Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

MANAJEMEN PEMASARAN

NAMA : Khairul Rizki


NIM : 2201202010038

DOSEN PENGAMPU : Dr. Halimatussakdiyah, S.E., M.A

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH - DARUSSALAM
2023
BENTUK- BENTUK KRITIK SOSIAL TERHADAP PEMASARAN
YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN INDIVIDU,
MASYARAKAT, DAN PERUSAHAAN/BISNIS LAIN

Kritik sosial menyatakan bahwa praktek pemasaran tertentu melukai


konsumen individual, masyarakat secara keseluruhan, dan perusahaan lain. Survey
biasanya memperlihatkan bahwa konsumen mempunyai sikap yang baur atau sedikit
tidak menyenangkan terhadap praktek pemasaran.

A. Dampak Pemasaran pada Konsumen Individual


Konsumen menyimpan banyak kekhawatiran tentang seberapa baik sistem
pemasaran melayani kepentingan mereka. Survei biasanya memperlihatkan bahwa
konsumen mempunyai sikap yang baur atau sedikit tidak menyenangkan terhadap
praktek pemasaran. Pengacara konsumen, badan pemerintah, dan kritikus menuduh
pemasaran merugikan konsumen melalui beberapa hal, diantaranya yaitu harga tinggi,
praktek curang, penjualan dengan tekanan, produk yang ceroboh atau tidak aman,
pengabaian yang direncanakan, layanan yang buruk kepada konsumen yang lemah.

1. Harga Tinggi
Sistem pemasaran di Amerika menyebabkan harga barang lebih tinggi
daripada jika barang itu berada di bawah sistem yang lebih masuk akal. Mereka
menunjuk tiga faktor yaitu biaya distribusi yang tinggi, biaya iklan dan promosi yang
tinggi, serta mark up yang berlebihan.

• Biaya Distribusi yang Tinggi


Telah lama dikemukakan tunduhan bahwa perantara yang rakus telah
menaikkan harga melampaui nilai layanan mereka. Para kritikus beranggapan bahwa
mereka terlalu banyak perantara, tidak efisiennya perantara, atau bahwa mereka
memberikan layanan yang tidak penting atau duplikasi layanan. Akibatnya, biaya
distribusi terlalu tinggi, dan konsumen membayar biaya yang berlebihan ini dalam
wujud harga yang lebih tinggi.
Mark up mencerminkan layanan yang diinginkan konsumen itu sendiri, toko
yang lebih besar dan lebih nyaman, layanan yang lebih banyak, jam toko yang lebih
panjang, hak mengembalikan barang, dan lainnya. Bahkan, kompetisi eceran begitu
sengit sehingga marjin sesungguhnya cukup rendah.

Sebagai contoh, setelah dipotong pajak, rantai supermarket umumnya hanya


meninggalkan laba 1 persen terhadap penjualan mereka. Jika sejumlah penjual
perantara berusaha menetapkan harga yang relatif terlalu tinggi terhadap nilai yang
mereka tambahkan, penjual perantara lain akan masuk dengan harga yang lebih
rendah.
• Biaya Iklan dan Promosi yang Tinggi
Pemasaran modern juga dituduh menaikkan harga untuk mendanai promosi
penjualan dan iklan besar-besaran.

Sebagai contoh, beberapa lusin tablet merek penghilang rasa sakit yang
dipromosikan besar-besaran dijual pada harga yang sama dengan 100 tablet merek
yang kurang dipromosikan. Pemasar merespon bahwa iklan memang menambah biaya
produk, tetapi iklan juga menambah nilai dengan memebri tahu pembeli potensial
tentang ketersediaan suatu produk dan nilai mereknya. Produk bermerek bisa berharga
jauh lebih, tetapi merek memberi jaminan kualitas konsisten kepada pembeli. Lebih
jauh lagi, konsumen biasanya dapat membeli versi fungsional produk pada harga yang
lebih rendah. Meskipun demikian, mereka ingin dan bersedia membayar lebih untuk
produk yang juga menyediakan manfaat psikologis yang membuat mereka merasa
kaya, atraktif atau spesial. Selain itu, iklan dan promosi besar besaran mungkin
diperlukan perusahaan untuk menyamai usaha pesaing, dan bisnis akan kehilangan
“pangsa pikiran” jika bisnis itu tidak sesuai dengan pengeluaran kompetitif.
Masalahnya, pada saaat yang sama, perusahaan menyadari tingginya biaya promosi
dan berusaha membelanjakan uang mereka dengan bijaksana.

