MANAJEMEN PEMASARAN
1. Harga Tinggi
Sistem pemasaran di Amerika menyebabkan harga barang lebih tinggi
daripada jika barang itu berada di bawah sistem yang lebih masuk akal. Mereka
menunjuk tiga faktor yaitu biaya distribusi yang tinggi, biaya iklan dan promosi yang
tinggi, serta mark up yang berlebihan.
Sebagai contoh, beberapa lusin tablet merek penghilang rasa sakit yang
dipromosikan besar-besaran dijual pada harga yang sama dengan 100 tablet merek
yang kurang dipromosikan. Pemasar merespon bahwa iklan memang menambah biaya
produk, tetapi iklan juga menambah nilai dengan memebri tahu pembeli potensial
tentang ketersediaan suatu produk dan nilai mereknya. Produk bermerek bisa berharga
jauh lebih, tetapi merek memberi jaminan kualitas konsisten kepada pembeli. Lebih
jauh lagi, konsumen biasanya dapat membeli versi fungsional produk pada harga yang
lebih rendah. Meskipun demikian, mereka ingin dan bersedia membayar lebih untuk
produk yang juga menyediakan manfaat psikologis yang membuat mereka merasa
kaya, atraktif atau spesial. Selain itu, iklan dan promosi besar besaran mungkin
diperlukan perusahaan untuk menyamai usaha pesaing, dan bisnis akan kehilangan
“pangsa pikiran” jika bisnis itu tidak sesuai dengan pengeluaran kompetitif.
Masalahnya, pada saaat yang sama, perusahaan menyadari tingginya biaya promosi
dan berusaha membelanjakan uang mereka dengan bijaksana.
Sebagai contoh, markup harga farmasi harus mencakup biaya pembelian, promosi dan
distribusi obat-obatan yang ada, ditambah biaya riset dan pengembangan yang tinggi
untuk memformulasikan dan menguji obat baru.
2. Praktek Menyesatkan
Pemasar kadang-kadang dituduh melakukan praktek menyesatkan yang
membuat konsumen mempercayai bahwa dirinya akan mendapatkan nilai lebih
daripada yang biasa mereka dapatkan. Praktek menyesatkan dibagi dalam tiga
kelompok yaitu penetapan harga, promosi, dan kemasan.
• Penetapan harga yang mengelabui meliputi praktek seperti pemasangan harga
“pabrik” atau “grosir” yang menipu atau pengurangan harga yang gila-gilaan
dari harga daftar eceran yang tinggi yang palsu.
• Promosi menyesatkan meliputi praktek seprti berbohong tentang fitur atau
kinerja produk atau menarik pelanggan ke toko untuk membeli barang yang
tidak ada persediaannya.
• Kemasan yang menyesatkan meliputi praktek seperti melebih-lebihkan isi
kemasan melalui desai yang cerdik, menggunakan label yang membingungkan
atau menggambarkan ukuran dalam istilah yang salah.
Pemasar berpendapat bahwa sebagian besar perusahaan menghindari praktek
menyesatkan karena praktek semacam itu akan berdampak negatif bagi bisnis mereka
dalam jangka panjang. Hubungan pelanggan yang menguntungkan dibangun di atas
pondasi nilai dan kepercayaan. Jika konsumen tidak mendapat apa yang mereka
harapkan, mereka akan beralih ke produk lain yang lebih dapat diandalkan.
Konsumen biasanya mampu melindungi dirinya dari kecurangan. Sebagian besar
konsumen menyadair maksud penjualan pemasar dan berhati-hati ketika melakukan
pembelian, kadang-kadang bahkan sampai pada titik dimana mereka tidak
mempercayai sama sekali klaim produk yang benar.
3. Pemaksaan Penjualan
Wiraniaga kadang-kadang dituduh melakukan pemaksaan penjualan dalam
artian membujuk orang untuk membeli barang yang tidak pernah mereka pikirkan
untuk mereka beli. Sering dikatakan bahwa asuransi, real estate, dan mobil bekas
dijual bukan dibeli. Wiraniaga dilatih untuk memberikan presentasi yang lancar dan
mudah dimengerti untuk menarik pembelian. Mereka berusaha keras menjual karena
kontes penjualan menjanjikan hadiah besar bagi merka yang menjual paling banyak.
Dalam sebagian kasus, pemasar sulit mendapatkan pelanggan dari pemaksaan
penjualan. Taktik semacam itu mungkin berguna dalam situasi penjualan satu kali
utnuk perolehan jangka pendek semata. Namun, sebagian besar penjualan melibatkan
pembangunan hubungan jangka panjang dengan pelanggan yang berharga.
Pemaksaaan penjualan atau penjualan yang menyesatkan bisa merusak keharmonisan
hubungan semacam itu.
Salah satu contoh dari point 2 pada dampak pemasaran terhadap masyarakat secara
keseluruhan adalah:
Peningkatan kepemilikan mobil (barang pribadi) memerlukan lebih banyak jalan raya,
pengawasan lalu lintas, tempat parkir, dan layanan polisi (barang publik). Penjualan
barang pribadi yang berlebihan menghasilkan “biaya sosial”. Untuk mobil, biaya
sosial meliputi kepadatan lalu lintas, polusi udara, kelangkaan bensin, dan kematian
dan cacat yang diakibatkan oleh kecelakaan mobil.
Harus ditemukan satu cara untuk menjaga keseimbangan antara barang pribadi
dan barang publik. Salah satu opsinya adalah dengan membuat produsen menanggung
keseluruhan biaya sosial operasi mereka. Pemerintah bisa mengharuskan produsen
mobil untuk membuat mobil dengan fitur keamanan yang lebih mumpuni, mesin yang
lebih efisien, dan sistem kendali polusi yang lebih baik. Pembuat mobil kemudian
akan meningkatkan harga mereka untuk mengakomodasikan biaya tambahannya.
Meskipun demikian, jika pembeli mendapati bahwa harga mobil terlalu tinggi,
produsen mobil ini akan menghilang. Permintaan kemudian akan berpindah ke
produsen yang dapat mendukung jumlah biaya pribadi dan sosial.
1. Akuisisi Pesaing
Perusahaan yang melakukan akuisisi bisa mendapat skala ekonomis yang
menyebabkan penghematan biaya dan penurunan harga. Perusahaan yang dikelola
dengan baik, mungkin mengambil alih perusahaan yang dikelola dengan buruk dan
memperbaiki efisiensinya. Sebuah industri yang tidak kompetitif mungkin menjadi
lebih kompetitif setelah dilakukan adanya akuisisi. Berikut beberapa contohnya:
• HP mengakuisisi Compaq (tahun 2002)
• Google mengakuisisi Android (tahun 2005), Youtube (tahun 2006), dan
Motorola (tahun 2012)
• Disney mengakuisisi Pixar (tahun 2006)
• Facebook mengakuisisi Instagram (tahun 2012)
http://elysabetchristy.blogspot.com/2015/01/etika-pemasaran-dan-tanggung-
jawab.html
http://repository.wima.ac.id/id/eprint/12956/2/BAb%201.pdf
https://virlenda.unipasby.ac.id/pluginfile.php/131471/mod_resource/content/1/Pertem
uan%2013%20PEMASARAN%20DAN%20MASYARAKAT.pptx