Nim : 220350068
Kelas : Manajemen D
Ada tiga pandangan dasar teoritis bagi pendekatan etis maupun yuridis mengenai
hubungan antara produsen dan konsumen , khususnya dalam hal tanggung jawab
atas produk yang ditawarkan oleh produsen dan dibeli oleh konsumen yaitu:Teori
kontrak Menurut pandangan ini hubungan antara produsen dan konsumen sebaiknya
dilihat sebagai semacam kontrak dan kewajiban produsen terhadap konsumen
didasarkan atas kontrak itu. Jika konsumen membeli sebuah produk, ia seolah olah
mengadakan kontrak dengan perusahaan yang menjual produk tersebut. Transaksi
jual beli harus dijalankan sesuai dengan apa yang tertera dalam kontrak itu dan hak
pembeli maupun kewajiban penjual memperoleh dasarnya dari apa yang tertera. Agar
kontrak tersebut menjadi sah , kontrak harus memenuhi beberapa syarat lagi, yaitu:
• Kedua belah pihak harus mengetahui betul baik arti kontrak maupun sifat produk
• Kedua belah pihak harus melukiskan dengan benar fakta yang menjadi obyek
kontrak.
• Ketiga tidak boleh ada paksaan antar kedua belah pihak. Kewajiban paling penting
adalah melaksanakan kontrak sesuai dengan ketentuanya.
Produk yang disampaikan kepada konsumen harus mempunyai kualitas yang
dijanjikan atau disepakati sebelumnyadan dalam memberi kesepakatan konsumen
harus mengambil keputusan dengan kebebasan penuh. Dari berbagai segi pandangan
kontrak tidak memuaskan, ada 3 keberatan terhadap pandangan ini, yaitu:
• Teori kontrak mengandaikan bahwa produsen dan konsumen berada pada taraf
yang sama.
• Teori kontrak mengandaikan hubungan langsung antara produsen dan konsumen.
• Konsepsi kontrak tidak cukup untuk melindungi konsumen dengan baik.
Teori Perhatian semestinya Berbeda dengan pandangan kontrak,
pandangan kedua ini tidak menyetarakan produsen dan konsumen, melainkan
bertolak dari kenyataan bahwa konsumen selalu dalam posisi lemah, karena
produsen mempunyai jauh lebih banyak pengetahuan dan pengalaman tentang
produk yang tidak dimiliki oleh konsumen.
berhak atas produk yang berkualitas, karena ia membayar untuk itu. Dan bisnis
berkewajiban untuk menyampaikan produk yang berkualitas, misalnya seperti produk
yang tidak kadaluwarsa. Salah satu cara yang biasanya ditempuh oleh produsen
adalah dengan cara memberikan jaminan kualitas produk berupa garansi dari produk
tersebut. Akhirnya bahwa kualitas produk tidah hanya merupakan suatu tuntutan etis
melainkan juga suatu syarat untuk mencapai sukses dalam bisnis . Harga Harga yang
adil merupakan sebuah topik etika yang sudah tua. Dalam zaman yunani kuno,
masalah etis sudah dibicarakan dengan cukup mendalam. Karena itu masalah harga
pun menjadi kenyataan ekonomis sangat kompleks yang ditentukan oleh banyak
faktor namun masalah ini tetap mempunyai implikasi etis yang penting. Harga
merupakan buah hasil perhitungan faktor faktor seperti biaya produksi, biaya
investasi, promosi, pajak dan laba yang wajar. Dalam sistem ekonomi pasar bebas,
sepintas harga yang adil adalah hasil akhir dari perkembangan daya pasar. Harga yang
adil dihasilkan oleh tawar menawar sebagaimana dilakukan di pasar tradisional,
dimana si pembeli sampai pada maksimum harga yang mau ia bayar dan sampai pada
minimum harga yang mau penjual pasang. Dalam situasi harga yang adil terutama
merupakan hasil dari penerapan dua prinsip tersebut, yaitu pengaruh pasar dan
stabilitas harga.
Harga menjadi tidak adil setidaknya karena 4 faktor, yakni:
• Penipuan Terjadi bila beberapa produsen berkoalisi untuk menentukan harga.
• Ketidaktahuan Ketidaktahuan pada pihak konsumen juga mengakibatkan
harga menjadi tdak adil.
• Penyalahgunaan kuasa Terjadi dengan banyak cara, salah satunya adalah
pengusaha besar yang merasa dirinya kuat memasang harga murah hingga sainganya
tergeser dari pasaran
• Manipulasi emosi Merupakan faktor lain yang bisa mengakibatkan harga
menjadi tidak adil.
Memanipulasikan keadaan emosional seorang untuk memperoleh untung besar
melalui harga tinggi dan tak lain mempermainkan konsumen itu sendiri. Pengemasan
dan Pemberian Label Pengemasan produk dan label yang ditempelkan pada produk
merupakan aspek bisnis yang semakin penting. Selain bertujuan melindungi produk
dan memungkinkan mempergunakan produk dengan mudah. Pada produk yang
berbahaya, harus disebut informasi yang dapat melindungi si pembeli dan orang lain.
Tuntutan etis lainya adalah bahwa pengemasan tidak boleh menyesatkan konsumen