Anda di halaman 1dari 1

Sejarah 4 Pilar Kebangsaan

Empat Pilar MPR RI terdiri dari Pancasila sebagai dasar negara, landasan ideologi, falsafah,
etika moral serta alat pemersatu bangsa. Undang-Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945
(UUD NRI 1945) sebagai landasan konstitusional. Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) sebagai konsensus bentuk kedaulatan negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai
semangat pemersatu dalam kemajemukan bangsa.

Pada masa Orde Baru jatuh terjadi proses penghapusan sosialisasi Pancasila pada Era
Reformasi, pada saat itu TAP MPR NO. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
PEngalaman Pancasila (P4) dicabut, Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (BP-7) dibubarkan, serta Mata Pelajaran Pancasila
sebagai mata pelajaran pokok di Sekolah dan Perguruan Tinggi juga dihapuskan. Sehingga
sesudah itu Sekolah ataupun perguruan tinggi boleh memasukkan mata pelajaran Pancasila,
boleh tidak. Setiap orang/kelompok juga bebas menafsirkan sila-sila Pancasila sesuai
seleranya masing-masing.

Empat Pilar Kebangsaan kemudian dikemumukaan oleh HM Taufiq Kiemas sebagai Ketua
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indoensia (MPR RI) Periode 2009-2014, untuk
mengisi kekosongan peran Negara dalam membentuk mental dan ideologi bangsanya, beliau
juga merancang dan melaksanakan agenda penetapan nilai-niali kehidupan berbangsa dan
bernegara yang dilakukan melalui sosialisasi empat pilar.

Taufiq Kiemas juga termasuk tokoh yang menginisiasi Hari Lahir Pancasila diperingati setiap
tanggal 1 Juni. Sebab pada tanggal 1 Juni 1945 di sidang BPUPKI, Bung Karno pertama kali
berpidato menyampaikan gagasannya tentang 5 dasar atau pokok pegangan bernegara, Berkat
gaya diplomasi beliau yang lembut, akhirnya seluruh komponen bangsa bisa menerima
gagasan tersebut. Hingga akhirnya negara mengakui secara resmi tanggal 1 Juni diperingati
sebagai Hari Lahir Pancasila, melalui Keppres Nomor 24 Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai