Anda di halaman 1dari 39

Webinar MKn Univ.

Yarsi
Analisa Hukum Wakaf Uang untuk
Penyempurnaan Undang-Undang
Wakaf & Peranan Notaris dalam Wakaf
Uang
Dr. Helza Nova Lita, SH,MH

Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran


Pengurus Appheisi – Sekretaris Bidang Publikasi
05 April 2021
Pendahuluan

• Salah satu langkah strategis untuk meningkatkan


kesejahteraan umum, perlu meningkatkan peran wakaf
sebagai pranata keagamaan yang tidak hanya bertujuan
menyediakan berbagai sarana ibadah dan sosial, tetapi
juga memiliki kekuatan ekonomi.
• Wakaf produktif menjadi salah satu pilar ekonomi
Islam yang berfungsi untuk memberdayakan ekonomi
umat.
Permasalahan Pengelolaan Wakaf secara Umun dan
Wakaf Uang Secara Khusus di Indonesia

1. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai bentuk pengelolaan wakaf


(masih sebatas fasilitas masjid, sekolah, dan makam);
2. Pengaturan Undang-Undang Wakaf masih sebatas mengatur dan
menguatkan tentang wakaf uang, namun belum memberi peluang
pengembangan dan pelaksanaan wakaf uang yang seharusnya.
3. Pengelolaan wakaf uang dalam ketentuan Undang-Undang Wakaf
terkesan masih didominasi melalui Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS),
belum ada aturan mengenai penjaminan wakaf uang, termasuk lembaga
asuransinya, bagaimana hubungan kerjasama antara nazhir dan LKS
pengumpul wakaf uang,
4. Pengaturan Wakaf yang belum komperhensif termasuk pengaturan
mengenai Pejabat Pembuat akta Ikrar Wakaf , khususnya wakaf benda
bergerak selain uang.
Pengertian Wakaf Menurut UU No. 41
Tahun 2004 tentang Wakaf (UU Wakaf)

Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk


memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian
harta benda miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu
sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut
syariah (Pasal 1 angka 1 UU Wakaf)
Dasar Hukum Wakaf & Perkembangannya

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok


Agraria.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah


Milik.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-


Undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf.

Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2018 tentang Perubahan PP No. 42


tahun 2006

Peraturan Pemerintah 25 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah


Nomor 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf.
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi
Hukum Islam.

Peraturan Menteri Agraria dan TataRuang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional


Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah
Wakaf di Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009 tentang


Administrasi Pendaftaran Wakaf Uang.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang


Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak Selain Uang.

Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Nomor DJ/707 Tahun


2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Permohonan Pensertipikatan Tanah

Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Pertanahan


Nasional Nomor 422 dan Nomor 3/SKB/2004 tentang Sertifikat Tanah Wakaf

Peraturan Badan Wakaf Indonesia


UNSUR-UNSUR WAKAF :
1. Wakif;
2. Nazhir;
3. Harta Benda Wakaf;
4. Ikrar wakaf;
5. Peruntukan Harta Benda Wakaf;
6. Jangka Waktu Wakaf.
(pasal 6 UU Wakaf)
Harta Benda Wakaf

Harta Benda Wakaf itu dapat terdiri dari


(Pasal 16 UU No. 41 tahun 2004):
1. Benda tidak bergerak (Seperti
Tanah, bangunan, dsb)
2. Benda bergerak (Seperti Uang, Surat
Berharga, Logam mulia, HKI,dsb)
Harta Benda Wakaf
Syarat harta benda yang akan diwakafkan
1. Dimiliki dan dikuasai oleh wakif secara sah
2. Bebas dari segala sitaan, perkara, sengketa
3. Tidak sedang dijaminkan

Jenis harta benda wakaf


1. Benda tidak bergerak
2. Benda bergerak selain uang : seperti surat berharga, HKI, dsb
3. Benda bergerak berupa uang

Tanah sebagai benda wakaf

Hak Atas Tanah, Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di


atas tanah, dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun termasuk benda
dalam kategori benda tidak bergerak yang dapat diwakafkan
UANG SEBAGAI OBJEK WAKAF

