PENDAFTARAN TANAH
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Agraria
KELAS : IH – 3A
2021
Jl. Ir H. Juanda No.95, Cemp. Putih, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15412
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami selaku tim penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Pendaftaran Tanah” dengan lancar dan baik dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah
Hukum Agraria pada Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama menyusun tugas ini, tim penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak tim penulis tidak akan bisa menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada :
1. Allah SWT. karena tanpa ridho, rahmat, serta karunianya tim penulis tentu tidak akan
bisa menyelesaikan tugas ini.
2. Bapak. M. Yasir M.H selaku dosen mata kuliah Hukum Agraria telah membimbing
kami dalam menyelesaikan tugas ini.
3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil agar
kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan sebaik-baiknya.
Kami selaku tim penulis menyadari sebagai manusia tidak akan pernah terlepas dari
kesalahan maupun kekeliruan baik dalam berpikir maupun bertindak, untuk itu kami
mengharapkan kritik membangun dan saran bagi pembaca makalah ini. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan juga sebagai bahan referensi,
serta semoga Allah SWT memberi rahmat bagi kita semua.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................1
C. TUJUAN PEMBAHASAN..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. PENGERTIAN PEMBUATAN TANAH............................................................................3
B. TUJUAN DAN MANFAAT PENDAFTARAN TANAH...................................................5
C. ASAS-ASAS PENDAFTARAN TANAH...........................................................................6
D. DASAR HUKUM PENDAFTARAN TANAH...................................................................8
E. OBJEK PENDAFTARAN TANAH...................................................................................10
F. INSTANSI PENYELENGGARAAN DAN WILAYAH TATA USAHA
PENDAFTARAN TANAH.......................................................................................................11
G. PELAKSANAAN, TATA CARA DAN SISTEM PUBLIKASI PENDAFTARAN
TANAH......................................................................................................................................14
BAB III PENUTUP......................................................................................................................24
A. KESIMPULAN...................................................................................................................24
B. KRITIK DAN SARAN.......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah mempunyai arti penting bagi kehidupan bangsa Indonesia. Hal ini
dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga setiap kegiatan
yang dilakukan oleh sebagian besar rakyat Indonesia senantiasa membutuhkan dan
melibatkan soal tanah . Bahkan pada sebagian masyarakat, tanah dianggap sebagai
sesuatu yang sakral, karena disana terdapat symbol status sosial yang dimilikinya.
Pembagunan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia saat ini dikhususkan
pada masalah penyediaan tanah. Hal itu dikarenakan tanah dibutuhkan oleh banyak orang
sedangkan jumlahnya tidak bertambah atau tetap, sehingga tanah yang tersedia tidak lagi
mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat terutama kebutuhan akan tanah untuk
membangun perumahan sebagai tempat tinggal, untuk pertanian, serta membangun untuk
fasilitas umum dalam rangka memenuhi tuntutan hidup yang semakin berkembang.
Mengingat arti pentingya tanah bagi kelangsungan hidup masyarakat, maka
diperlukan adanya pengaturan yang lengkap dalam hal penggunaan, pemanfaatan,
pemilikan dan pembuatan hukum yang berkaitan dengan hal tersebut. Semua ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya persengketaan tanah baik yang menyangkut
pemilikan maupun perbuatan-perbuatan hukum yang dilakukan oleh pemiliknya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan suatu
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pendaftaran tanah?
2. Apa saja tujuan dan manfaat dari pendaftaran tanah?
3. Apa saja asas-asas pendaftaran tanah di Indonesia?
4. Apa yang menjadi dasar hukum pedaftaran tanah?
5. Apa yang menjadi objek pendaftaran tanah?
1
2
6. Siapa penyelenggara pendaftaran tanah dan wilayah mana saja yang menjadi wilayah
tata usaha pendaftaram tanah?
7. Bagaimana pelaksanaan, tata cara dan system publikasi pendaftaran tanah di
Indonesia?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari pendaftaran tanah.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dan manfaat dari pendaftaran tanah.
3. Untuk mengetahui apa saja asas-asas pendaftaran taanh di Indonesia
4. Untuk mengetahui apa yang menjadi dasar hukum pendaftaran tanah.
5. Untuk mengetahui obyek pendaftaran tanah.
6. Untuk mengetahui siapa yang menjadi penyelanggara pendaftaran tanah dan bagian
mana saja yang menjadi wilayah tata usaha pendaftaran tanah
7. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan, tata cara dan system publikasi
pendaftaran tanah di Indonesia?
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Urip Santoso, Hukum Agraria: Kajian Komprehensif, ( Jakarta: Kencana, 2011 ), hlm.286.
2
Ibid., hlm. 287-290.
4
berurutan menjadi satu kesatuan rangkaian yang bermuara pada tersedianya data
yang diperlukan dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum dibidang
pertanhan bagi rakyat. Kegiatan pendaftaran tanah terdiri atas kegiatan pendaftaran
tanah untuk pertama kali, bentuk kegiataanya adalah pengumpulan dan pengolahan
data fisik; pembuktian hak dan pembukuannya; penerbitan sertipikat; penyajian data
fisik dan data yuridis; dan penyimpanan daftar umum dan dokumen, dan kegiatannya
adalah pendaftaran peralihan dan pembebanan hak; dan pendaftaran perubahan data
pendaftaran tanah lainnya. Kegiatan pendaftaran tanah menghasilkan dua macam
data, yaitu data fisik dan yuridis. Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas,
dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan
mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di atasnya. Data yuridis adalah
keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah susun yang
didaftar, pemegang haknya dan pihak lain serta beban-beban lain yang
membebaninya.
b. Dilakukan oleh Pemerintah
Penyelenggaraan pendaftaran tanah dalam masyarakat modern merupakan tugas
negara yang dilaksanakan oleh pemerintah bagi kehidupan rakyat dalam rangka
memberikan jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan.
c. Secara Terus-menerus, Berkesinambungan
Kata-kata "terus-menerus, berkesinambungan” menunjuk kepada pelaksanaan
kegiatan, yang sekali dimulai tidak akan ada akhirnya. Data yang sudah terkumpul
dan tersedia harus selalu dipelihara, dalam arti disesuaikan dengan perubahan yang
terjadi kemudian hingga tetap sesuai dengan keadaan yang terakhir. Kegiatan
pendaftaran tanah untuk pertama kali menghasilkan tanda bukti hak berupa
sertipikat. Dalam kegiatan pendaftaran tanah dapat terjadi peralihan hak,
pembebanan hak, perpanjangan jangka waktu hak atas tanah; pemecahan, pemisahan
dan pengabungan bidang tanah; pembagian hak bersama; hapusnya hak atas tanah
dan hak milik atas satuan rumah susun; peralihan dan hapusnya hak tanggungan;
perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan;
dan perubahan nama pemegang hak harus didaftarkan ke Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota setempat hingga tetap sesuai dengan keadaan yang terakhir.
5
d. Secara Teratur
Kata “teratur" menunjukkan bahwa semua kegiatan harus belandaskan peraturan
perundang-undangan yang sesuai, karena hasilnya akan merupakan data bukti
menurut hukum, biarpun daya kekuatan pembuktiannya tidak selalu sama dalam
hukum negara-negara yang melaksanakan pendaftaran tanah.
e. Bidang-bidang Tanah dan Satuan Rumah Susun
Kegiatan pendaftaran tanah dilakukan terhadap Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan, Hak Pakai, Hak Pengelolaan, Tanah Wakaf, Hak Milik Atas Satuan
Rumah Susun, Hak Tanggungan, dan Tanah Negara.
f. Pemberian Surat Tanda Bukti Hak
Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kalinya menghasilkan surat tanda bukti
hak berupa sertipikat atas bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan sertipikat
hak milik atas satuan rumah susun. Sertifikat adalah surat tanda bukti hak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf C UUPA untuk hak atas tanah,
hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak
tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang
bersangkutan.
g. Hak-hak Tertentu Yang Membebaninya
Dalam pendaftaran tanah dapat terjadi objek pendaftaran tanah dibebani dengan
hak yang lain, misalnya Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak
Pakai, dan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dijadikan jaminan utang dengan
dibebani Hak Tanggungan, atau Hak Milik atas tanah dibebani dengan Hak Guna
Bangunan atau Hak Pakai.
3
Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Palu, 2006, hlm. 165
6
4
Ibid
7
1. Asas Specialiteit
Asas ini diartikan bahwa pelaksanaan pendaftaran tanah itu diselenggarakan atas
dasar peraturan perundang-undangan tertentu, yang secara teknis menyangkut masalah
pengukuran, pemetaan dan pendaftaran peralihan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan
pendaftaran tanah dapat memberikan kepastian hukum terhadap atas tanah, yaitu
memberikan data fisik yang jelas mengenai luas tanah,letak, dan batas-batas tanah.
