OLEH
KELOMPOK 10
Alfi Amin Alfath D5/ 31.0107
Achmad Pradipta D4/31.0553
M. Raihan Asyraf D5/31.0151
ii
KATA PENGANTAR
Jatinangor
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
2.2 Wakaf Tanah Milik Yang Sudah Bersertifikat....................................................4
2.3 Kesadaran Hukum Mengenai Sertifikasi Tanah Wakaf.....................................6
BAB III.............................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................9
3.2 Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
ii
BAB I
Pendahuluan
Pahala wakaf yang terus mengalir, berlaku juga pada orang yang berwakaf
namun ia telah meninggal, selama harta yang diwakafkan tersebut masih bisa
dimanfaatkan. kemudian juga, wakaf bisa menjadi jalan ataupun perantara dalam
memajukan agama serta membagun masyaraka dalam berbagai bidang kehidupan.
Maka dari itu dapat kita simpulkan bahwa wakaf memiliki banyak manfaat yang
dapat diperoleh begitupun tentunya akan mendapat pahala.
Sayangnya saat ini praktek wakaf yang berjalan dalam masyarakat belum
sepenuhnya berjalan tertib dan jelas status hukumnya. Bahkan belum memperoleh
kepastian hukum karena belum dilaksanakan pendaftaran haknya atau
1
disertifikatkan. Namun beberapa tanah wakaf bahkan ada yang sudah memiliki
sertifikat. Dikarenakan harapan masyarakat dalam mendapatkan jaminan
kepastian hukum memang harus disertifikatkan.
2. Apa hukum bagi tanah yang sudah bersertifikat apabila akan diwakafkan ?
2
BAB II
Pembahasan
Wakaf adalah tanah Milik yang diatur pada Pasal 49 ayat (3) UUPA, yang
mana perwakafan tanah hak milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Menurut Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1977
tentang perwakafan tanah milik, yang dimaksud dengan wakaf adalah perbuatan
hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta
kekayaan yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamnya
demi kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya yang sesuai dengan
ajaran islam.
Hak atas tanah yang dapat diwakafkan dalam kepentingan peribadatan dan
kepentingan umum lainya menurut ajaran islam hanyalah hak milik. Maka dalam
perwakafan tanah hak milik terdapat pihak yang mewakafkan tanah disebut wakif,
pihak menerima hibah tanah wakaf disebut nadzir, pihak yang membuat akta ikrar
wakaf adalah Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
b. Wakaf tidak boleh dikembalikan, baik oleh pelaku ataupun ahli waris
d. Setiap harta wakaf harus dimanfaatkan sesuai dengan tujuan wakaf pada
umumnya .
1. Syarat Materil
3
Pemilik tanah perorangan yang mewakafkan tanah hak miliknya sudah dewasa,
berakal sehat, dan tidak terhalang melakukan perbuatan hukum, sedangkan nazhir
yang perseorangan adalah Warga Negara Indonesia, beragama islam, dewasa,
amanah, tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.
2. Syarat Formal
Tanah hak milik yang diwakafkan oleh pemilikinya harus dibuktikan dengan Akta
Ikrar Wakaf yang diberikan ole pejabat pembuat Akta Ikrar Wakaf. Dengan Akta
Ikrar tersebut nantinya akan didaftarkan ke Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
setempat agar diterbitkan sertifikat tanah.
Tanah yang sudah diwakafkan tidak lagi objek lalu lintas hukum dan
objek lalu lintas ekonomi, dan kepemilikannya diurus oleh Menteri Agama dan
Badan Wakaf Indonesia. Maka dari itu apabila status tanah merupakan tanah hak
atas tanah (atau bersertifikat hak milik), harus dilakukan pelepasan hak baru
kemudian bisa mendapatkan sertifikat wakaf. Berikut merupakan syarat dari
pemisahannya:
a. Wakif harus datang ke PPAIW dengan membawa : sertifikat hak atas tanah, surat
keterangan Kepala Desa/ Lurah yang diketahui Camat bahwa tanah tersebut tidak
4
dalam sengketa, serta Surat Keterangan Pendaftaran Tanah (SKPT) dari Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota setempat.