Berdasarkan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang Wakaf


Uang yang ditetapkan pada tanggal 11 Mei 2002, sebagai berikut :
1. Wakaf Uang ( Cash Wakaf/ Waqf an-nuqud) adalah wakaf
yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga, dan
badan hukum dalam bentuk uang tunai;
2. Termasuk pengertian uang adalah surat-surat berharga;
3. Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh)
4. Wakaf uang hanya boleh disalurkan oleh syar’i.
5. Nilai pokok wakaf uang harus dijamin kelestariannya,tidak boleh
dijual, dihibahkan, dan/atau diwariskan.
Dikemukakan pula berbagai pendapat ulama yang menjadi
rujukan Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam
memfatwakan wakaf uang tersebut, diantaranya yaitu:
Pendapat Imam az-Zuhri bahwa mewakafkan dinar
hukumnya boleh, “dengan cara menjadikan dinar tersebut
sebagai modal usaha kemudian keuntungannya disalurkan
pada mauquf ‘alaih”
Dasar Hukum Wakaf Uang
• Pasal 16 UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
• PP No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No. 42
Tahun 2004 tentang Wakaf
• Peraturan Menteri Agama Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Administrasi Pendaftaran Wakaf Uang
• Peraturan BWI No. 1 tahun 2009 tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf Uang
• Peraturan BWI No. 2 Tahun 2010 Tentang Tata Cara
Pendaftaran Nazhir Wakaf Uang
• Peraturan BWI No. 01 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf
Dasar Hukum Wakaf Uang
Pasal 16 UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
(1) harta benda wakaf terdiri:
a. benda tidak bergerak; dan
b. benda bergerak.
(2) benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi:
a.hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;
b.bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana
dimaksud pada huruf a;
c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
(3) Pasal yang sama disebutkan bahwa benda bergerak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b adalah harta benda yang tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi
meliputi:
a. uang;
b.logam mulia;
c.surat berharga;
d.kendaraan;
e.hak atas kekayaan intelektual;
f.hak sewa; dan
g.benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syari’ah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Wakaf Uang & Wakaf Melalui Uang
Wakaf Uang Wakaf Melalui Uang

1. wakaf uang memiliki 1. wakaf melalui uang dapat


karakteristik tersendiri yang ditujukan untuk keperluan sosial
harus menjadi modal usaha yang atau produktif/investasi.
dikelola. Wakaf uang hanya
untuk tujuan produktif atau
investasi baik di sektor ril
maupun sektor keuangan

2. wakaf uang tidak terikat pada satu 2. investasi wakaf melalui uang
jenis investasi tetapi terbuka untuk terikat dengan satu jenis investasi
semua jenis investasi yang aman, yang dikehendaki wakif atau
menguntungkan, dan sesuai syariah program/proyek wakaf yang
serta peraturan perundang- ditawarkan kepada wakif. Misalnya
undangan. Wakaf melalui Uang untuk
Pembangunan Mesjid, Pondok
Pesantren, dsb.
Wakaf Uang Wakaf Melalui Uang

3. Dalam wakaf uang, yang diberikan sedangkan wakaf melalui uang untuk
kepada penerima manfaat wakaf keperluan sosial maka uangnya yang
(mauquf ‘alaih) adalah keuntungan langsung dimanfaatkan untuk
atau hasil investasi bukan uang proyek yang ditawarkan kepada
wakafnya. . Sehingga dengan Wakif.
demikian pada dasarnya wakaf uang
harus dipertahankan nilai pokoknya,
sehingga dalam pengelolaan wakaf
uang ini diperlukan lembaga
penjamin. Lembaga Penjaminan
yang dimaksud harus berbasis
syariah.
Wakaf Uang Sebagai
Modal Usaha

Keuntungannya dibagikan kepada Mauquf ‘Alaih


(sesuai kehendak Wakif dalam Ikrar Wakaf)
Standar yang harus diperhatikan dalam
investasi harta benda wakaf