• Mark Up Secara Berlebihan


Pemasar merespon bahwa sebagian besar konsumen bisnis berusaha
memperlakukan konsumen dengan adil karena mereka ingin membangun hubungan
dengan oelanggan dan mengulangi bsinis. Kebanyakan pelanggan konsumen terjadi
secara tidak disengaja. Pemasar tidak jujur yang memanfaatkan konsumen harus
dilaporakan ke Better Business Bureaus dan kepada badan federal serta negara
bagian. Pemasar juga merespon bahwa kosnumen sering tidak memahami alasan
markup harga yang tinggi.

Sebagai contoh, markup harga farmasi harus mencakup biaya pembelian, promosi dan
distribusi obat-obatan yang ada, ditambah biaya riset dan pengembangan yang tinggi
untuk memformulasikan dan menguji obat baru.

2. Praktek Menyesatkan
Pemasar kadang-kadang dituduh melakukan praktek menyesatkan yang
membuat konsumen mempercayai bahwa dirinya akan mendapatkan nilai lebih
daripada yang biasa mereka dapatkan. Praktek menyesatkan dibagi dalam tiga
kelompok yaitu penetapan harga, promosi, dan kemasan.
• Penetapan harga yang mengelabui meliputi praktek seperti pemasangan harga
“pabrik” atau “grosir” yang menipu atau pengurangan harga yang gila-gilaan
dari harga daftar eceran yang tinggi yang palsu.
• Promosi menyesatkan meliputi praktek seprti berbohong tentang fitur atau
kinerja produk atau menarik pelanggan ke toko untuk membeli barang yang
tidak ada persediaannya.
• Kemasan yang menyesatkan meliputi praktek seperti melebih-lebihkan isi
kemasan melalui desai yang cerdik, menggunakan label yang membingungkan
atau menggambarkan ukuran dalam istilah yang salah.
Pemasar berpendapat bahwa sebagian besar perusahaan menghindari praktek
menyesatkan karena praktek semacam itu akan berdampak negatif bagi bisnis mereka
dalam jangka panjang. Hubungan pelanggan yang menguntungkan dibangun di atas
pondasi nilai dan kepercayaan. Jika konsumen tidak mendapat apa yang mereka
harapkan, mereka akan beralih ke produk lain yang lebih dapat diandalkan.
Konsumen biasanya mampu melindungi dirinya dari kecurangan. Sebagian besar
konsumen menyadair maksud penjualan pemasar dan berhati-hati ketika melakukan
pembelian, kadang-kadang bahkan sampai pada titik dimana mereka tidak
mempercayai sama sekali klaim produk yang benar.

3. Pemaksaan Penjualan
Wiraniaga kadang-kadang dituduh melakukan pemaksaan penjualan dalam
artian membujuk orang untuk membeli barang yang tidak pernah mereka pikirkan
untuk mereka beli. Sering dikatakan bahwa asuransi, real estate, dan mobil bekas
dijual bukan dibeli. Wiraniaga dilatih untuk memberikan presentasi yang lancar dan
mudah dimengerti untuk menarik pembelian. Mereka berusaha keras menjual karena
kontes penjualan menjanjikan hadiah besar bagi merka yang menjual paling banyak.
Dalam sebagian kasus, pemasar sulit mendapatkan pelanggan dari pemaksaan
penjualan. Taktik semacam itu mungkin berguna dalam situasi penjualan satu kali
utnuk perolehan jangka pendek semata. Namun, sebagian besar penjualan melibatkan
pembangunan hubungan jangka panjang dengan pelanggan yang berharga.
Pemaksaaan penjualan atau penjualan yang menyesatkan bisa merusak keharmonisan
hubungan semacam itu.

