PENUH AMANAH
Oleh :
Fatkhi Rizqiyah A. (11)
Ivan Fadilla I. (16)
Malik Fikri (18)
M. Alimuddin H. (22)
Qoulam Mir Robbir R. (26)
Mengelola Wakaf dengan Penuh
Amanah
• Pengertian wakaf
• Hukum wakaf
• Rukun, syarat serta dalil dari Al-Qur’an dan
hadist
• Harta wakaf dan pemanfaatannya, dasar wakaf,
syarat kewajiban dan nazir
• Pesan-pesan mulia
PENGERTIAN
WAKAF
WAKAF
Secara bahasa, wakaf berasal dari bahasa Arab yang
artinya menahan (al-habs) dan mencegah (al-man’u).
Maksudnya adalah menahan untuk tidak dijual, tidak
dihadiahkan, atau diwariskan.
Menurut istilah syar’i adalah suatu ungkapan yang
mengandung penahanan harta miliknya kepada orang
lain atau lembaga dengan cara menyerahkan suatu
benda yang kekal zatnya untuk diambil manfaatnya
oleh masyarakat.
Wakaf termasuk amal ibadah yang belum banyak
diamalkan. Hal tersebut disebabkan karena
biasanya wakaf berupa harta yang dicintai,
seperti tanah, bangunan, atau benda lainnya.
Wakaf merupakan amal jariah yang pahalanya
akan terus mengalir sampai orang yang
mewakafkannya meninggal dunia. Artinya, ia
akan tetap menerima pahala dari amal jariahnya
selama wakafnya dimanfaatkan oleh orang lain.
Wakaf memiliki dua tujuan, yaitu hubungan
horizontal yang artinya mengentaskan
kemiskinan, dan hubungan vertikal yaitu
pendekatan kepada Allah.
Dalam peraturan pemerintahan Nomor 28 Tahun 1977 tentng
Perwakafan Tanah dijelaskan, bahwa wakaf adalah perbuatan
hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian
harta kekayaannya berupa tanah milik dan melembagakan selama-
lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum
lainnya sesuai ajaran islam.
Menurut Jaih Mubarok :
a. Wakif atau pihak yang mewakafkan secara perorangan atau
badan hukum seperti perusahaan atau organisasi
kemasyarakatan.
b. Pemisahan tanah milik belum menunjukkan pemindahan
kepemilikan tanah milik yang diwakafkan.
c. Tanah wakaf digunakan untuk kepentingan ibadah atau
keperluan umum lainnya sesuai ketentuan ajaran islam.
HUKUM WAKAF
Hukum wakaf adalah sunnah. Wakaf sebagai
amaliyah sunnah yang snaat besar manfaatnya
bagi wakif, yaitu sebagai sadaqah jariyah.
Berdsarkan dalil-dalil wakaf, wakaf merupakan
perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan
oleh islam.
RUKUN & SYARAT
WAKAF
Orang yang berwakaf (al-wakif)
• Memiliki secara penuh harta itu
• Berakal
• Baligh
• Mampu bertindak secara hukum (rasyid)
Benda yang diwakafkan (al-mauquf)
• Harus barang yang berharga
• Harus diketahui kadar atau jumlahnya
• Pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (wakif)
• Harus berdiri sendiri (gaira sai’)
Orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi) atau sekelompok
orang atau badan hukum yang disertai tugas mengurus dan memelihara
barang wakaf (nazir). Orang yang menerima wakaf diklasifikasikan menjadi
2 macam, yaitu :
1. Tertentu (mu’ayyan), yaitu jelas orang yang menerima wakaf, apakah
seorang, dua orang, atau satu kumpulan yang semuanya tertentu dan tidak
boleh diubah. Persyaratan bagi yang menerima wakaf tertentu ini (al-
mawquf mu’ayyan) adalah orang yang boleh memiliki harta (ahlan li al
tamlik).
2. Tidak tertentu (gaira mu’ayyan), yaitu tempat berwakaf itu tidak
ditentukan secara terperinci. Syarat-syarat yang berkaitan yaitu bahwa yang
akan menerima wakaf hendaklah dapat menjadikan wakaf itu untuk
kebaikan yang dengannya dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan
hanya ditujukan untuk kepentingan islam saja.
Lafadz atau ikrar wakaf (sigat), dengan syarat-syarat :
• Ucapan harus mengandung kata-kata yang menunjukkan kekalnya
(ta’bid)
• Ucapan itu dapat direlasikan segera (tanjiz), tanpa disangkutkan kepada
syarat tertentu
• Bersifat pasti
• Tidak diikuti dengan syarat yang membatalkan