Anda di halaman 1dari 5

WAKAF

1. Pengertian Wakaf

Kata wakaf berasal dari bahasa arab yaitu waaf yang berarti berhenti, menahan atau
diam. Wakaf adalah menahan suatu benda yang kekal zatnya, dapat diambil manfaatnya untuk
digunakan dijalan Allah SWT. Wakaf berkaitan dengan harta benda yang mengandung manfaat
dan diberikan kepada pihak lain untuk digunakan. Dengan kata lain, wakaf ialah proses
pemindahan tangan atau pengalihan status hak milik seseorang kepada orang atau badan /
lembaga lain.

Wakaf pertama kali dilakukan oleh khalifah Umar bin Khatab ketika mendapat tanah
rampasan perang Khaibar atas perintah Rasulullah SAW. Sejak saat itu, wakaf banyak dikenal
oleh kaum muslimin, dan banyak pula diantara para sahabat Nabi yang berbondong-bondong
mewakafkan tanahnya.

Secara hukum wakaf sama dengan amal jariyah sebab sesuai dengan jenis amalnya,
yaitu bukan sedekah biasa, melainkan mendermakan sesuatu yang memberi manfaat duniawi
bagi yang menerima wakaf dan manfaat Ukharawi bagi yang mewakafkan dalam kurun waktu
cukup lama. Dengan demikian, pahala wakaf akan terus mengalir kepada orang yang berwakaf,
sepanjang benda wakaf tsb masih memberi manfaat bagi orang banyak, meskipun orang yang
berwakafnya telah meninggal dunia.

Wakaf hukumnya sunat yang sangat dianjurkan dalam ajaran islam. Kaum muslimin yang
memiliki kelebihan rizki disunatkan mewakafkan sebagiannya barang yang diwakafkan harus
tetap sifat dan zatnya, serta senatiasa memberi manfaat yang tiada hentinya.

Firman Allah SWT :

            
   
Artinya :

“kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya
Allah mengetahuinya.” (Q.S Ali Imran : 92)

2. Perundang-undangan Wakaf

Peraturan perundang-undangan yang ada selama ini dalam bentuk undang-undang,


melainkan sebatas peraturan pemerintah dan keputusan mentri yaitu sbb :

a. Peraturan Pemerintah RI No. 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik.


b. Peraturan mentri dalam negeri RI No. 6 tahun 1977 tentang tata pendaftaran tanah
mengenai perwakafan tanah milik.
c. Peraturan mentri Agama RI No. 1 tahun 1978 tentang peraturan pelaksanaan peraturan
pemerintah No. 28 / 1977 tentang perwakafan tanah milik.
d. Instruksi mentri Agama RI No. 3 tahun 1987 tentang bimbingan dan pembinaan kepada
badan hokum keagamaan sebagai Nadzir dan badan hukum keagamaan yang memiliki
tanah.
e. Surat edaran Dirgen Bimbaga Islam dan Urusan Haji No. DII/5/Ed./07/1981 tentang
pendaftaran perwakafan tanah milik.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik BAB I pasal 1
dinyatakan bahwa :

a. Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan
sebagian dari harta kekayaan yang berupa tanah milik dan melembagakannyaselama-
lamanya untuk kepentingan peribatatan atau kepentingan lainnya sesuai dengan
ajararan agama isalam.
b. Wakif adalah orang atau orang-orang ataupun badan hukum yang mewakafkan tanah
miliknya
c. Ikrar adalah pernyataan kehendak dari wakif untuk mewakafkan tanah miliknya.
d. Nadzir adalah kelompok orang atau badan hukum yang diserahi tugas yang
pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf.

3. Pengelolaan Wakaf

Dalam pelaksanan perwakafkan dinegara kesatuan RI telah diatur dalam peraturan


pemerintah RI No. 28 tahun 1997 tentang perwakafan tanah milik, peraturan Mendagri No. 6
tahun 1907 tentang cara pendaftaran perwakafan hak milik, peraturan Menteri Agama Nomor 1
tahun 1978, peraturan pelaksanaan PP No. 28/1997 dan peraturan Dirjen Bimas Islam No.
Kep /P/75/78 tentang formulir dan oedoman pelaksanaan. Beberapa hal yang perlu diketahui
tentang isi peraturan tersebut antara lain memuat bahwa wakaf adalah suatu lembaga
keagamaan yang dapat dipergunakan sebagai salah satu sarana, guna mengembangkan agama
khususnya bagi uamat yang beragama islam, dalam rangka mencapai kesejahteraan spiritual dan
material menuju masyarakat adil dan.

a. Syarat – syarat wakaf


1. Barang yang diwakafkan harus bisa diambil manfaatnya dan keadaannya masih tetap.
Benda tersebut tidak berkurang atau bertambah, misalnya tanah , masjid dan lain lain.
2. Barang / harta miliknya sendiri.
3. Harta tersebut digunakan untuk tujuan yang baik.
b. Rukun wakaf
Dalam ibadah wakaf ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi, yaitu
sebagai berikut:
1. Orang yg mewakafkan harus bisa (waqif), artinya yang mewakafkan orang mampu.
 baligh dan rasyid
 tidak punya hutang, tidak sakit jiwa/waras
 tidak terpaksa (atas kemauan sendiri)
 wakaf tidak boleh dibatalkan
2. Harta yang diwakafkan (mauquf), syaratnya:
 zat benda (hartayang diwakafkan) tetap, tidak cepat habis atau rusak,
 dapat digunakan dalam waktu lama,
 batas-batasnya jelas.
3. Penerimaan wakaf (mauquf ‘alaih )
 dewasa, bertanggung jawab dan mampu melaksanakan amanat,
 sangat dibutuhkan oleh banyak orang (masyarakat). Wakaf dapat diberikan kepada
badan sosial (yayasan) yang berbadan hukum.