1. Bidang investasi harus halal dan terhindar dari yang


diharamkan seperti 6investasi pada perusahaan yang
kegiatan utamanya haram, perbankan konvensional,
dan perusahaan yang kegiatannya bercampur
dengan halal dan haram.
2. Menggunakan pola investasi Islam dan dalam
implementasinya syarat dan rukun memenuhi
ketentuan hukum Islam.
3. Melakukan visibility study sebelum memulai investasi
demi menjamin terwujudnya tujuan investasi.
4. Mengikuti syarat-syarat wakif apabila menentukan
pola-pola investasi tertentu.
5. Memilih pola investasi yang bisa menghasilkan
keuntungan paling besar.
6. Investasi tidak boleh menghilangkan kepemilikan wakaf
seperti pola persewaan yang berakhir dengan
kepemilikan atau musyarakah yang sahamnya adalah
tanah wakaf.
7. Memperbanyak penyebaran investasi untuk mengurangi
risiko.
8. Investasi di negara tempat harta benda wakaf
berada agar keuntungannya dinikmati oleh negara itu.
9. Mewaspadai risiko dengan menerapkan manajemen
risiko.
10. Pengawasan secara terus menerus terhadap investasi
untuk mengetahui kemajuan dan kesesuaian
pekerjaan dengan ketentuan, dan menanyakan
setiap bentuk pelanggaran untuk diperbaiki segera.

Sumber : Badan Wakaf Indonesia, Manajemen Wakaf di Era Modern, (Jakarta: Badan
Wakaf Indonesia, 2013), hlm. 161.
• Investasi Wakaf Uang saat ini dapat menjadi alternatif
pilihan wakif seperti Gerakan Wakaf Uang link Sukuk
yang saat ini sedang digerakan oleh Pemerintah,
termasuk juga Wakaf uang dapat mendorong
Permodalan untuk UMKM.
• Dukungan lembaga keuangan syariah maupun program-
program pemerintah yang menyasar usaha mikro dan
kecil sangat penting. Apabila lembaga-lembaga
keuangan syariah dapat bersinergi dengan baik, usaha
mikro akan memperoleh manfaatnya, yaitu pembiayaan
yang menunjang kegiatan usahanya. Apakah lagi dalam
Pasal 22 UU Wakaf disebutkan bahwa salah satu tujuan
wakaf dapat digunakan untuk memberdayakan Ekonomi
Umat.
AIW - APAIW

Akta Ikrar Wakaf (AIW) adalah bukti pernyataan


kehendak Wakif untuk mewakafkan harta benda
miliknya guna dikelola Nazhir sesuai dengan
peruntukan harta benda Wakaf yang dituangkan
dalam bentuk akta.

Akta Pengganti Akta Ikrar Wakaf (APAIW) adalah


akta pengganti dalam hal perbuatan Wakaf belum
dituangkan dalam AIW sedangkan perbuatan Wakaf
sudah diketahui berdasarkan berbagai petunjuk
(qarinah) dan 2 (dua) orang saksi serta AIW tidak
mungkin dibuat karena Wakif sudah meninggal
dunia atau tidak diketahui lagi keberadaannya.
Ikrar Wakaf Uang

• PeraturanMenteri Agama Nomor 4 Tahun 2009 yang


merupakan pengaturan lebih lanjut dari Peraturan
Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf:
• Ikrar wakaf uang dilaksanakan oleh Wakif kepada Nazhir
dihadapan pejabat LKS-PWU atau Notaris yang ditunjuk
sebagai PPAIW disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi, LKS-
PWU wajib menerbitkan Sertifikat Wakaf Uang (SWU)
setelah Nazhir menyerahkan AIW
PENGELOLAAN HARTA BENDA WAKAF MENURUT UU WAKAF
(Pasal 42 dan Pasal 43 UU Wakaf)

- Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta


benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
peruntukannya.
- Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
oleh Nazhir sesuai dengan prinsip syariah.
- Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
dilakukan secara produktif.
- Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta
benda wakaf yang dimaksud pada ayat diperlukan
penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.
Meskipun harta benda wakaf menurut UU
Wakaf (Pasal 3 PP Wakaf) didaftarkan atas
nama Nazhir untuk kepentingan pihak yang
dimaksud dalam AIW sesuai dengan
peruntukannya, tidak berarti membuktikan
kepemilikan Nazhir atas harta benda wakaf.
Kajian praktik & Kendala dan
Permasalahan Wakaf Uang
1. Kesulitan pembedaan di lapangan mengenai wakaf
uang dan wakaf melalui uang. Dalam wakaf uang, yang
diberikan kepada penerima manfaat wakaf (mauquf ‘alaih)
adalah keuntungan atau hasil investasi bukan uang wakafnya.
Wakaf melalui uang yang diproduktifkan atau diinvestasikan
maka keuntungan dari investasi itu yang diberikan kepada
mawquf alaih, sedangkan wakaf melalui uang untuk
keperluan sosial maka uangnya yang langsung dimanfaatkan.
Sehingga dengan demikian pada dasarnya wakaf uang harus
dipertahankan nilai pokoknya, sehingga dalam pengelolaan
wakaf uang ini diperlukan lembaga penjamin.
2. Lembaga Penjaminan dalam produk-produk keuangan belum
ada karena terbentur pada prosedur dan proses pengaturanya
yang belum ada dalam UU dan PP Tentang Wakaf saat ini
Peranan Notaris dalam Wakaf
Dasar Hukum :
Notaris sebagai PPAIW
Pasal 37 ayat (4) dan (5) PP No. 42 tahun 2006 menyatakan bahwa tidak
menutup kemungkinan bagi Notaris dapat mempunyai kesempatan untuk
membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW).

Ketentuan persyaratan Notaris untuk menjadi Pejabat Pembuat Akta Ikrar


Wakaf (PPAIW) ini dijelaskan di dalam pasal 27 Peraturan Menteri Agama
Nomor 73 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak
dan Bergerak Selain Uang

Penjelasan Pasal 15 ayat 3 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2014 tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris (LN No 3 Tahun 2014, TLN No 5491) menjelaskan bahwa
kewenangan lain notaris yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
lainnya diantaranya membuat AIW. Kewenangan dalam membuat AIW ini
dapat dilaksanakan oleh Notaris dan Kepala Kantor Urusan Agama dalam
kedudukan keduanya sebagai PPAIW terhadap obyek Wakaf tanah yaitu
membuat AIW.
Persyaratan Notaris untuk menjadi PPAIW Berdasarkan
ketentuan Pasal 27 Peraturan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 73 Tahun 2013

a. beragama Islam;
b. amanah; dan
c. memiliki sertifikat kompetensi di bidang
perwakafan yang diterbitkan oleh
Kementerian Agama.
d. Notaris untuk diangkat menjadi PPAIW
sebagaimana yang dikemukakan diatas
mengajukan permohonan kepada Menteri.
Peranan Notaris sebagai PPAIW dalam Akta Ikrar Wakaf terkait dengan
ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris.

Berdasarkan Pasal 37 PP No. 42 Tahun 2006 dalam proses pembuatan akta


ikrar wakaf tanah atau lebih khususnya Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf
yang dalam hal ini di singkat tidak menutup kesempatan bagi Wakif untuk
membuat AIW di hadapan Notaris.

Dan Persyaratan Notaris sebagai PPAIW ditetapkan oleh Menteri.

Namun hingga kini aturan mengenai persyaratan Notaris sebagai PPAIW


sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 37 ayat (5) PP Nomor 42 Tahun
2006, belum ditetapkan oleh Menteri Agama.
Terkait dengan pengembangan Wakaf secara Produktif
khususnya Wakaf uang, Peranan Notaris Juga sangat
penting dalam penyusunan Akad-Akad Syariah, Karena
Sesuai dengan Ketentuan Pasal 42 dan Pasal 43 UU
Wakaf, bahwa pengelolaan wakaf secara produktif harus
sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah.