2. Asas Openbaarheid (Asas Publisitas)
Asas ini memberikan data yuridis tentang siapa yang menjadi subjek haknya,apa
nama hak atas tanah, serta bagaimana terjadinya peralihan dan pembebanannya. Data ini
sifatnya terbuka untuk umum, artinya setiap orang dapat melihatnya.
3) Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat.
3. Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan Negara dan
masyarakat, keperluan lalu lintas sosial ekonomi serta kemungkinan
penyelenggaraannya, menurut pertimbangan Menteri Agraria.
4. Dalam Peraturan Pemerintahan diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan
pendaftaran termaksud dalam ayat (1) diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat
yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut.
1. Pasal 23 UUPA
Ayat 1: Hak milik demikian pula setiap peralihan, hapusnya dan
pembebanannya dengan hak-hak lain harus didaftarkan menurut ketentuan-
ketentuan yang dimaksudkan dalam Pasal 19.
Ayat 2: Pendaftaran termasuk dalam ayat 2 merupakan alat pembuktian yang
kuat mengenai hapusnya hak milik serta sahnya peralihan dan pembebanan
hak tersebut.
2. Pasal 32 UUPA
Ayat 1: Hak guna usaha, termasuk syarata-syarat pemberiannya, demikian
juga setiap peralihan dan penghapusan hak tersebut, harus didaftarkan
menurut ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 19.
Ayat 2 : Pendaftaran termasuk dalam ayat 1 merupakan alat pembuktian yang
kuat mengenai peralihan serta hapusnya hak guna usaha, kecuali dalam hak-
hak itu dihapus karena jangka waktunya berakhir.
3. Pasal 38 UUPA
Ayat 1: Hak guna bangunan, termasuk syarat-syarat pemberiannya, demikian
juga setiap peralihan dan hapusnya hak tersebut harus didaftarkan menurut
ketentuan-ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 19.
10
Walaupun Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1961 sudah tidak berlaku lagi,
namun pelaksanaan yang menyertainya tetap dinyatakan berlaku sepnajang tidak
bertentangan, diubah atau diganti dalam PP 24 Tahun 1997.
Dari ketentuan pasal-pasal di atas dapat disimpulkan bahwa pendaftaran yang dilakukan
oleh pemegang hak milik, hak guna usaha, maupun hak guna bangunan adalah merupakan alat
pembuktian yang kuat serta sahnya setiap peralihan, pembebanan dan hapusnya hak-hak
tersebut.
1) Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai;
2) Tanah Pengeloalaan ;
3) Tanah Wakaf;
4) Hak Milik atas Satuan Rumah Susun;
5) Hak Tanggungan
6) Tanah Negara
5
Arba, Hukum Agraria Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), hal. 161
11
1. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), yang berperan dalam pembuatan akta
pemindahan hak dan akta pemberian hak tanggungan atas tanah atau hak milik
atas satuan rumah susun.
3. Pejabat dari Kantor Lelang, berperan dalam pembuatan Berita Acara Lelang atas
hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.
Badan Pertanahan Nasional menurut Pasal 1 ayat (1) Perpres BPN adalah
lembaga Pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggungjawab
kepada Presiden. Lebih lanjut ayat (2) dari pasal yang sama menentukan bahwa Badan
Pertanahan Nasional dipimpin oleh seorang Kepala. Hal ini sejalan dengan apa yang
ditentukan dalam Pasal 6 ayat (1) PP Pendaftaran Tanah yang menentukan bahwa tugas
pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan, kecuali
kegiatan-kegiatan tertentu yang ditugaskan kepada Pejabat lain. Kegiatan-kegiatan
tertentu yang dimaksud adalah kegiatan yang pemanfaatannya bersifat nasional atau
melebihi wilayah kerja Kepala Kantor Pertanahan, misalnya pengukuran titik dasar
teknik, pemetaan fotogrametri dan lain-lain.