Contoh Pengelolaan Wakaf

Seseorang yang hendak mewakafkan sebagian harta kekayaannya, hendaknya dapat


mendaftarkan diri ke pejabat pembuat akta ikrar wakaf (PPAIW) sambil membawa sertifikat
tanah yang hendak diwakafkan. Pejabat dimaksud yang paling rendah adalah Kepala Kantor
Urusan Agama (KUA) Kecamatan. Benda yang diwakafka harus yang kekal sifat dan zatnya, serta
memberi mafaat dalam kurun waktu yang lama.

Jika benda tersebut sudah diwakafkan, maka hendaknya pihak nadzir dapat
mengelolanya dengan baik, agar benda wakaf tsb selamanya bermanfaat untuk kepentingan
umum. Misalnya, jika benda wakaf berupa sawah, maka hendaknya ditanami padi dgn baik, jika
berupa tanah dan bangunan juga hendaknya difungsikan sesuai dengan tujuan wakaf, sehingga
tidak ada benda wakaf yang tidak mendatangkan wakaf.

Kita juga boleh mewakafkan bangunan masjid, asrama anak yatim piatu, madrasah,
pesantren dan sebagainya. Bahkan untuk ukuran saat ini, para ulama membolehkan wakaf
tunai. Artinya, benda yang akan diwakafkan tidak harus tanah, atau berupa benda kekal lainnya,
melainkan berupa uang tunai atau jasa, yang penting sesuatu yang diwakafkan itu dapat
mendatangkan manfaat yang lama bagi kepentingan masyarakat luas.

Nadzir mempunyai hak dan kewajiban, yaitu :

a. Mengurus dan mengawasi kekayaan wakaf serta hasilnya.


b. Membuat laporan secara berkala terhadap semua hal yang menyangkut kekayaan
wakaf.
c. Berhak mendapatkan penghasilan atau fasilitas dari kekayaan wakaf tsb.
4. Tata Cara Wakaf
Menurut peraturan diatas , tata cara wakaf di indonesia adalah sebagai berikut:

a. Calon waqif yang akan mewakafkan tanahnya harus menghadap kepada nazir dihadapan
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) yang menangani wilayah tanah wakaf itu.
PPAIW adalah kepala Kantor Urusan Agama (KUA) setempat.
b. Ikrar wakaf itu disaksikan oleh sedikit dua orang saksi dewasa yang sehat akal dan
dilakukan secara tertulis.
c. Ikrar wakaf dapat juga ditulis dengan persetujuan Kantor Departemen Agama Kabupaten
atau kotamadya yang menangani wilayah tanah wakaf itu. Hal tersebut dibicarakan
dihadapan PPAIW
d. Tanah wakf itu dalam keadaan tuntas bebas dari ikatan dan sengketa. Jika ikrar wakaf itu
telah memenuhi syarat dengan lengkap, maka PPAIW menerbitkan akta ikrar wakaf tanah.
e. Calon waqif sebelum berikrar wakaf terlebih dahulu harus menyerahkan kelengkapan-
kelengkapan surat atau administrasi wakaf yang terdiri dari sebagai berikut:
1. Sertifikat atu surat kepemilikan harta yang sah
2. Surat keterangan kepala desa yang dikuatkan oleh camat setempat tentang
kepemilian tanah/harta dan status
3. Adanya izin bupati atu walikota
a. Adapun seorang nadzir yang dimaksud perundang –undanagan di indonesia adalah suatu
badan hukum khkusus yang mengurusi harta wakaf. Mereka memiliki hak dalam
pengelolaan wakaf, yakni sbb :
1. Berhak menerima penghasilan dari hasil tanah wakaf yang ditentukan oleh kepala
kantor Dapartemen Agama kabupaten atau kota madya dan menggunakan untuk
kepentingan umum atau keagamaan.
2. Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Dapartemen Agama
kabupaten atau kotamadya. Nadzir disamping mempunyai kewajiban, yakni
mengamankan harta wakaf, surat-surat wakaf dan hasil-hasil wakaf.
Nama anggota :

 Allycia Amanda.S
 Anita
 Dewi Ayu . A
 Fanny Cliza . P
 Ghina Rahmanda . P
 Inayah
 Laeli Nurhidayah
 Siti Nurjanah
 Susi Susanti
 Vina Anggita

Kelas  X Administrasi Perkantoran 3

SMK NEGERI 1 KEDAWUNG


Jl. Tuparev No. 12 Telp. (0231) 203795 Fax. (0231) 203795, 200653
KABUPATEN CIREBON 45153
HTTP://www.smkn1-kedawung.sch.id - E-Mail : kampus@smkn1-kedawung.sch.id

Anda mungkin juga menyukai