b. Wakif mengikrarka wakaf dengan lisan, jeals, dan tegas kepada nadzie dihadapan
PPAIW dihadapan para saksi, yang kemudian dituangkan dalam bentuk terulis
c. Apabila wakif tidak datang di hadapan PPAIW maka harus memberikan kuasa
tertulis secara matreatik di hadapan notaris dan dihadapan Kepala Kantor
Departemen Agama Kabupaten/Koa dan dibacakan kepada nadzir dihadapan
PPAIW dan para saksi
d. PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) rangkap 3 (tiga) menurut bentuk
formulir W.2 dan salinan rangkap 4 (empat ) menurut bentuk formulir W.2.a.
e. PPAIW atas nama nadzir dan nadzir sendir berkewajiban untuk mengajukan
permohonan pendaftaran pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat
dengan menyerahkan : sertifikat tanah yang bersangkutan, Akta Ikrar Wakaf, dan
Surat Pengesahan dari KUA kecamatan setempat mengenai nadzir yang
bersangkutan.
(1) Mencantumkan kata ‘’wakaf’’ dengan huruf besar di belakang nomor hak milik
tanah yang bersangkutan pada buku tanah dan sertifikatnya
(3) mencantumkan kata nadzir, nama nadzir disertai kedudukannya pada buku tanah
sertifikatnya.
1. Formulir Pemohinan
2. Surat kuasa
5
3. Fotocopy Identitas baik pemohon, Nadzir, atau kuasa sekalipun
5. Sertifikat asli
9. Bukti SSP/PPH
6
keluarga nadzie secara turun temurun, serta aset wakaf yang tidak terawat dengan
baik.
Sertifikasi aset wakaf pun tidak boleh yang dibuat oleh Notaris atau
Pejabat Pembuat Akta tanah, melainkan harus dari PPAIW yang ditetapkan oleh
Menteri Agama. Apabila Akta tanah yang dibuat oleh PPAT maka Akta Ikrar
tersebut tidak sah. Maka dari itu apabila sudah terlanjur membuat Akta harus
dilakukan pelepasan hak baru terlebih dahulu. Selain itu, karena tanah sudah
dilepaskan hak oleh pemiliknya maka nantinya tidak dapat dibatalkan. Sehingga
apabila ingin mewakafkan setengah dari asetnya, disarankan untuk melakukan
pemecahan sertifikat tanah terlebih dahulu sebelum melakukan wakaf.
Bahkan yang lebih parahnya tidak jarang penyerahan aset wakaf tersebut
tidak disertai Akta Ikrar Wakaf yang diberikan oleh Kantor Kementerian Agama.
Padahal Akta ikrar wakaf merupakan persyaratan mutlak apabila ingin berwakaf.
Melihat hal ini selain tidak memahami hukum wafat tapi pengetahun wakaf
masyarakat juga masih lemah hanya dimiliki oleh pengurus saja.
7
Apalagi mengenai sertifikasi, pemerintah harus tegas memberi tahu
bahwa sertifikat harus dari kementerian Agama bukan Notaris agar menghindari
kekeliruan para wakif. Karena dalam kasus ini yang paling dirugikan adalah
wakif, selain harus melakukan biaya dua kali ia, tentu saja ini juga merugikan
waktu wakif karena harus menguruskan sertifikat secara berulang baik dari
pelepasan hak sampai pada pembuatan akta ikrar.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sertifik asi aset wakaf tidak boleh yang dibuat oleh Notaris atau
Pejabat Pembuat Akta tanah, melainkan harus dari PPAIW yang ditetapkan oleh
Menteri Agama. Apabila Akta tanah yang dibuat oleh PPAT maka Akta Ikrar
tersebut tidak sah. Maka dari itu apabila sudah terlanjur membuat Akta harus
dilakukan pelepasan hak baru terlebih dahulu. Selain itu, karena tanah sudah
dilepaskan hak oleh pemiliknya maka nantinya tidak dapat dibatalkan. Sehingga
apabila ingin mewakafkan setengah dari asetnya, disarankan untuk melakukan
pemecahan sertifikat tanah terlebih dahulu sebelum melakukan wakaf.
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10