Untuk itu Para Notaris juga harus dibekali dan memahami


kontrak berdasarkan Prinsip Syariah, baik akad yang
Bersifat Tijari (Komersial) maupun Tabarru’ (Sosial)
REKOMENDASI :

1. Perlunya meningkatkan edukasi kepada masyarakat untuk menjadikan


wakaf sebagai pilar ekonomi dengan pengelolaan wakaf yang optimal,
modern, lebih akuntabel dan sesuai perkembangan zaman.

2. Undang-undang wakaf saat ini masih sekedar memberikan landasan


hukum wakaf uang namun belum mendorong secara penuh bagi nazhir
itu sendiri untuk menggembangkan dan mengelola aset wakaf.
Demikian pula aturan wakaf yang ada masih banyak hanya terkait
pengaturan wakaf uang semata, sementara aturan mengenai wakaf
benda lainnya termasuk benda bergerak seperti saham, HKI, dsb belum
diatur lebih lanjut. Untuk itu perlu adanya pembenahan lebih lanjut
bagi aturan wakaf kedepan untuk juga mengedepankan upaya
penggembangan profesional nazhir secara menyeluruh dan terintegratif.
3. Perlu penguatan pembuatan aturan dan kebijakan
wakaf, termasuk pengaturan lebih lanjut notaris
sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf,
pembinaan nazhir professional, penertiban
pengadministrasian wakaf, terutama sertifikasi wakaf
dan penyelesaian sengketa, pengawasan dan
perlindungan harta benda wakaf, pemetaan dan
pengembangan tanah wakaf untuk tujuan produktif .
Referensi :
- Kumpulan Peraturan Perundang-undangan terkait Wakaf
- Badan Wakaf Indonesia, Manajemen Wakaf di Era Modern, (Jakarta:
- Badan Wakaf Indonesia, 2013
- gambar dari berbagai halaman website, diantaranya :
https://www.syariahbank.com/penjelasan-mengenai-wakaf-uang/
https://rotasi.co.id/2021/01/28/pemerintah-tegaskan-wakaf-uang-hanya-
investasi-produk-keuangan-syariah/
https://www.syariahbank.com/5-jenis-investasi-syariah-terbaik/
https://padangkita.com/4-pilihan-investasi-syariah-dapat-dimulai-dari-1-juta/
https://iteken.batam.go.id/dasar-hukum/
https://zakat.or.id/wakaf/
https://arpus.acehprov.go.id/?page_id=120
CV Pemateri : Dr. Helza Nova Lita, S.H.,M.H.

Dosen Tetap Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (tahun 2008 s.d. Sekarang) Mata
Kuliah yang dibina : Hukum Ekonomi, Hukum Ekonomi Syariah, Hukum Alih Teknologi,
Hukum Persaingan Bisnis.

Pengalaman kerja : Staf Badan Wakaf Indonesia (2008), Tenaga Ahli Sekjen Deputi
Perundang-undangan DPR RI (2008-2009), Kadiv Hukum Komite Nasional Ekonomi dan
Keuangan Syariah (KNEKS) (2020), Dosen tidak tetap Institut Tazkia (2014-2021)

Organisasi : Pengurus Asosiasi Pengajar dan Peneliti Hukum Ekonomi Islam Indonesia
(APPHEISI), dan Anggota Pengurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)

Lulus dari S1 dan S2 Ilmu Hukum Universitas Padjadjaran, dan S3 Program Doktor Ilmu
Hukum Universitas Indonesia dengan Judul Disertasi “Saham Syariah sebagai Objek
Wakaf Setelah Berlakunya UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf”

Penelitian terakhir tahun 2020 tentang Penerapan Prinsip Syirkah Pada Pembentukan
perusahaan berbasis Wakaf dihubungkan dengan Ketentuan Hukum Positif Indonesia.

Email : helza.nova@unpad.a.c.id ,helzanova@yahoo.com


Demikian Wass.Wr.Wb.

TERIMA KASIH
helza.nova@unpad.ac.id

Atas perhatian dan kebersamaannya

Anda mungkin juga menyukai