SYARIAH
KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (KHES)
SYARIAH (KHES)
❑BUKU I. SUBYEK HUKUM DAN AMWAL
❑ BUKU II. AKAD
❑ BUKU III. ZAKAT DAN HIBAH
❑ BUKU IV. AKUNTANSI SYARIAH
SUMBER-SUMBER KOMPILASI HUKUM
EKONOMI SYARIAH
•Yang dimaksud sumber-sumber hukum di sini adalah sumber hukum Islam dan sumber lainnya
yang dijadikan rujukan dalam penyusunan KHES.
•Sebagaimana dimaklumi, bahwa sumber hukum Islam itu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Sumber-sumber hukum yang disepakati (masadir alahkam al-muttafaq ’alaiha) atau
sering disebut sumber-sumber utama, yaitu Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas; dan
2. Sumber-sumber hukum yang diperselisihkan (masadir al-ahkam al-mukhtalaf fiha), yaitu
Istihsan, Istislah (al-Maslahah alMursalah), Zara’i’, ’Urf, Istishab, Mazhab Sahabi, Syar’un
Man Qablana, dan Dalalah al-Iqtiran.
•Dalam penyusunan KHES, nampak sekali telah merujuk ke banyak sumber, di samping sumber-
sumber pokok juga sumber-sumber pendukung.
SUMBER-SUMBER KOMPILASI HUKUM
EKONOMI SYARIAH
•Perujukan kepada Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas dapat dilihat secara general
dari ketentuan-ketentuan tentang harta, akad, jual beli, jual beli salam, dll, sudah
cukup menunjukkan kepadanya.
•Adapun perujukan terhadap sumber-sumber yang diperselisihkan, dapat dilihat dari
kasus per kasus. Dalam penggunaan dalil istihsan dapat dilihat dari kebolehan jual
beli pesanan (bai’ as-salam) dan istisna’, meskipun hal itu pernah dipraktekkan pada
masa sahabat. Dalil maslahat atau istislah, ’urf juga sudah banyak mewarnai dalam
pasal-pasal KHES.
SUMBER-SUMBER KOMPILASI HUKUM
EKONOMI SYARIAH
•Jadi pada dasarnya, KHES mengacu kepada sumbersumber hukum Islam yang sudah
populer, dari sumber-sumber primer sampai sumber-sumber skunder. Artinya dalam
perspektif fiqh mazhabi, KHES telah mengakomodir dari semua mazhab yang
mempunyai metode istidlal yang berbeda-beda.
•Meskipun dalam wilayah ibadah mayoritas umat Islam nusantara, bahkan Asia
Tenggara menganut mazhab Syafi’i tetapi dalam urusan muamalat cenderung
berwarna eklektik.
•Kalau disadari banyak sekali praktek muamalat oleh umat Islam Indonesia ini yang
mengacu kepada mazhab atau dalil yang lebih longgar, seperti mazhab Hanafi,
Maliki dan ulama Hanabilah (bukan Imam Ahmad-nya), meskipun dalam urusan
ibadah mengikuti, misalnya mazhab Syafi’i yang cenderung ”rigit” dan terkenal
metode ihtiyat-nya.
SUMBER-SUMBER KOMPILASI HUKUM
EKONOMI SYARIAH
•Sehingga penyusunan KHES dapat disebut sebagai media refleksi fiqh mazhabi dan
metodologi hukum Islam untuk konteks ke-Indonesiaan.
•Secara metodologis (usuli), talfiq (eklektik) dalam istidlal atau dalam mazhab fiqh itu
dibenarkan jika dalam konteks memilih dalil (istidlal) yang lebih kuat. Yang tidak
boleh adalah jika talfiq itu dilakukan dengan alasan mencari format hukum yang
paling mudah dan sesuai dengan kepentingannya.
ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM MEMPELAJARI
KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (KHES)
1. AKAD
2. BA’I
3. SYIRKAH
4. MUDHARABAH
5. MUZARAAH
6. MURABAHAH
7. MUSAQAH
8. KHIYAR
9. IJARAH
10. ISTISNA
ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM MEMPELAJARI
KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (KHES)
11. SHUNDUQ HIFZI IDA’
12. KAFALAH
13. HAWALAH
14. RAHN/GADAI
15. GHASB
16. IFSAD/PERUSAHAAN
17. WADI’AH
18. JUALAH
19. WAKALAH
20. MABI’
ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM MEMPELAJARI
KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (KHES)
21. SAHAM
22. OBLIGASI SYARIAH
23. SUK MALIYAH/REKSADANA SYARIAH
24. EFEK BERAGUN ASET SYARIAH
25. SURAT BERHARGA KOMERSIAL SYARIAH
26. TA’MIN/ASURANSI
27. SUQ MALIYAH/PASAR MODAL
28. NUQUD I’TIMANI/ PEMBIAYAAN
29. DAIN/UTANG
30. HISAB MUDAYYAN/PIUTANG
ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM MEMPELAJARI
KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (KHES)
31. DA’IN/PEMBERI PINJAMAN
32. MUDAYIN/PEMINJAM
33. WARAQAH TIJARIAH/SURAT BERHARGA SYARIAH
34. SALAM
35. TSAMAN/HARGA
36. QARD/PENYEDIAAN DANA
37. TA’WIDH/GANTI RUGI
38. LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
39. SUNDUQ MU’ASYAT TAQA’UDI/DANA PESIUN SYARIAH
40. HISABAT JARIAT/REKENING KORAN
41. BAI’ AL WAFA’/ JUAL BELI DENGAN HAK MEMBELI KEMBALI
AKAD DAN BA’I
▪Akad adalah kesepakatan dalam suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan dan/atau tidak melakukan perbuatan hukum tertentu. (Pasal 20 (1)).
▪Ba’I adalah Jual Beli antara benda dengan benda, atau pertukaran bendan dengan
uang.
SYIRKAH
Kerja sama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan,
keterampilan atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan
pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati oleh
pihak pihak yang berserikat.
SYIRKAH DAPAT DILAKUKAN DALAM
BENTUK: