Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PP

MEMBANDINGKAN, MEMILIH DAN MEYAKINKAN RUMUSAN


DAN ISI PANCASILA MENURUT PARA TOKOH YANG
MENYAMPAIKAN PENDAPAT SAAT SIDANG BPUPKI

OLEH

KELOMPOK 1
 Amelia
 Annisa Alifah Syahirah
 Besse Aulia Angraini
 Nurul Aisyah
 Sahara Fitriani
 ST. Rahma

X DPB
SMKN 1 WAJO
TAHUN AJARAN 2023/2024
Membandingkan, Memilih dan Meyakinkan Rumusan dan Isi
Pancasila Menurut Para Tokoh Yang Menyampaikan
Pendapat Saat Sidang BPUPKI

Pada awal sejarah perumusan pancasila, pemerintah Jepang yang sedang


berusaha untuk memenangkan hati rakyat indonesia, mendirikan BPUPKI atau
dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai, dengan tujuan untuk
mempersiapkan kemerdekaan bagi Indonesia.
Berdasarkan buku PPKN untuk SMP Kelas VII yang ditulis oleh Zaim
Uchrowi dan Ruslinawati, BPUPKI didirikan pada tanggal 29 April 1945. Saat
awal berdiri, BPUPKI dipimpin oleh Radjiman Wedyodiningrat, seorang dokter
yang pernah menempuh pendidikan di Belanda, Inggris, Prancis, dan Amerika
Serikat. Setelah dibentuk, BPUPKI yang terdiri dari 69 anggota yang mewakili
Indonesia dan Jepang, mengadakan sidang perdana untuk merancang dasar negara
indonesia. Sidang pertama tersebut diadakan di Gedung Chuo Sang-in ( sekarang
dikenal sebagai Gedung Pancasila ) di Jakarta, pada tanggal 29 Mei hingga 1 Juni
1945.
1. Sidang BPUPKI ( 29 Mei – 1 Juni 1945 )

Sejarah lahirnya Pancasila bermula dari rapat-rapat Dokuritsu Junbi


Cosakai atau BPUPKI yang dibentuk pada 29 April 1945. BPUPKI
bertugas menyelidiki semua hal penting termasuk politik, ekonomi, dll
yang dibutuhkan dala usaha pembentukan negara Indonesia. Dalam
sidang pertamanya tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945. Dalam sidang ini,
sejumlah tokoh menyampaikan pidatonya terkait perumusan asas dasar
negara. Para tokoh itu diantaranya Mohammad Yamin, Soepomo, dan
Soekarno.
Menurut himpunan Risalah Sidang-Sidang dari BPUPKI dan PPKI yang
berhubungan dengan penyusunan UUD 1945, Moh.Yamin berpidato
pada 29 Mei 1945, merumuskan 5 asas negara yaitu;

- Peri Kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri Kerakyatan
- Dan Kesejahteraan Rakyat
Sementara Soepomo, menurutnya negara Indonesia merdeka harus
mampu menyatukan semua golongan dan pandangan individu, serta
menyatukan diri dengan berbagai lapisan masyarakat. “Dasar Negara
Indonesia Merdeka” , yaitu ;
- Persatuan ( Unitarisme )
- Kekeluargaan
- Keseimbangan lahir dan batin
- Musyawarah
- Keadilan rakyat

Soepomo juga menegaskan bahwa negara Indonesia merdeka tidak


boleh menyatukan dirinya hanya dengan golongan terbesar dalam
masyarakat atau golongan paling kuat ( golongan politik atau ekonomi
yang paling kuat ).

2. Lahirnya istilah Pancasila ( 1 Juni 1945 )


Selanjutnya pada tanggal ini, Soekarno menyampaikan pidatonya, ia
menyampaikan usulan yang berbentuk Philosophische Grondslag atau
Weltanschauung, yaitu fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, dan hasrat yang
sedalam-dalamnya demi mendirikan negara yang kekal abadi. Soekarno
memberikan usulan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma. Usulan
tersebut kemudian dengan anjuran para ahli bahasa, diubah namanya
menjadi Pancasila. Berikut 5 sila yaitu;
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
- Mufakat atau Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan Yang Maha Esa

Inilah momen Pancasila diperkenalkan untuk pertama kalinya.


“Saudara-saudara! Dasar-dasar Negara telah saya usulkan. Lima
bilangannya. Inikah Panca Darma? Bukan! Nama Panca Darma tidak
tepat disini. Darma berarti kewajiban, sedangkan kita membicarakan
dasar,” ujar Bung Karno.
Soekarno kemudian mengatakan menurut petunjuk seorang kawannya
yang ahli bahasa, nama yang paling tepat adalah Pancasila. Sila
artinya asas atau dasar. “Di atas kelima dasar itulah kita mendirikan
negara Indonesia, kekal dan abadi,” ujarnya. “Pancasila itulah yang
berkobar-kobar di dalam dada saya sejak berpuluh tahun.