4. Produk yang Tidak Bermoral, Berbahaya, atau Tidak Aman


Kritik lainnya menyoal kualitas atau fungsi produk yang buruk. Satu keluhan
yang umum adalah betapa seringnya, produk tidak dibuat dengan baik dan pelayanan
tidak dilakukan dengan baik. Keluhan kedua adalah bahwa banyak produk yang
hanya menghantarkan sedikit manfaat, atau produk itu mungkin saja berbahaya.
Kritik ketiga menyangkut keamanan produk. Keamanan produk telah menjadi
masalah untuk beberapa alasan, termasuk tidak pedulinya perusahaan, meningkatnya
kompleksitas produk, dan buruknya pengendalian kualitas.
Bagaimanapun juga, sebagian besar produsen ingin menghasilkan barang
berkualitas. Cara perusahaan menangani kualitas produk dan masalah keamanan bisa
merusak tapi juga bisa meningkatkan reputasinya. Perusahaan yang menjual produk
berkualitas buruk atau produk yang tidak aman menanggung risiko menghadapi
konflik dengan kelompok konsumen dan pembuat peraturan. Selanjutnya, produk
yang tidak aman bisa menghasilkan tuntutan tanggung jawab hukum produk dan ganti
rugi yang besar akan kerusakan yang ditimbulkannya. Rata-rata besarnya kompensasi
yang diberikan juri untuk kasus tanggung jawab hukum produk dari tahun ke tahun
mencapai 700.000 dolar, tetapi tuntutan individual atau class action sering mencapi
puluhan juta dolar. Dan peraturan yang diajukan bahkan mungkin mengkriminalkan
tanggung jawab hukum produk, mengenakan denda kriminal bagi menajer yang
mengetahu cacat pada produk tetapi tidak mengungkapkan cacat itu kepada publik.
Lebih mendasar lagi, konsumen yang tidak senang dengan produk perusahaan
bisa menghindari pembelian mereka di masa depan dan memberitahu konsumen lain
untuk bertindak sama. Jadi, permasalahan kualitas bisa mengakibatkan konsekuensi
buruk. Pemasar masa kini tahu bahwa kualitas yang digerakkan pelanggan
menghasilkan nilai dan kepuasan pelanggan, yang selanjutnya menciptakan hubungan
pelanggan yang menguntungkan.

5. Penguasaan yang Disengaja


Kritikus juga menuduh bahwa beberapa produsen mengikuti program
pengusangan yang disengaja, membuat produk mereka ketinggalan zaman (usang)
sebelum produk itu benar-benar membutuhkan penggantian. Kritikus menuduh bahwa
beberapa produsen senantiasa mengubah konsep konsumen mengenai gaya untuk
mendorong pembelian yang semakin banyak dan semakin dini. Contoh jelasnya
adalah mode pakaian yang terus berubah. Produsen lain dituduh menahan fitur
fungsional yang atraktif, untuk memperkenalkannya kemudian agar model yang lama
menjadi ketinggalan zaman. Kritikus menyatakan taktik ini terjadi dalam industri
elektronik konsumen dan komputer.

Sebagai contoh, Intel dan Microsoft dituduh bertahun-tahun menahan chip


komputer dan piranti lunak generasi berikut sampai permintaan habis untuk generasi
saat ini. Produsen lain dituduh menggunakan bahan dan komponen yang akan rusak,
melemah dan berkarat atau busuk lebih cepat dari yang seharusnya.Pemasar membela
diri dengan menyatakan bahwa konsumen menyukai perubahan gaya, mereka bosan
dengan barang lama dan menginginkan penampilan baru dalam mode pakaian atau
desain mobil baru. Tak seorang pun diharuskan membeli tampilan baru itu,, dan jika
hanya sedikit orang yang menyukainya, produk akan gagal. Untuk sebagian besar
produk teknik, pelanggan menginginkan inovasi terbaru, bahkan juka model lama
masih bekerja. Perusahaan yang menahan fitur baru menanggung risiko bahwa
pesaingnya akan memperkenalkan fitur baru terlebih dahulu dan mencuri pasar.
Sebagai contoh, tinjaulah komputer pribadi anda. Beberapa konsumen menggerutu
bahwa dorongan konstan industri elektronik konsumen untuk menghasilkan model
“yang lebih cepat, lebih pintar, lebih murah” menuntut konsumen terus membeli
mesin yang baru untuk mengikuti perkembangan zaman. Meskipun demikian, orang
lain tidak sabar menunggu kehadiran model terbaru. Maka, sebagian besar perusahaan
tidak merancang produk mereka untuk rusak lebih cepat, karena mereka tidak ingin
pelanggan beralih ke merek lain. Sebagai gantinya, mereka mencari perbaikan
konstan untuk memastikan bahwa produk akan memenuhi atau melebihi ekspetasi
pelanggan secara konsisten. Sebagian besar pengusangan yang disengaja adalah kerja
kekuatan persaingan dan teknologi dalam masyarakat bebas yang kekuatannya
mengarah ke perbaikan barang dan jasa secara terus menerus.

6. Pelayanan Buruk kepada Konsumen Lemah


Sistem pemasaran yang lebih baik harus dibangun untuk melayani konsumen
yang lemah. Sebenarnya, banyak pemasar mendapat laba dengan mentargetkan
konsumen semacam itu dengan barang dan jasa legal yang menciptakan nilai riil.
Dalam kasus dimana pemasar tidak melangkah masuk mengisi kekosongan,
pemerintah akan mengisinya.

B. Dampak Pemasaran pada Masyarakat Secara Keseluruhan

1. Keinginan Palsu dan Materialisme yang Berlebihan


Kritikus menuduh bahwa sistem pemasaran mendorong orang bersikap mater,
di mana orang dinilai dari apa yang mereka miliki dan bukan dari siapa diri mereka.
Dorongan untuk menjadi kaya dan memiliki sesuatu ini meningkat pada tahun 1980-
an dan 1990-an, ketika ungkapan seperti “greed is good” dan “shop till you drop”
tampaknya menjadi karakter pada masa itu.
Dalam dekade saat ini, banyak sosiolog mencatat merebaknya reaksi terhadap
kekayaan dan sampah dekade yang lalu demi kembali ke nilai dan komitmen sosial
yang lebih mendasar. Meskipun demikian, obsesi kita terhadap hal-hal berbau materi
terus berlanjut. Maka, pemasaran dipandang sebagai penciptaan keinginan semu yang
menguntungkan industri, melebihi manfaat industri bagi konsumen. Beberapa kritikus
bahkan menyatakan keprihatinan mereka dengan berdemonstrasi. Meskipun
demikian, pandangan kritis ini melebih-lebihkan kekuatan bisnis dalam menciptakan
kebutuhan.
Masyarakat mempunyai pertahanan yang kuat menghadapi iklan dan sarana
pemasaran lain. Pemasar berada dalam posisi yang paling efektif ketika mereka dapat
menyesuaikan diri dengan keinginan yang ada ketimbang ketika mereka mencoba
menciptakan keinginan baru. Selanjutnya, orang mencari informasi ketika melakukan
pembelian penting dan sering tidak bergantung pada satu sumber. Bahkan pembelian
minor yang mungkin dipengaruhi oleh pesan iklan hanya menimbulkan pembelian
berulang jika produk mampu menghantarkan nilai pelanggan yang dijanjikan.
Terakhir, tingkat kegagalan produk baru yang tinggi, memperlihatkan bahwa
perusahaan tidak mampu mengendalikan permintaan.

2. Terlalu Sedikitnya Barang-barang Sosial


Dewasa ini, bisnis dituduh menjual barang-barang pribadi secara berlebihan
dan mengorbankan barang publik. Ketika barang pribadi meningkat, diperlukan lebih
banyak layanan publik yang sebelumnya tidak tersedia.

3. Terlalu Banyak Kekuatan Politik


Kritik lainnya adalah bahwa bisnis (korporasi) memanipulasi terlalu banyak
kekuatan politik. Pengiklan dituduh memegang terlalu banyak kekuasaan atas media
massa, sehingga membatasi kebebasan media melaporkan berita secara mandiri dan
objektif. Karena media menerima pendapatan iklan dari berbagai pengiklanan yang
berbeda, lebih mudah menolak pengaruh satu atau beberapa pengiklanan. Terlalu
banyak kekuatan bisnis cenderung menghasilkan perlawanan yang memeriksa dan
menyeimbangkan kepentingan kuat ini.

Salah satu contoh dari point 2 pada dampak pemasaran terhadap masyarakat secara
keseluruhan adalah:
Peningkatan kepemilikan mobil (barang pribadi) memerlukan lebih banyak jalan raya,
pengawasan lalu lintas, tempat parkir, dan layanan polisi (barang publik). Penjualan
barang pribadi yang berlebihan menghasilkan “biaya sosial”. Untuk mobil, biaya
sosial meliputi kepadatan lalu lintas, polusi udara, kelangkaan bensin, dan kematian
dan cacat yang diakibatkan oleh kecelakaan mobil.
Harus ditemukan satu cara untuk menjaga keseimbangan antara barang pribadi
dan barang publik. Salah satu opsinya adalah dengan membuat produsen menanggung
keseluruhan biaya sosial operasi mereka. Pemerintah bisa mengharuskan produsen
mobil untuk membuat mobil dengan fitur keamanan yang lebih mumpuni, mesin yang
lebih efisien, dan sistem kendali polusi yang lebih baik. Pembuat mobil kemudian
akan meningkatkan harga mereka untuk mengakomodasikan biaya tambahannya.
Meskipun demikian, jika pembeli mendapati bahwa harga mobil terlalu tinggi,
produsen mobil ini akan menghilang. Permintaan kemudian akan berpindah ke
produsen yang dapat mendukung jumlah biaya pribadi dan sosial.

C. Dampak Pemasaran pada Bisnis Lain


Praktek pemasaran perusahaan dapat merugikan perusahaan lain dan
mengurangi kompetisi. Ada tiga masalah yaitu pemasaran kompetitif yang tidak adil.

1. Akuisisi Pesaing
Perusahaan yang melakukan akuisisi bisa mendapat skala ekonomis yang
menyebabkan penghematan biaya dan penurunan harga. Perusahaan yang dikelola
dengan baik, mungkin mengambil alih perusahaan yang dikelola dengan buruk dan
memperbaiki efisiensinya. Sebuah industri yang tidak kompetitif mungkin menjadi
lebih kompetitif setelah dilakukan adanya akuisisi. Berikut beberapa contohnya:
• HP mengakuisisi Compaq (tahun 2002)
• Google mengakuisisi Android (tahun 2005), Youtube (tahun 2006), dan
Motorola (tahun 2012)
• Disney mengakuisisi Pixar (tahun 2006)
• Facebook mengakuisisi Instagram (tahun 2012)

2. Praktek pemasaran yang menciptakan hambatan untuk masuk


Hambatan masuk pasar (market entry barrier) adalah setiap keadaan atau
karakteristik pasar yang menghambat atau menghalangi perusahaan untuk
memasukinya. Contohnya : Indomie

3. Praktek pemasaran kompetitif yang tidak adil


DAFTAR PUSTAKA

http://elysabetchristy.blogspot.com/2015/01/etika-pemasaran-dan-tanggung-
jawab.html

http://repository.wima.ac.id/id/eprint/12956/2/BAb%201.pdf

https://virlenda.unipasby.ac.id/pluginfile.php/131471/mod_resource/content/1/Pertem
uan%2013%20PEMASARAN%20DAN%20MASYARAKAT.pptx

Anda mungkin juga menyukai