Anda di halaman 1dari 11

KONSEP AMWAL

Disusun oleh:
Adibatur Rahmawati (1705046051)
Fadhila Choirunnisa (1705046055)
Khoirul Mausa (1705046073)
Pengertian Harta

Dalam bahasa arab harta disebut ‫المال‬diambil dari kata ‫مال‬, ‫ يميل ميال‬yang berarti
condong, cenderung dan miring.
Secara terminologis harta adalah segala sesuatu yang menyenangkan manusia dan
menjadikaanya untuk condong menguasai, memelihara baik dalam bentuk materi
maupun manfaat
Kedudukan Harta
1. Harta adalah sebagai perhiasan hidup.
Pada Al-Quran surat al-Kahfi: 46 dan al-Nisa: 14 dijelaskan bahwa kebutuhan manusia
terhadap harta sama dengan kebutuhan manusia terhadap anak atau keturunan,
maka kebutuhan manusia terhadap harta merupakan kebutuhan yang mendasar.

2. Harta juga berkedudukan sebagai amanat.


Karena harta sebagai titipan, maka manusia tidak memiliki harta secara mutlak
karena itu dalam pandangan tentang harta terhadap hak-hak lain seperti zakat harta
dan yang lainnya.

3. Kedudukan harta juga dapat sebagai musuh.


Fungsi Harta

1. Untuk meningkatkan keimanan (ketakwaan) kepada Allah, sebab sebuah kefakiran


cenderung mendekatkan diri kepada kekufuran
2. Untuk meneruskan kehidupan dari satu periode ke periode berikutnya
3. Untuk menyelaraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan dunia dan akhirat.
Manqul Uqar
1. Manqul
Mal manqul yaitu harta yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
Seperti kursi, meja, sepeda, barang dagangan, uang atau dalam istilah hukum perdata
barat disebut dengan harta/benda bergerak.

2. Uqar
Mal uqar yaitu harta yang tidak dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain
misalnya, tanah, rumah, taman, gedung atau dalam istilah perdata barat disebut
dengan harta/benda tetap.
Akibat hukum manqul uqar
a. Menurut Hanafiah, harta yang diperbolehkan untuk di wakafkan adalah harta uqar
(harta tetap), harta manqul (harta bergerak) diperbolehkan jika menempel atau
ikut terhadap harta uqar seperti mewakafkan tanah serta bangunan dan segala
sesuatu yang terdapat diatasnya.
b. Seorang wali tidak boleh menjual harta uqar atas orang yang berada dalam
tanggungannya, kecuali mendapat alasan yang dibenarkan syara’ seperti untuk
membayar hutang. Alangkah baiknya jika harta manqul yang lebih dulu
diprioritaskan untuk dijual, karena harta uqar diyakini memiliki kemaslahatan lebih
besar bagi pemiliknya, jadi tidak mudah untuk dijual.
c. Dalam kasus pailit. Penjualan secara lelang untuk melunasi hutang-hutang
terhadap harta benda seorang yang mengalami pailit harus memprioritaskan
benda manqul untuk penjualan. Apabila tidak mencukupi barulah penjualan harta
uqar.
Mubah dan Mahjur
A. Harta mubah
ialah sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang, seperti mata air, binatang
buruan darat, laut, pohon-pohon dihutan dan buah-buahnya. Tiap-tiap manusia
boleh memiliki harta mubah sesuai dengan kesanggupanya; orang yang
menggambilnya akan menjadi pemiliknya sesusai dengan kaidah yang artinya:
”Barang siapa yang mengeluarkan harta dari harta mubah maka ia menjadi
pemiliknya“ kaidah ini sesuai dengan sabda Nabi SAW.

)‫لَ حَدْ َف ُه َْو أَحقْ بِهَا (رواه البخارى‬ ً ‫م َْر أَر‬


َ ‫ضا لَي‬
ِْ ْ‫ست‬ َّ ‫مَنْ َع‬

“Barangsiapa yang menghidupkan tanah (gersang) bukan milik seseorang, maka


ia yang paling berhak memilikinya” (HR.Bukhari).
B. Harta mahjur
ialah “sesuatu yang tidak boleh dimiliki sendiri dan memberikan
kepada orang lain menurut syariat, adakalanya benda itu wakaf
ataupun benda yang dikhususkan untuk masyarakat umum, seperti
jalan raya, masjid-masjid, dan kuburan-kuburan.
Mal Qabil Li Al- Qismah wa Ghairi Qabil
Li Al-Qismah
1. Mal Qabil Li Al-Qismah
Mal qabil li al-qismah atau harta yang dapat dibagi, yaitu harta yang tidak
menimbulkan kerugian atau kerusakan ketika harta tersebut dijadikan beberapa
bagian atau beberapa suku, dan manfaatnya masih tetap ketika harta tersebut
dibagi dan semua bagiannya menyamai harta pokoknya. Misalnya 1 kg gandum jika
dibagi menjadi beberapa bagian maka manfaatnya tetap masih melekat pada
benda tersebut.
2. Mal Ghairi Qabil Li Al-Qismah
Mal ghairi qabil li al-qismah atau harta yang tidak dapat dibagi, yaitu harta yang
akan menibulkan kerusakan atau kerugian ketika harta tersebut dibagi menjadi
beberapa bagian atau beberapa suku dan manfaatnya akan hilang ketika harta
tersebut dibagi dan semua bagiannya tidak bermanfaat lagi sesuai dengan manfaat
harta pokoknya. Misalnya, sebuah gelas jika dibagi akan rusak manfaatnya, baju
jika dibagi dua akan hilang manfaatnya sebagai baju, kursi, mesin, dll.
Ashl, Tsamar, Fa’i
1. Al mal al ashl,
ialah jenis & harta yang merupakan pokok bagi kemungkinan munculnya harta lain, seperti pohon yang
menghasilkan buah, rumah yang dapat disewakan, tanah yang bisa menghasilkan jika ditanami.

2. Al mal al tsamr,
ialah buah yang dihasilkan dari suatu harta seperti hasil sewa rumah, buah buahan dari pohon tertentu,
hasil panenan.

Pembagian harta ashl dan tsamar implikasi hukumnya adalah


a. Asal harta wakaf tidak bisa di bagi bagikan kepada yang berhak menerima wakaf, tetapi buah atau
hasil darinya dapat dibagikan kepada mereka.
b. Harta yang diperuntukkan bagi kepentinagan umum asalnya tidak bisa dibagi bagikan tetapi
hasillnya bisa dimiliki siapapun.

3. Fa’i
Fa'i Harta yang dihasilkan oleh umat Islam dari harta orang kafir tanpa peperangan.
Daftar Pustaka
Abdurrahman, Masduha. 1992. Pengantar & Asas-Asas Hukum Perdata Islam (Fiqih
Muamalah). Surabaya: Central Media

Nawawi, Ismail. 2012. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer Hukum Perjanjian,
Ekonomi, Bisnis, dan Sosial. Bogor: Ghalia Indonesia

Huda, Nur. 2015. Fiqh Muamalah. Semarang: CV. Karya Abadi Jaya

Anda mungkin juga menyukai