Anda di halaman 1dari 25

PERKEMBANGAN WAKAF

KONTEMPORER
Dr. Helza Nova Lita
Pengurus Appheisi – Sekretaris Bidang Publikasi
Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

DISKUSI HUKUM SERI 4


18 Mei 2020
 Wakaf merupakan instrumen pemberdayaan aset
masyarakat yang khas dalam ajaran Islam, yang tidak
didapati pada sistem sosial ekonomi lainnya.
 Harta yang telah diwakafkan memiliki akibat
hukum, yaitu ditarik dari lalu lintas peredaran
hukum yang seterusnya menjadi milik Allah, yang
dikelola oleh perorangan atau lembaga nazhir,
sedangkan manfaat bendanya digunakan untuk
kepentingan umum.
 Wakaf produktif menjadi salah satu pilar ekonomi
Islam yang berfungsi untuk memberdayakan
ekonomi umat.
1. Masih banyak tanah wakaf yang tidak bersertifikat sehingga rentan
dialihkan dan tidak adanya perlindungan hukum.
2. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai bentuk pengelolaan wakaf
(masih sebatas fasilitas masjid, sekolah, dan makam);
3. Pengaturan Wakaf yang belum komperhensif termasuk pengaturan
mengenai Pejabat Pembuat akta Ikrar Wakaf , khususnya wakaf benda
bergerak selain uang.
Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah (Pasal 1 angka 1 UU Wakaf)
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah


Milik.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-


Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2018 tentang Perubahan PP No. 42


tahun 2006

Peraturan Pemerintah 25 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah


Nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi
Hukum Islam.

Peraturan Menteri Agraria dan TataRuang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah
Wakaf di Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang


Administrasi Pendaftaran Wakaf Uang.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang


Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak Selain Uang.

Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Nomor DJ/707 Tahun


2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Permohonan Pensertipikatan Tanah

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 422 dan Nomor 3/SKB/2004 tentang Sertifikat Tanah Wakaf
UNSUR-UNSUR WAKAF :
1. Wakif;
2. Nazhir;
3. Harta Benda Wakaf;
4. Ikrar wakaf;
5. Peruntukan Harta Benda Wakaf;
6. Jangka Waktu Wakaf.
(pasal 6 UU Wakaf)
Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya

Perseorangan Organisasi Badan Hukum

1. Berakal sehat
2. Tidak terhalang Harta benda Harta benda
melakukan wakaf milik wakaf milik
perbuatan hukum organisasi sesuai Badan Hukum
3. Pemilik sah harta anggaran dasar sesuai anggaran
benda wakaf organisasi dasar Badan
Hukum
Adalah Pihak yang menerima harta benda
wakaf dari wakif untuk dikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
(Pasal 1 Angka 4 UU Wakaf)

Nazhir meliputi : Perseorangan, Organisasi, dan


Badan hukum.
Perseorangan Organisasi Badan Hukum
Syarat : Syarat : Syarat :
1. WNI 1. Pengurus memenuhi 1. Pengurus memenuhi
2. Beragama Islam persyaratan Nazhir persyaratan Nazhir
3. Dewasa Perseorangan Perseorangan
4. Amanah 2. Bergerak di bidang 2. Bdn hkm dibentuk
5. Mampu secara sosial, pendidikan, sesuai ketentuan
jasmani dan rohani kemasyarakatan, yang berlaku
6. Tidak terhalang dan/atau keagamaan 3. Bergerak di bidang
melakukan Islam sosial, pendidikan,
perbuatan hukum kemasyarakatan,
dan/atau keagamaan
Islam

Nazhir wajib didaftarkan pada Menteri dan Badan Wakaf Indonesia


(BWI) melalui Kantor Urusan Agama (KUA) setempat dan
BWI kemudian menerbitkan tanda bukti pendaftaran Nazhir
Harta Benda Wakaf itu dapat terdiri dari
(Pasal 16 UU No. 41 tahun 2004):
1. Benda tidak bergerak (Seperti
Tanah, bangunan, dsb)
2. Benda bergerak (Seperti Uang, Surat
Berharga, Logam mulia, HKI,dsb)
Syarat harta benda yang akan diwakafkan
1. Dimiliki dan dikuasai oleh wakif secara sah
2. Bebas dari segala sitaan, perkara, sengketa
3. Tidak sedang dijaminkan

Jenis harta benda wakaf


1. Benda tidak bergerak
2. Benda bergerak selain uang : seperti surat berharga, HKI, dsb
3. Benda bergerak berupa uang

Tanah sebagai benda wakaf

Hak Atas Tanah, Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di


atas tanah, dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun termasuk benda
dalam kategori benda tidak bergerak yang dapat diwakafkan
Akta Ikrar Wakaf (AIW) adalah bukti pernyataan
kehendak Wakif untuk mewakafkan harta benda
miliknya guna dikelola Nazhir sesuai dengan
peruntukan harta benda Wakaf yang dituangkan
dalam bentuk akta.

Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (APAIW) adalah


akta pengganti dalam hal perbuatan Wakaf belum
dituangkan dalam AIW sedangkan perbuatan Wakaf
sudah diketahui berdasarkan berbagai petunjuk
(qarinah) dan 2 (dua) orang saksi serta AIW tidak
mungkin dibuat karena Wakif sudah meninggal
dunia atau tidak diketahui lagi keberadaannya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 22 UU Wakaf, wakaf bertujuan :

- Mewujudkan sarana dan kegiatan ibadah


- Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan
- Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, beasiswa
- Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau
- Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan
dengan syariah dan peraturan perundang-undangan.
- Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta
benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
peruntukannya.
- Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
oleh Nazhir sesuai dengan prinsip syariah.
- Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
dilakukan secara produktif.
- Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta
benda wakaf yang dimaksud pada ayat diperlukan
penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.
Meskipun harta benda wakaf
menurut UU Wakaf (Pasal 3 PP
Wakaf) didaftarkan atas nama
Nazhir untuk kepentingan pihak
yang dimaksud dalam AIW sesuai
dengan peruntukannya, tidak
berarti membuktikan kepemilikan
Nazhir atas harta benda wakaf.
PELAKSANAAN WAKAF TANAH
Kendala :
1. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai
bentuk pengelolaan wakaf (masih sebatas fasilitas
masjid, sekolah, dan makam);
2. Dana pengelolaan wakaf tanah untuk
diberdayakan pengetahuan secara produktif
3. Sertifikasi tanah wakaf, baik dari segi biaya
maupun prosedur.
PELAKSANAAN WAKAF BENDA BERGERAK SELAIN UANG
(SURAT BERHARGA, SUKUK, DAN HAKI
KENDALA:
1. Kesiapan Nazhir Yang profesional yang tidak hanya amanah
namun juga menguasai dan memahami praktik bisnis secara
syariah
2. Perlu penguatan peraturan perundang-undangan
3. Perlu penertiban pengadministrasian wakaf, terutama
sertifikasi wakaf dan penyelesaian sengketa, pengawasan dan
perlindungan harta benda wakaf, termasuk pemetaan dan
pengembangan tanah wakaf untuk tujuan produktif
 PELAKSANAAN WAKAF UANG
 KENDALA:
1. Kesulitan pembedaan di lapangan mengenai wakaf
uang dan wakaf melalui uang. Dalam wakaf uang, yang diberikan kepada
penerima manfaat wakaf (mauquf ‘alaih) adalah keuntungan atau hasil
investasi bukan uang wakafnya. Wakaf melalui uang yang diproduktifkan
atau diinvestasikan maka keuntungan dari investasi itu yang diberikan
kepada mawquf alaih, sedangkan wakaf melalui uang untuk keperluan
sosial maka uangnya yang langsung dimanfaatkan. Sehingga dengan
demikian pada dasarnya wakaf uang harus dipertahankan nilai pokoknya,
sehingga dalam pengelolaan wakaf uang ini diperlukan lembaga
penjamin.
2. Lembaga Penjaminan dalam produk-produk keuangan belum ada karena
terbentur pada prosedur dan proses pengaturanya yang belum ada dalam
UU dan PP Tentang Wakaf saat ini
Dasar Hukum :

Pasal 37 ayat (4) dan (5) PP No. 42 tahun 2006 menyatakan bahwa tidak
menutup kemungkinan bagi Notaris dapat mempunyai kesempatan
untuk membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW).

Ketentuan persyaratan Notaris untuk menjadi Pejabat Pembuat Akta Ikrar


Wakaf (PPAIW) ini dijelaskan di dalam pasal 27 Peraturan Menteri
Agama Nomor 73 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perwakafan Benda
Tidak Bergerak dan Bergerak Selain Uang

Penjelasan Pasal 15 ayat 3 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris (LN No 3 Tahun 2014, TLN No 5491) menjelaskan bahwa
kewenangan lain notaris yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan lainnya diantaranya membuat AIW. Kewenangan dalam
membuat AIW ini dapat dilaksanakan oleh Notaris dan Kepala Kantor
Urusan Agama dalam kedudukan keduanya sebagai PPAIW terhadap
obyek Wakaf tanah yaitu membuat AIW.
a. beragama Islam;
b. amanah; dan
c. memiliki sertifikat kompetensi di bidang
perwakafan yang diterbitkan oleh
Kementerian Agama.
d. Notaris untuk diangkat menjadi PPAIW
sebagaimana yang dikemukakan diatas
mengajukan permohonan kepada Menteri.
Peranan Notaris sebagai PPAIW dalam Akta Ikrar Wakaf terkait dengan
ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris.

Berdasarkan Pasal 37 PP No. 42 Tahun 2006 dalam proses pembuatan akta


ikrar wakaf tanah atau lebih khususnya Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf
yang dalam hal ini di singkat tidak menutup kesempatan bagi Wakif untuk
membuat AIW di hadapan Notaris.

Dan Persyaratan Notaris sebagai PPAIW ditetapkan oleh Menteri.

Namun hingga kini aturan mengenai persyaratan Notaris sebagai PPAIW


sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 37 ayat (5) PP Nomor 42 Tahun
2006, belum ditetapkan oleh Menteri Agama.
REKOMENDASI :

1. Perlunya meningkatkan edukasi kepada masyarakat untuk


menjadikan wakaf sebagai pilar ekonomi dengan
pengelolaan wakaf yang optimal, modern, lebih akuntabel
dan sesuai perkembangan zaman.

2. Perlu penguatan pembuatan aturan dan kebijakan wakaf,


termasuk pengaturan lebih lanjut notaris sebagai Pejabat
Pembuat Akta Ikrar Wakaf, pembinaan nazhir
professional, penertiban pengadministrasian wakaf,
terutama sertifikasi wakaf dan penyelesaian sengketa,
pengawasan dan perlindungan harta benda wakaf,
pemetaan dan pengembangan tanah wakaf untuk tujuan
produktif .
Demikian Wass.Wr.Wb.

TERIMA KASIH
helza.nova@unpad.ac.id

Atas perhatian dan kebersamaannya

Anda mungkin juga menyukai