Hukum ekonomi islam. Jakarta timur: sinar grafika

Mardani.2014 hukum bisnis syariah. Jakarta: prenadamedia group

14

Anda mungkin juga menyukai