1. Sekretariat Jenderal;
9. Inspektorat Jenderal;
10. Staf Ahli Bidang Landreform dan Hak Masyarakat atas Tanah;
penerbitan dokumen tanda bukti hak. Dalam kegiatan pengumpulan dan pengolahan data
yuridis, yaitu dengan meneliti alat-alat bukti kepemilikan tanah.Untuk hak-hak lama yang
diperoleh dari konversi hak-hak yang ada pada waktu berlakunya UUPA dan/atau hak
tersebut belum didaftarkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10Tahun 1961 tentang
Pendaftaran Tanah, yaitu berupa bukti tertulis, keterangan saksi dan/atau pernyataan yang
bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh PanitiaAjudikasi/Kepala Kantor Pertanahan
dianggap cukup untuk mendaftarkan haknya.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria di dalam Pasal 19 menyatakan untuk menjamin kepastian hukum oleh
Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Pendaftaran tersebut
meliputi :
1. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah ;
2. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut ;
3. Pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat pembuktian
yang kuat (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria, n.d.)
Maksud dan tujuan diterbitkannya sertipikat dalam kegiatan pendaftaran tanah
adalah agar pemegang hak dengan mudah dapat membuktikan bahwa dirinya sebagai
pemegang haknya. Sertipikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yag
bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftarkan dalam buku
tanah.(Santoso, 2012)
Sertipikat hak atas tanah menjadi dambaan dari setiap pemegang hak atas tanah,
serasa masih ada yang kurang dan belum mantap bila pemilikan atas tanah belum disertai
bukti pemilikan berupa sertipikat.hal itu memang benar dan sudah selayaknya setiap
orang mengusahakan agar ia memperoleh sertipikat karena Undang-Undang Pokok
Agraria (UUPA) menjamin hal itu bahwa adalah hak setiap pemegang hak atas tanah
untuk memperoleh sertipikat.(Sukarmi, 2017)
Terselenggaranya pendaftaran tanah juga dimaksudkan untuk menyediakan
informasi mengenai bidang-bidang tanah sehingga pihak yang berkepentingan termasuk
Pemerintah dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan
16
perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang
sudah terdaftar. Terselenggaranya pendaftaran tanah secara baik merupakan dasar dan
perwujudan tertib administrasi di bidang pertanahan.(Perlindungan, A. P., 2009) Menurut
Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, objek pendaftaran tanah meliputi:
1. Bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna
bangunan dan hak pakai;
2. Tanah dan hak pengelolaan;
3. Tanah wakaf;
4. Hak milik atas satuan rumah susun;
5. Hak tanggungan;
6. Tanah Negara (Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah, n.d.);
7. Tanah hak pengelolaan
Bidang atau bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibubuhkan nomor
pendaftarannya pada peta pendaftaran di bukukan dalam daftar tanah
Bagi bidang bidang tanah yang sudah diukur serta dipetakan dalam peta
pendaftaran, dibuatkan surat ukur untuk keperluan pendaftaran haknya. Untuk
wilayah-wilayah pendaftaran tanah secara sporadik yang belum tersedia peta
pendaftaran, surat ukur dibuat dari hasil pengukuran bidang-bidang tanah yang
sudah ditetapkan batas-batasnya Pembuktian Hak Baru
(10) Pengesahan hasil pengumuman penelitian data fisik dan data yuridis
a. Panitia A
Peran panitia A dalam pendaftaran tanah secara sporadik adalah membatu
Kepala pantor pertanahan kabupaten/kota melaksanakan penelitian data yuridis
20
dan untuk penetapan batas-batas tanah yang dimohon untuk didaftar atau
disertifikatkan.
b. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
Peran Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam pendaftaran tanah secara
sporadik adalah membatu Kepala kantor pertanahan kabupaten/kota dalam
membuat akta jual beli tanah yang belum terdaftar apabila perolehan tanahnya
dilakukan melalui jual beli. Akta jual beli ini menjadi salah satu dokumen yang
harus dilengkapi oleh pemohon dalam pendaftaran tanah secara sporadik.
A. KESIMPULAN
2. Kendala-kendala yang terdapat dalam proses pendaftaran tanah yaitu : Faktor kebijakan
Pemerintah mengenai kewajiban perpajakan dalamkegiatan pendaftaran tanah, Faktor Kurang
memahami fungsi dan kegunaan sertifikat, Faktor Anggapan Masyarakat Diperlukan Biaya yang
26
Mahal Untuk Melaksanakan Pendaftaran Tanah, Faktor anggapan diperlukan waktu yang lama
dalam pengurusan sertifikat, Faktor anggapan alas hak atas tanah yang dimiliki sudah sangat kuat
dan Sistem publikasi negatif yang mengandung unsur positif.
Tentunya dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk
itu, penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan terpaku pada banyak sumber dan juga
tentunya kritik dari pembaca. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
27