3. Pembentukan Panitia Sembilan

BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan untuk merumuskan


lebih rinci tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara dan pembuatan
UUD 1945. Para tokoh Panitia Sembilan beranggotakan:

1. Ir. Soekarno ketua


2. Drs. Moh. Hatta wakil ketua
3. Mr. A.A. Maramis
4. Mr. Mohammad Yamin
5. Mr. Achmad Soebardjo dari Golongan Kebangsaan
6. R. Abikoesno Tjokrosoejoso dari Golongan Islam
7. Abdul Kahar Muzakkar
8. H. Agus Salim
9. K.H Abdul Wahid Hasyim

Pada 22 Juni 1945, Panitia Sembilan menyepakati rumusan Pancasila


sebagai dasar negara Indonesia.Hasil pembahasan Panitia Sembilan
tertuang dalam Piagam Jakarta atau Jakarta Charter pada 22 Juni yaitu;

1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-


pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila ini kemudian dimasukkan ke dalam naskah


mukadimah atau pembukaan dasar hukum tertulis negara yang diberi
nama ‘Piagam Jakarta’ oleh Moh,Yamin. Namun, perumusan soal dasar
negara itu masih belum selesai. Masih timbul perdebatan antara kelompok
kebangsaan dan kelompok islam. Saat rapat Panitia Perancang UUD pada
11 Juli 1945, J Latuharhary menyampaikan keberatan terutama kewajiban
nelakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya dan sebagian kelompok juga
menganggap sila pertama terlalu bernuansa Islam.
4. Pancasila Sebagai Dasar Negara Sah

Setelah rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ), satu


hari setelah kemerdekaan Indonesia, yakni pada tanggan 18 Agustus 1945,
Moh. Hatta menyebutkan rumusan final pembukaan UUD Negara. Salah
satunya menyebutkan perubahan kalimat pada dasar negara menjadi hanya
“Negara berdasarkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa”.
“Inilah perubahan yang maha penting menyatukan segala bangsa,”
ujar Hatta. Perubahan ini dianggap sebagai rumusan final dasar negara
yang dikenal dengan nama Pancasila. Pancasila sah sebagai dasar negara
Indonesia dalam sidang BPUPKI. Pancasila disetujui ada dalam
Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia
yang sah. Rumusan dasar negara dalam pembukaan UUD 1945 terletak
pada alinea keempat.

5. Penetapan Hari Lahir Pancasila 1 Juni

Penetapan tanggal 1 Juni sebagai hari libur nasional peringatan Hari


Lahir Pancasila itu diatur dalam keputusan Presiden ( Keppres ) Nomor 24
Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Keppres tersebut ditanda
tangani oleh Presiden Joko Widodo.
Mengutip Keppres No. 24 Tahun 2016, ditetapkan bahwa tanggal 1
Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila. Tanggal 1 Juni diperingati
sebagai Hari Lahir Pancasila ini berdasarkan sejarah lahirnya Pancasila
pertama kali dikenal pada 1 Juni 1945 silam. Dan berdasarkan Keppres
tentang Hari Lahir Pancasila, tanggal 1 Juni sebagai peringatan Hari
Lahirnya Pancasila ditetapkan sebagai hari libur nasional. “Tanggal 1 Juni
merupakan hari libur nasional” bunyi Keppres tersebut.

6. Perbandingan Rumusan Pancasila Pada Piagam Jakarta dan Pada


Pembukaan UUD 1945

Rumusan Pancasila 1 Juni 1945 terdapat dalam apa yang disebut


Piagam Jakarta. Pada 18 Agustus 1945 setelah proklamasi 17 Agustus,
Piagam Jakarta dijadikan pembukaan UUD 45 dan rumusan Pancasila
berubah, yaitu sila pertama. Dalam Piagam Jakarta sila pertama berbunyi
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya”. Namun, pada rumusan 18 Agustus 1945 berubah menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Kesepakatan ini terjadi setelah adanya lobi
dari Bung Hatta kepada kelompok Islam yang digawangi Ki Bagus
Hadikusumo karena ada utusan kelompok dari tokoh di Indonesia timur
yang “Mengancam” akan memisahkan diri dari Indonesia bila rumusan
sila pertama dalam Piagam Jakarta tetap menggunakan frasa “Kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. A.A. Maramis
menyampaikan bahwa wakil umat Protestan dan Katolik yang berada
dalam wilayah kekuasaan Angkatan Laut Jepang sangat keberatan dengan
kalimat dala Pembukaan Undang-Undang Dasar tersebut. Mereka sadar
bahwa bagian kalimat itu tidak mengikat mereka, namun dengan
mencantumkan ketetapan seperti itu dalam pembukaan dan dasar
berdirinya suatu negara merupakan “diskriminasi” terhadap golongan
minoritas.
Dengan demikian, yang berbeda dari rumusan Dasar Negara dalam
Piagam Jakarta dengan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945
adalah sila pertama, dalam Piagam Jakarta sila pertama dari dasar negara
berbunyi, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya”. Namun, pada rumusan 18 Agustus 1945 berubah menjadi
“Ketuhanan Yang Maha Esa”.

7. Isi Rumusan Pancasila Yang Sah dan Disepakati

PANCASILA

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai